Anda di halaman 1dari 6

RATING/PENILAIAN BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN (GREEN

BUILDING)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Bangunan Ramah Lingkungan

Yang diampu oleh Bapak Ir. Dian Ariestadi, M.T. Ars,

Meylani Puteri 180521629026

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FEBRUARI 2021
SISTEM PENILAIAN

A. Greenship
Greenship adalah sistem penilaian bangunan yang merupakan
bentuk dari salah satu upaya untuk menjembatani konsep ramah lingkungan
dan prinsip keberlanjutan dengan praktik yang nyata. Greenship merupakan
Sistem Rating Bangunan Hijau untuk Indonesia, yaitu sebuah perangkat
penilaian yang dipersiapkan dan disusun oleh Green Building Council
Indonesia (GBC Indonesia) untuk menentukan kelayakan suatu bangunan
dapat bersertifikat "bangunan hijau" atau belum. Greenship bersifat khas
Indonesia karena perangkat penilaiannya mengakomodasi kepentingan
lokal setempat. Sistem rating Greenship adalah suatu alat berisi butir-butir
dari aspek penilaian yang disebut rating dan setiap butir rating mempunyai
nilai (credit point/poin nilai) (Ratnaningsih et al., 2019).

Konsep analisis data penilaian Greenship memiliki 6 aspek. Masing-


masing aspek mengandung nilai dengan muatan poin tertentu yang
didapatkan dengan beberapa perhitungan dan akan diolah untuk
menentukan penilaian bangunan Green Building (Ratnaningsih et al., 2019),
6 aspek tersebut meliputi:

1. Tepat guna lahan


2. Efisiensi dan Konservasi Energi
3. Konservasi Air
4. Sumber Siklus Material
5. Kesehatan Kenyamanan Ruang
6. Manajemen Lingkungan Bangunan

Menurut Green Building Council Indonesia versi 1.2 bangunan baru


(2014) didalam perangkat Greenship terdapat 3 macam penilaian terdapat
beberapa kriteria yang memiliki jenis berbeda, yaitu:

1. Kriteria prasyarat adalah kriteria yang tersedia pada setiap


kategori dan terpenuhi sebelum dilakukannya penilaian
selanjutnya yang berdasarkan kriteria kredit dan kriteria
bonus.
2. Kriteria kredit merupakan kriteria yang tersedia pada setiap
kategori dan tidak harus dipenuhi. Pemenuhan kriteria ini
tentunya disesuaikan dengan kemampuan gedung tersebut.
3. Kriteria bonus adalah kriteria yang memungkinkan
pemberian nilai tambah. Selain tidak harus dipenuhi,
pencapaiannya dinilai cukup sulit dan jarang terjadi di
lapangan. (Nababan, 2019)

Kriteria Kelayakan (Eligibility)/ tolok ukur penilaian greenship


sebelum melalui proses sertifikasi, proyek harus memenuhi kelayakan yang
ditetapkan oleh GBC Indonesia (Green Building Council Indonesia, 2013).
Kriteria tersebut antara lain:

1. Minimum luas gedung adalah 2500 m2


2. Kesediaan data gedung untuk diakses GBC Indonesia terkait
proses sertifikasi
3. Fungsi gedung sesuai dengan peruntukan lahan berdasarkan
RTRW setempat.
4. Kepemilikan AMDAL dan/atau rencana Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL)/Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
5. Kesesuaian gedung terhadap standar keselamatan untuk
kebakaran.
6. Kesesuaian gedung terhadap standar ketahanan gempa.
7. Kesesuaian gedung terhadar standar aksesibilitas difabel

