Anda di halaman 1dari 31

Laporan Antara

Bab Ini Menguraikan Tentang Latar Belakang; Maksud, Tujuan dan Sasaran;
Ruang Lingkup; Dasar Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang; Ketentuan
Umum; Metodologi Pelaksanaan; Diagram Alur dan Sistematika
Pembahasan yang Digunakan Dalam Kegiatan Penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang.

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

1.1. Latar Belakang


Sesuai amanat UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, perlu disusun
sebuah perencanaan tata ruang yang lebih rinci, berupa Rencana Detail Tata Ruang Kota
(RDTRK), sebagai perangkat operasional dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. RDTRK
merupakan rencana pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Kota (BWK) secara terperinci
yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan progam-
progam pembangunan. RDTRK juga merupakan rencana yang menetapkan blok-blok
peruntukan pada kawasan fungsional kota, sebagai penjabaran “kegiatan” ke dalam wujud
ruang, dengan memperhatikan keterkaitan antar kegiatan fungsi dalam kawasan, agar
tercipta lingkungan yang serasi, selaras, seimbang dan terpadu.
Sehubungan dengan fungsi dan peran RDTRK dalam pembangunan dan
pengembangan wilayah kota, maka Pemerintah Kota Magelang pada Tahun Anggaran 2011
mengadakan kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian
Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang. Penyusunan RDTRK BWK I dilakukan berdasarkan
tingkat urgensi/prioritas/keterdesakan penanganan kawasan di dalam konstelasi wilayah
Kota Magelang dan sekitarnya. Beberapa alasan BWK I Kota Magelang menjadi kawasan
yang diprioritaskan dalam penyusunan RDTRK adalah :
 Berdasarkan Kebijakan RTRWP (Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi) Jawa Tengah
dalam Perda Nomor 6 Tahun 2010, Kedudukan Kota Magelang (termasuk di dalamnya
BWK I) ditetapkan sebagai PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) yang harus mampu melayani
seluruh Kota Magelang dan beberapa kabupaten di sekitarnya ( Puwomanggung :
wilayah : Purworejo, Magelang dan Temanggung).
 Adanya potensi pengembangan utama yang dimiliki BWK I Kota Magelang antara lain :
 Pengembangan BWK I sebagai BWK Pusat Kota diarahkan sebagai kawasan yang
mewadahi kegiatan perkotaan;
 BWK I mempunyai lokasi yang strategis yaitu lokasi di tengah wilayah kota dan
mempunyai daya jangkau yang relatif merata dari semua sudut kota;
 BWK I memiliki ketersediaan fasilitas pelayanan dasar khususnya fasilitas ekonomi
dan sosial kota tersebar cukup merata.
 BWK I merupakan BWK Pusat Kota, yang memiliki kecenderungan pertumbuhan (segi
ekonomi dan fisik keruangan) yang sangat tinggi.
 BWK I memiliki kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan sangat tinggi
dibandingkan kawasan lain.
 Banyaknya kecenderungan perubahan fungsi lahan dan perubahan aktivitas, yang
merupakan salah satu dampak tingginya perkembangan di BWK I Kota Magelang,
seperti :
(1) Pengaturan penataan ketinggian bangunan setiap penggal jalan, membutuhkan
aturan tentang KDB,KLB,KTB,GSB secara rinci.

