Anda di halaman 1dari 9

Laporan Antara

Bab Ini Menguraikan Tentang Kesimpulan dalam Proses Penyusunan


Laporan Antara Rencana Detail Tata ruang Kawasan BWK I Kota Magelang
baik secara makro maupun mikro.

VIII-9
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

7.1. Kesimpulan Analisis Makro


Tujauan penyusunan RDTRK BWK I Kota Magelang adalah mewujudkan Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan BWK I sebagai CBD (Central Business District) Kota Magelang.
BWK I Kota Magelang diarahkan sebagai kawasan pusat kota yang mampu menggerakkan
kegiatan perekonomian wilayah Kota Magelang dengan pengembangan sector ekonomi,
social, dan budaya.
Kawasan BWK I dibagi menjadi delapan blok peruntukan dengan arah pengembangan
sebagai pusat pelayanan skala kota, local, dan lingkungan. Perkembangan kawasan sebagai
pusat pelayanan menjadikan kawasan BWK I Kota Magelang dilengkapi dengan
ketersediaan fasilitas yang mendukung. Perkembangan tersebut mengakibatkan semakin
terbatasnya lahan terbuka di kawasan BWK I serta pembangunan yang tidak teratur,
sehingga perlu dilakukan pengendalian pembangunan dengan batasan atau aturan agar
perkembangan kawasan perencanaan dapat terarah dengan baik dan berkelanjutan.
RDTRK BWK I dirancang dengan kurun waktu 20 tahun dari tahun 2011 hingga tahun
2031 memberikan gambaran, arahan dan masukan pengembangan kawasan yang akan di
hadapi. Pengembangan kawasan diarahkan untuk pengembangan kawasan perdagangan
dan jasa sebagai sector unggulan akan dipertahankan dengan dukungan dari sarana
prasarana kawasan untuk mewujudkan Kawasan BWK I sebagai pusat pelayanan.
Pencapaian pengembangan kegiatan ekonomi kawasan tersebut diikuti degan
pembangunan kawasan yang sesuai dengan Tema pengembangan Rencana Detail Tata
Ruang Kawasan BWK I Kota Magelang adalah “BWK I sebagai CBD (Central Business
District) Kota Magelang Yang Harmonis dan Sinergis”.

7.2. Kesimpulan Analisis Mikro


Kesimpulan analisis mikro menunjukkan analisis dari setiap aspek analisis untuk
mengetahui potensi, kendala, prospek dan arahan pengembangan di Kawasan BWK I Kota
Magelang sehingga membantu dalam penyusuran rencana pengembangan. Adapun analisis
yang dilakukan meliputi analisis lingkup wilayah yang lebih luas, analisis sumber daya alam./
fisik, analisis social budaya, analisis kependudukan, analisis sumber daya buatan, analisis
sektor ekonomi unggulan, analisis kelembagaan dan peran serta masyarakat.
Selengkapnya kesimpulan analisis pada masing-masing aspek analisis dalam
penyusunan RDTRK BWK I Kota Magelang dapat dilihat pada tabel berikut :

VIII-9
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

TABEL VII.1.
KESIMPULAN PER ASPEK ANALISIS
NO ASPEK ANALISIS POTENSI KENDALA PROSPEK/ARAH PENGEMBANGAN
1 2 3 4 5
1. Analisis Kedudukan dan Keterkaitan Wilayah
a. Kedudukan dan Keterkaitan Eksternal
1.1. Analisis Kedudukan  Kawasan BWK I merupakan pusat pelayanan Keterbatasan sarana pendukung aktivitas perdagangan Kebijaksanaan yang perlu dilakukan guna
dan Keterkaitan kegiatan perdagangan dan jasa yang melayani skala regional seperti parker, sehingga menimbulkan mendukung potensi perdagangan dan jasa
Ekonomi kawasan Kota Magelang dan sekitarnya keruwetan lalulintas adalah perlunya penataan dan pengembangan
 Kedudukan BWK I merupakan jalur transportasi yang Pasar Rejowinangun yang pada saat ini sedang
menghubungkan Yogyakarta dan Semarang mengalami proses perbaikan dari musibah
sebagaiPKN kebakaran, serta pasar yang telah ada
hendaknya dilengkapi dengan fasilitas umum
dan fasilitas parkir, area bongkar muat, serta
pengelompokan jenis barang dagangan untuk
mempermudah pengangkutan dan proses
perdagangan. Untuk pengembangan kawasan
perdagangan perlu pula dilakukan penataan di
kawasan perdagangan Jalan Pemuda serta
penataan PKL di sekitar Alun-alun Kota
Magelang dengan jenis komoditas perdagangan
dalam skala ritel yang mendukung untuk orang
agar lebih betah lama berada di tempat tersebut.

