Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG

LABORATORIUM TERPADU IAIN PONTIANAK

Uli Trisnawati1), Endang Mulyani2), Rafie3)


1)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak
2,3)
Dosen Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura Pontianak
Email: ulytrisnawati@gmail.com

ABSTRAK
Meningkatnya pertambahan penduduk berdampak kepada semakin bertambahnya kebutuhan, salah satunya adalah
kebutuhan di sektor pembangunan. Pembangunan sarana dan prasarana fisik merupakan salah satu penyebab dari
kerusakan lingkungan serta pemanasan global. Salah satu upaya untuk mengurangi hal tersebut yaitu dengan
menerapkan konsep green building. Secara umum, tidak ada satupun gedung di lingkungan IAIN Pontianak yang
sepenuhnya berkonsep green building dan memiliki sertifikat green building dari lembaga GBCI. Oleh karena
itu, Gedung Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak dipilih mewakili gedung-gedung lain sebagai objek penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu membandingkan kondisi eksisting gedung dengan perangkat
penilaian Greenship untuk Bangunan Baru versi 1.2. Kemudian dilakukan analisis kesesuaian untuk masing-masing
kriteria dengan metode observasi langsung, wawancara, dan menggunakan data sekunder. Hasil penilaian akhir
menunjukkan bahwa Gedung Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak belum bisa dikatakan sebagai bangunan yang
berkonsep green building dikarenakan hanya memenuhi 4 kriteria syarat kelayakan bangunan, serta 2 kriteria
prasyarat. Sedangkan untuk penilaian kriteria kredit dan bonus, gedung ini berhasil memperoleh 20 poin (19,80%),
yang mana belum memenuhi nilai minimum untuk mendapatkan peringkat Perunggu. Oleh karena itu, penerapan
rekomendasi perbaikan pada gedung perlu dilakukan sehingga dapat mencapai poin yang disyaratkan agar gedung ini
dapat tersertifikasi Green Building.
Kata Kunci: Bangunan Hijau, Gedung Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak, Greenship untuk Bangunan Baru
versi 1.2

ABSTRACT
The increase in population growth affecting the gain of needs, and one of them is the development sector. Construction
of physical facilities and infrastructure are the reasons for environmental harm and global warming. One of the
intentions to minimize it is by applying the green building concept. In general, there is no building around IAIN
Pontianak that fully has a green building concept and has certified by the GBCI institution. Therefore, Gedung
Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak is chosen to be representing other buildings to be an object of the research.
The methodology used in this research is by comparing the existing conditions of the building with Greenship for
New Buildings version 1.2 assessment tool. Then, there is the analysis of compatibility from each of the criteria with
direct observation, interviews, and using secondary data. The results of the final assessment shows that Gedung
Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak has not yet to be claimed as a building with a green concept because the
building just meets 4 criteria of the building eligibility requirements, and 2 precondition criteria assessment. At the
same time, for the credit and bonus criteria, the building has got 20 points (19.80%), which have not yet fulfill the
minimum score to get bronze rank. Therefore, the implementation of the building improvement recommendation has
to be done in order to achieve the required points so the building could be certified as Green Building.

Key Words: Gedung Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak , Green Building, Greenship New Building version 1.2

I. PENDAHULUAN yaitu Green Building Council Indonesia (GBCI). IAIN


Meningkatnya pertambahan penduduk berdampak Pontianak merupakan salah satu institusi pendidikan
kepada semakin bertambahnya kebutuhan, salah yang mulai membangun gedung bertingkat, namun
satunya adalah kebutuhan di sektor pembangunan. belum ada satupun gedung di lingkungan IAIN
Pembangunan sarana dan prasarana fisik berdampak Pontianak yang sepenuhnya berkonsep green building
terhadap kerusakan lingkungan dan merupakan salah dan memiliki sertifikat green building dari lembaga
satu penyebab dari kerusakan lingkungan yang GBCI. Sehingga belum dapat dipastikan keberadaan
berkelanjutan. Salah satu upaya untuk mengurangi hal gedung-gedung di kampus IAIN Pontianak tidak akan
tersebut yaitu dengan cara menerapkan konsep green berdampak negatif pada lingkungan disekitarnya.
building. Indonesia sudah memiliki standar Greenship Berdasarkan permasalahan tersebut Gedung
yang diterbitkan oleh sebuah lembaga sertifikasi Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak dipilih

