Anda di halaman 1dari 11

p-ISSN: 1411-8912

e-ISSN: 2714-6251
http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika
PENGUKURAN PENERAPAN GREENSHIP NEW BUILDING VERSI 1.2
PADA GEDUNG KANTOR PERUMDA TIRTA AMPERA BOYOLALI
ABSTRAK
Eko Wahyu Widodo
Universitas Muhammadiyah Surakarta Global warming (Pemanasan global) yaitu suatu fenomena kenaikan
d300170092@student.ums.ac.id suhu rata-rata permukaan laut dan permukaan bumi yang
mengakibatkan suhu bumi semakin panas dan akan mengganggu
Nur Rahmawati aktivitas makhluk hidup di bumi. Bangunan hijau menjadi salah satu
nrs262@ums.ac.id solusi guna menurunkan pemanasan global. Bangunan hijau di
Indonesia dinaungi oleh Green Building Council Indonesia (GBCI) dan
GBCI membuat suatu syarat kelayakan bangunan serta sistem rating
penilaian greenship versi 1.2. Tujuan penelitian ini yaitu, mengukur
tingkat greenship pada gedung kantor perumda Tirta Ampera
Boyolali. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisa kualitatif
dan kuantitatif dengan data-data yang diperlukan diperoleh melalui
studi literatur, wawancara dan pengamatan langsung dilapangan.
Data yang telah diperoleh kemudian diolah menggunakan variable
yang ada dalam penilaian greenship versi 1.2. Hasil yang diperoleh
setelah dilakukan penelitian menunjukkan empat syarat terpenuhi
dari tujuh syarat kelayakan bangunan menurut GBCI. Sedangkan
hasil pada setiap kategori yaitu, tepat guna lahan (ASD: 6 poin),
efisiensi dan konservasi energi (EEC: 3 poin), konservasi air (WAC: 0
poin), sumber dan siklus material (MRC: 7 poin), Kesehatan dan
kenyaman dalam ruang (IHC: 3 poin), manajemen lingkungan
bangunan (BEM: 0 poin) total semua poin tersebut 19 poin atau
18,81%. Gedung Kantor Perumda Tirta Ampera Boyolali belum bisa
dikategorikan sebagai bangunan hijau karena poin yang didapat
hanya 18,81% sedangkan poin minimal untuk bangunan dapat
dikategorikan sebagai bangunan hijau adalah sebesar 35%.
KATA KUNCI: Greenship, GBCI, Gedung kantor Perumda Tirta Ampera
Boyolali

PENDAHULUAN hijau (Green building) merupakan bangunan


berkelanjutan (sustainable) yang merujuk
Global warming (Pemanasan global) berdasarkan struktur dan proses pemanfaatan
merupakan suatu fenomena dimana seluruh bangunan yang berkomitmen kepada pelestarian
permukaan laut dan daratan dibumi mengalami lingkungan dan penghematan sumber daya selama
kenaikan suhu rata-rata (Ahmad 2020). Peningkatan pemanfaatan bangunan tersebut, diawali dengan
suhu ini dipicu oleh beberapa faktor diantaranya, pemilihan tempat sampai desain, konstruksi,
efek rumah kaca dan menyempitnya lahan hijau. pengoprasian bangunan, pemeliharaan, renovasi,
Pemanasan global dapat menyebabkan perubahan serta peruntukan bangunan (RA Laksmi Widyawati
iklim, menipisnya lapisan ozon dan meningkatnya 2018). Sedangkan menurut Peraturan Menteri
suhu permukaan bumi yang akan mengganggu Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010 Tentang
seluruh aktivitas makhluk hidup di bumi. Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan
Salah satu usaha guna meminimalisir Bab I Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bangunan ramah
pemanasan global yaitu dengan menerapkan lingkungan merupakan suatu bangunan dengan
konsep bangunan hijau (green building). Konsep mempraktikan prinsip lingkungan pada
bangunan hijau ini merupakan solusi guna perancangan, konstruksi, pemanfaatan bangunan,
mengurangi kerusakan lingkungan akibat adanya serta pengelolaannya dan bagian penting
konstruksi mulai dari tahap perencanaan, penanganan efek perubahan iklim. Prinsip
pembangunan sampai tahap pemakaian. Bangunan lingkungan diartikan prinsip yang mengutamakan

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur,


PENGUKURAN PENERAPAN GREENSHIP NEW BUILDING VERSI 1.2 PADA GEDUNG KANTOR PERUMDA TIRTA AMPERA BOYOLALI, JULI 2022
|1
Article Title in Calibri 8