1.2. Analisis Kedudukan  Kedudukan BWK I didukung dengan sumber air Dioptimalkan fungsi kawasan BWK I Kota
dan keterkaitan system bersih yang berada di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang sebagai pusat pelayanan. Oleh
prasarana Magelang karena itu, perlu adanya upaya penataan
 Kawasan BWK I didukung dengan TPA yang berada kawasan serta pengembangan sarana
di wilayah Kabupaten Magelang prasarana yang mampu memberikan tingkat
 Terletak di simpul jaringan transportasi antar provinsi, pelayanan skala regional.
jalur transportasi regional
1.3. Analisis kedudukan  Berada pada jalur perdagangan dan ekonomi utama Adanya ancaman dari wilayah tetangga yang Kedudukan PKW didukung dengan eksistensi
dan keterkaitan aspek di Pulau Jawa berkembang pesat, BWK I sebagai pusat Kota Magelang Layanan Fasum-Fasos yang memadai dan
lingkungan  Menjadi bagian dari sistem kawasan kerjasama antar perlu ditata agar tetap pada posisi PKW serta mempunyai representatip.
kawasan yaitu kawasan SSB (Solo/Surakarta, Selo/ layanan khas yang berbeda dengan wilayah sekitar Layanan Fasum-Fasos dipertimbangkan
Boyolali dan Borobudur /Magelang) sebagai basis tersebut terhadap rencana sampai dengan detil agar
pengembangan Pariwisata ke Borobudur PKW dengan layanan 24 jam menjadi tujuan
 Menjadi bagian kawasan kerjasama strategis Intra- bagi kota-kota sekitar.
Kabupaten/Kota yaitu Kawasan Masatandur Terutama JASA layanan : transportasi,
(Magelang-Salam, Muntilan dan Borobudur) pariwisata dan informasi, ekonomi pertanian
 Menjadi bagian kawasan kerjasama Purwomanggung dalam arti luas, perdagangan. Pendidikan dan
(Purworejo Magelang Temanggung ) Kesehatan.

1.4. Analisis kedudukan  Di kawasan BWK I terdapat kawasan pertahanan  Masih terbatasnya fasilitas yang mendukung aktivitas Fasilitas-fasilitas yang diperlukan antara lain
dan keterkaitan aspek keamanan berupa markas militer dan asrama militer militer di Kota Magelang khususnya di BWK I seperti tempat latihan fisik dan rekreasi /olah raga bagi
pertahanan dan yang berada di Jalan A. Yani BWK I Kota Magelang. track lari, fasilitas olahraga. calon anggota ABRI serta fasilitas penunjang