1
mewakili gedung-gedung lain di kampus IAIN 2. Efisiensi dan Konservasi Energi (EEC)
Pontianak sebagai objek penelitian tentang green Efisiensi atau penghematan merupakan salah satu
building ini. langkah dalam upaya konservasi energi. Dengan adanya
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi dan penghematan dalam penggunaan energi, diharapkan
menentukan tingkat kesesuaian bangunan Gedung dampak terhadap lingkungan yang bersifat merusak
Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak terhadap konsep dapat dikurangi.
green building berdasarkan Greenship serta
memberikan rekomendasi perbaikan yang dapat 3. Konservasi Air (WAC)
dilakukan agar sesuai dengan kriteria green building Konservasi air dalam kriteria greenship adalah
berdasarkan Greenship. Dari hasil penelitian ini akan upaya penghematan air agar mengurangi
diketahui tingkatan dan peringkat penerapan green kebergantunagn terhadap PDAM, dan sumur air tanah
building pada Gedung Laboratorium Terpadu IAIN menjadi salah satu fokus utama pihak manajemen
Pontianak. gedung (Hafiz, 2019).

4. Sumber dan Siklus Material (MRC)


II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam penerapan konsep bangunan hijau, siklus
Pengertian Green Building hidup material tidak boleh berakhir di tempat
Secara umum, green building dapat diartikan pembuangan begitu saja, diharapkan material tersebut
sebagai sebuah konsep untuk meningkatkan efisiensi dimanfaatkan kembali sebisa mungkin. Yaitu dengan
sumber daya yang dibutuhkan bagi sebuah gedung, cara digunakan dan diolah kembali, dan apabila tidak
rumah, atau kawasan. Sumber daya yang dimaksud dapat dilakukan dengan kedua cara tersebut, maka harus
yaitu energi, air, maupun material-material dibuang dengan cara yang ramah lingkungan (Sudiarta
pembentuknya. Dengan diterapkannya konsep green et al dalam Alfiana, 2017).
building ini, diharapkan dampak negatif terhadap
kesehatan manusia dan lingkungannya dapat berkurang 5. Kualitas Udara dan Kenyamanan Udara Dalam
(Sulistiyanto dalam Fatih, 2012). Ruang (IHC)
Konsep green building tidak hanya dengan
Tujuan Penerapan Green Building meminimalkan dampak lingkungan dan efisiensi
Tujuan utama diterapkannya konsep green penggunaan sumber daya, tetapi juga
building yaitu untuk meminimalkan dampak yang akan mempertimbangkan kesehatan dan kenyamanan
disebabkan oleh sebuah bangunan, baik dalam masa pengguna yang ada di dalamnya dan sekitarnya karena
pelaksanaan pembangunan maupun masa penggunaan. dapat mempengaruhi produktivitas.

Tingkatan Peringkat Green Building 6. Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM)


Peringkat yang diberikan mencerminkan tingkat Kategori ini memberikan penekanan bahwa
usaha pemilik gedung dan tim-nya untuk mewujudkan faktor manusia merupakan faktor penting sebagai salah
green building. Ada empat peringkat green building satu sumber daya yang memegang peranan penting
berdasarkan Greenship, yaitu Platinum, Emas, Perak, dalam keberlangsungan suatu bangunan hijau. Dalam
dan Perunggu. Tingkat predikat pada Greenship bisa pengoperasiannya, bangunan hijau memerlukan standar
dilihat pada Tabel 1. manajemen yang terencana dan baku sebagai pengarah
tindakan dari pihak pengelola dalam melakukan
Tabel 1. Tingkatan Peringkat Greenship ( Sumber: pengelolaan gedung sehingga dapat menunjukkan hasil
yang ramah lingkungan (Fatih, 2012).
GBCI, 2012)
Minimum Persentase
Predikat
Poin (%) III. METODE PENELITIAN
Platinum (Platinum) 74 73 Konsep Penelitian
Emas (Gold) 58 57 Penelitian ini dilakukan dengan melakukan
Perak (Silver) 47 46 pengukuran kriteria green building berdasarkan
Perunggu (Bronze) 35 35 Perangkat Penilaian Greenship untuk Bangunan Baru
versi 1.2. Pengukuran ini dilakukan pada beberapa
kriteria dari setiap kategori penilaian Greenship
Kategori Greenship untuk Bangunan Baru Versi 1.2
berdasarkan kondisi bangunan baru Gedung
1. Tepat Guna Lahan (ASD)
Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak. Penelitian tidak
Kategori ini bertujuan untuk memperbaiki dan
melibatkan seorang Greenship Professional (GP) dalam
memanfaatkan lahan yang berkelanjutkan. Penggunaan
proses pengukuran, dan dilakukan hanya dalam konsep
lahan yang tepat guna dan efisien serta tidak
penelitian, bukan untuk melakukan sertifikasi secara
menggunakan seluruh lahan yang ada untuk bangunan,
resmi dari GBCI.
melainkan menyediakan 30% dari total lahan yang
difungsikan sebagai daerah resapan dan lahan terbuka
hijau (Hafiz, 2019).

