Sumber : dispendukcapil.malangkota.go.id
Gambar 4.1 Penampang melintang jalan Jl. J.A. Suprapto kota Malang
Tabel 4.1 Keterangan Ukuran Jalan pada Ruas Jl. J.A.Suprapto kota Malang
Keterangan Sisi A Sisi B Sisi C Total Rata Rata
Lebar Jalur Lalu Lintas 6,5m 6,0m 5, 0m 17,5 m 5,8m
Lebar Bahu 2,5m 0,5m
A. 0,75 m 0,75m
Lebar Median Jalan
B. 1,30 m 1,30m
32
4.2 Analisis Karakteristik Arus Lalu Lintas
Analisis karakteristik arus lalu lintas ini meliputi volume arus lalu lintas,
kecepatan kendaraan, dan hambatan samping di ruas jalan tersebut.
Kondisi arus lalu lintas pada saat jam puncak yang terjadi pada ruas Jalan
J.A. Suprapto kota Malang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Kondisi Arus Lalu Lintas Pada Saat Jam Puncak
SU
K
Keterangan :
U S : Utara Selatan
S U : Selatan Utara
33
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa total kendaraan yang
melintas yang paling besar dari arah selatan ke utara pada jalan khusus LV & HV
terjadi pada hari Senin yaitu sebesar 1.338 smp/jam/arah dan untuk jalan khusus
MC 1.046 smp/jam/arah sedangkan arah Utara ke Selatan arus kendaraan paling
besar terjadi pada hari Senin dengan total kendaraan yang melintas sebesar 2.409
smp/jam/arah.
34
Gambar 4.3 Grafik Data Hasil Survey
35
4.2.2 Kecepatan Lalu Lintas
36
Tabel 4.4 Penentuan Kelas Hambatan Samping
Dari hasil survei yang dilakukan pada ruas jalan J.A. Suprapto per jam dan
per 200m dari segmen jalan yang diamati pada kedua sisi jalan didapat nilai
hambatan samping pada saat jam puncak sebagai berikut :
Faktor Frekwensi
Tipe kejadian hambatan samping Simbol Frekwensi berbobot
bobot kejadian
(20) (21) (22) (23) (24)
Pejalan kaki PED 0.5 11 6
Parkir, kendaraan berhenti PSV 1 47 47
Kendaraan masuk + keluar EEV 0.7 103 72.1
Kendaraan lambat SMV 0.4 8 3
Total 127.8
Berdasarkan nilai total dari kejadian hambatan samping dari arah Utara
Selatan dan pada saat jam puncak dapat dikategorikan bahwa nilai hambatan
samping termasuk dalam kelas rendah yang terdiri dari pemukiman, beberapa
angkutan umum, dll dengan nilai frekwensi berbobot kejadian berkisar diantara
100 299.
37
Tabel 4.6 Nilai Hambatan Samping Arah Selatan Utara
Faktor Frekwensi
Tipe kejadian hambatan samping Simbol Frekwensi berbobot
bobot kejadian
(20) (21) (22) (23) (24)
Pejalan kaki PED 0.5 37 19
Parkir, kendaraan berhenti PSV 1
Kendaraan masuk + keluar EEV 0.7
Kendaraan lambat SMV 0.4
Total 19
Faktor Frekwensi
Tipe kejadian hambatan samping Simbol Frekwensi berbobot
bobot kejadian
(20) (21) (22) (23) (24)
Pejalan kaki PED 0.5 35 18
Parkir, kendaraan berhenti PSV 1 40 40
Kendaraan masuk + keluar EEV 0.7 73 51
Kendaraan lambat SMV 0.4 13 5
Total 114
Berdasarkan nilai total dari kejadian hambatan samping dari arah Selatan -
Utara dan pada saat jam puncak dapat dikategorikan bahwa nilai hambatan
samping termasuk dalam kelas rendah yang terdiri dari pemukiman, beberapa
angkutan umum, dll dengan nilai frekwensi berbobot kejadian berkisar diantara
100 299.
Analisis kinerja yang meliputi kapasitas dan derajat kejenuhan dibawah ini
menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.