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

VIII-9
Laporan Antara

NO ASPEK ANALISIS POTENSI KENDALA PROSPEK/ARAH PENGEMBANGAN


1 2 3 4 5
keamanan  Kawasan ABRI dan sejarahnya sampai saat ini terutama bagi keluarga taruna/ siswa SMA
kelihatan menonjol baik fisik bangunan dan Taruna Nusantara seperti dibutuhkannya
aktivitasnya. Sebagai pusat pendidikan ABRI seperti fasilitas layanan Hotel, fasilitas umum dan
AKMIL, Secaba, dan SMA Taruna Nusantara yang penginapan dan sebaran layanan ATM.
meskipun berlokasi di Kabupaten Magelang, namun
memiliki kegiatan /aktivitasnya sangat menonjol di
Kota Magelang.
b. Kedudukan dan  BWK I kota Magelang merupakan pusat CBD dari  Kecenderungan mixed penggunaan lahan sulit Perlu adanya sinkronisasi fungsi antar kawasan
Keterkaitan Internal Kota Magelang sehingga memliki kedudukan yang dihindari, hal ini berakibat pada munculnya konflik baik itu pengaturan dalam internal BWK maupun
sangat strategis dalam percepatan pembangunan kepentingan, area kumuh (slum area), masalah PKL, eksternal BWK (skala kota)
dan pertumbuhan ekonomi dan sebagainya.
2. Analisis Sumber daya Alam/  Potensi sumber air permukaan dengan keberadaan  Kondisi sumber air bersih kurang mendukung karena  Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
Fisik Lingkungan Kali Manggis dan Kali Bening Kali Kutho sebagian besar merupakan sumber air dangkal kawasan ini memiliki intensitas curah hujan
 Curah hujan yang sedang menjadi salah satu sumber  Terbatasnya daerah resapan air yang sedang. Air hujan merupakan salah satu
daya air yang dapat dimanfaatkan  Perlu adanya pengembangan system drainase potensi sumber air bersih di kawasan
 Kondisi tanah yang seperti ini memiliki daya dukung perkotaan perkotaan, oleh karena itu yang perlu
terhadap bangunan yang cukup kuat yaitu 5kg/cm2  Kondisi lahan tidak sesuai untuk pengembangan dipertimbangan adalah ketersediaan ruang
hingga 19 kg/cm2 budidaya pertanian terbuka sebagai daerah resapan air.
 Topografis datar dengan kemiringan 3-8% sehingga  Keterbatasan lahan belum terbangun untuk  Untuk mengatasi permasalahan tersebut
cocok untuk pengembangan kawasan budidaya mendukung pembangunan kawasan maka perlu adanya pengendalian
 Kondisi geologis lahan di BWK I menunjukkan pemanfaatan ruang serta pembangunan
indicator sebagai tanah yang subur untuk pertanian kawasan.
 Lahan sangat potensial untuk daerah resapan air  Sehingga perlu dilakukan perbaikan dan
hujan peningkatan kualitas jaringan drainase kota,
 BWK I memiliki iklim sejuk Menurut data tahun 1998, serta menjaga kelestarian jaringan drainase
temperatur maksimum 32˚C dan terendah 20˚C, alami yang ada di BWK I yaitu Kali Manggis
kelembaban 88,8 %. Kawasan BWK I Kota Magelang
memiliki curah hujan tertinggi di bulan Januari.
3. Analisis Kesesuaian Lahan  Diketahui kesesuaian lahan yang mengarah pada  Terjadinya pergeseran fungsi lahan yang disebabkan  Pembangunan kawasan diarahkan sesuai
kesesuaian untuk pengembangan kawasan budidaya oleh kebutuhan lahan yang tinggi untuk pembangunan dengan tingkat kesesuaian lahan
4. Analisis Pola Ruang  Masih adanya zona lindung sebagai zona yang  Keterbatasan ruang/lahan untuk kawasan lindung  Perlu adanya upaya-upaya pengendalian
melindungi fungsi lindung dan ekologis bagi BWK I ataupun budidya terkait penggunaan/alih fungsi zona lindung
maupun Kota Magelang secara makro.  Adanya alih fungsi dan tumpang tindih antar zona maupun budidaya
 Adanya zona budidaya yang merupakan potensi (mixed area)
dalam pengembangan peran dan fungsi BWK I
sebagai CBD
5. Analisis Ekonomi dan Sektor  Perkembangan kawasan perekonomian di sepanjang  Perkembangan kawasan perdgangan menimbulkan  Perlu adanya pengembangan kegiatan
Unggulan jalan Ikhlas, Jalan Pemuda, kawasan Alun-alun dan dampak pada system jaringan lalulintas, terutama ekonomi informal dengan penataan yang
Kawasan simpang shopping dengan Pasar pada kebutuhan parkir lebih teratur
Rejowinangun.  Perkembangan sector informal akan mengakibatkan  Pengembangan kawasan perdagangan yang
 Sector informal merupakan salaha satu kegiatan pemanfaatan ruang dengan tingkat kepadatan yang disertai dengan kelengkapan fasilitas seperti
perekonomian yang menyerap tenaga kerja tidak teratur lahan parker, sehingga memperkecil
 Perkembangan kegiatan ekonomi informal akan kemungkinan terjadinya parker on street
mengakibatkan permasalahan dengan munculnya
kemacetan pada simpul-simpul transportasi