2
Lokasi dan Waktu Penelitian didapatkan nilai minimum peringkat ≥ 35%, maka akan
Penelitian ini dilakukan pada Gedung dilakukan penentuan tingkat predikat. Apabila hasil
Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak, yang berlokasi analisa yang didapatkan ≤ 35%, maka tolok ukur pada
di Jl. Letnan Jendral Soeprapto No. 19, Pontianak pada setiap kriteria tidak memenuhi standar nilai atau tingkat
bulan Agustus hingga September 2020. Bangunan yang peringkat pada Greenship.
terdiri dari 7 (tujuh) lantai dengan luas ± 3649 m2 ini
berfungsi sebagai wadah untuk memfasilitasi kegiatan 4. Penilaian dan Penentuan Peringkat
dalam hal akademik maupun pengembangan penelitian Pada tahap ini, dilakukan tahap penilaian akhir
dalam bidang teknologi. (final assessment) terkait penerapan green building
pada gedung dengan nilai maksimum sebesar 101 poin
yang mana menunjukkan kinerja dari perencanaan
secara menyeluruh. Ada empat peringkat green building
berdasarkan Greenship, yaitu Platinum, Emas, Perak,
dan Perunggu yang dapat dilihat pada Tabel 1.

5. Evaluasi dan Rekomendasi Teknis


Rekomendasi yang diberikan disesuaikan dengan
kemampuan gedung untuk menerapkan tolok ukur dari
setiap kategori Greenship, sehingga dapat membantu
meningkatkan kualitas gedung agar mencapai
peningkatan peringkat green building.

Gambar 1. Lokasi Penelitian (Sumber: Google Earth


Pro, 2020) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Eksisting
Variabel Penelitian Gedung Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak
Pada penelitian ini akan digunakan variabel bebas tertelak di Jl. Letnan Jendral Soeprapto No. 19,
(variabel independen) yaitu variabel yang didapat dari Pontianak. Gedung ini dikategorikan ke dalam kategori
kategori green building berdasarkan Perangkat bangunan baru (new building) karena baru selesai
Penilaian Greenship untuk Bangunan Baru versi 1.2. dibangun pada bulan Maret 2020. Gedung ini berfungsi
Variabel-variabel tersebut terdiri dari 6 (enam) uji sebagai wadah untuk memfasilitasi kegiatan dalam hal
kelayakan (eligibility), 6 kategori Greenship, 8 kriteria akademik maupun pengembangan penelitian dalam
prasyarat, 37 kriteria kredit, dan 1 kriteria bonus. bidang teknologi. Adapun data teknis dari Gedung
Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak adalah sebagai
Metode Penelitian berikut:
1. Menentukan dan Mengumpulkan Data Primer dan 1. Luas lahan : ± 803,84 m2
Sekunder 2. Luas bangunan : ± 3649 m2
Data primer merupakan data yang diperoleh dan 3. Jumlah lantai : 7 Lantai
diolah sendiri oleh peneliti. Data primer diperoleh 4. Struktur bangunan :
melalui metode observasi (pengamatan langsung) • Pondasi : Minipile
kondisi eksisting Gedung serta wawancara dengan • Rangka struktur : Beton bertulang
pengelola gedung. • Dinding : Batako
Data sekunder merupakan data yang sudah ada dan 5. Bentuk Bangunan : ¼ Lingkaran
diperoleh dari pihak pengelola gedung seperti Denah, 6. Orientasi Bangunan : Timur
Siteplan, Detail Engineering Design (DED), Rencana Berdasarkan Permen PU No. 2 tahun 2015 Pasal 5
Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Bill of Quantity (BoQ), ayat (4) bulir b, Gedung Laboratorium Terpadu IAIN
jurnal, literatur, serta peraturan-peraturan yang Pontianak disarankan mengikuti persyaratan bangunan
berkaitan dengan kriteria penilaian Greenship. gedung hijau karena dikategorikan ke dalam bangunan
kelas 9b dengan ketinggian sampai 2 lantai dan
2. Pengolahan dan Perhitungan Data memiliki total luas lantai 500 - 5000 m2.
Data yang sudah didapatkan kemudian diolah dan
dihitung serta dibandingkan untuk memperoleh hasil Syarat Kelayakan Bangunan (Eligibility)
analisis yang nantinya akan dijadikan acuan dalam Sebelum dilakukan proses sertifikasi, gedung
penelitian. harus memenuhi syarat kelayakan (eligiblity) yang
mana sudah ditetapkan oleh GBCI di dalam Greenship.
3. Analisa Kondisi 1. Minimum luasan Gedung Laboratorium Terpadu
Analisa ini dilakukan dengan membandingkan IAIN Pontianak
data yang diperoleh dari pihak pengelola maupun hasil Tabel 2. Luas Gedung Laboratorium Terpadu
observasi dengan Perangkat Penilaian Greenship untuk IAIN Pontianak (Sumber: Data
Bangunan Baru versi 1.2. Apabila hasil analisa Sekunder, 2020)