38
Berikut nilai dari arus total kendaraan (Q) yang melewati jalan
J.A.Suprapto pada saat jam puncak dari kedua arah :
Kendaraan
Kendaraan Sepeda
Jam Ringan smp smp smp volume/jam
Berat (HV) motor (MC)
(LV)
1 1.2 0.25
06.00 - 06.15 331 331 4 4.8 1185 296.25
06.15 - 06.30 329 329 3 3.6 983 245.75
06.30 - 06.45 343 343 3 3.6 967 241.75
06.45 - 07.00 372 372 2 2.4 943 235.75 2409
Tabel 4.9 Nilai Total Kendaraan (Q) Arah Selatan Utara (LV & HV)
Kendaraan Kendaraan
Jam smp smp volume/jam
Ringan (LV) Berat (HV)
1 1.2
06.00 - 06.15 326 326 2 2.4
06.15 - 06.30 338 338 3 3.6
06.30 - 06.45 354 354 2 2.4
06.45 - 07.00 307 307 4 4.8 1338
Tabel 4.10 Nilai Total Kendaraan (Q) Arah Selatan Utara (MC)
Sepeda
Jam smp volume/jam
Motor (MC)
0.35
06.00 - 06.15 848 296.8
06.15 - 06.30 722 252.7
06.30 - 06.45 716 250.6
06.45 - 07.00 703 246.05 1046
39
4.3.2 Kecepatan Arus Bebas
Dimana:
FV0 = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang
diamati
Berikut data spesifik ruas jalan kedua arah untuk jalan U-S dan S-U (LV-
HV) berdasarkan tabel tabel yang terdapat dalam MKJI 1997 :
- Berdasarkan tipe jalan yaitu empat lajur dua arah terbagi (4/2 D) maka dari
Tabel 2.10(halaman 17) faktor Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan
rata - rata (FV0) diperoleh nilai sebesar 55km/jam
- Berdasarkan tipe jalan yaitu empat lajur dua arah terbagi (4/2 D) dan
lebarjalur lalu lintas efektif yang dimiliki per lajur yaitu sebesar 3,25m (Utara
Selatan), dan 3,00m (Selatan Utara) maka dari Tabel 2.11(halaman 18)
faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu lintas (FVw)
adalah sebesar -2 (Utara Selatan) dan -4 (Selatan Utara).
- Berdasarkan tipe jalan dengan bahu, faktor penyesuaian untuk pengaruh
hambatan samping memiliki kelas hambatan samping rendah dan memiliki
lebar bahu efektif rata rata 2,5m, maka dari Tabel 2.12(halaman 19) faktor
40
penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping (FFVsf)
diperoleh nilai sebesar 1,03 (Untuk kedua Arah).
- Untuk faktor penyesuaian pengaruh ukuran kota (FFVCS) dengan jumlah penduduk
yang ada yaitu sebesar 888.387 jiwa maka dari Tabel 2.14(halaman 20) diperoleh
nilai sebesar 0,95
FV = (55 + (-2)) x 1,03 x 0,95 = 51,861 52km/ jam (Arah Utara Selatan) dan
FV = (55 + (-4)) x 1,03 x 0,95 = 49,904 50km/ jam (Arah Selatan Utara)
perhitungan dapat dilihat di lampiran pada lembar UR 3.
Kapasitas jalan merupakan arus maksimum yang melalui satu titik di jalan
yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Dalam analisa ini
menggunakan metode MKJI 1997 dengan persamaan sebagai berikut :
= 0
Di mana :
Berikut data spesifik ruas jalan kedua arah berdasarkan tabel tabel yang
terdapat dalam MKJI 1997 :
- Untuk tipe jalan empat lajur terbagi (4/2 D), dari Tabel 2.4(halaman 12)
Kapasitas dasar jalan (Co) di peroleh nilai sebesar 1.650 smp/jam.
41
- Untuk tipe empat lajur terbagi (4/2 D) dengan lebar jalur lalu lintas efektif
yang dimiliki per lajur sebesar 3,25m (Arah Utara Selatan), dan 3,00m
(Arah Selatan Utara) maka dari Tabel 2.5(halaman 12) faktor koreksi untuk
lebar jalur lalu lintas (FCw) diperoleh nilai sebesar 0,96 (Utara Selatan) dan
0,92 (Selatan Utara).