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

(2) Dibangunnya pedestrian / city-walk di sepanjang jalur jalan Pemuda yang diperlebar,
memerlukan solusi untuk layanan sirkulasi roda 2 (dua) dan jalur becak dan sepeda.
(3) Di tatanya seluruh pedestrian/ city-walk pusat kota sekaligus membutuhkan penataan
jalur pedestrian tsb, pedagang kaki lima (PKL) berikut sistim perparkirannya.
(4) Di tatanya sempadan sungai dan saluran kota (saluran induk Kali Kutho) sekaligus
membutuhkan penataan jalur pedestrian berikut rambu-rambu serta tata tanda
(signage) bagi pejalan kaki dan pelintasnya beserta detail spot RTH-nya.
(5) Pengaturan kegiatan kota, atau manajemen event kota perlu diatur agar dapat
terwadahi secara merata, dapat menjadikan kota menjadi hidup di semua sudut kota
serta tidak menjadikan crawded perkotaannya.
(6) Pengaturan tata tanda (signage management), yang sinkron dengan pengaturan
tiang listrik, tilpun serta pepohonan dalam rangka penataan ruang terbuka hijau
(RTH) kota.
(7) Adanya kali yang mengalir di tengah kota merupakan peluang untuk dibuka dan
ditata sebagai waterfront yang dapat memberikan ke khas-an wajah kota.
(8) Sistim perparkiran kota agar dapat ditata, terutama pada lokasi-lokasi sekolah-
sekolah favorit, agar layanan transportasi di kota Magelang tetap lancar.
 Adanya penyimpangan akan perkembangan BWK I, yang saat ini sudah tidak sesuai
dengan Perda Kotamadya No. 4 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kotamadya Daerah tingkat II Magelang.
Hal tersebut di atas mendasari pentingnya Penyusunan RDTRK BWK I Kota Magelang
untuk dilakukan. Penyusunan RDTRK harus pula memperhatikan aturan-aturan atau
pedoman-pedoman yang terkait dengan penyusunan. Selain itu penyusunan RDTRK juga
memerlukan persamaan persepsi sebagai pemahaman kepentingan dalam kebutuhan
pemanfaatan ruang serta implementasinya. Jaring aspirasi masyarakat yang dilaksanakan
secara obyektif dalam bentuk dengar pendapat umum (public hearing) yang disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat, menggambarkan partisipasi aktif masyarakat diperlukan
dengan tujuan :
a. Mengembangkan rasa memiliki terhadap tujuan pembangunan yang ingin dicapai;
b. Menumbuhkan arti penting perencanaan;
c. Menjaring isu-isu permasalahan serta memancing aspirasi tentang kondisi wilayah yang
akan datang melalui alternatif pengembangan pola pikir yang obyektif.
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota
(BWK) I Kota Magelang dilakukan sebagai upaya dalam menyelaraskan dengan kegiatan
revisi RTRW Kota MagelangTahun 2011-2031. Melalui penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang diharapkan akan
mendukung terciptanya kawasan strategis maupun kawasan fungsional secara aman,
produktif dan berkelanjutan, yang didukung sinerginya terhadap rencana tata ruang tingkat
atasnya.

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran


1.2.1. Maksud
Maksud penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah
Kota (BWK) I Kota Magelang adalah sebagai upaya untuk mewujudkan pemanfaatan ruang
yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan, yang didukung sinerginya terhadap
rencana tata ruang tingkat di atasnya.

1.2.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian
Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang adalah :
1) Sebagai arahan bagi masyarakat dalam pengisian pembangunan fisik kawasan; dan
2) Sebagai pedoman bagi instansi dalam menyusun zonasi, dan pemberian perijinan
kesesuaian pemanfaatan bangunan dengan peruntukan lahan.

1.2.3. Sasaran
Sasaran kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK)
Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang adalah :
1) Terciptanya keselarasan, keserasian, keseimbangan antar lingkungan perumahan dalam
kawasan;
2) Terwujudnya keterpaduan program pembangunan antar kawasan maupun dalam
kawasan;
3) Terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsi kota, baik yang dilakukan
pemerintah maupun masyarakat/swasta;
4) Terwujudnya investasi masyarakat di dalam kawasan; dan
5) Terkoordinasinya pembangunan kawasan antara pemerintah dan masyarakat/swasta.

1.3. Ruang Lingkup


Ruang lingkup penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian
Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang meliputi: lingkup wilayah (spasial), lingkup materi
(substansial) dan lingkup waktu (temporal), yang diuraikan sebagai berikut.

1.3.1. Ruang Lingkup Wilayah (Spasial)


Ruang lingkup wilayah penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK)
Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang mencakup luas wilayah ± 260,30 Ha, yang
berbatasan dengan :
 Sebelah Utara Bagian wilayah Kota (BWK) II
 Sebelah Timur Bagian wilayah Kota (BWK) II dan IV
 Sebelah Selatan Bagian wilayah Kota (BWK) III dan IV
 Sebelah Barat Bagian wilayah Kota (BWK) II dan III
Sedangkan lingkup BWK I pada skala blok berdasarkan kajian RTRW Kota Magelang Tahun
2011-2031, yaitu sebagai berikut :