3
Lantai Jari-jari (m) Luas (m2) Adapun penerapan syarat kelayakan pada Gedung
1 30 706,5 Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak dapat dilihat
2 30 706,5 pada Tabel 3.
Tabel 3. Penerapan Syarat Kelayakan pada Gedung
3 30 706,5
Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak
4 25,5 510,45
(Sumber: Data Primer, 2020)
5 25,5 510,45
Memenuhi
6 18 254,34 Kriteria
Ya Tidak
7 18 254,34 Minimum luas gedung yaitu 2500 m2 √
Total 3649,073 Kesediaan data gedung untuk diakses

GBC Indonesia
2. Kesediaan Data Gedung untuk Diakses GBC
Indonesia Fungsi gedung sesuai dengan

Syarat ini belum terpenuhi dikarenakan penilaian peruntukan lahan berdasarkan RTRW
ini dilakukan hanya dalam konsep penelitian, bukan Kepemilikan AMDAL dan/atau

untuk melakukan sertifikasi secara resmi dari GBCI. UKL/UPL
Kesesuaian gedung terhadap standar
3. Fungsi Gedung Sesuai dengan Peruntukan Lahan √
keselamatan untuk kebakaran
Berdasarkan RT/RW Setempat
Kesesuaian gedung terhadap standar
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pontianak No. √
2 tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ketahanan gempa
Kota Pontianak Tahun 2013-2033, Pasal 31 bulir (c), Kesesuaian gedung terhadap standar

lahan peruntukan yang ada di lokasi tapak area Gedung aksesibilitas difabel
Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak telah memenuhi
syarat tata ruang sebagai pusat pendidikan. Analisis Kriteria Prasyarat
Kriteria prasyarat merupakan kriteria yang ada
4. Kepemilikan AMDAL dan UKL/UPL pada setiap kategori, serta harus dipenuhi terlebih
Gedung Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak dahulu sebelum dilakukan penilaian lebih lanjut pada
yang memiliki luas bangunan sebesar ± 3649 m2 tidak kriteria kredit dan kriteria bonus.
memiliki dokumen UKL-UPL dan tidak diwajibkan 1. ASD P (Area Dasar Hijau)
memiliki dokumen AMDAL. Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa
rencana vegetasi sesuai dengan dokumen denah rencana
5. Kesesuaian Gedung Terhadap Standar Ketahanan vegetasi belum terealisasikan. Untuk saat ini, yang
Gempa tersedia hanyalah beberapa pot tanaman yang berada di
Struktur utama pada dari Gedung Laboratorium bagian teras lobby gedung. Dapat dinyatakan bahwa
Terpadu IAIN Pontianak adalah beton bertulang dengan kriteria prasyarat pada kategori ini tidak terpenuhi
pondasi mini pile dan dirancang sebagai bangunan tahan karena luas vegetasi (softscape) yang tersedia kurang
gempa. dari 10% dari luas total lahan.

6. Kesesuaian Gedung Terhadap Standar 2. EEC P1 (Pemasangan Sub-Meter)


Keselamatan untuk Kebakaran Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
Sistem proteksi aktif yang tersedia di Gedung diketahui bahwa gedung belum menyediakan kWh
Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak adalah alarm meter untuk mengukur konsumsi listrik pada masing-
kebakaran, sistem hydrant, dan juga alat pemadam api masing kelompok beban dan sistem peralatan. Yang
ringan (APAR) dengan jumlah total 20 unit yang tersedia adalah kWh meter untuk mengukur konsumsi
tersebar di setiap lantai gedung. Sedangkan untuk listrik gedung secara keseluruhan. Dapat dinyatakan
sistem proteksi pasif yang tersedia yaitu berupa tangga bahwa kriteria prasyarat pada kategori ini tidak
darurat kebakaran, tanda emergency exit (tangga terpenuhi.
darurat), serta alat penangkal petir.
3. EEC P2 (Perhitungan OTTV)
7. Kesesuaian Gedung Terhadap Standar Berdasarkan SNI-03-6389-2011, nilai OTTV
Aksesibilitas Difabel untuk sebuah bangunan tidak boleh melebihi 35
Berdasarkan hasil observasi langsung, Gedung Watts/m2.
Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak belum (𝑂𝑇𝑇𝑉𝑡 𝑥 𝐴𝑡)+(𝑂𝑇𝑇𝑉𝑏𝑙𝑥𝐴𝑏𝑙)+(𝑂𝑇𝑇𝑉𝑏𝑡𝑥𝐴𝑏𝑡)
sepenuhnya menyediakan fasilitas dan aksesibilitas OTTV =
𝐴𝑡 + 𝐴𝑏𝑙 + 𝐴𝑏𝑡
difabel yang sesuai dengan standar Peraturan Menteri (30,499x 3637,6)+(51,369x508,4)+(59,023x595,9)
No. 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas = 3637,571 +508,420 + 595,945
dan Aksesibiltas pada Bangunan Gedung dan
= 36,32 Watts/m2
Lingkungan
Berdasarkan hasil perhitungan OTTV, diketahui
bahwa nilai OTTV Gedung Laboratorium Terpadu