- Untuk jalan terbagi dan jalan satu arah, faktor penyesuaian kapasitas untuk
pemisah arah tidak dapat diterapkan, maka Faktor penyesuaian kapasitas
untuk pemisah arah (FCsp) diperoleh nilai sebesar 1
- Untuk faktor penyesuaian pengaruh ukuran kota (FCCS) dengan jumlah penduduk
yang ada yaitu sebesar 888.387 jiwa maka dari Tabel 2.9(halaman 15) diperoleh
nilai sebesar 0,94
- Untuk tipe jalan empat lajur dua arah terbagi yang memiliki tingkat hambatan
samping rendah dengan rata rata lebar bahu efektif 2,5m, maka dari Tabel
2.8(halaman 14) Faktor koreksi kapasitas akibat hambatan samping (FCsf)
diperoleh nilai sebesar 1,02
Berdasarkan persamaan dan data tersebut diperoleh hasil :
C = 1.650 x 0,96 x 1 x 0,94 x 1,02 = 1.518,74 1.519smp/jamx 2 = 3.038
smp/jam (Utara Selatan)
C = 1.650 x 0,92 x 1 x 0,94 x 1,02 = 1.455,46 1.455smp/jamx 2 = 2.910
smp/jam (Selatan Utara)
Perhitungan dapat dilihat di lampiran pada lembar UR 3
42
Di mana:
DS = Derajat Kejenuhan
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
- Berdasarkan hasil perhitungan arus lalu lintas arah Utara Selatan pada saat
jam puncak diperoleh nilai Q sebesar 2.409 smp/ jam
- Berdasarkan hasil perhitungan arus lalu lintas arah Selatan Utara pada saat
jam puncak diperoleh nilai Q sebesar 1.338 smp/ jam
- Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas diperoleh nilai C sebesar 3.038
smp/jam (Utara Selatan) dan 2.910 smp/jam (Selatan Utara).
Sehingga nilai DS diperoleh :
Ds ( Utara Selatan ) = 2.409/ 3.038 = 0,793> 0,75 ( sudah tidak layak )
Ds ( Selatan Utara ) = 1.338 / 2.910 = 0,460< 0,75 ( layak )
Berdasarkan hasil tersebut dapat diperoleh data bahwa nilai Degree of
Saturation (DS) dari arah Utara ke Selatan sebesar 0,793 sudah tidak memenuhi
persyaratan sedangkan dari arah Selatan ke Utara diperoleh nilai sebesar 0,460
dan memenuhi persyaratan.
43
4.4 Waktu Tempuh
Waktu tempuh merupakan waktu rata rata yang diperlukan oleh
kendaraan untuk menempuh segmen jalan dengan panjang tertentu. Hubungan
antara kecepatan (V) dan waktu tempuh (TT), dinyatakan dalam persamaan
berikut ini :
V=
Dimana : V = Kecepatan
L = Panjang segmen ( km )
TT = Waktu tempuh rata rata (LV) panjang segmen jalan (jam)
V = 42 km/jam
Gambar 4.5 Grafik diagram kecepatan sebagai fungsi dari DS untuk jalan empat
Dari grafik diatas diperoleh nilai kecepatan rata rata kendaraan ringan
sebesar 42km/jam dimana nilai kecepatan arus bebas (FVLV) pada saat jam
puncak arah Utara Selatan sebesar 51,861km/jam dan nilai derajat kejenuhan
DS sebesar 0,793.
44
V = 45 km/jam
Gambar 4.6 Grafik Diagram kecepatan sebagai fungsi dari DS untuk jalan empat
Dari grafik diatas diperoleh nilai kecepatan rata rata kendaraan ringan
sebesar 45km/jam dimana nilai kecepatan arus bebas (FVLV) pada saat jam
puncak arah Selatan - Utara sebesar 49,903km/jam dan nilai derajat kejenuhan DS
sebesar 0,460.
45
Berikut data spesifik ruas jalan untuk jalan S-U (MC) berdasarkan tabel
tabel yang terdapat dalam MKJI 1997 :
- Berdasarkan tipe jalan yaitu dua lajur satu arah (2/1) maka dari Tabel
2.10(halaman 17) faktor Kecepatan Arus Bebas Kendaraan (FV0) diperoleh
nilai sebesar 47km/jam
- Berdasarkan tipe jalan yaitu dua lajur satu arah (2/1) dan lebar jalur lalu lintas
efektif yang dimiliki semua lajur yaitu sebesar 5,00m (Selatan Utara) maka
dari Tabel 2.11(halaman 18) Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk
lebar jalur lalu lintas (FVw) adalah sebesar -9,5 (Selatan Utara).