dan melaksanakan unsur pelestarian dan fungsi Gedung kantor perumda Tirta Ampera
lingkungan. Boyolali merupakan salah satu gedung yang dikelola
GBCI (Green Building Council Indonesia) yaitu oleh Pemerintah daerah Kabupaten Boyolali,
sebuah lembaga yang menangani tentang bangunan gedung tersebut memiliki lahan yang cukup luas
hijau (green building) di Indonesia. GBCI membuat dan terdapat bangunan berjumlah 3 bangunan
syarat kelayakan bangunan dan standar untuk dengan total luas 2.564 m2. Selain itu letak site juga
kriteria bangunan hijau yang diberi nama Grenship. strategis karena terletak ditengah kota serta
Terdapat 7 syarat kelayakan dan 6 kriteria standar. fasilitas umum yang letaknya berdekatan seperti
Keenam kriteria pada greenship yang digunakan perkantoran, fasilitas olahraga, RTH, bank, rumah
sebagai acuan penilaian bangunan yaitu sakit dan fasilitas umum lainnya. Oleh sebab itu
diantaranya, Tepat guna lahan (Appropriate Site gedung kantor perumda Tirta Ampera Boyolali
Development/ASD), Efisiensi dan konservasi energi dipilih menjadi tempat penelitian.
(Energy Efficiency and Conservation/EEC), Penelitian pada gedung kantor perumda
Konservasi air (Water Conservation/WAC), Sumber Tirta Ampera Boyolali ini bertujuan untuk
dan siklus material (Materi`al Resource and mengetahui apakah Gedung kantor perumda Tirta
Cycle/MRC), Kesehatan dan kenyaman dalam ruang Ampera Boyolali ini memenuhi kriteria syarat
(Indoor Health and Comfort/IHC) dan Manajemen kelayakan bangunan menurut GBCI dan untuk
lingkungan bangunan (Building Environment mengukur penilaian greenship versi 1.2 pada
Management/BEM). Setiap kategori memiliki nilai gedung kantor perumda Tirta Ampera Boyolali.
baku yang memuat standar dan rekomendasi
pencapaian tersebut, jika bangunan tersebut KAJIAN PUSTAKA
memiliki nilai pencapaian tinggi maka bangunan
tersebut bisa dikelompokan bangunan ramah Bangunan Gedung
lingkungan dan apabila nilai pencapaiannya rendah
maka bangunan tersebut dikategorikan bangunan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28
yang belum ramah lingkungan. Peningkatan nilai Tahun 2002, bangunan gedung yaitu bentuk fisik
pencapaian bisa dilakukan dengan memenuhi hasil Kegiatan konstruksi yang menyatu dengan
kriteria pencapaian baik itu secara arsitektural tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya
maupun non arsitektural agar bangunan tersebut berada di atas atau di dalam tanah dan air, yang
bisa dikategorikan bangunan yang ramah berguna menjadi tempat manusia menjalankan
lingkungan. aktifitasnya, baik sebagai hunian atau tempat
Di Indonesia gedung yang memiliki sertifikat tinggal, aktifitas keagamaan, aktifitas usaha,
bangunan hijau atau green building di Indonesia aktifitas sosial, budaya, ataupun akifitas khusus.
sekarang ini masih sangat minim. Iwan Prijanto
selaku Ketua Umum Green Building Council Green Building atau Bangunan Hijau
Indonesia menyatakan bahwa hanya ada 49 gedung
yang mempunyai sertifikat green building. Green building adalah bangunan dengan
Sedangkan 69 gedung yang lainnya masih tahap konstruksinya mempertimbangkan aspek kesehatan
awal atau desain recognition yang selanjutnya final ,lingkungan, dan kenyamanan, dan
assessment (Hamongan 2019). Bangunan itu pengaplikasiannya berlangsung sewaktu
tersebar diseluruh Indonesia akan tetapi sebagian perencanaan, proses pembangunan, pengunaan ,
besar bangunan tersebut terdapat di wilayah pemeliharaan, pembenahan, dan penghancuran
Jakarta. bangunan.
Sedangkan di daerah seperti Kabupaten
Boyolali belum ada gedung atau bangunan yang Kriteria Green Building
menerapkan konsep green building. Padahal saat ini
Kabupaten Boyolali sedang fokus pada 1) Appropriate Site Development
pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh Letak bangunan mesti sesuai atau layak. keadaan ini
pihak swasta maupun pemerintah daerah. Semakin bisa mengacu berdasarkan posisi strategis supaya
tingginya pembangunan infrastruktur di Kabupaten meringankan penggunanya untuk mencapainya
Boyolali secara tidak langsung dapat menyebabkan dengan sarana umum. tetapi, dapat mengacu pada
dampak buruk bagi lingkungan seperti kawasannya dengan memiliki lanskap tumbuhan
meningkatnya pencemaran lingkungan, polusi hijau dan lainnya.
udara, berkurangnya ruang terbuka hijau dan
menyempitnya area resepan. Pemerintah daerah 2) Energy Efficiency and Conservation
seharusnya menjadi garda terdepan guna Kontruksi bangunan harus bisa mengefisiensi
mengurangi dampak buruk akibat pembangunan. pemakaian energi selama beroperasi. Salah satu

2 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur,


PENGUKURAN PENERAPAN GREENSHIP NEW BUILDING VERSI 1.2 PADA GEDUNG KANTOR PERUMDA TIRTA AMPERA BOYOLALI, JULI 2022
Authors in Calibri 8