4
IAIN Pontianak sebesar 36,32 Watts/m2. Dapat EEC P2 Perhitungan OTTV √
dinyatakan bahwa tolok ukur prasyarat pada kategori ini WAC P1 Meteran Air √
tidak terpenuhi. Perhitungan Penggunaan
WAC P2 √
Air
4. WAC P1 (Meteran Air)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, MRC P Refrigeran Fundamental √
diketahui bahwa gedung ini belum memasang volume IHC P Introduksi Udara Luar √
meter yang dapat ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu BEM P Dasar Pengelolaan Sampah √
pada sistem distribusi air yang berfungsi sebagai
pengendali kebocoran, perhitungan biaya penggunaan Analisis Kriteria Kredit dan Bonus
air, serta mengidentifikasi periode puncak penggunaan 1. Tepat Guna Lahan (ASD)
air. Dapat dinyatakan bahwa kriteria prasyarat pada Tabel 5. Hasil Penilaian Kategori ASD (Sumber:
kategori ini tidak terpenuhi. Hasil Analisa, 2020)
Tolok Memenuhi
5. WAC P2 (Perhitungan Penggunaan Air) Kode Poin
Ukur Ya Tidak
Berdasarkan hasil wawancara, gedung ini tidak
direncanakan dengan menghitung prediksi penggunaan ASD 1 1A/1B √
1
air dan perencanaan penghematan konsumsi air selama ASD 1 2 √
masa pembangunan dan operasional gedung. Serta ASD 2
1 √
manajemen puncak yang tidak mengeluarkan surat ASD 2
pernyataan komitmen mengenai target dan tindakan ASD 2 2 √ 2
penghematan air yang berjangka waktu beserta audit ASD 2 3 √
sistem tersebut. Dapat dinyatakan bahwa kriteria ASD 2 4 √
prasyarat pada kategori ini tidak terpenuhi. ASD 3 1A/1B √
0
ASD 3 2 √
6. MRC P (Refrigeran Fundamental) ASD 4 1 √
Berdasarkan hasil observasi, alat pemadam api 0
ASD 4 2 √
ringan (APAR) yang tersedia terdapat label bahwa
APAR tersebut tidak menggunakan CFC dan halon ASD 5 1A √
sebagai bahan pemadam kebakaran. Serta diketahui ASD 5 1B √ 0
bahwa jenis refrigeran yang digunakan pada sistem ASD 5 2 √
pendingin yaitu refrigeran R22. Refrigeran R22 ASD 6 1A/1B √
merupakan refrigeran dengan tipe HCFC yang memiliki ASD 6 2 √ 3
nilai ODP sebesar 0,05. Dapat dinyatakan kriteria ASD 6 3A/3B √
prasyarat ini sudah terpenuhi. ASD 7 1A/1B √
ASD 7 2 √ 0
7. IHC P (Introduksi Udara Luar)
Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa ASD 7 3 √
nilai desain aliran udara aktual per orang lebih kecil Total 6
daripada nilai kebutuhan udara yang disesuaikan sesuai,
sehingga telah memenuhi standar ASHRAE 62.1-2010. 2. Efisiensi dan Konservasi Energi (EEC)
Dapat dinyatakan bahwa kriteria prasyarat pada Tabel 6. Hasil Penilaian Kategori EEC (Sumber:
kategori ini sudah terpenuhi. Hasil Analisa, 2020)
Tolok Memenuhi
8. BEM P (Dasar Pengelolaan Sampah) Kode Poin
Ukur Ya Tidak
Berdasarkan hasil observasi, sampai saat ini
gedung belum menyediakan instalasi untuk memilah EEC 1 1A √
dan mengumpulkan sampah. Yang tersedia hanyalah EEC 1 1B √
3
berupa tempat sampah biasa yang diletakkan di EEC 1 1C-1 √
beberapa tempat di dalam gedung. Dapat dinyatakan EEC 1 1C-4 √
bahwa kriteria prasyarat pada kategori ini tidak EEC 2 1 √
terpenuhi. 2
EEC 2 2 √
EEC 3 1 √ 1
Tabel 4. Hasil Penilaian Kriteria Prasyarat (Sumber:
EEC 4 1 √ 0
Data Primer, 2020)
EEC 5 1 √ 0
Memenuhi
Kode Kriteria Total 6
Ya Tidak
ASD P Area Dasar Hijau √
EEC P1 Pemasangan Sub-meter √