- Berdasarkan tipe jalan dengan bahu, faktor penyesuaian untuk pengaruh
hambatan samping memiliki kelas hambatan samping rendah dan memiliki
lebar bahu efektif rata rata 0,5m, maka dari Tabel 2.12(halaman 19) faktor
penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping (FFVsf)
diperoleh nilai sebesar 0,96.
- Untuk faktor penyesuaian pengaruh ukuran kota (FFVCS) dengan jumlah penduduk
yang ada yaitu sebesar 888.387 jiwa maka dari Tabel 2.14(halaman 20) diperoleh
nilai sebesar 0,95
FV = (47 + (-9,5)) x 0,96 x 0,95 = 34,2 34km/ jam (Arah Selatan Utara)
Berikut data spesifik ruas jalan untuk kapasitas jalan S-U (MC)
berdasarkan tabel tabel yang terdapat dalam MKJI 1997 :
- Untuk tipe jalan dua lajur satu arah (2/1), dari Tabel 2.4(halaman 12)
Kapasitas dasar jalan (Co) di peroleh nilai sebesar 1.650 smp/jam.
- Untuk tipe dua lajur satu arah (2/1) dengan lebar jalur lalu lintas efektif yang
dimiliki sema lajur sebesar 5m (Arah Selatan Utara) maka dari Tabel
2.5(halaman 12) faktor koreksi untuk lebar jalur lalu lintas (FCw) diperoleh
nilai sebesar 0,56 (Selatan Utara).
46
- Untuk jalan terbagi dan jalan satu arah, faktor penyesuaian kapasitas untuk
pemisah arah tidak dapat diterapkan, maka Faktor penyesuaian kapasitas
untuk pemisah arah (FCsp) diperoleh nilai sebesar 1
- Untuk faktor penyesuaian pengaruh ukuran kota (FCCS) dengan jumlah penduduk
yang ada yaitu sebesar 888.387 jiwa maka dari Tabel 2.9(halaman 15) diperoleh
nilai sebesar 0,94
- Untuk tipe jalan dua lajur satu arah yang memiliki tingkat hambatan samping
rendah dengan rata rata lebar bahu efektif 0,5m, maka dari Tabel
2.8(halaman 14) faktor koreksi kapasitas akibat hambatan samping (FCsf)
diperoleh nilai sebesar 0,92
Berdasarkan persamaan dan data tersebut diperoleh hasil :
C= 1.650 x0,56 x 1 x 0,92 x 0,94 = 1.312,76 799 smp/jamx2 (Selatan Utara)
- Berdasarkan hasil perhitungan arus lalu lintas arah Selatan Utara pada saat
jam puncak diperoleh nilai Q sebesar 1.046 smp/ jam
- Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas diperoleh nilai C sebesar 799
smp/jam (Selatan Utara).
Sehingga nilai DS diperoleh :
47
Tabel 4.11 Derajat Kejenuhandan LOS pada ruas jalan J.A Suprapto Kota Malang
Arus lalu lintas (Q)
Arah DerajatKejenuhan (DS) LOS
smp/jam
U-S 2.409 0,793 C
S-U
1.338 0,460 A
(LV&HV)
S-U (MC) 1.046 0,655 A
Langkah ini merupakan salah satu solusi yang paling sering dilakukan jika
lebar bahu pada tepi jalan masih memungkinkan. Cara ini terbukti efektif mampu
mengurangi nilai derajat kejenuhan serta menambah kapasitas. Pelebaran
dilakukan pada sisi ruas jalan yang macet sebesar 100cm sehingga lebar dari jalan
itu sendiri menjadi 7,5m. Dari pelebaran tersebut nilai kapasitas, derajat
kejenuhan, dan kecepatan arus bebas akan berubah.
