Anda di halaman 1dari 5

1.

Tema : Green Building

2. Judul : Penerapan Green Building di Indonesia: Kenyataan dan Kebutuhan

3. Abstrak

Kerusakan lingkungan adalah hal nyata dan terjadi di sekitar kita. Global warming
dan perubahan iklim adalah concern utama dari gerakan green di seluruh dunia.
Green building merupakan salah satu bentuk respon terhadap isu yang sedang
berkembang ini. Indonesia sudah memulai gerakan green building khususnya di
kota-kota besar. Indonesia juga sudah memiliki badan yang mengatur sertifikasi
green building, Bisa dibilang kita sudah semakin baik dalam penerapan green
building. Kesadaran akan green building sebagai kebutuhan juga semakin
meningkat di masyarakat. Dari segi ekonomi green building juga menguntungkan
dalam jangka panjang, selain itu green building juga memberi citra postif bagi
developer. Hal-hal diatas membuat terus bertumbuhnya bangunan dengan prinsip
green building di indonesia.

4. Pendahuluan

4.1 Isu Lingkungan

Istilah green dewasa ini adalah suatu hal yang sering menjadi perhatian di semua
bidang. Lingkungan adalah isu utama yang dibawa oleh istilah green ini. Global
warming, kenaikan gas rumah kaca di atmosfer, carbon footprint, kerusakan ozon,
dan kenaikan air laut merupakan contoh-contoh dari hal-hal yang sering kita
dengar terkait dengan lingkungan belakangan ini. Sebenarnya isu apa yang ada
dilingkungan sekarang ini?

Pemanasan global terjadi karena berlebihnya gas rumah kaca di atmosfer yang
menyebabkan terperangkapnya panas sinar matahari di atmosfer bumi. Gas rumah
kaca sendiri terdiri dari uap air, karbondioksida, metana, nitrous exoide, dan ozon.
Gas rumah kaca sendiri dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi tetap hangat, tetapi
kelebihan gas ini menyebabkan suhu bumi terlalu panas dan dan menimbulkan
efek rumah kaca dan pemanasan global.

Pemanasan global sendiri menyebabkan berbagai hal negatif seperti kenaikan


permukaan air laut, cuaca ekstrem, dan kerusakan ekologis. Naiknya permukaan
air laut tentu akan merugikan kota-kota di pinggir laut seluruh dunia. Selain itu
cuaca ekstrem juga menimbulkan bencana alam seperti banjir, badai topan, dan
badai panas (heat wave).
Gambar 1 emisi gas rumah kaca per sektor sumber:
http://journalistsresource.org/studies/environment/climate-
change/united-nations-ipcc-working-group-iii-report-climate-
change-mitigation

Untuk mencegah berlanjutnya global warming, kadar karbondioksida di atmosfer


harus dikurangi hingga 80%. Emisi karbondioksida sendiri dihasilkan oleh
pengunaan energi (listirk dan pemanasan), pertanian, transportasi, industri dan
pembangunan.

Istilah green sendiri sering dipakai oleh organisasi-organisasi yang bertujuan


melindungi lingkungan, termasuk Green Building Council.

4.2 Green Building

Green Building adalah bangunan yang memenuhi standar tertentu yang ditentukan
oleh organisasi green building di masing-masing negara di tempat bangunan itu
berdiri. Standar green building di setiap negara berbeda-beda. Standar ini
bergantung pada iklim, kebutuhan dan kondisi di masing-masing negara.

Standar green buliding di indonesia ditentukan oleh GBCI atau Green Building
Council Indonesia. Standar ini disebut GREENSHIP memiliki empat bagian yaitu:

GREENSHIP Homes: standar untuk rumah tinggal


GREENSHIP New Building: standar untuk bangunan baru
GREENSHIP Existing Building: standar untuk bangunan terbangun
GREENSHIP Interior Space: standar untuk interior design

Kriteria dalam standar ini juga dibagi menjadi beberapa kategori yaitu

Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD)


Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC)
Konservasi Air (Water Conservation-WAC)
Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC)
Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-
IHC)
Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-
BEM)
Kriteria-kriteria dalam kategori diatas akan dibobotkan dan dinilai, lalu nilai-nilai
dari setiap kriteria akan di jumlahkan dan dihitung presentasenya sehingga akan
didapat nilai akhir dari sertifikasi GREENSHIP.

5. Isi

5.1 Kenyataan Tentang Green Building

Penerapan green building di Indonesia sudah dimulai dan belum semua bangunan
yang baru dibangun mengikuti kriteria green building. Dari seluruh daerah di
Indonesia, baru Ibukota DKI Jakarta saja yang menjadikan kriteria-kriteria green
building ini sebagai regulasi.

Pada bulan November 2012 di kota DKI Jakarta terbit peraturan Gubernur No. 38
tahun 2012 yang isinya mengatur tentang green building di Jakarta. Peraturan ini
bersifat mandatory atau wajib bagi pemilik bangunan. Dalam peraturan ini
terdapat pula sanksi bagi pemilik yang tidak mentaati peraturan.

Walaupun sudah terdapat kriteria yang jelas yang diatur oleh GBCI, tetapi kriteria
yang sudah disusun GBCI masih dalam tahap penysusunan draft. Sifat dari
sertifikasi GREENSHIP ini sendiri juga voluntary atau sukarela, sehingga jangkauan
dari proyek-proyek yang memakai sertifikasi GBCI adalh proyek-proyek yang lebih
perstisius.