5
3. Konservasi Air (WAC) 6. Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM)
Tabel 7. Hasil Penilaian Kategori WAC (Sumber: Tabel 10. Hasil Penilaian Kategori BEM (Sumber:
Hasil Analisa, 2020) Hasil Analisa, 2020)
Tolok Memenuhi Tolok Memenuhi
Kode Poin Kode Poin
Ukur Ya Tidak Ukur Ya Tidak
WAC 1 1 √ BEM 1 1 √ 0
0
WAC 1 2 √ BEM 2 1 √
0
WAC 2 1A √ BEM 2 2 √
WAC 2 1B √ 0 BEM 3 1 √
0
WAC 2 1C √ BEM 3 2 √
WAC 3 1A √ 0 BEM 4 1 √
0
WAC 4 1A √ BEM 4 2 √
WAC 4 1B √ 1 BEM 5 1 √
0
WAC 4 1C √ BEM 5 2 √
WAC 5 1A √ BEM 6 1 √ 0
WAC 5 1B √ 0 BEM 7 1 √ 0
WAC 5 1C √ Total 0
WAC 6 1 √
0
WAC 6 2 √ Penentuan Tingkat Predikat Greenship
Total 1 Pada tahap ini, gedung dinilai secara menyeluruh
baik dari aspek desain maupun konstruksi dengan nilai
4. Sumber dan Siklus Material (MRC) maksimum sebesar 101 (seratus satu) poin. Total poin
Tabel 8. Hasil Penilaian Kategori MRC (Sumber: yang diperoleh dari masing-masing kategori kemudian
Hasil Analisa, 2020) dihitung menggunakan persamaan:
Ʃ Poin aktual = ASD+EEC+WAC+MRC+IHC+BEM
Tolok Memenuhi =6+6+1+4+3+0
Kode Poin
Ukur Ya Tidak = 20
MRC 1 1A √ Untuk mengetahui persentase dari hasil
0
MRC 1 1B √ pengukuran, dapat dihitung menggunakan persamaan:
∑ 𝑃𝑜𝑖𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
MRC 2 1 √ Persentase Penilaian = ∑ x 100%
𝑃𝑜𝑖𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
MRC 2 2 √ 0
MRC 2 3 √ 20
= x 100%
101
MRC 3 1 √ 2 = 19,80%
MRC 4 1 √ Penjabaran nilai kriteria kredit dan bonus pada
0
MRC 4 2 √ setiap kategori dapat dilihat pada Tabel 11.
MRC 5 1 √ 0 Tabel 11. Rekapitulasi Nilai Kriteria Kredit dan Bonus
MRC 6 1 √ (Sumber: Hasil Analisa, 2020)
2
MRC 6 2 √ Jumlah Nilai
Kategori
Total 4 Kredit Bonus Persentase
ASD 6 - 5,94%
5. Kualitas Udara dan Kenyamanan Udara Dalam EEC 6 0 5,94%
Ruang (IHC) WAC 1 - 0,99%
Tabel 9. Hasil Penilaian Kategori IHC (Sumber: MRC 4 - 3,96%
Hasil Analisa, 2020) IHC 3 - 2,97%
Tolok Memenuhi BEM 0 - 0,00%
Kode Poin
Ukur Ya Tidak Total 20 0 19,80%
IHC 1 1 √ 0
IHC 2 1 √ 0 Berdasarkan Tabel 11, tingkat implementasi green
IHC 3 1 √ building pada Gedung Laboratorium Terpadu IAIN
IHC 3 2 √ 1 Pontianak adalah sebanyak 20 poin dengan persentase
IHC 3 3 √ sebesar 19,80%. Dengan total nilai 20 poin < 35 poin
IHC 4 1 √ 0 mininum untuk mendapat predikat Perunggu (Bronze),
dapat disimpulkan bahwa Gedung Laboratorium
IHC 5 1 √ 1
Terpadu IAIN Pontianak saat ini belum bisa dikatakan
IHC 6 1 √ 1 sebagai gedung yang berkonsep green building. Maka
IHC 7 1 √ 0 diperlukan adanya rekomendasi teknis untuk
Total 3