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

 Blok 1a, seluas ± 50,51 ha, dengan fungsi utama sebagai kawasan pusat rekreasi kota,
wisata belanja dan perkantoran;
 Blok 1b, seluas ± 31,11 ha, dengan fungsi utama sebagai kawasan pusat perdagangan/
jasa skala kota;
 Blok 1c, seluas ± 41,42 ha, dengan fungsi utama sebagai kawasan pusat perdagangan/
jasa skala kota dan perumahan;
 Blok 1d, seluas ± 29,33 ha, dengan fungsi utama sebagai kawasan pusat perdagangan/
jasa skala kota dan perumahan;
 Blok 1e, seluas ± 48,36 ha, dengan fungsi utama sebagai kawasan pusat perdagangan/
jasa pelayanan kesehatan;
 Blok 1f, seluas ± 29,21 ha, dengan fungsi utama sebagai kawasan perkantoran dan
perumahan;
 Blok 1g, seluas ± 17,17 ha, dengan fungsi utama sebagai kawasan perkantoran dan
perdagangan/ jasa; dan
 Blok 1h, seluas ± 43,19 ha, dengan fungsi utama sebagai kawasan perumahan.
Secara spasial lingkup lokasi RDTRK BWK I dari konstelasi wilayah makro ke mikro
dapat dilihat pada Peta Posisi Kota Magelang Terhadap Jawa Tengah, Peta Posisi BWK
I Terhadap Kota Magelang, Peta Administrasi BWK I Kota Magelang dan Peta
Pembagian Blok BWK I.

1.3.2. Ruang Lingkup Materi (Substansial)


Secara garis besar muatan materi atau substansial RDTR berdasarkan Draft
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: xx/Prt/M/2011 Tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota (Kementerian PU
Direktorat Jenderal Penataan Ruang, 2011) memuat substansi dan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Pra Persiapan Penyusunan
2. Persiapan Penyusunan RDTR
3. Pengumpulan Data (Primer dan Sekunder)
a. Inventarisasi
b. Elaborasi
4. Pengolahan Data (Analisis Data)
5. Analisis Kawasan Perencanaan
a. Analisis wilayah yang lebih luas
b. Analisis sumber daya alam dan fisik /lingkungan wilayah perencanaan
1). Analisis potensi dan masalah pengembangan wilayah perencanaan;
2). Analisis kebutuhan ruang; dan
3). Analisis perubahan pemanfaatan ruang.
c. Analisis sosial budaya
d. Analisis kependudukan
e. Analisis ekonomi dan sektor unggulan
f. Analisis sumberdaya buatan
g. Analisis penataan kawasan dan bangunan
h. Analisis kelembagaan
i. Analisis pembiayaan pembangunan
6. Perumusan Konsepsi Rencana Detail

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

a. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Perencanaan;


b. Rencana Pola Ruang;
c. Rencana Jaringan Prasarana;
d. Penetapan Bagian dari Wilayah Perencanaan yang Diprioritaskan Penanganannya;
e. Arahan Pemanfaatan Ruang; dan
f. Ketentuan Peraturan Zonasi
Lingkup materi penyusunan laporan antara kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) BWK I secara garis besar yaitu pengumpulan data dan pengolahan data
(analisis data) yang secara rinci dituangkan dalam point 3, 4, dan 5.

1.3.3. Ruang Lingkup Waktu (Temporal)


Ruang lingkup waktu penyusunan RDTRK BWK I Kota Magelang adalah untuk
menghasilkan arahan penataan ruang BWK I dalam rentang waktu 20 (dua puluh) tahun,
atau sesuai dengan masa berlaku Rencana Tata Ruang Wilayah, dan ditinjau kembali setiap
5 (lima) tahun. Sedangkan waktu kegiatan penyusunan RDTRK BWK I Kota Magelang
dilakukan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender.

1.4. Dasar Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang


Penyusunan Rencana Tata Ruang disusun berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang. Rencana Tata Ruang merupakan pedoman untuk:
a) Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan dan pengendalian ruang di wilayah
perkotaan;
b) Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar
kawasan wilayah perkotaan, serta keserasian pembangunan antar sektor;
c) Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan pemerintah dan atau masyarakat di
wilayah perkotaan;
d) Penyusunan rencana rinci tata ruang kota;
e) Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan pembangunan.
f) Penyusunan RDTRK BWK I Kota Magelang selain mengacu pada Undang-undang No.
26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang juga mempertimbangkan produk revisi RTRW
Kota Magelang Tahun 2011-2031dan kebijakan pembangunan yang terkait.

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

Peta I – 1 Posisi Kota Magelang Terhadap Jawa Tengah

Peta I – 2 Peta Posisi BWK I Terhadap Kota Magelang

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

Peta I – 3 Peta Administrasi BWK I Kota Mageleng

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

Peta I – 4 Peta Pembagian Blok BWK I.