Secara ekonomi green building memang lebih mahal sekitar 5% s.d 10% daripada
bangunan yang tidak dirancang dengan kriteria green building, tetapi biaya
operasional dan maintanance pada green building lebih rendah 40% s.d 50%
karena energi dan cost yang diperlukan untuk operasional seperti penerangan,
penghawaan, dan pengadaan air dapat dikurangi. Biasanya kelebihan biaya
investasi di awal akan terbayar setelah 3 tahun s.d 5 tahun.

5.2 Kebutuhan Green Building di Indonesia

Green building sebagai kebutuhan semakin jelas terlihat tanda-tandanya. Green


building akan menghemat energi dan penggunaannya akan meminimalkan dampak
buruk kepada lingkungan. Selain itu green building juga meningkatkan kesehatan
pengguna karena adanya standar kesehatan yang harus dipenuhi. Dari segi bisnis
developer yang membangun green building akan mendapat nilai tambah pada
produknya. permintaan dari konsumen akan bangunan ramah lingkungan juga
semakin tinggi.

Penghematan energi menjadi alasan utama meningkatnya kebutuhan green


building di indonesia. Penggunaan energi listrik, pencahayaan, pendinginan udara,
dan biaya pengadaan air menjadi faktor-faktor utama tingginya biaya operasional
bangunan. Selain itu penggunaan energi dalam bangunan mencapai 14% dari total
carbon footprint tahunan dunia.

Sekarang ini masyarakat sudah semakin sadar dengan kerusakan yang terjadi di
lingkungan. Kesadaran ini menyebabkan naiknya permintaan akan bangunan
hunian, perkantoran dan komersial yang ramah lingkungan. Kesadaran masyarakat
ini ditimbulkan oleh sudah banyaknya informasi mengenai lingkungan dan green
building di era informasi ini.

Kesehatan juga menjadi faktor utama meningkatnya permintaan green buliding.


Kesehatan memang menjadi salah satu pilar utama green building. Green building
yang baik akan memenuhi kaidah kaidah kesehatan tertentu dan tentu hal ini
merupakan keuntungan besar bagi penghuni.

Pada sektror perkantoran terdapat permintaan yang cukup tinggi juga, khususyna
dari perusahaan-perusahaan multinasional. Perusahaan-perusahaan multinasional
selain sudah sadar lingkungan, biasanya juga berusaha membangun citra
enviromental friendly di masyarakat. Selain itu terkadang adanya regulasi dari
negara asal menyebabkan perusahaan multinasional memutuhkan kantor dengan
sertifikasi tertentu.

developer juga mendapat keuntungan dengan menggunakan green building pada


proyek-proyeknya. Developer yang membangun bangunan ramah lingkungan
produknya lebih diminati oleh masyarakat. Tentu saja dengan cerdasnya
masyarakat sekarang ini, masyarakat bisa mengenali perbedaan antara green yang
sekedar gimmick dengan green building yang memang memiliki preforma baik.
kesuksesan suatu green builidng diukur dari performanya dalam kriteria-kriteria
yang sudah ditentukan dan masyarakat semakin pintar mengenai hal ini. Developer
yang hanya menjual gimmick tidak akan survive.

6. Kesimpulan

Kerusakan lingkungan adalah hal nyata dan terjadi di sekitar kita. Global warming
dan perubahan iklim adalah concern utama dari gerakan green di seluruh dunia.
Green building merupakan salah satu bentuk respon terhadap isu yang sedang
berkembang ini. Indonesia sudah memulai gerakan green building khususnya di
kota-kota besar. Indonesia juga sudah memiliki badan yang mengatur sertifikasi
green building, Bisa dibilang kita sudah semakin baik dalam penerapan green
building. Kesadaran akan green building sebagai kebutuhan juga semakin
meningkat di masyarakat. Dari segi ekonomi green building juga menguntungkan
dalam jangka panjang, selain itu green building juga memberi citra postif bagi
developer. Hal-hal diatas membuat terus bertumbuhnya bangunan dengan prinsip
green building di indonesia.
7. Daftar Pustaka

Lisniari Munthe, dkk (2012). Majalah KIPRAH Hunian Infrastruktur, Kota dan
Lingkungan. Kementrian Pekerjaan Umum [www URL]
(http://kiprah.pu.go.id:8080/uploads/edisi/53/files/assets/downloads/publi
cation.pdf)

Green Building antara impian dan kenyataan:


http://www.hdesignideas.com/2010/01/konsep-greeen-building-antara-
impian.html

Smart Building: http://www.telkom.co.id/green-building-menjadi-kebutuhan-


setiap-developer-untuk-memanjakan-para-tenant.html

Green Building semakin diminati:


http://properti.bisnis.com/read/20140819/48/251047/rumah-ramah-
lingkungan-makin-diminati

Green buliding sebagai kebutuhan :


http://properti.bisnis.com/read/20140429/276/223453/green-building-
bangunan-hijau-semakin-jadi-kebutuhan

Green Building Council Indonesia: http://www.gbcindonesia.org/index.php/2012-


08-01-03-25-31/2012-08-02-03-43-34/rating-tools

Anda mungkin juga menyukai