6
menambah poin sehingga mampu mendapatkan 3. Evaluasi dan Rekomendasi Kriteria Kredit dan
peringkat Greenship. Bonus
Tabel 13. Rekomendasi Kriteria Kredit dan Bonus
Grafik Penerapan Greenship (Sumber: Hasil Analisa, 2020)
Kategori Rekomendasi
26
Menyediakan jalur khusus pejalan kaki di
30 21
17 tapak maupun luar tapak bangunan
14 13
20 10 Menyediakan tempat parkir khusus untuk
6 6
pengguna sepeda serta satu unit shower.
10 4 3 Mengaplikasikan roof garden pada bagian
1 0 ASD
0 dak atap yang tidak diperuntukkan untuk
ASD EEC WAC MRC IHC BEM kebutuhan mechanical electrical (ME).
Membuat sumur resapan atau taman
Poin Aktual Poin Greenship resapan air hujan untuk menampung
limpasan air.
Gambar 2. Grafik perbandingan poin Greenship Menambahkan sun shading/peneduh
(Sumber: Hasil Analisa, 2020) eksternal pada seluruh jendela.
Menggunakan elektronik dengan 100%
Evaluasi dan Rekomendasi Teknis ballast frekuensi tinggi pada ruang kerja.
1. Evaluasi dan Rekomendasi Syarat Kelayakan EEC
Memasang lux sensor untuk otomatisasi
Bangunan lampu ketika pencahayaan < 300 lux.
Rekomendasi untuk syarat kelayakan yaitu Memasang instalasi panel surya atau
melengkapi dokumen UKL/UPL dan dokumen DPLH, teknologi photovoltaics (PV).
dan meningkatkan penerapan fasilitas standar Mengurangi konsumsi air bersih dari
aksesibilitas difabel dengan melakukan perbaikan serta sumber air primer tanpa mengurangi jumlah
melengkapi fasilitas yang belum tersedia atau belum kebutuhan per orang.
memenuhi standar Peraturan Menteri No. Memasang fitur air yang sesuai dengan
30/PRT/M/2006. kapasitas buangan di bawah standar
maksimum.
2. Evaluasi dan Rekomendasi Kriteria Prasyarat WAC
Menyediakan fasilitas sistem pengeololaan
Tabel 12. Rekomendasi Kriteria Prasyarat (Sumber: air bekas dengan menggunakan STP.
Hasil Analisa, 2020) Menggunakan sumber air alternatif yang
Kode Rekomendasi berasal dari air kondensasi AC
Mengubah lahan yang tertutup oleh paving Menghitung kapasitas instalasi tangki
penampungan air hujan yang sudah ada.
ASD block menjadi lahan untuk area lansekap
berupa vegetasi (softscape), dan Menggunakan refrigeran dengan nilai ODP
P MRC
merealisasikan rencana vegetasi sesuai hasil = 0 untuk sistem pendingin gedung.
perencanaan. Menyediakan instalasi sensor gas karbon
Memasang kWh meter pada tiap-tiap dioksida (CO2) pada ruangan dengan
EEC kelompok beban dan sistem peralatan serta IHC kepadatan tinggi.
P1 menentukan penempatan sub-meter agar Menggunakan lampu dengan tingkat
dapat diakses dengan mudah. iluminansi sesuai SNI 03-6197-2011.
EEC Menambahkan Mengolah limbah organik dan anorganik
sun shading/peneduh
BEM gedung secara mandiri maupun
P2 eksternal pada seluruh jendela.
bekerjasama dengan pihak ketiga.
WAC Memasang sub-meter yang berfungsi
P1 memantau konsumsi air.
Berdasarkan direkomendasikan yang telah
WAC Mengisi worksheet air standar serta diberikan, maka Gedung Laboratorium Terpadu IAIN
membuat surat pernyataan komitmen Pontianak akan mendapatkan peningkatan poin dan
P2
mengenai tindakan penghematan air. peringkat yang dapat dilihat pada Tabel 14.
Menyediakan fasilitas untuk memilah dan
BEM mengumpulkan sampah serta perencanaan
P Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di
lingkungan IAIN Pontianak.