1.5. Ketentuan Umum


Ketentuan umum yang terkait dengan penyusunan RDTRK BWK I Kota Magelang
dapat dijelaskan pada pengertian-pengertian di bawah ini.
1). Bagian dari wilayah kota adalah satu kesatuan wilayah dari kota yang bersangkutan
yang merupakan wilayah yang terbentuk secara fungsional dan administratif dalam
rangka pencapaian daya guna pelayanan fasilitas umum kota;
2). Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk
hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,
budaya, maupun kegiatan khusus;

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

3). Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik yang
nyata (spt jaringan jalan, sungai, selokan, saluran, irigasi, saluran udara tegangan
(ekstra) tinggi, dan pantai) atau yang belum nyata (rencana jaringan jalan dan rencana
jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana kota)
4). Sub Blok adalah pembagian fisik di dalam satu blok berdasarkan perbedaan sub zona.
5). Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya;
6). Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk enyerap
zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya;
7). Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah garis yang tidak boleh dilampaui oleh denah
bangunan ke arah GSJ yang ditetapkan dalam rencana kabupaten/kota;
8). Garis Sempadan Jalan (GSJ) adalah garis rencana jalan yang ditetapkan dalam
rencana kabupaten/kota;
9). Intensitas ruang adalah besaran ruang untuk fungsi tertentu yang ditentukan
berdasarkan pengaturan koefisien lantai bangunan, koefisien dasar bangunan dan
ketinggian bangunan tiap bagian kawasan kabupaten/kota sesuai dengan kedudukan
dan fungsinya dalam pembangunan kabupaten /kota;
10). Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan
ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
11). Jaringan adalah keterkaitan antara unsur yang satu dan unsur yang lain (network)
12). Kota adalah wilayah otonomi daerah yang dikepalai oleh Walikota, yang merupakan
bagian langsung dari wilayah provinsi dan terdiri atas beberapa kecamatan;
13). Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya;
14). Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan;
15). Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan;
16). Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan
dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi;
17). Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dadalam lingkup
kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya,dan/atau lingkungan;
18). Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase perbandingan antara luas
seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan
lingkungan;
19). Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan antara luas
seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/
penghijauan dan luas tanah perpetakan/ daerah perencanaan yang dikuasai sesuai
rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan;
20). Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka persentase perbandingan antara luas
seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan /daerah perencanaan yang
dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan;
21). Lingkungan adalah bagian dari wilayah kabupaten/kota yang merupakan kesatuan
ruang untuk suatu kehidupan dan penghidupan tertentu dalam suatu sistem
pengembangan kabupaten/kota secara keseluruhan;
22). Masyarakat adalah orang perorangan, kelompok orang termasuk masyarakat, hukum
adat, badab hukum atay badan usaha, lembaga, dan organisasi yang berkepentingan
dengan penyelenggaraan bangunan gedung;
23). Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang
penataan ruang;
24). Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya;
25). Pemerintah daerah adalah Gubernur/walikota dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah;
26). Pemerintah pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
27). Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang;
28). Pengaturan zonasi adalah ketentuan tentang persyaratan pemanfaatan ruang sektoral
dan ketentuan persyaratan pemanfaatan ruang untuk setiap blok yang penetapan
zonanya dalam rencana rinci tata ruang;
29). Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang;
30). Penggunaan lahan adalah fungsi dominan dengan ketentuan khusus yang ditetapkan
pada suatu kawasan, blok peruntukan, dan/atau persil;
31). Peran masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul atas kehendak
dan keinginan sendiri di tengah masyarakat sesuai dengan hak dan kewajiban dalam
penyelenggaraan penataan ruang;

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

32). Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan
ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan
yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang;
33). Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan
pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang;
34). Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu
satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum,serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan;
35). Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari pemukiman, baik perkotaan
maupun pedesaan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum
sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni;
36). Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budi daya;
37). Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan
lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya;
38). Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang;
39). Rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota adalah rencana tata ruang yang memuat
kebijakan dan penetapan Pemerintahan Kabupaten/Kota mengenai lokasi kawasan-
kawasan yang harus dilindungi di wilayah darat dan/atau wilayah laut, lokasi
pengembangan kawasan budidaya, termasuk di dalamnya kawasan- kawasan produksi
dan kawasan permukiman, sistem prasarana transportasi, fasilitas dan utilitas umum,
serta kawasan-kakawasan di wilayah darat dan wilayah laut yang diprioritaskan
pengembangannya dalam kurun waktu rencana;
40). Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya;
41). Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun
suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan
ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan
program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan rencana
investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan
pengembangan lingkungan/kawasan;
42). Ruang manfaat jalan (Rumaja) adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar,
tinggi, dan kedalaman tertentu yang meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan
ambang pengamannya;
43). Ruang milik jalan (Rumija) adalah ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu diluar
ruang manfaat jalan;

