PERGERAKAN
(Trip Generation)
Nurrahman P.W (15408021)
Elmy Yasinta C (15408063)
Pendahuluan : Perencanaan
Transportasi
Pendahuluan : Perencanaan
Transportasi
MODEL SEBARAN PERGERAKAN
MODEL SEBARAN
PERGERAKAN
• Model sebaran pergerakan merupakan model lanjutan dari
model bangkitan pergerakan
• Model bangkitan hanya mampu memberikan informasi untuk
memperkirakan jumlah pergerakan antarzona
• Tetap diperlukan permodelan pola pergerakan antar zona yang
dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas sistem jaringan
antarzona dan tingkat bangkitan maupun tarikan antarzona
MATRIKS PERGERAKAN
1 2 3 … N Oi
… … … … … ... …
Metode Analogi
• Tanpa-batasan
Metode - Seragam
MAT • Dengan-satu-batasan
- Batasan-bangkitan
- Batasan-tarikan
Metode Metode • Dengan-dua-batasan
Tidak Tidak - Rata-rata
Konvensional Langsung - Fratar
- Detroit
- Furness
Metode Sintesis
- Model Opportunity
Model berdasarkan informasi - Model Gravity
arus lalu lintas - Model Gravity-Opportunity
- Estimasi Matriks Entropi
Maksimum
- Model Estimasi Kebutuhan
Transportasi
METODE TIDAK LANGSUNG
MODEL SEBARAN PERGERAKAN
TIDAK LANGSUNG
• Permodelan adalah penyederhanaan realita. Penyederhanaan
tersebut dilakukan dengan suatu faktor atau sistem yang dapat
dipertimbangkan mempunya kaitan dengan situasi yang ingin
digambarkan
• Terdiri dari :
- Metode Analogi : dalam hal ini suatu nilai tingkat pertumbuhan
digunakan pada pergerakan pada saat sekarang untuk
mendapatkan pergerakan pada masa mendatang
- Metode Sintesis : usaha untuk memodelkan hubungan atau
kaitan yang terjadi antarpola pergerakan. Untuk kemudian
diproyeksikan
METODE ANALOGI
Zona 1 2 3 4 5 oi Oi Ei
1 40 80 100 120 160 500 500 1,000
2 80 60 200 100 160 600 300 0,500
3 120 60 40 180 300 700 875 1,250
4 160 140 120 80 400 900 1350 1,500
5 200 160 180 160 100 800 475 0,594
dd 600 500 640 640 1120 3500
Dd 300 750 640 480 1330 3500
Ed 0,500 1,500 1,000 0.750 1,188 1,000
Metode Tanpa-Batasan
Kekurangan :
- Tingkat pertumbuhan global yang terjadi dianggap merata
atau seragam untuk setiap zona
- Tidak dapat digunakan untuk kota yang tingkat pertumbuhan
tata guna lahannya tidak merata (terjadi di negara
berkembang) sehingga tidak cocok digunakan di Indonesia
Metode dengan satu-batasan
METODE DENGAN BATASAN
BANGKITAN
Metode dengan Batasan-
Bangkitan
• Asumsi : Informasi yang tersedia adalah perkiraan bangkitan
pergerakan pada masa mendatang, atau perkiraan tarikan
pergerakan tidak tersedia atau dapat juga tersedia tapi
akurasinya rendah. Secara matematis dijelaskan dengan
persamaan berikut :
Tid = tid . Ei
Metode dengan Batasan-
Bangkitan
Zona 1 2 3 4 5 oi Oi Ei
Tid = tid . Ed
Metode dengan Batasan-Tarikan
Zona 1 2 3 4 5 oi Oi Ei
Metode Fratar
Metode dengan
dua-batasan
Metode Detroit
Metode Furness
Metode Rata-Rata
-Metode rata-rata adalah usaha pertama untuk
mengatasi adanya tingkat pertumbuhan daerah yang
berbeda-beda
- Metode ini menggunakan tingkat pertumbuhan yang
berbeda-beda di tiap zona yang dihasilkan dengan
perubahan tata guna lahan dan bangkitan lalu lintas.
Secara matematis hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Metode Rata-Rata
Keterangan :
Ei, Ed = tingkat pertumbuhan zona i dan d
Oi,Dd = total pergerakan masa mendatang yang berasal dari zona asal
i atau yang menuju ke zona tujuan d
oi,dd = total pergerakan masa sekarang yang berasal dari
zona asal i atau yang menuju ke zona tujuan d
Metode Rata-Rata
Asumsi :
oi = Oi
oi = total pergerakan masa sekarang dengan zona asal i.