7
Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Penilaian Setelah ada beberapa data yang tidak dapat diperoleh,
Rekomendasi (Sumber: Hasil Analisa, 2020) serta pengukuran yang tidak dapat dilakukan oleh
Poin Hasil peneliti. Sehingga diperlukan penelitian lanjutan
Poin Poin
Kategori Penerapan sebagai penyempurnaan penilaian pada kriteria
Maksimum Aktual
Rekomendasi yang belum bisa dievaluasi guna memperoleh
ASD 17 6 17 hasil maksimal sesuai dengan kondisi eksisting
EEC 26 6 21 gedung berdasarkan Greenship.
WAC 21 1 13 2. Apabila memungkinkan, pengukuran tingkat
pencahayaan, tingkat kebisingan, serta suhu dan
MRC 14 4 4
kelembaban ruangan dilakukan pada hari yang
IHC 10 3 9 sama dan sampel ruangan yang sama. Sampel
BEM 13 0 2 diambil minimal satu untuk satu jenis ruangan
Total 101 20 66 pada tiap-tiap lantai. Maka pengukuran dapat
dilakukan minimal oleh 3 (tiga) orang surveyor.
Tabel 14 menunjukkan bahwa setelah melakukan 3. Apabila dilakukan sertifikasi green building
perbaikan berdasarkan rekomendasi yang telah secara resmi, pihak pengelola gedung diharapkan
diberikan pada masing-masing kriteria, Gedung untuk mempertimbangkan penerapan
Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak dapat rekomendasi yang telah diberikan sehingga dapat
dikategorikan sebagai green building dengan nilai yang menambah poin untuk memenuhi poin minimum
bertambah menjadi 66 poin dengan persentase sebesar agar mendapatkan peringkat green building.
65,35% dan mendapatkan peringkat Emas (Gold). 4. Konsep green building harus diaplikasikan secara
berkesinambungan, mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan juga pengoperasionalan gedung.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Diharapkan untuk memperhatikan metode
Kesimpulan pelaksanaan pada pembangunan gedung serta
1. Gedung Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak manajemen pengelolaan material sisa
memenuhi 4 kriteria dalam syarat kelayakan pembangunan.
bangunan (eligibility) dan 2 kriteria prasyarat.
2. Gedung Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak
memenuhi 5 kategori pada kriteria kredit dan REFERENSI
bonus dengan memperoleh 20 poin (19,80%). Alfiana, M. D. (2017). Analisis Aspek Sumber dan
3. Poin penerapan green building pada Gedung Siklus Material Green Construction pada Proyek
Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak dari Apartemen Grand Kamala Lagoon, Bekasi.
masing-masing kategori Greenship diantara lain Institut Pertanian Bogor, Bogor.
yaitu, kriteria ASD 6 poin, EEC 6 poin, WAC 1 Badan Standarisasi Nasional Indonesia. (2011). SNI-
poin, MRC 4 poin, IHC 3 poin, serta BEM 0 poin. 03-6389-2011 tentang Konservasi Energi
4. Dengan total poin yang diperoleh sebesar 20 poin Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung.
< 35 poin minimum Greenship. Maka untuk saat Divisi Rating dan Teknologi. (2013). Perangkat
ini Gedung Laboratorium Terpadu IAIN Penilaian Greenship untuk Bangunan Baru Versi
Pontianak belum bisa dikatakan sebagai bangunan 1.2. Green Building Council Indonesia.
yang berkonsep green building, dikarenakan Fatih, Muhammad. (2012). Pengaruh Aspek Building
belum memenuhi nilai minimal yang harus Environmental Management Terhadap Biaya
didapatkan untuk mendapatkan peringkat Konstruksi Green Building Dibandingkan dengan
Perunggu (Bronze). Conventional Building. Universitas Indonesia,
5. Rekomendasi teknis yang dapat dilakukan untuk Depok.
menambah poin dan peringkat penerapan green Hafiz, A. F. (2019). Penilaian Kriteria Green Building
building diantaranya yaitu memenuhi syarat Kategori Tepat Guna Lahan, Konservasi Air, dan
kelayakan bangunan, memenuhi kriteria prasyarat Manajemen Lingkungan Bangunan pada Gedung
salah satunya yaitu dengan menambah luas area CCR IPB. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
vegetasi (softscape), Apabila dapat menerapkan Putri, A. A. (2012). Penilaian Kriteria Green Building
rekomendasi kriteria kredit dan bonus yang telah pada Gedung Teknik Sipil ITS. JURNAL
diberikan pada masing-masing kriteria, maka TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1.
gedung akan dapat dikategorikan sebagai green
building dengan nilai 66 poin atau dalam
persentase sebesar 65,35% dan mendapatkan
peringkat Emas (Gold).

Saran
1. Hasil indeks penilaian green building pada
Gedung Laboratorium Terpadu IAIN Pontianak
belum memenuhi standar Greenship dikarenakan
8

Anda mungkin juga menyukai