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

44). Ruang pengawasan jalan (Ruwasja) adalah ruang tertentu diluar ruang milik jalan
yang penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggaraan jalan;
45). Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok,
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
secara alamiah maupun yang sengaja ditanam;
46). Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) adalah ruang-ruang dalam kabupaten/ kota dalam
bentuk area/kawasan maupun memanjang/jalur yang menampung kegiatan sosial,
budaya, dan ekonomi masyarakat kabupaten/kota dan tidak didominasi tanaman;
47). Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah saluran tenaga listrik yang
menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk penyaluran tenaga
listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan tegangan di atas 245kV;
48). Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah saluran tenaga listrik yang
menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk penyaluran tenaga
listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan tegangan di atas 35 kV sampai
dengan 245 kV;
49). Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional;
50). Sub Zona adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi dan karakteristik tertentu
yang merupakan pendetailan dari fungsi dan karakteristik pada zona yang
bersangkutan;
51). Utilitas umum adalah kelengkapan sarana pelayanan lingkungan yang memungkinkan
permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya, mencakup sistem penyediaan air
bersih, sistem drainase air hujan, sistem pembuangan limbah, sistem persampahan,
sistem penyediaan energi listrik, sistem jaringan gas, sistem telekomunikasi dan lain-
lain;
52). Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau
aspek fungsional;
53). Wilayah perencanaan adalah bagian dari kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis
kabupaten/kota yang akan/perlu disusun rencana rincinya dalam hal ini RDTR
kabupaten/ kota sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRW kabupaten/kota
yang bersangkutan;
54). Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik spesifik;
55). Zonasi adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi dan
karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain.
56). City Walk adalah pusat layanan pejalan kaki di perkotaan

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

57). Waterfront City adalah pengaturan kota akan arah pandangan (view) kearah sumber air
dapat berupa sungai, kali, saluran, kolam, danau buatan dengan olahan potensi airnya.
Pengembangan potensi Waterfront City (waterfront) merupakan suatu daerah atau area
yang terletak di dekat/berbatasan dengan kawasan perairan dimana terdapat satu atau
beberapa kegiatan dan aktivitas pada area pertemuan tersebut.

1.6. Metodologi
Metodologi penyusunan RDTR BWK I Kota Magelang mencakup metode pendekatan
dan metode penyusunan yang dirancang untuk mendukung pelaksanaan kegiatan, yaitu
sebagai berikut.
1.6.1. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan BWK I Kota Magelang adalah:
1) Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan dimaksusdkan untuk mengkaji morfologi kawasan
perencanaan dan pendekatan sinkronisasi antar BWK sebagai kawasan perencanaan
dengan wilayah di luar kawasan perencanaan. Dari pendekatan ini diharapkan dapat
dihasilkan rencana-rencana yang komprehensif dan terpadu dari sisi keruangan yang
berbasis pada kelangsungan proses kehidupan alami di perkotaan.
2) Pendekatan Kemasyarakatan (Community Based)
Community Based merupakan konsep yang dapat meningkatkan Bargaining Position
masyarakat dalam keterlibatannya pada proses perencanaan. Dengan demikian
masyarakat di kawasan perencanaan dapat terlibat dalam memberikan masukan-
masukan dalam pelaksanaan Penyusunan RDTRK BWK I Kota Magelang.

3) Pendekatan Sosial Budaya


Pendekatan yang memperhatikan pada perubahan-perubahan individu/ kelompok
masyarakat akibat perubahan kegiatan pada suatu wilayah dan kawasan agar
masyarakat tidak dirugikan. Dengan demikian diharapkan masyarakat mampu menjadi
subyek maupun objek dalam pengembangan BWK I Kota Magelang.
4) Pendekatan Lingkungan
Dampak lingkungan akibat pengembangan BWK I Kota Magelang tidak saja
menghasilkan manfaat, melainkan juga dampak negatif yang perlu diantisipasi.
Dengan demikian perencanaan juga memperhatikan aspek lingkungan, sehingga
rencana yang dihasilkan berbasis pada pelestarian lingkungan dan pembangunan
keberlanjutan.