Oi = total pergerakan masa mendatang (dari analisis
bangkitan
lalu lintas) dengan zona asal i.
…
Metode Rata-Rata
MAT pada masa mendatang dengan metode rata-rata (hasil
pengulangan ke-1)
Zona 1 2 3 4 5 oi Oi Ei
1 30 100 100 105 175 510 500 0,9804
2 40 60 150 62,5 135 447,5 300 0,6704
3 105 82,50 45 180 365,63 778,13 875 1,1245
4 160 210 150 90 537,5 1147,5 1350 1,1765
5 109,38 167,5 143,44 107,5 89,06 616,88 475 0,7700
dd 444,38 620 588,44 545 1302,19 3500
Dd 300 750 640 480 1330 3500
Ed 0,6751 1,2097 1,0876 0,8807 1,0214 1,000
Metode Rata-Rata
Perhitungan untuk Tid untuk pengulangan ke-2 :
.
.
Metode Rata-Rata
MAT pada masa mendatang dengan metode rata-rata (hasil
pengulangan ke-2)
Zona 1 2 3 4 5 oi Oi Ei
1 24,83 109,50 103,40 97,71 175,15 510,60 500 0,9792
2 26,91 56,40 131,85 48,47 114,19 377,83 300 0,7940
3 94,48 96,28 49,77 180,47 392,29 813,30 875 1,0759
4 148,13 250,55 169,81 92,57 590,67 1251,72 1350 1,0785
5 79,03 165,80 133,23 88,73 79,77 546,56 475 0,8691
dd 373,38 678,53 588,06 507,95 1352,07 3500
Dd 300 750 640 480 1330 3500
Ed 0,8035 1,1053 1,0883 0,9450 0,9837 1,000
Metode Rata-Rata
MAT pada masa mendatang dengan metode rata-rata (hasil
pengulangan ke-20)
Zona 1 2 3 4 5 oi Oi Ei
1 19 118 115 89 159 500 500 1,000
2 16 49 118 35 83 300 300 1,000
3 84 120 64 191 416 875 875 1,000
4 128 305 213 95 609 1350 1350 1,000
5 52 158 131 71 64 475 475 1,000
dd 300 750 640 480 1330 3500
Dd 300 750 640 480 1330 3500
Ed 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Metode dengan dua-batasan
METODE FRATAR
Metode Fratar
Asumsi :
- Sebaran pergerakan dari zona asal pada masa mendatang
sebanding dengan sebaran pergerakan pada masa sekarang
- Sebaran pergerakan pada masa mendatang dimodifikasi
dengan nilai tingkat pertumbuhan zona tujuan pergerakan
tersebut
Metode Fratar
• Secara matematis, metode Fratar dapat dinyatakan dengan
cara :
Metode Fratar
MAT pada masa mendatang, (tingkat pertumbuhan setiap zona
serta nilai Li dan Ld (pengulangan ke-1)
Zona 1 2 3 4 5 oi Oi Ei Li
L1 = 0,523
L2 = 0,470
Metode Fratar
.
.
L5 = 0,470
Metode Fratar
L1 = 0,469
L2 = 0,557
Metode Fratar
.
.
L5 = 0,554
Metode Fratar
Perhitungan nilai Tid untuk pengulangan ke-2
…
Metode Fratar
MAT pada masa mendatang, (tingkat pertumbuhan setiap zona
serta nilai Li dan Ld (pengulangan ke-2)
Zona 1 2 3 4 5 oi Oi Ei Li
…
Metode Detroit (pengulangan
ke-2)
Zona 1 2 3 4 5 oi Oi Ei
1 20 120 100 90 190 520 500 0,9615
2 20 45 100 37,5 95 297,50 300 1,0084
3 75 112,5 50 168,75 445,31 851,56 875 1,0275
4 120 315 180 90 712,50 1417,5 1350 0,9524
5 59.38 142.5 106,88 71,25 70,51 450,51 475 1,0544
Dd 294.38 735 536,88 457,50 1513,32 3537,07
Dd 300 750 640 480 1330 3500
Ed 1,0191 1.0204 1.1921 1,0492 0,8789 0,9895
Metode Detroit (pengulangan
ke-8)
Zona 1 2 3 4 5 oi Oi Ei
1 19 118 115 89 159 500 500 1,000
2 20 45 117 38 81 300 300 1,000
3 81 124 65 187 418 875 875 1,000
4 119 316 213 91 611 1350 1350 1,000
5 61 147 130 74 62 475 475 1,000
dd 300 750 640 480 1330 3500
Dd 300 750 640 480 1330 3500
Ed 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Metode Detroit
• Keunggulan :
- Tingkat pertumbuhan yang digunakan lebih sederhana
dibandingkan dengan metode fratar.