Di mana:
48
FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan
(km/jam)
FV0 = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang
diamati
Berikut data spesifik ruas jalan arah Utara Selatan setelah pelebaran
berdasarkan tabel tabel yang terdapat dalam MKJI 1997 :
- Berdasarkan tipe jalan yaitu empat lajur dua arah terbagi (4/2 D) maka dari
Tabel 2.10(halaman 17) faktor Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan
rata - rata (FV0) diperoleh nilai sebesar 55 km/jam
- Berdasarkan tipe jalan yaitu empat lajur dua arah terbagi (4/2 D) dan lebar
jalur lalu lintas efektif yang dimiliki per lajur yaitu sebesar 3,75 m, maka dari
Tabel 2.11(halaman 18) faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar
jalur lalu lintas (FVw) adalah sebesar 2
- Berdasarkan tipe jalan dengan bahu, faktor penyesuaian untuk pengaruh
hambatan samping memiliki kelas hambatan samping rendah dan memiliki
lebar bahu efektif rata rata 2,5 m, maka dari Tabel 2.12(halaman 19) faktor
penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping (FFVsf)
diperoleh nilai sebesar 1,03
- Untuk faktor penyesuaian pengaruh ukuran kota (FFVCS) dengan jumlah penduduk
yang ada yaitu sebesar 888.387 jiwa maka dari Tabel 2.14(halaman 20) diperoleh
nilai sebesar 0,95
49
Berdasarkan persamaan dan data tersebut diperoleh hasil :
Kapasitas jalan merupakan arus maksimum yang melalui satu titik di jalan
yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Dalam analisa ini
menggunakan metode MKJI 1997 dengan persamaan sebagai berikut :
= 0
Di mana :
Berikut data spesifik ruas jalan kedua arah berdasarkan tabel tabel yang
terdapat dalam MKJI 1997 :
- Untuk tipe jalan empat lajur terbagi (4/2 D), dari Tabel 2.4(halaman 12)
Kapasitas dasar jalan (Co) di peroleh nilai sebesar 1.650 smp/jam.
- Untuk tipe empat lajur terbagi (4/2 D) dengan lebar jalur lalu lintas efektif
yang dimiliki per lajur sebesar 3,75 m, maka dari Tabel 2.5(halaman 12)
faktor koreksi untuk lebar jalur lalu lintas (FCw) diperoleh nilai sebesar 1,04
- Untuk jalan terbagi dan jalan satu arah, faktor penyesuaian kapasitas untuk
pemisah arah tidak dapat diterapkan, maka Faktor penyesuaian kapasitas
untuk pemisah arah (FCsp) diperoleh nilai sebesar 1
50
- Untuk faktor penyesuaian pengaruh ukuran kota (FCCS) dengan jumlah penduduk
yang ada yaitu sebesar 888.387 jiwa maka dari Tabel 2.9(halaman 15) diperoleh
nilai sebesar 0,94
- Untuk tipe jalan empat lajur dua arah terbagi yang memiliki tingkat hambatan
samping rendah dengan rata rata lebar bahu efektif 2,5m, maka dari Tabel
2.8(halaman 14) faktor koreksi kapasitas akibat hambatan samping (FCsf)
diperoleh nilai sebesar 1,02
=
Di mana:
DS = Derajat Kejenuhan
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
- Berdasarkan nilai tetap jumlah arus lalu lintas arah Utara Selatan sebesar
2.409 smp/ jam
- Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas setelah pelebaran jalan diperoleh
nilai C sebesar 3.290 smp/jam
Sehingga nilai DS diperoleh :
51
Ds ( Selatan Utara ) = 2.409 / 3.290 = 0,732< 0,75 ( layak )
Berdasarkan hasil tersebut dapat diperoleh data bahwa nilai Degree of
Saturation (DS) dari arah Utara ke Selatan diperoleh nilai sebesar 0,732 dan
sudah memenuhi persyaratan 0,75.
52
V = 47 km/jam
Gambar 4.7 Grafik diagram kecepatan sebagai fungsi dari DS untuk jalan empat
Dari grafik tersebut diperoleh nilai kecepatan rata rata kendaraan ringan
sebesar 47km/jam dimana nilai kecepatan arus bebas (FVLV) pada saat jam
puncak arah Utara - Selatan sebesar 55,774km/jam dan nilai derajat kejenuhan DS
sebesar 0,732.
53
4.6 Skets Gambar Rencana Pelebaran
2,5 m
1m
Gambar 4.8 Kondisi jalan sebelum Gambar 4.9 Kondisi jalan setelah
rekayasa pelebarkan rekayasa pelebaran
54