bentuknya yaitu penghematan energi listrik dengan Bangunan ramah lingkungan sangat memperhatikan
menggunakan cahaya alami. efisiensi dan penggunaan air. contohnya,
Tidak cukup itu, bangunan hijau mempunyai  cross pemakaian toilet dengan sistem vakum bisa
venltilation guna meminimalkan pengunaan mengurangi pemakaian air pada bangunan/Gedung.
pendingin udara. Meninjau dari situs SSWM Toolbox, pemakain toilet
dengan sistem vakum hanya membutuhkan air
3) Water Conservation sebesar 0,5 sampai 1,5 liter . Berbeda dengan toilet
Terdiri dari pengukuran pengunaan air, konvensional yang membutuhkan sekitar 6 liter air
pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pemipaan, hanya untuk sekali pemakaian.
penghematan pemakaian air bersih, dan lain lain.
bukan hanya itu, air di gedung/bangunan akan 3) Memangkas Biaya Pemeliharaan dan
menjalani proses daur ulang supaya bisa digunakan Operasional Gedung
lagi. Harapan nya guna mengurangi pemakaian  air Manfaat besar  green building yaitu dapat
tanah karena dapat membahayakan kekuatan memangkas biaya pemeliharaan dan operasional
lahan. bangunan. Gedung/bangunan dibuat menggunakan
spesifikasi yang baik, supaya kualitasnya terjaga bisa
4) Material Resource and Cycle tetap baik dalam jangka waktu yang lama.
Penilaian setelahnya berhubungan dengan Bangunan  yang mengunakan panel surya bisa
pemakaian material bangunan dengan pengelolaan mengurangi pemakaian daya listrik hingga 10%
limbah. Bahan material yang dipakai harus ramah setiap harinya, hal ini dapat tentu akan berefek
lingkungan supaya aman bagi kesehatan. Selain hal besar kepada biaya operasional bulanan,tahunan
tersebut bangunan wajib mempunyai sistem dari bangunan.
pengolahan sampah dan limbah yang baik.
4) Memangkas Jejak Karbon dalam rangka
5) Indoor Health and Comfort Menyelamatkan Lingkungan
Evaluasi ini behubungan dengan kenyamanan serta Seperti yang dilansir dari  Environmental Protection
kesehatan pengguna. Gedung hijau wajib Agency (EPA), Gedung/bangunan berperan
mempunyai kualitas udara indoor yang bagus serta terhadap 30% total emisi karbon yang ada di
terbebas dari asap rokok. Secara kasat mata bumi. Green building dilaksanakan semaksimal
desainnya harus indah dipandang karena mungkin agar dapat memengkas emisi karbon yang
mempunyai elemen alami hijau. sudah ada. pada konsepnya, bangunan
membutuhkan membutuhkan ruang hijau vertikal
6) Building Environment Management sebagai alterlatif fasad guna memangkas emisi dan
bangunan wajib mempunyai sistem pengawasan polusi di udara.
yang baik. Mkasudnya agar prinsip ramah
lingkungan pada bangunan tetap terjaga dan 6) Bangunan dapat Dioperasikan dalam
terawat. Bukan hanya itu, tim manajemen harus jangka Waktu yang Lama
wajib memajukan kualitas bangunan mengunakan Sebagian material konstruksi berkualitas dengan
inovasi terbaru. membuat bangunan dapat bertahan lama dan lebih
tahan terhadap pergantian yang ada.
Sebagian green building  juga menerapkan
Manfaat Green Building bangunan yang terus berkembang, seperti rumah
tumbuh.
1) Memajukan Kualitas Hidup
Tempat yang nyaman mempunyai efek yang besar Prinsip Bangunan Hijau
untuk kesehatan. Gedung/Bangunan yang rancang
dengan konsep green building  pada umumnya bisa Dalam penerapannya bangunan hijau (green
memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan building) memiliki beberapa prinsip dasar
tersebut. awal dari konsep ruang terbuka guna diantaranya sebagai berikut:
meningkatkan pencahayaan yang masuk,Serta a. Pemanfaatan site
tanaman hijau guna memperbaiki kualitas udara, Prinsip ini berisi tentang kecocokan fungsi
hingga berbagai fitur ergonomis lain yang bisa bangunan dengan sitenya yang sudah ditetapkan
memberikan kenyamanan bagi penghuni. dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW). Prinsip
ini juga berisi aturan mengenai garis sepadan
2) Menghemat Sumber Daya Air bangunan, garis sepadan sungai, ketinggian

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur


PENGUKURAN PENERAPAN GREENSHIP NEW BUILDING VERSI 1.2 PADA GEDUNG KANTOR PERUMDA TIRTA AMPERA BOYOLALI, JULI 2022 |
3
Article Title in Calibri 8

bangunan maksimum dan efek konstruksi bangunan 2) Efisiensi dan konservasi energi (energy
terhadap lingkungan. efficiency andconservation/ eec).
3) Konservasi air (water conservation/ wac).
b. Iklim 4) Sumber dan siklus material (material
Inti dari prinsip ini adalah kesesuaian desain resources and cycle/ mrc).
dan pengoprasian gedung dengan iklim dan 5) Kesehatan dan kenyamanan dalam ruang
lingkungan setempat. (indoor health and comfort/ ihc).
6) Manajemen lingkungan bangunan (building
c. Pengguna bangunan environment management/ bem).
Prinsip ini memuat tentang kesehatan dan
kenyamanan dari penggunaan bangunan. Setiap kategori memiliki penjabaran dan
nilainya sendiri dari proses desain sampai penilaian
d. Konservasi energi akhir. Nilai dari penjabaran dapat dilihat pada tebel
Inti prinsip yaitu memanfaatkan energi dari berikut:
alami semaksimal mungkin sehingga dapat
meminimalkan penggunaan energi konvensional. Tabel 1 Nilai Kategori Greenship V.1.2
Katego Jumalah Rekognisi Jumlah Nilai Untuk
ri Desain Penilaian Akhir
Syarat Kelayakan Bangunan Menurut GBCI Prasyar Kred Bon Prasyar Kred Bon
at it us at it us
Syarat kelayakan bangunan merupakan ASD - 17 - 17
tahapan awal dari proses sertifikasi bangunan. EEC - 26 5 - 26 5
Terdapat 7 syarat kelayakan bangunan menurut WAC - 21 - 21
GBCI yaitu:
MRC - 2 - 14
1) Minimum luasan gedung 2.500 m2.
2) Kesiapan data bangunan guna diakses GBCI IHC - 5 - 10