- Waktu komputasi/ pengolahan data semakin sedikit
Metode dengan dua-batasan
METODE FURNESS
Metode Furness
• Mengembangkan metode yang pada saat sekarang sangat
sering digunakan dalam perencanaan transportasi
• Sebaran pergerakan pada masa mendatang didapatkan
dengan mengalikan sebaran pergerakan sekarang dengan
tingkat pertumbuhan zona asal atau zona tujuan yang
dilakukan secara bergantian
• Secara matematis dijelaskan dengan persamaan :
Tid = tid . Ei
Metode Furness
• Metode yang paling sering digunakan dalam perencanaan
transportasi
• Pada metode ini, sebaran pergerakan pada masa mendatang
didapatkan dengan mengalikan sebaran pergerakan pada saat
sekarang dengan tingkat pertumbuhan zona asal dan zona
tujuan yang dilakukan secara bergantian
Tid = tid.Ei
Metode Furness (matriks awal)
Zona 1 2 3 4 oi Oi Ei
Asumsi
• Diperhitungkannya alasan terjadi pergerakan di
masa sekarang sebelum pergerakan pada masa
mendatang.
• Menggunakan analogi hukum alam yang terjadi.
Model Gravitasi
• Asumsi : ciri bangkitan dan tarikan pergerakan berkaitan
dengan beberapa parameter zona asal.
𝑚𝑖 . 𝑚𝑑
𝐹𝑖𝑑 = 𝐺
𝑑2
Model Gravitasi
• Nilai sel MAT berkaitan dengan aksesibilitas sebagai fungsi
jarak, waktu, atau pun biaya.
• Dalam ilmu geografi, gaya dianggap sebagai pergerakan antara
dua daerah.
• Massa digantikan dengan peubah seperti populasi atau
bangkitan dan tarikan pergerakan.
• Jarak, waktu atau biaya sebagai ukuran aksesibilitas
Model Gravitasi
𝑂𝑖 . 𝑂𝑑
𝑇𝑖𝑑 = 𝐾
𝑑2
𝑇𝑖𝑑 ≈ 𝑂𝑖 . 𝐷𝑑 . 𝑓(𝐶𝑖𝑑 )
Batasan
𝑁
σ𝑁 𝑇
𝑑=1 𝑖𝑑 = 𝑂𝑖 dan σ 𝑖=1 𝑇𝑖𝑑 = 𝐷𝑖
Model Gravitasi (Rumus
Umum)
𝑻𝒊𝒅 = 𝑨𝒊 . 𝑶𝒊 . 𝑩𝒅 . 𝑫𝒅 . 𝒇(𝑪𝒊𝒅 )
1
𝐵𝑑 = 𝑁
σ𝑖=1(𝐴𝑖 . 𝑂𝑖 . 𝑓𝑖𝑑 )
Model Gravitasi (Fungsi
Hambatan)
Menurut Hyman (1969) menyarankan tiga fungsi hambatan
sebagai ukuran aksesibilitas (kemudahan) antara zona i dengan
zona d
• 𝑓 𝐶𝑖𝑑 = 𝐶𝑖𝑑 −𝛼 (fungsi pangkat)
−𝛽𝐶𝑖𝑑
• 𝑓 𝐶𝑖𝑑 = 𝑒 (fungsi eksponensial negatif)
−𝛽𝐶𝑖𝑑
• 𝑓 𝐶𝑖𝑑 = 𝐶𝑖𝑑 −𝛼 . 𝑒 (fungsi Tanner)
Model Gravitasi (Jenis)
1. Model Tanpa Batasan
2. Model Dengan Batasan Bangkitan (SCGR)
3. Model Dengan Batasan Tarikan (SCGR)
4. Model Dengan Batasan Bangkitan Tarikan (DCGR)
Model Tanpa Batasan (UCGR)
Asumsi :
Bersifat tanpa batasan. Dalam arti model tidak diharuskan
menghasilkan total yang sama dengan total pergerakan dari dan
ke setiap zona yang diperkirakan.