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

5) Pendekatan Ekonomi
Pendekatan yang menitik beratkan pada pengembangan pasar dan pemasaran yang
nantinya juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

1.6.2. Metode Penyusunan


Metode penyusunan studi dalam kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang disini meliputi : metode
pengumpulan data, metode pengolahan data, dan desain tahapan analisis yang dirancang
untuk mendukung proses pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang. Berikut uraian masing-
masing substansi secara rinci :
1) Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data disini menguraikan beberapa metode yang dapat digunakan
untuk proses pengumpulan data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Jenis data
yang diperlukan dalam kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
(RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang mencakup data primer dan
sekunder, yang dapat diperoleh melalui :
a. Metode Survei
Metode Survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari
gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual. Secara
umum metode survei pada Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
(RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang adalah :
 Survei Data Primer
Survei ini merupakan teknik pengumpulan data secara langsung terhadap pelaku
aktivitas di lapangan. Survei data primer yang dilakukan berupa wawancara
dibantu dengan kuesioner (daftar pertanyaan) dan angket yang ditujukan pada
setiap pelaku yang sekiranya mampu memberikan informasi tentang profil BWK I
Kota Magelang dan substansi yang diperlukan dalam Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota
Magelang.
 Survei Data Sekunder
Survei data sekunder dilakukan untuk memperoleh data pendukung dari
instansi/jurnal-jurnal yang terkait dengan pekerjaan Penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang.
Selain metode survei diatas, metode survei yang juga dilakukan dengan membedah
dan menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran
terhadap keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung. Dalam metode

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap masalah


yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan
pengambilan keputusan di masa mendatang.
b. Studi Pustaka
Sasaran studi pustaka adalah untuk mendapatkan data sekunder melalui
kebijakan/rencana/program yang telah ada, yang sudah diimplementasikan atau
belum diimplementasikan. Data sekunder juga dapat diperoleh melalui studi-studi
terdahulu juga data-data statistik. Termasuk dalam lingkup ini adalah studi mengenai
teori-teori perencanaan wilayah dan perancangan kota. Pada tahap ini akan
dilakukan telaah maupun konsolidasi kebijakan, strategi, dan program dari rencana
maupun kajian yang pernah disusun.
c. Observasi Lapangan
Penggunaan metode observasi langsung pada studi ini didasarkan pada
pertimbangan:
 Membantu pemahaman akan konteks tempat berlangsungnya program tertentu
bagi tim studi.
 Melalui pengamatan langsung akan meminimalkan terjadinya bias.
 Peluang yang cukup besar bagi tim studi untuk mendapatkan informasi penting
melalui pengamatan terhadap perilaku keseharian dari para pelaku kegiatan, yang
bisa jadi hal ini pun tidak didasari oleh pelakunya sendiri.
 Adanya peluang bagi tim studi untuk mendapatkan informasi yang tidak mungkin
didapatkan dengan wawancara yang bersifat formal.
Proses pengamatan dilakukan dengan membagi kawasan studi menjadi beberapa
area pengamatan, demikian pula dengan tim survei yang juga akan melibatkan tim
tenaga ahli.

d. Focus Group Discussion (FGD)


Kegiatan ini dilakukan melalui penjaringan aspirasi untuk mendapatkan masukan
dalam penyusunan arahan sebagai input proses penyusunan rencana pola ruang
BWK I Kota Magelang.
Apabila diperlukan wawancara, maka akan dilakukan dengan pertanyaan secara
terbuka. Pengumpulan data ini ditekankan pada diperolehnya data yang rinci, mendalam
dan menyeluruh. Data primer ini akan disilangkan dengan data sekunder yang diperoleh
melalui studi pustaka. Dengan demikian, data yang terkumpul cukup valid dan dapat
diandalkan.
2) Metode Pengolahan Data

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

Pada tahap ini akan dilakukan implementasi tertentu dengan mengacu pada teori
maupun standar perencanaan dan perancangan kawasan terhadap data yang
terkumpul, baik data primer maupun data sekunder. Data ini nantinya akan
dikompilasikan dan ditabulasikan sesuai dengan kebutuhan analisis yang akan
dilakukan pada tahap berikutnya. Pada prinsipnya pengolahan data diperlukan sebagai
pendukung analisis. Karenanya pengolahan data akan terkait pada beberapa analisis
yang akan dilakukan dalam kegiatan studi ini terhadap kondisi eksisting wilayah
perencanaan. Selain itu juga dalam penjaringan masalah Penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang, juga
menggunakan wawancara dan kuesioner.
Pada tahap analisis dalam pengolahan datanya juga menggunakan metode komparasi,
prediksi dan feed back control. Baik Komparasi, prediksi dan feed back control secara
spatial, substansial maupun temporal. Arahan dan panduan utama adalah batas-batas
aspek pengembangan kota yang berbasis lingkungan yang diterapkan di Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota
Magelang.
3) Aspek Analisis dan Metode Analisis
Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam analisis Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang,
diantaranya adalah sebagai berikut:
 Aspek strategis, meliputi kebijaksanaan dasar penentuan fungsi kawasan,
pengembangan kegiatan dan penekanan pada sektor unggulan/strategis. Dengan
memperhatikan aspek ini, diharapkan tidak terjadi tumpang tindih dan bahkan saling
melengkapi diantara program dan proyek yang akan dimunculkan.
 Aspek teknis, meliputi kebijaksanaan dasar untuk mengoptimalkan kawasan
perencanaan, khususnya dalam mengembangkan sarana dan prasarana, serta
penataan penggunaan lahan.
 Aspek pengelolaan, yaitu bahwa kebijaksanaan dasar perencanaan harus
memperhatikan aspek hukum dan perundang-undangan serta beberapa konvensi
yang berlaku di daerah perencanaan, sehingga produk yang dihasilkan benar-benar
efektif dan operasional.
Dengan mendasarkan pada aspek-aspek di atas, maka pendekatan Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota
Magelang akan mencakup dua (2) tinjauan, yaitu:
 Tinjauan Eksternal, yang mencakup dua (2) tinjauan, yaitu: tinjauan terhadap
kebijaksanaan dan paradigma pembangunan serta tinjauan atas kedudukan dan
fungsi BWK I terhadap daerah sekitarnya. Melalui dua (2) tinjauan ini diharapkan