B. Green Globe
Green Globe adalah program sertifikasi unggulan kelas dunia yang
dirancang khusus untuk industri travel dan pariwisata. Sertifikasi Ini
membantu organisasi untuk meningkatkan kegiatan ekonomi, sosial dan
lingkungan yang mereka lakukan secara berkelanjutan, serta memberi
penghargaan dan pengakuan terhadap segala tindakan secara keseluruhan.
Green Globe menyediakan standar sistem kerja kepada organisasi
perhotelan dan resor untuk melakukan penilaian secara komprehensif
terhadap kinerja kelestarian lingkungan berkelanjutan dan terus dipantau
hingga mencapai sertifikasi.
Green Globe aktif dalam menyelaraskan dengan program sertifikasi
keberlanjutan melalui penerapan standar aspek-aspek yang dikembangkan
secara lokal. Aspek-aspek tersebut didasarkan pada standar dan perjanjian
internasional berikut:
1. Kriteria Pariwisata Berkelanjutan Global.
2. Kemitraan Global untuk Kriteria Pariwisata Berkelanjutan
(Kemitraan STC).
3. Kriteria Dasar dari Jaringan Sertifikasi Pariwisata
Berkelanjutan di Amerika.
4. Agenda 21 dan prinsip-prinsip untuk Pembangunan
Berkelanjutan yang didukung oleh 182 Pemerintah di KTT
Bumi Rio de Janeiro Perserikatan Bangsa-Bangsa pada
tahun 1992.
5. ISO 9001/14001/19011 (Organisasi Standar Internasional).

Untuk menjamin kepatuhan dengan standar internasional tertinggi,


auditor independen pihak ketiga ditunjuk untuk bekerja dengan klien di
lokasi. Standar ISO 19011 internasional memberikan panduan tentang
manajemen program audit, pelaksanaan sistem manajemen internal dan
eksternal, serta kompetensi dan evaluasi auditor. Green Globe telah
menggunakan ISO 19011: 2002 dalam pengembangan program auditnya.
Green Globes menilai kinerja bangunan berdasarkan 6 kriteria
penilaian, yaitu:
1. Manajemen Proyek (desain terintegrasi, pembelian
lingkungan, commissioning, rencana tanggap darurat).
2. Situs (area pengembangan situs, kurangi dampak ekologi,
peningkatan fitur DAS, ekologi situs perbaikan).
3. Energi (konsumsi energi, energi minimalisasi permintaan,
sistem hemat energi "ukuran tepat", sumber terbarukan
energi, transportasi hemat energi).
4. Air (perlengkapan aliran dan siram, fitur hemat air, kurangi
di luar lokasi pengobatan air).
5. Lingkungan Dalam Ruangan (ventilasi efektif sistem,
pengendalian sumber polutan dalam ruangan, desain
pencahayaan dan integrasi pencahayaan sistem, kenyamanan
termal, akustik kenyamanan).
6. Sumber Daya, Bahan Bangunan dan Solid Limbah (material
dengan lingkungan rendah dampak, konsumsi diminimalkan
dan penipisan sumber daya material, penggunaan Kembali
struktur yang ada; ketahanan bangunan, kemampuan
beradaptasi dan pembongkaran; dan pengurangan,
penggunaan kembali dan daur ulang limbah).
DAFTAR RUJUKAN

Green Building Council Indonesia. (2013). Perangkat Penilaian GREENSHIP


(GREENSHIP Rating Tools). Greenship New Building Versi 1.2, April.

Nababan, R. V. (2019). PERKULIAHAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI.

Ratnaningsih, A., Hasanuddin, A., & Hermansa, R. (2019). Penilaian Kriteria Green
Building Pada Pembangunan Gedung IsDB Project Berdasarkan Skala Indeks
Menggunakan Greenship Versi 1.2 (Studi Kasus: Gedung Engineering
Biotechnology Universitas Jember). Berkala Sainstek, 7(2), 59.
https://doi.org/10.19184/bst.v7i2.12153

https://channel8.id/dinilai-peduli-lingkungan-hidup-movenpick-resort-spa-
jimbaran-bali-raih-sertifikasi-green-
globe/#:~:text=Green%20Globe%20menyediakan%20standar%20sistem,terus%2
0dipantau%20hingga%20mencapai%20sertifikasi.

https://greenglobe.com/

https://en.wikipedia.org/wiki/Green_Globe_Company_Standard

Anda mungkin juga menyukai