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

VIII-9
Laporan Antara

NO ASPEK ANALISIS POTENSI KENDALA PROSPEK/ARAH PENGEMBANGAN


1 2 3 4 5
6. Analisis Kependudukan
8.1. Analisis Struktur  Penduduk yang menempuh pendidikan tinggi di BWK I  Masih terdapat penduduk yang tidak menamatkan  Pengembangan sector ekonomi unggulan
Penduduk Kota Magelang mencapai 10,68% bangku pendididikan SD sehingga dapat menyerap tenaga kerja
 Jumlah penduduk usia produktif lebih besar  Perdagangan sebagai sector utama di BWK I hanya dengan persentase yang lebih besar
dibandingkan dengan penduduk usia non produktif menyerap tenaga kerja sebanyak 3,66%  Pengembangan sector industry sebagai
sehingga ratio beban tanggungan keluarga adalah penunjang kegiatan perekonomian utama di
47,48 BWK I
 Banyak penduduk yang bermata pencaharan disektor  Penyediaan lapangan pekerjaan untuk
industry yang dapat dikembangkan sebagai kegiatan penduduk angkatan kerja yang cukup besar
ekonomi unggulan  Pengembangan fasilitas pendidikan tinggi
sehingga semakin banyak persentase
penduduk yang menempuh pendidikan tinggi
8.2. Analisis Proyeksi  Rata-rata pertumbuhan penduduk di kawasan BWK I  Terdapat ratio pertumbuhan penduduk yang bersifat  Mengembangkan program penduduk seperti
Penduduk adalah 2,2% negative di blok 1 c dan blok 1 d KB untuk menekan laju pertumbuhan
 penduduk
 Penduduk pada siang hari yang berasal dari
wilayah sekitar terus dipacu agar tetap dapat
berada di kota Magelang.
 Pada malam hari kehidupan malam baru
mencapai jam 24.00. Dapat terus
ditingkatkan agar menjadi kota yang hidup
dalam 24 jam. Arah jasa konvensi mulai
dapat terlihat prospektif. Yang akan menarik
penduduk wilayah sekitar.
8.3. Analisis Kepadatan  Kepadatan penduduk di blok 1d dan 1 g relative  Terdapat blok yang memiliki kepadatan penduduk  Perlu adanya pemerataan fasilitas sehingga
Penduduk rendah, sehingga masih dapat mendukung tinggi di blok 1 h tidak terjadi penumpukan kepadatan
pengembangan kawasan penduduk yang tidak merata.
 Rata-rata kepadatan penduduk di BWK I berada pada  Perlu adanya batasan pengendalian
posisi kepadatan penduduk sedang yaitu sebesar 165 kepadatan penduduk di kawasan sehingga
jiwa/ Ha tidak menimbulkan dampak terhadap
pengembangan fisik kawasan, dengan dikaji
penduduk setempat dan pendatang untuk
pertimbangan layanan Fasum-Fasos.
8.4. Analisis Mobilitas  Tingkat kelahiran di Kawasan BWK I di tahun 2010  Banyak terjadi migrasi keluar sebesar 767 jiwa pada  Perlu pengembangan SDM yang ada di
Penduduk adalah 416 jiwa yang bias diarahkan sebagai Sumber tahun 2010, dan sebagian besar merupakan kawasan BWK I menjadi angkatan kerja
Daya Manusia dalam Pembangunan angkatan kerja yang memilih bekerja di luar wilayah terampil
 Angka migrasi dating lebihkecil dibandingkan dengan mengakibatkan SDM yang ada di BWK I terbatas  Membuka lapangan pekerjaan sehingga
jumlah penduduk pergi sehingga tidak ada menjadi daya tarik bagi penduduk angkatan
penumpukan penduduk di kawasan pusat Kota kerja agar tidak bermigrasi keluar
Magelang
8.5. Analisis Daya Tampung  Daya tampung penduduk di Kawasan BWK I pada  Mengembangan kawasan permukiman
Penduduk tahun 2031 tidak dapat menampung jumlah penduduk vertical untuk mengatasi permasalahan daya
di tahun tersebut tampung penduduk yang terbatas
 Rata-rata selisih penduduk dengan daya tamping
penduduk adalah 4575 jiwa