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

dapat dicapai keterpaduan fungsi dan keterpaduan perencanaan pengembangan


kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian
Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang.
 Tinjauan Internal, merupakan tinjauan terhadap karakteristik wilayah yang meliputi
seluruh aspek yang ada, baik kondisi fisik, kondisi sosial ekonomi dan
kependudukan, kondisi lingkungan, sarana dan prasarana, sistem perangkutan, dan
lain-lain yang kesemuanya merupakan aspek yang selalu berubah karena fungsi
waktu.
Metode pendekatan analisis yang digunakan dalam kegiatan Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
merupakan penilaian terhadap berbagai keadaan yang dilakukan berdasarkan prinsip-
prinsip pendekatan perencanaan ruang dan pengembangan kota serta teknik analisis
perencanaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Pada dasarnya analisis dilakukan
untuk mengetahui potensi, limitasi dan kendala yang dimiliki oleh wilayah perencanaan
dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
a. Metode Kualitatif
Metode ini digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk non numerik atau
data yang tidak dapat diterjemahkan dalam bentuk angka-angka, misalnya data
mengenai keadaan sosial masyarakat, politik, kebijaksanaan, budaya dan kondisi
fisik alam. Metode ini digunakan karena dianggap praktis dan mudah dipahami.
Kekurangan metode ini adalah kurang mampu menerangkan secara nyata dan
sifatnya kadang-kadang terlalu umum bagi sebagian masalah. Metode ini dapat
bersifat:
 Deskriptif; Analisis yang memberikan gambaran pengertian dan penjelasan
terhadap kondisi wilayah perencanaan.
 Normatif; Analisis mengenai keadaan yang seharusnya menurut pedoman ideal
atau norma-norma tertentu. Pedoman atau norma ini dapat berbentuk standar-
standar, landasan hukum, batasan-batasan yang dikeluarkan oleh instansi
tertentu.
 Asumtif; Analisis dengan menggunakan asumsi-asumsi atau anggapan-
anggapan tertentu yang dibuat berdasarkan kondisi tertentu dan diperkirakan
dapat terjadi dalam waktu yang relatif lama pada wilayah perencanaan, asumsi
ini harus layak dan dapat diterima secara umum.
 Komparatif; Melakukan perbandingan antara berbagai kondisi dan
permasalahan untuk mendapatkan suatu karakteristik struktur wilayah
perencanaan. Misalnya membandingkan suatu masalah dengan masalah lain

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

atau suatu kondisi dengan kondisi lain yang memiliki kesamaan sehingga dapat
diperoleh karakteristik struktur ruang yang jelas.
b. Metode Kuantitatif
Metode ini digunakan untuk memprediksi penduduk, menghitung kebutuhan sarana
dan prasarana, menghitung sektor ekonomi, distribusi dan beban lalulintas, serta
analisis lain yang sifatnya kuantitatif. Teknik yang digunakan, yaitu:
 Proyektif; menganalisis keadaan pada masa lalu, saat ini dan masa yang akan
datang dengan menggunakan proyeksi serta melihat perkembangan dan
kecenderungan dari komponen-komponen yang sifatnya terukur.
 Ekonomi; menganalisis potensi dan masalah sektor ekonomi yang terdapat di
wilayah perencanaan.
 Super-impose; menganalisis kelayakan lahan untuk pengembangan kawasan
lindung dan kawasan budidaya didasarkan aspek fisik alam yang mempunyai
data kuantitatif berupa skor. Aspek fisik alam tersebut merupakan curah hujan,
jenis tanah dan kelerengan.
Secara keseluruhan, desain analisis dan bagan metodologi yang akan digunakan
dalam kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah
Kota (BWK) I Kota Magelang dapat dilihat pada tabel Desain Analisis Penyusunan RDTRK
BWK I Kota Magelang dan Bagan Metodologi RDTRK BWK I Kota Magelang.