mengenai proses sertifikasi. BEM - 6 - 13


3) Fungsi bangunan selaras dengan keteapan Jumla
h
lahan berdasarkan RTRW setempat. Kriteri
4) Memiliki dokumen AMDAL dokumen - 77 5 - 101 5
a dan
UKL/UPL Tolak
Ukur
5) Kesesuaian bangunan dengan standar
Sumber: (GBCI 2013)
keselamatan untuk kebakaran
6) Kesesuaian bangunan dengan standar
Poin dari kriteria kredit tersebut menjadi
ketahanan gempa
tolak ukur penilaian sertifikasi greenship menurut
7) Kesesuaian bangunan dengan standar akses
GBCI. Rincian kategori greenship sesuai poin kredit
difabel
yang telah dipenuhi adalah sebagai berikut:
Sistem Rating Penilaian Greenship Versi 1.2
Tabel 2 Predikat Greenship
Sistem rating greenship ini disusun oleh GBCI Poin Yang
Nilai
selaku lembaga yang menaungi bangunan hijau di Predikat Didapkan
Minimum
Indonesia. Greenship versi 1.2 adalah peningkatan (%)
dari versi 1.0 serta rangkuman tolak ukur dari versi Platinum 74 73
1.1. Tahap penilaian terbagi menjadi dua tahap Gold 58 57
yaitu, tahap pertama adalah tahap rekognisi desain, Silver 47 46
tahap ini dilakukan saat gedung masih dalam proses Bronze 35 35
desain. Nilai maksimum dari tahap ini adalah 77 Sumber: (GBCI 2013)
poin. Tahap kedua yaitu tahap akhir, pada tahap ini
proyek akan dinilai secara keseluruhan dari desain
serta konstruksi yang merupakan proses akhir
penilaian dengan poin maksimal 101 poin. METODE PENELITIAN
Sistem rating greenship memiliki 6 kategori
yang dijabarkan dalam 8 kriteria prasyarat, 37 Penelitian ini menggunakan metode analisis
kriteria kredit, serta 1 kriteria bonus, 6 kategori kualitatif serta kuantitaif. Metode anlisis kualitiatif
sistem rating greenship yaitu: dilakukan dengan studi literatur, wawancara dan
1) Tepat guna lahan (appropriate site observasi langsung dilapangan. Studi literatur
development/ asd). dilakukan dengan mengumpulkan referensi dari

4 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur,


PENGUKURAN PENERAPAN GREENSHIP NEW BUILDING VERSI 1.2 PADA GEDUNG KANTOR PERUMDA TIRTA AMPERA BOYOLALI, JULI 2022
Authors in Calibri 8

berbagai sumber seperti jurnal, artikel, karya ilmiah Total Poin Kategori EEC 26 25.7%
maupun internet yang relevan dengan permasalah
yang terjadi. Pengumpulan data melalui wawancara Konservasi Air
dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam WAC
Meteran air P
proses desain sampai pemanfaatan bangunan P1
seperti konsultan, kontraktor, DPUPR Kabupaten WAC Penjumlahan
P
Boyolali dan direktur teknik perumda Tirta Ampera P2 komsumsi air
WAC Pengyusutan
Boyolali selaku pemilik bangunan. Data yang 8
1 konsumsi air
diperoleh tersebut kemudian diperkuat kembali
WAC
dengan melakukan observasi atau pengamatan Fitur air 3
2
langsung di lapangan. 2 Kriteria
WAC Pengolahan
Semua data yang telah diperoleh kemudian 3 prasyarat;
3 kembali air
6 kriteria
diidentifikasi berdasarkan variable syarat kelayakan WAC Sumber air
2 kredit
bangunan dan kriteria greenship new building versi 4 alternatif
1.2 (lihat tabel 3). WAC Penadahan air
3
5 hujan
Efisiensi
Tabel 3 Ringkasan Kriteria Greenship WAC
komsumsi air 2
Nilai Keterangan 6
lanskap
Kategori dan Kriteria kriteria Per
maksimum Kategori Total Nilai Kategori WAC 21 20.8%
Sumber dan Siklus Material
Tepat Guna Lahan
MRC
Refrigren Utama P
ASD P
Area dasar hijau P
P Pemakaian
ASD MRC bangunan dan
Pemilhaan site 2 2
1 1 bahan bangunan
ASD Bekas
Akses komunitas 2
2 Bahan bangunan
MRC
Mode ramah 3 1 Kriteria
ASD 2
transportasi 2 1 Kriteria lingkungan prasyarat;
3
masa prasyarat; Pemakaian 6 kriteria
7 kriteria MRC
ASD Sarana prasana Refrigeran non 2 kredit
2 3
4 pesepeda kredit ODP
ASD Lansekap pada MRC Kayu
3 2
5 Lahan 4 tersertifikasi
ASD MRC Bahan bangunan
Iklim mikro 3 3
6 5 prafabrikasi
Tata kelola MRC Material
ASD 2
limpasan air 3 6 Regional
7
hujan Total Nilai Kategori MRC 14 13.9%
Total Nilai Kategori ASD 17 16.8%
Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang
Efisiensi dan Konservasi Energi Introduksi udara
IHC P P
luar
EEC Pemasangan sub-
P Peninjauan Kadar
P1 meter IHC 1 1
karbon dioksida
EEC Perhitungan
P Kendali Asap
P2 OTTV
IHC 2 Rokok 2
Upaya
1 Kriteria padaLingkungan
EEC 1 Penghematan 20 1 Kriteria
energi prasyarat; IHC 3 Polutan Kimia 3
prasyarat;
Penerangan 4 kriteria Visualisasi Keluar
EEC 2 4 IHC 4 1 7 kriteria
alamai kredit; 1 Gedung kredit
Kriteria Kenyamanan
EEC 3 Penghawaan 1 IHC 5 1
Bonus Visual
Pengaruh
EEC 4 1 Kenyamanan
pergantian iklim IHC 6 1
Thermal
Energi
Ambang
EEC 5 terbarukan pada 5 IHC 7 1
Kebisingan
site