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

VIII-9
Laporan Antara

NO ASPEK ANALISIS POTENSI KENDALA PROSPEK/ARAH PENGEMBANGAN


1 2 3 4 5
7. Analisis Sosial Budaya  Alun-alun Kota merupakan pusat aktivitas/interaksi  Kurang menonjolnya kawasan yang menjadi setra Perlu adanya upaya penataan kawasan dengan
sosial masyarakat Kota Magelang sejak jaman budaya dikarenakan fungsinya yang lebih dikenal mempertimbangkan kultur budaya yang ada di
dahulu sampai dengan sekarang ini, hal ini didukung sebagai kawasan komersial dalamnya
dengan letaknya yang sangat strategis di tengah
kota.
 BWK I Kota Magelang terdapat beberapa kawasan
dengan kultur budaya yang cukup kental, seperti
pada kawasan pecinan dengan kultur cinanya,
kawasan kauman dengan kultur islami, serta
kawasan lain dengan kultur budaya jawa dan
magelangan yang cukup kental.
 Kawasan sekitar alun-alun kota bisa dikembangkan
menjadi kawasan pusat budaya, kawasan pusat
perkembangan keagamaan dan tentunya pusat
pertumbuhan bagi BWK I atau Kota Magelang.
8. Analisis Sumber Daya Buatan
10.1.Analisis Sarana  Sarana pendidikan di Kawasan BWK telah tersebar  Tingkat pelayanan untuk sarana pendidikan Tingkat  Perlu diperhatikan pengembangan dan
Pendidikan secara merata di seluruh kawasan SD dan SMP nasih dirasa kurang memenuhi penyediaan sarana pendidikan baik secara
 Tingkat pelayanan untuk sarana pendidikan SMU berdasarkan jumlah penduduk saat ini kualitas maupun kuantitas karena sarana
masuk dalam kategori baik dilihat dari kuantitas  Masih terdapat kekurangan sarana pendidikan tingkat pendidikan memiliki peranan penting dalam
dalam memenuhi kebutuhan penduduk SD dan SLTP untuk tahun rencana peningkatan kualitas sumberdaya manusia
khususnya di BWK I.
 Peningkatan kesadaran penduduk tentang
pentingnya tingkat pendidikan yang tinggi
bagi masyarakat
10.2.Analisis Sarana  Sarana kesehatan yang terdapat di BWK I antara lain  Tingkat pelayanan sarana kesehatan berupa RS  Arahan pengembangan terkait sarana
Kesehatan Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Bersalin, bersalin, Puskesmas dan PUSTU kurang memadai kesehatan, baik itu secara kuantitas maupun
Puskesmas, Puskesmas Pembantu.  Ketersediaan sarana kesehatan untuk memenuhi kualitas pelayanannya. Adapun fasilitas
 Kondisi rumah sakit di kawasan BWK I berdasarkan kebutuhan di tahun rencana dirasa kurang kesehatan yang perlu Rumah Sakit Bersalin,
tingkat pelayanannya dirasa baik Puskesmas, dan Puskesmas Pembantu.

10.3.Analisis Sarana  Tingkat pelayanan sarana peribadatan di kawasan  Masih jauh jarak antar sarana peribadatan sehingga Peningkatan ketersediaan sarana peribadatan
Peribadatan BWK I dirasa cukup baik menyulitkan penduduk untuk mencapai sarana diupayakan dapat melayani kebutuhan
penduduk. Hal itu dapat dilakukan dengan
menempatan lokasi sarana peribadatan di
kawasan sekitar kawasan permukiman, dan
penduduk mudah mencapai layanan sarana
peribadatan tersebut.
10.4. Analisis Sarana  Sarana rekreasi dan olah raga yang tersedia  Persebaran sarana rekreasi dan olahraga belum Sarana dan prasarana tersebut perlu disediakan
merupakan sarana bermain dan interaksi penduduk merata di seluruh kawasan BWK I sesuai kebutuhan terutama untuk menambahkan
Rekreasi dan
juga menjadi upaya untuk netralisasi terhadap polusi  Kebutuhan sarana rekreasi dan olah raga di tahun arena bermain, keindahan dan faktor pengikat
Lapangan Olahraga
udara rencana cukup besar tidak sebanding dengan lingkungan permukiman.
ketersediaan lahan
10.5.Analisis Fasilitas  Tingkat pelayanan fasilitas umum di kawasan BWK I  Masih kurangnya pemenuhan kebutuhan sarana Kualitas dan kuantitas sarana umum perlu
Umum dirasa cukup baik untuk memenuhi kebutuhan umum untuk tahun rencana ditingkatkan dapat meningkatkan pemenuhan