𝑻𝒊𝒅 = 𝑨𝒊 . 𝑶𝒊 . 𝑩𝒅 . 𝑫𝒅 . 𝒇(𝑪𝒊𝒅 )
−𝜷𝑪𝒊𝒅
𝑻𝒊𝒅 = 𝑨𝒊 . 𝑶𝒊 . 𝑩𝒅 . 𝑫𝒅 . 𝒆𝒙𝒑
Dengan :
A,B = 1
β = 0,08562
Cid = fungsi aksesibilitas
Model Tanpa Batasan
Contoh :
Terdapat hasil tahap bangkitan pergerakan sebagai berikut
Zona 1 2 3 4 5 𝑶𝒊
1 500
2 300
3 875
4 1350
5 475
𝑫𝒅 300 750 640 480 1330 3500
Hitung distribusi pergerakan dengan menggunakan Model
Gravitasi tanpa batasan
Model Tanpa Batasan
• Didapat Matriks Aksesibilitas
Zona 1 2 3 4 5
1 5 10 20 50 35
2 25 5 40 45 25
3 50 35 10 35 40
4 25 40 35 5 50
5 45 50 25 15 10
Model Tanpa Batasan
• Dihitung Matriks Fungsi Aksesibilitas
−𝜷𝑪𝒊𝒅
(𝒆𝒙𝒑 )
Zona 1 2 3 4 5
1 0,65175 0,42478 0,18044 0,01383 0,04995
2 0,11760 0,65175 0,03256 0,02122 0,11760
3 0,01383 0,04995 0,42478 0,04995 0,03256
4 0,11760 0,03256 0,04995 0,65175 0,01383
5 0,02122 0,01383 0,11760 0,27685 0,42478
Model Tanpa Batasan
• Hitung 𝑇11 hingga 𝑇55
−𝜷𝑪𝟏𝟏
• 𝑻𝟏𝟏 = 𝑨𝟏 . 𝑶𝟏 . 𝑩𝟏 . 𝑫𝟏 . 𝒆𝒙𝒑 = 𝟏𝐱𝟓𝟎𝟎𝐱𝟏𝐱𝟑𝟎𝟎𝐱𝟎, 𝟔𝟓𝟏𝟕𝟓 = 𝟗𝟕𝟕𝟔𝟑, 𝟑
−𝜷𝑪𝟏𝟐
• 𝑻𝟏𝟐 = 𝑨𝟏 . 𝑶𝟏 . 𝑩𝟐 . 𝑫𝟐 . 𝒆𝒙𝒑 = 𝟏𝐱𝟓𝟎𝟎𝐱𝟏𝐱𝟕𝟓𝟎𝐱𝟎, 𝟒𝟐𝟒𝟕𝟖 = 𝟏𝟓𝟗𝟐𝟗𝟓, 𝟔
−𝜷𝑪𝟏𝟑
• 𝑻𝟏𝟑 = 𝑨𝟏 . 𝑶𝟏 . 𝑩𝟑 . 𝑫𝟑 . 𝒆𝒙𝒑 = 𝟏𝐱𝟓𝟎𝟎𝐱𝟏𝐱𝟔𝟒𝟎𝐱𝟎, 𝟏𝟖𝟎𝟒𝟒 = 𝟓𝟕𝟕𝟒𝟐, 𝟐
•
•
−𝜷𝑪𝟓𝟓
• 𝑻𝟓𝟓 = 𝑨𝟓 . 𝑶𝟓 . 𝑩𝟓 . 𝑫𝟓 . 𝒆𝒙𝒑 = 𝟏𝐱𝟒𝟕𝟓𝐱𝟏𝐱𝟏𝟑𝟑𝟎𝐱𝟎, 𝟒𝟐𝟒𝟕𝟖 = 𝟐𝟔𝟖𝟑𝟔𝟎
Model Tanpa Batasan
Matriks MAT
Zona 1 2 3 4 5 𝒐𝒊 𝑶𝒊 𝑬𝒊 A
B 1 1 1 1 1
Model Tanpa Batasan
Matriks MAT Baru
Zona 1 2 3 4 5 𝒐𝒊 𝑶𝒊 𝑬𝒊 A
B 1 1 1 1 1
Model Batasan Bangkitan (PCGR)
Asumsi :
• Total pergerakan global hasil bangkitan pergerakan harus
sama dengan total pergerakan yang dihasilkan dengan
pemodelan.
• Tarikan pergerakan tidak perlu sama
Model Batasan Bangkitan
Syarat :
• Bd = 1
1
• 𝐴𝑖 = σ𝑁
𝑑=1(𝐵𝑑 .𝐷𝑑 .𝑓𝑖𝑑 )
Rumus
−𝜷𝑪𝒊𝒅
𝑻𝒊𝒅 = 𝑨𝒊 . 𝑶𝒊 . 𝑩𝒅 . 𝑫𝒅 . 𝒆𝒙𝒑
Tahapan :
1. Buat matriks dari (𝐵𝑑 . 𝐷𝑑 . 𝑓𝑖𝑑 )
2. Hitung nilai A untuk masing-masing zona
3. Hitung nilai untuk masing-masing T
4. Buat Matriks MAT
Model Batasan Tarikan (ACGR)
Asumsi :
• Total pergerakan secara global harus sama dan juga tarikan
pergerakan yang didapat dengan pemodelan harus sama
dengan hasil tarikan pergerakan yang diinginkan.