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur


PENGUKURAN PENERAPAN GREENSHIP NEW BUILDING VERSI 1.2 PADA GEDUNG KANTOR PERUMDA TIRTA AMPERA BOYOLALI, JULI 2022 |
5
Article Title in Calibri 8

Total Nilai Kategori IHC 10 9.9% Sebelum dilakukan penilaian Greenship pada
Gedung kantor PDAM Boyolali, bangunan harus
Manajemen Lingkungan Bangunan
memenuhi syarat kelayakan yang sudah ditetapkan
Dasar oleh GBCI yaitu,
BEM
Pengelolaan P Luas bangunan minimal 2.500 m2. Luas total
P
Sampah
bangunan pada gedung kantor PDAM Boyolali
GP menjadi
BEM
personil tim 1
adalah 2544 m2, yang terbagi dalam 3 jenis
1 bangunan.
Proyek
BEM Polusi akibat Kesiapan data gedung guna diakses GBC
2 Indonesia mengenai sertifikasi. Gedung kantor
2 proses konstruksi
Penanganan PDAM Boyolali tidak layak pada kriteria ini, karena
BEM
sampah tingkat 2 1 Kriteria data gedung hanya sebatas untuk penelitian tidak
3
lanjut prasyarat; gunakan untuk sertifikasi.
Sistem 7 kriteria Fungsi gedung selaras dengan keteapan
BEM
Komisioning yang 3 kredit
4 lahan berdasarkan RTRW Setempat. RTRW
benar serta baik
merupakan singkatan dari Rencana Tata Ruang
BEM Pelimpahan Data
2 Wilayah. RTRW memuat peraturan, tujuan,
5 Green Building
Kesepakatan kebijakan, strategi tata ruang wilayah, rencana
BEM dalam struktur ruang wilayah, rencana pola ruang wilayah,
1
6 pelaksanaan penataan ruang strategis wilayah dan ketentuan
aktifitas fit out pemanfaatan ruang suatu wilayah. Hasil wawancara
BEM Survey pemakai dengan pihak Tata Ruang DPUPR Kabupataen
1
7 bangunan Boyolali bahwa lahan yang digunakan untuk
Total Nilai Kategori BEM 13 12.9% bangunan gedung kantor PDAM Boyolali termasuk
Total Nilai Keseluruhan 101 100% kawasan permukiman perkotaan dan sudah
memenuhi syarat untuk didirikan bangunan
Sumber : (GBCI 2013)
perkantoran.
Kepemilikan dokumen AMDAL dan/atau
HASIL DAN PEMBAHASAN dokumen UKL/UPKL. Dokumen AMDAL dan
UKL/UPL merupakan dokumen yang berisi cara dan
Gambaran Umum Gedung kantor perumda usaha yang dilakukan untuk mengatasi dampak
Tirta Ampera Boyolali. lingkungan yang disebabkan proses pengadaan
suatu gedung yang dimulai dari proses perencanaan
Gedung kantor perumda Tirta Ampera sampai pemanfaatan bangunan. Hasil wawancara
Boyolali. terletak di JL. Raya Boyolali – Semarang, dengan pihak kantor PDAM Boyolali menyatakan
Ngadirejo, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten dokumen AMDAL dalam tahap penyusunan
Boyolali (Gambar 1). Lokasi ini memiliki luas site dokumen, maka kriteria syarat kelayakan
sebesar 9.781 M2 dan berjarak 2,5 Km dari pusat kepemilikan AMDAL belum terpenuhi.
Kabupaten Boyolali. Lokasi ini dikelilingi oleh Kesesuaian gedung dengan standar proteksi
fasilitisas umum seperti pasar, kantor polisi, rumah Kebakaran. Standar proteksi kebakaran termuat
sakit, bank dan fasilitas olah raga. dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang
Gedung kantor ini mempunyai beberapa Bangunan Gedung, Pasal 17 ayat (1). Sistem
bangunan dengan peruntukan yang berbeda-beda proteksi kebakaran yang terdapat pada gedung
diantaranya kantor PDAM Boyolali, gudang, gedung kantor PDAM Boyolali belum ada dan hanya
parkir. terdapat penangkal petir.
Kesesuaian gedung dengan standar
Tabel 4 Daftar Bangunan ketahanan gempa mengacu pada Undang-Undang
NO NAMA BANGUNAN LUAS No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,
(M2) Pasal 18 ayat (1). Struktur utama pada gedung
1 Kantor PDAM 2064 kantor PDAM Boyolali menggunakan beton
2 Gedung Parkir 240 bertulang dan baja berat dengan pondasi footplat
3 Gudang 240 beton bertulang dan pondasi batu belah.
TOTAL 2544 Kesesuaian gedung dengan standar
aksesibilitas difabel. Standar akses disabilitas
Sumber: (Analisa, 2022) termuat pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor: 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis
Syarat Kelayakan Bangunan Fasilitas dan Aksebilitas pada Bangunan Gedung dan

6 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur,


PENGUKURAN PENERAPAN GREENSHIP NEW BUILDING VERSI 1.2 PADA GEDUNG KANTOR PERUMDA TIRTA AMPERA BOYOLALI, JULI 2022
Authors in Calibri 8