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

VIII-9
Laporan Antara

NO ASPEK ANALISIS POTENSI KENDALA PROSPEK/ARAH PENGEMBANGAN


1 2 3 4 5
penduduk karena berrada di beberapa lokasi yang kebutuhan masyarakat.
tersebar
10.6.Analisis Fasilitas  Ketersediaan sarana prekonomian di kawasan BWK I  Perlu adanya penataan sarana perdagangan yang Ketersediaan sarana perekonomian sangat
Ekonomi dirasa cukup merata telah ada mendukung aktivitas dan perkembangan nilai
 Perlu pengembangan dan penataan sarana perekonomian yang terdapat di BWK I. Oleh
perdagangan informal berupa PKL karena itu perlu diperhatikan pengembangannya
baik dari segi peningkatan kualitas dan
kuantitas. Peningkatan sarana perekonomian
perlu dilakukan supaya ketersediaan sarana
perekonomian dapat merata dan memperlancar
aktivitas ekonomi yang terdapat di BWK I
maupun aktivitas ekonomi dengan wilayah yang
lebih luas.
10.7.Fasilitas Budaya  Masih terdapat banyak bangunan bersejarah yang  Terdapat bangunan bersejarah/ bangunan kuno yang Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
tersebar di beberapa lokasi di BWK I Kota Magelang kurang terawatt dan kurang termanfaatkan dengan sebagai upaya pemeliharaan bangunan
 Bangunan bersejarah erupakan potensi wilayah yang optimal kuno/bersejarah yang terdapat di BWK I adalah
harus dilestarikan sebagai berikut :
 Konservasi : Adalah segenap proses
pengelolaan suatu tempat agar makna kultural
yang dikandungnya terpelihara dengan baik.
Konservasi dapat meliputi seluruh kegiatan
pemeliharaan dan sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat dapat pula mencakup
preservasi, restorasi, rekonstruksi, adaptasi
dan revitalisasi.
 Preservasi : Adalah pelestarian suatu tempat
persis seperti keadaan aslinya tanpa ada
perubahan, termasuk upaya mencegah
penghancuran.
 Restorasi/Rehabilitasi : Adalah
mengembalikan suatu tempat ke keadaan
semula dengan menghilangkan tambahan-
tambahan dan memasang komponen semula
tanpa menggunakan bahan baru.
 Rekonstruksi : Adalah mengembalikan suatu
tempat semirip mungkin dengan keadaan
semula dengan menggunakan bahan lama
maupun bahan baru.
 Adaptasi/Revitalisasi : Adalah merubah tempat
agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih
sesuai. Yang dimaksud dengan fungsi yang
lebih sesuai adalah kegunaan yang tidak
menuntut perubahan drastis, atau yang hanya
memerlukan sedikit dampak minimal.
 Demolisi : Adalah penghancuran atau
perombakan suatu bangunan yang sudah

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

VIII-9
Laporan Antara

NO ASPEK ANALISIS POTENSI KENDALA PROSPEK/ARAH PENGEMBANGAN


1 2 3 4 5
rusak atau membahayakan.