• Bangkitan pergerakan tidak harus sama.
Model Bangkitan Tarikan
Syarat :
• Ai = 1
1
• 𝐵𝑑 = σ𝑁
𝑖=1(𝐴𝑖 .𝑂𝑖 .𝑓𝑖𝑑 )
Rumus :
−𝜷𝑪𝒊𝒅
𝑻𝒊𝒅 = 𝑨𝒊 . 𝑶𝒊 . 𝑩𝒅 . 𝑫𝒅 . 𝒆𝒙𝒑
Tahapan :
1. Buat matriks dari(𝐴𝑖 . 𝑂𝑖 . 𝑓𝑖𝑑 )
2. Hitung nilai B untuk masing-masing zona
3. Hitung nilai untuk masing-masing T
4. Buat Matriks MAT
Model Batasan Bangkitan
Tarikan
• Dalam model ini, bangkitan dan tarikan pergerakan harus
selalu sama dengan yang dihasilkan oleh tahap bangkitan
pergerakan.
Syarat batas :
1
𝐴𝑖 = σ𝑁
untuk semua zona i
𝑑=1(𝐵𝑑 .𝐷𝑑 .𝑓𝑖𝑑 )
1
𝐵𝑑 = σ𝑁
untuk semua zona d
𝑖=1(𝐴𝑖 .𝑂𝑖 .𝑓𝑖𝑑 )
Model Batasan Bangkitan
Tarikan
Rumus :
−𝜷𝑪𝒊𝒅
𝑻𝒊𝒅 = 𝑨𝒊 . 𝑶𝒊 . 𝑩𝒅 . 𝑫𝒅 . 𝒆𝒙𝒑
σ𝑖 σ𝑑[𝑇 𝛽 𝑐𝑖𝑑 ]
𝑐 β =
𝑇(𝛽)
σ𝑖 σ𝑑[𝑁𝑖𝑑 𝐶𝑖𝑑 ]
𝑐 ∗=
σ𝑖 σ𝑑 𝑁𝑖𝑑
𝑐 𝛽 =𝑐∗
Metode Analisis Regresi Linear
• Digunakan untuk mengkalibrasi parameter model gravitasi
yang merupakan suatu fungsi non-linear.
• Transformasi linear dibutuhkan untuk mengubah fungsi non-
linear menjadi linear.
• Hal ini dimaksudkan agar perhitungan dan pengamatan
bernilai sama.
Metode Analisis Regresi Linear
Fungsi Hambatan Eksponensial Negatif
−𝜷𝑪𝒊𝒅
𝑻𝒊𝒅 = 𝑨𝒊 . 𝑶𝒊 . 𝑩𝒅 . 𝑫𝒅 . 𝒆𝒙𝒑
−𝜷
𝑻𝒊𝒅 = 𝑨𝒊 . 𝑶𝒊 . 𝑩𝒅 . 𝑫𝒅 . 𝑪𝒊𝒅
−𝜷 −𝜷𝑪𝒊𝒅
𝑻𝒊𝒅 = 𝑨𝒊 . 𝑶𝒊 . 𝑩𝒅 . 𝑫𝒅 . 𝑪𝒊𝒅 . 𝒆𝒙𝒑
• Sebaran pergerakan
𝑻𝒊𝒅 = 𝑨𝒊 . 𝑶𝒊 . 𝑩𝒅 . 𝑫𝒅 . 𝒇𝒊𝒅
1
𝐵𝑑 = 𝑁
σ𝑖=1(𝐴𝑖 . 𝑂𝑖 . 𝑓𝑖𝑑 )
Model Entropi Maksimum
Pendekatan Entropi Maksimum mampu menjelaskan :
• Total pergerakan dan biaya perjalanan antarzona diketahui
• Total biaya perjalanan yang dilakukan
• Jumlah peluang pergerakan individu yang mungkin terjadi
Daftar Pustaka
• Tamin, Ofyar. 2003.Perencanaan dan Pemodelan
Transportasi.Penerbit ITB
• Meyer, D. Michael. 2001. Urban Transportation Planning.
McGrawHill.
• Institute of Transportation Engineers. 1992. Transportation
Planning Handbook. Prentice Hall
Terima Kasih