Lingkungan. Penerapan standar akses disabilitas kriteria


Diperoleh
difabel pada gedung kantor PDAM Boyolali dicek maksimum
melalui gambar rencana dan kondisi eksisting ASD P Area dasar hijau P P
dilapangan, dari hasil pengecekan tersebut gedung ASD 1 Pemilhaan site 2 2
kantor PDAM Boyolali belum menerapkan standar
aksesibilitas difabel. ASD 2 Akses komunitas 2 2
Berdasarkan proses anlisa mengenai syarat Mode
kelayakan bangunan diperoleh data sebagai berikut: ASD 3 transportasi 2 2
masa
Sarana prasana
ASD 4 2 0
pesepeda
Tabel 5 Syarat Kelayakan Bangunan
Lansekap pada
ASD 5 3 2
Lahan
No Syarat Layak Tidak
ASD 6 Iklim mikro 3 0
Layak
Tata kelola
ASD 7 limpasan air 3 0
hujan
1 Luas Bangunan 
Minimal 2500 m2 Total Nilai Kategori ASD 17 8
Sumber: (Analisa, 2022)
2 Kesiapan Data Gedung 
Guna Diakses GBC Tabel 6 menunjukan kriteria syarat penggunaan
Indonesia Mengenai lahan dengan koefisien dasar bangunan (KDB)
Sertifikasi kurang dari 60% yaitu sebesar 26%. Tapak
3 Fungsi Gedung Selaras  dahulunya merupakan lahan terbengkalai dan
Dengan Keteapan
terdapat banyak tumpukan tanah hasil galian
Lahan Berdasarkan
RTRW Setempat proyek sekitar. Disekitar tapak terdapat 8 prasarana
4 Kepemilikan Dokumen  kota dari total 12 prasarana kota di sekitar tapak
AMDAL dan/atau (jaringan penerangan dan listrik, jaringan jalan,
Dokumen UKL/UPL jaringan drainase, jalan pejalan kaki kawasan,
jaringan air bersih, jaringan telepon). Terdapat 9
5 Kesesuaian Gedung 
fasilitas umum dalam jarak 1500 m dari tapak
dengan Standar
Proteksi Kebakaran (warung/toko kelontong, bank, tempat ibadah, pos
keamanan/polisi, lapangan olah raga, rumah
6 Kesesuaian Gedung  makan/kantin, fasilitas Kesehatan, foto kopi umum,
dengan Standar pasar) dan lebih dari tiga fasilitas umum memiliki
Ketahanan Gempa akses pejalan kaki sejauh 300 m. Akan tetapi pada
tapak belum memiliki fasilitas pengguna sepeda,
7 Kesesuaian Gedung 
manajemen limpasan air hujan dan di sekitar tapak
dengan Standar
Aksesibilitas Difabel belum memiliki fasilitas transportasi umum.

Sumber: (Analisa, 2022) b. Efisiensi dan Konservasi Energi

Dari Tabel 5 uji kelayakan bangunan terdapat Tabel 7 Kriteria Efisiensi dan Konservasi Energi
tujuh poin kelayakan dan gedung kantor PDAM
Boyolali terdapat tiga syarat yang sudah terpenuhi Nilai
Nilai yang
Kategori dan Kriteria kriteria
sedangkan ada empat syarat yang belum terpenuhi. Diperoleh
maksimum
EEC Pemasangan sub-
Sistem Rating Penilaian Greenship Versi 1.2 P P
P1 meter
EEC Perhitungan
P -
a. Tepat Guna Lahan P2 OTTV
Tabel 6 Kriteria Tepat Guna Lahan Upaya
EEC 1 Penghematan 20 0
energi
Kategori dan Kriteria Nilai Nilai yang
EEC 2 Penerangan 4 4
SINEKTIKA Jurnal Arsitektur
PENGUKURAN PENERAPAN GREENSHIP NEW BUILDING VERSI 1.2 PADA GEDUNG KANTOR PERUMDA TIRTA AMPERA BOYOLALI, JULI 2022 |
7
Article Title in Calibri 8