9. Analisis Transportasi  Sistem jaringan angkutan umum sebagian besar  Tidak seimbangnya pertambahan jaringan jalan serta  Perlu adanya pengaturan trafic jalan terkait
menghubungkan kawasan BWK I sebagai kawasan fasilitas lalu lintas yang tersedia dan angkutan bila dengan tingkat dan jenis layanan moda sesuai
pusat kota dengan wilayah di sekitarnya dibandingkan pertumbuhan kepemilikan kendaraan kondisi di lapangan
 Ketersediaan angkutan kota dilihat dari efektifitasnya yang berakibat pada meningkatnya volume lalu lintas.  Pengaturan lahan parkir secara tepat
cukup baik, diman jarak antar armada relative  Terjadinya lalu lintas campuran atau mix traffic pada berdasarkan kelas jalan, arah, tingkat
sebentar satu jalur jalan, di Jalan A. Yani, Jalan Ikhlas kepadatan trafic jalan dan sebagainya
 Jaringan jalan yang melewati BWK I merupakan  Kurang tersedianya lahan yang cukup pada jalan  Perlu adanya penambahan rambu-rambu lalu
jaringan jalan yang menghubungkan kota dengan untuk akses menyiap, berpapasan, dan lalu lintas tak lintas terutama pada kawasan rawan
wilayah disekitarnya bermotor maupun untuk kantong-kantong parkir. kecelakaan dan padat.
 Adanya system pengaturan sirkulasi/lalulintas dengan  Kurang disiplinnya pengemudi dan pengguna jalan  Pengaturan jalur-jalur pengambilan dan
system one ways dengan tujuan memecah lainnya seperti penumpang angkutan umum dan penurunan penumpang yang didukung dengan
konsentrasi lalulintas perkotaan dirasa efisien pejalan kaki. pengembangan fasilitas halte, dan
 Terdapat city walk yang berada di simpul  Permasalahan trayek/rute yang belum bisa melayani sebagainya.
perdagangan Jalan Pemuda menjadi salah satu seluruh wilayah pemukiman.  Penambahan/peningkatan/pengaturan trayek
alternative prasarana jalan untuk mengakomodasi  Permasalah trayek angkutan yang tidak sesuai untuk kendaraan umum yang bisa
lalulintas non kendaraan bermotor dengan aturan rute yang telah ditetapkan menjangkau seluruh kawasan
 Manajemen lalu lintas yang kurang baik, seperti  Pemberian rambu-rambu, isyarat, dan sarana
dalam pengaturan simpang-simpang utama, dimana penunjang lain untuk peningkatan
belum semua persimpangan di lengkapi dengan keselamatan bagi para pemakai jalan
fasilitas APILL  Pengembangan sistem manajemen
 Komitmen yang rendah dalam hal penanganan pengeturan lalu lintas
transportasi, misalnya dengan masih adanya  Penindakan secara tegas/pemberian sanksi
beroperasi angkutan umum plat hitam. bagi siapa pun pihak yang melanggar aturan
 Ketidakterpaduan pengelolaan sistem transportasi. lalu lintas.
 Perkembangan kota yang tidak diikuti dengan struktur
tata guna tanah yang serasi.
 Kurangnya penataan simpul-simpul parker yang
menimbulkan keruwetan lalulintas seperti di Jalan
Ikhlas, Jalan Pemuda
 Adanya terminal bayangan angkutan kota di simpul
Shopping, Pasar Rejowinangun, dan Alun-alun
 Kurangnya fasilitas sarana transportasi seperti halte.
10. Analisis Penataan Kawasan  Adanya upaya-upaya penataaan bangunan yang  Kurangnya komunikasi antar sektor dalam upaya Perlu adanya komunikasi dan kerjasama, serta
dan Bangunan sedang dilakukan seperti pengaturan pedestrian dan penataan kawasan/ bangunan seringkali pelibatan berbagai pihak terkait upaya penataan
penataaan kawasan pada beberapa simpul strategis menimbulkan konflik-konflik sosial dimasyarakat kawasan dan banguna pada kawasan BWK I
seperti pada kawasan alun-alun, Jl. Ikhlas, Jl. Kota Magelang
Pemuda dan sebagainya.
11. Analisis Kelembagaan  Adanya kerjasama pemerintah dan swasta dalam Perlu adanya pengawasan kerjasama antara
pelaksanaan pembangunan pemerintah dan swasta agar proses
 Semakin meningkatnya peran masyarakat sebagai pembangunan berjalan lebih optimal
pelaku pembangunan dengan penjaringan aspirasi Peningkatan penjaringan aspirasi masyarakat
melalui FGD agar pembangunan diarahkan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan masyarakat

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

VIII-9
Laporan Antara

NO ASPEK ANALISIS POTENSI KENDALA PROSPEK/ARAH PENGEMBANGAN


1 2 3 4 5
12. Analisis Pembiayaan dan  Banyaknya pendapatan dari dana alokasi umum  Masih rendahnya pendapatan daerah dari sector pajak Pengaturan system pembiayaan sehingga tidak
Pendanaan sebesar 125,606.00 dan retribusi terjadi pembengkakan sector pembiayaan
 Pendapatan daerah tidak mampum mendukung Pengembangan dan optimalisasi pemanfaatan
besarnya pembiayaan pada tahun anggaran pajak sebagai sumber penghasilan utama

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

VIII-9

Anda mungkin juga menyukai