alamai Tabel 9 Kriteria dan Siklus Material


EEC 3 Penghawaan 1 1
Pengaruh Nilai
EEC 4 1 0 Nilai yang
pergantian iklim Kategori dan Kriteria kriteria
Diperoleh
Energi maksimum
EEC 5 terbarukan pada 5 0 MRC
Refrigren Utama P P
site P
Total Poin Kategori EEC 26 5 Pemakaian
Sumber: (Analisa, 2022) MRC bangunan dan
2 1
1 bahan bangunan
Bekas
Setiap bangunan pada gedung kantor PDAM Bahan bangunan
Boyolali sudah dipasang kWh meter untuk MRC
ramah 3 0
2
mengukur penggunaan listrik. Namun pihak lingkungan
perencana Tidak menyediakan perhitungan OTTV Pemakaian
MRC
Refrigeran non 2 2
serta perhitungan pengurangan CO2. Gedung 3
ODP
kantor PDAM Boyolali juga tidak memiliki MRC Kayu
2 0
penghematan konsumsi energi melalui software 4 tersertifikasi
MRC Bahan bangunan
dan tidak menggunakan sumber energi terbarukan. 3 3
5 prafabrikasi
Penghematan energi dilakukan dengan MRC Material
2 1
memanfaatkan penghawaan dan pencahayaan 6 Regional
alami. Penghawaan pada gedung menggunakan Total Nilai Kategori MRC 14 7
Sumber: (Analisa, 2021)
penghawaan dengan bantuan AC sedangkan untuk
pencahyaan alami pada ruangan sudah melebihi Tabel 9 menunjukkan bahwa Gedung kantor
30% dari luas lantai tetapi pada bangunan tidak PDAM Boyolali memakai material prafabrikasi atau
menggunakan lux sensor (Tabel 7). material modular seperti baja, kaca dan besi. Bahan
material yang digunakan memakai material dengan
c. Konservasi Air
asal bahan baku serta pabrikasinya dalam wilayah
Tabel 8 Kriteria Konservasi Air
Nilai Indonesia. Akan tetapi bangunan tidak
Nilai yang menggunakan material yang memiliki seritifikat
Kategori dan Kriteria kriteria
Diperoleh
maksimum manajemen lingkungan, tidak memakai material
WAC hasil daur ulang, tidak memakai material dari
Meteran air P P`
P1
WAC Penjumlahan sumber terbarukan dan kayu yang digunakan
P -
P2 komsumsi air selama proses konstruksi menggunakan kayu yang
WAC Pengyusutan tidak memiliki sertifikat.
8 0
1 konsumsi air
WAC
2
Fitur air 3 0 e. Kesehatan dan Kenyamanan dalam
WAC Pengolahan Ruang
3 0
3 kembali air Tabel 10 Kriteria Kesehatan dan Kenyamanan
WAC Sumber air dalam Ruang
2 0
4 alternatif Nilai
WAC Penadahan air Nilai yang
3 0 Kategori dan Kriteria kriteria
5 hujan Diperoleh
maksimum
Efisiensi Introduksi udara
WAC IHC P P
komsumsi air 2 0 luar -
6
lanskap Peninjauan Kadar
Total Nilai Kategori WAC 21 0 IHC 1 1 0
karbon dioksida
Sumber: (Analisa, 2022) Kendali Asap
IHC 2 Rokok 2 0
Gedung kantor PDAM Boyolali sudah memiliki padaLingkungan
meteran air sumber air bersih namun, tidak IHC 3 Polutan Kimia 3 1
Visualisasi Keluar
memenuhi satu pun kriteria atau kategori yang ada IHC 4 1 1
Gedung
(Tabel 8). Kenyamanan
IHC 5 1 1
Visual
d. Sumber dan Siklus Material IHC 6 Kenyamanan 1 0

8 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur,


PENGUKURAN PENERAPAN GREENSHIP NEW BUILDING VERSI 1.2 PADA GEDUNG KANTOR PERUMDA TIRTA AMPERA BOYOLALI, JULI 2022
Authors in Calibri 8

Thermal Hasil pengukuran sistem rating


Ambang
IHC 7
Kebisingan
1 0 penilaian greenship versi 1.2 dapat dilihat
Total Nilai Kategori IHC 10 3 sebagai berikut:
Sumber: (Analisa, 2022)
Tabel 12 Hasil pengukran sistem rating penilaian
Pada tapak terdapat potensi introduksi udara greenship versi 1.2
dari luar. Tidak terdapat sensor gas karbon dioksida Nilai Nilai yang
Kategori
(CO2), tidak ditemukan tanda dilarang merokok di Maksimum diperoleh
dalam gedung, suhu ruangan secara umum lebih
dari 250C dan tingkat kebisingan tinggi karena ASD 17 6
aktivitas tinggi dan tapak dipinggir jalan raya
dengan lalu lintas tinggi. Gedung kantor PDAM EEC 26 3
Boyolali menggunakan cat dengan nilai VOCs
WAC 21 0
rendah. Untuk menjaga kenyamanan visual
bangunan memilki pandangan langsung keluar
MRC 14 7
gedung dengan pembatas tirai bukaan transparan.
Bangunan juga memiliki tingkat pencahyaan IHC 10 3
ruangan nyaman, sesuai dengan SNI 03-6197-2011
(Tabel 10). BEM 13 0

f. Manajemen Lingkungan Bangunan Jumlah poin 101 23


Tabel 11 Kriteria Manajemen Lingkungan
Bangunan Jumlah
Nilai 100% 27,77%
Nilai yang presentase
Kategori dan Kriteria kriteria
Diperoleh
maksimum
Sumber: (Analisa, 2022)
Dasar
BEM
Pengelolaan P -
P Hasil analisa syarat kelayakan bangunan
Sampah
GP menjadi menurut GBCI pada Gedung kantor PDAM Boyolali
BEM
personil tim 1 0 menunjukkan bangunan telah memenuhi tiga dari
1
Proyek
tujuh syarat. ketiga syarat tersebut yaitu luas
BEM Polusi akibat
2 0 bangunan minimal 2500 m2, fungsi gedung selaras
2 proses konstruksi
BEM
Penanganan dengan ketetapan berdasarkan RTRW setempat dan
sampah tingkat 2 0 kesesuaian gedung terhadap standar ketahanan
3
lanjut
Sistem gempa (Tabel 5). Sementara untuk hasil analisa dan
BEM pengukuran sistem rating greenship didapatkan
Komisioning yang 3 0
4
benar serta baik hasil tepat guna lahan mendapatkan poin 8 dari
BEM Pelimpahan Data
2 0 total 17 poin maksimal (Tabel 6), efisiensi dan
5 Green Building
Kesepakatan konservasi energi mendapat poin 5 dari total 26
BEM dalam poin maksimal (Tabel 7), konservasi air mendapat
1 0
6 pelaksanaan poin 0 dari total 21 poin maksimal (Tabel 8), sumber
aktifitas fit out
dan siklus material mendapat poin 7 dari total 14
BEM Survey pemakai
2 0 poin maksimal (Tabel 9), Kesehatan dan
7 bangunan
Total Nilai Kategori BEM 13 0 kenyamanan dalam ruang mendapat poin 3 dari
Sumber: (Analisa, 2022) total 10 poin (Tabel 10) dan manajemen lingkungan
bangunan tidak mendapatkan poin dari 13 poin
Tabel 11 menunjukkan bahwa gedung kantor
maksimal (Tabel 11).
PDAM Boyolali tidak memenuhi satu pun kategori
atau syarat kriteria manajemen lingkungan KESIMPULAN
bangunan.

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur


PENGUKURAN PENERAPAN GREENSHIP NEW BUILDING VERSI 1.2 PADA GEDUNG KANTOR PERUMDA TIRTA AMPERA BOYOLALI, JULI 2022 |
9
Article Title in Calibri 8

Berdasarkan hasil analisa tentang kriteria Pengendalian asap rokok dan usaha
syarat kelayakan bangunan menurut GBCI mengurangi polutan kimia.
didapatkan hasil gedung kantor PDAM Boyolali 6. Manajemen lingkungan bangunan
Mengurangi polusi dari proses
telah memenuhi 3 syarat dari 7 syarat kelayakan
konstruksi, penyerahan konsep dan
bangunan menurut GBCI (lihat tabel 5). Sementara data green building, melakukan
berdasarkan pengukuran dan analisa penilaian survey kepada pihak direktur, staf
greenship versi 1.2 pada gedung kantor perumda dan karyawan lainnya sebagai
Tirta Ampera Boyolali, belum dapat dikategorikan pengguna bangunan.
bangunan hijau karena nilai yang didapatkan hanya
23 poin atau 22,77% (lihat tabel 12) sedangkan poin DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2020. “Pemanasan Global: Pengertian,
minimal yang harus didapatkan sebesar 35% (lihat
Penyebab, Dampak Dan Cara Mengantisipasi.”
tabel 2).
Gramedia Blog.
Saran yang dapat dilakukan untuk memenuhi https://www.gramedia.com/literasi/pemanas
kekurangan tentang kriteria syarat kelayakan an-global/ (November 26, 2021).
bangunan menurut GBCI dan penilaian greenship
GBCI. 2013. “Perangkat Penilaian GREENSHIP
versi 1.2 pada gedung kantor PDAM Boyolali adalah
(GREENSHIP Rating Tools).” Greenship New
sebagai berikut:
Building Versi 1.2 (April): 1–15.
a. Memenuhi kriteria syarat kelayakan http://elib.artefakarkindo.co.id/dok/Tek_Ring
bangunan menurut GBCI kasan GREENSHIP NB V1.2 - id.pdf.
1. Memenuhi data gedung atau
bangunan guna diakses GBCI Hamongan, Junianto. 2019. “Jumlah Gedung
mengenai sertifikasi. Bersertifikat Green Building Di Indonesia
2. Melengkapi dokumen AMDAL Masih Minim.” wartakota.tribunnews.com.
dan/atau dokumen UKL/UPL https://wartakota.tribunnews.com/2019/09/2
3. Memenuhi standar aksesibilitas
4/jumlah-gedung-bersertifikat-green-building-
difabel pada gedung.
4. Menerapkan sistem proteksi di-indonesia-masih-minim (November 27,
kebakaran. 2021).

b. Meningkatkan poin penilaian greenship RA Laksmi Widyawati. 2018. “Green Building Dalam
versi 1.2 Pembangunan Berkelanjutan Konsep Hemat
1. Tepat guna lahan Energi Menuju Green Building Di Jakarta.”
Menambah fasilitas untuk pengguna Karya Lintas Ilmu Bidang Rekayasa Arsitektur,
sepeda, upaya meningkatkan iklim Sipil, Industri 13.
mikro dan upaya untuk mengurangi
https://ejournal.borobudur.ac.id/index.php/t
emisi gas karbon dari kendaraan
bermotor. eknik/article/view/463.
2. Efisiensi dan konservasi energi
Melakukan upaya penghematan Ratnaningsih, Anik, Akhmad Hasanuddin, and Richo
energi menggunakan software dan Hermansa. 2019. “Penilaian Kriteria Green
memanfaatkan energi terbarukan. Building Pada Pembangunan Gedung IsDB
3. Konservasi air Project Berdasarkan Skala Indeks
Menggunakan sumber air alternatif Menggunakan Greenship Versi 1.2 (Studi
seperti daur ulang air dan Kasus: Gedung Engineering Biotechnology
pemanfaatan air hujan untuk Universitas Jember).” Berkala Sainstek 7(2):
mengurangi penggunaan air dari 59.
sumber primer (PDAM). Roshaunda, Diza et al. 2019. “Penilaian Kriteria
4. Sumber dan siklus material Green Building Pada Bangunan Gedung
Menggunakan material ramah Universitas Pembangunan Jaya Berdasarkan
lingkungan dan menggunakan kayu Indikasi Green Building Council Indonesia.”
bersertifikat. Widyakala Journal 6: 29.
5. Kesehatan dan kenyamanan dalam Tasya, Annisa Fikriyah, and Ary Deddy Putranto.
ruang 2020. “Konsep Green Building Pada Bangunan

10 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur,


PENGUKURAN PENERAPAN GREENSHIP NEW BUILDING VERSI 1.2 PADA GEDUNG KANTOR PERUMDA TIRTA AMPERA BOYOLALI, JULI 2022
Authors in Calibri 8

Kantor (Studi Kasus: Spazio Office, Surabaya).”


Journal Mahasiswa Jurusan Arsitektur 5(4): 1–
8.
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28
tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur


PENGUKURAN PENERAPAN GREENSHIP NEW BUILDING VERSI 1.2 PADA GEDUNG KANTOR PERUMDA TIRTA AMPERA BOYOLALI, JULI 2022 |
11

Anda mungkin juga menyukai