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

TABEL I.1
DESAIN ANALISIS PENYUSUNAN RDTRK BWK I KOTA MAGELANG

NO ANALISIS MUATAN MATERI TUJUAN INPUT DATA METODE ANALISIS TARGET ANALISIS
1 2 3 4 5 6 7
Analisis Kedudukan dan Keterkaitan Wilayah
a. Analisis Kedudukan dan Keterkaiatan Eksternal
1.1. Analisis Kedudukan dan Analisis mengenai Untuk mengidentifikasi  Kondisi orientasi kawasan Metode analisis kualitatif Peran dan kedudukan
Keterkaitan Ekonomi kedudukan kawasan hubungan antara kawasan terhadap kawasan sekitar, kawasan terhadap
perencanaan terhadap perencanaan dan wilayah regional, nasional pelayanan kegiatan
wilayah yang lebih luas disekitarnya dengan dilihat dari  Arah pengembangan kebijakan ekonomi regional
baik secara regional, kegiatan ekonomi kawasan makro
nasional dilihat dari  Potensi pengembangan
keterkaitan kegiatan ekonomi wilayah
perekonomian

1.2. Analisis Kedudukan dan Analisis mengenai Untuk mengidentifikasi  Kondisi orientasi kawasan Metode analisis kualitatif Peran dan kedudukan
keterkaitan system kedudukan kawasan hubungan antara kawasan terhadap kawasan sekitar, kawasan dalam system
prasarana perencanaan terhadap perencanaan dan wilayah regional, nasional penyediaan sarana
wilayah yang lebih luas  Arah pengembangan kebijakan prasarana wilayah yang
disekitarnya dengan dilihat dari
baik secara regional, kawasan makro lebih luas
nasional dilihat dari system prasarana
 System penyediaan sarana
keterkaitan system prasarana perkotaan
prasarana

1.3. Analisis kedudukan dan Analisis mengenai Untuk mengidentifikasi  Kondisi orientasi kawasan  Peran dan kedudukan
keterkaitan aspek kedudukan kawasan hubungan antara kawasan terhadap kawasan sekitar, Metode analisis kualitatif kawasan dilihat dari
lingkungan perencanaan terhadap perencanaan dan wilayah regional, nasional  aspek lingkungan
wilayah yang lebih luas  Arah pengembangan kebijakan Metode studi literatur terhadap wilayah yang
disekitarnya dengan dilihat dari
baik secara regional, kawasan makro lebih luas
nasional dilihat dari kaspek lingkungan
 Kondisi geografis lokasi
keterkaitan aspek
lingkungan

1.4. Analisis kedudukan dan Analisis mengenai Untuk mengidentifikasi  Kondisi orientasi kawasan  Peran dan kedudukan
keterkaitan aspek kedudukan kawasan hubungan antara kawasan terhadap kawasan sekitar, Metode analisis kualitatif kawasan terhadap fungsi
pertahanan dan perencanaan terhadap perencanaan dan wilayah regional, nasional  kawasan pertahanan dan
keamanan wilayah yang lebih luas  Arah pengembangan kebijakan Metode studi literatur kemanan
disekitarnya dengan dilihat dari
baik secara regional, kawasan makro
nasional dilihat dari kawasan pertahanan dan
 Ketersediaan kawasan
keterkaitan kawasan keamanan
pertahanan dan kemananan di
pertahanan dan wilayah internal maupun
keamanan eksternal

b. Analisis Kedudukan dan Keterkaiatan Internal


Analisis Sumber Daya Alam dan Fsisik/ Lingkungan Wilayah Perencanaan
2.1. Analisis Fisik Alam Analisis Fisik dasar Untuk mengatur distribusi dan  Kondisi geologi   Analisis sumber
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

I-33
Laporan Antara

NO ANALISIS MUATAN MATERI TUJUAN INPUT DATA METODE ANALISIS TARGET ANALISIS
1 2 3 4 5 6 7
merupakan analisis ukuran kegiatan manusia dan  Kondisi Topografis Analisis kualitatif dan daya air
mengenai kondisi fisik atau kegiatan alam, yang  Kondisi Kelerengan kuantitaif deskriptif  Analisis sumber
lingkungan bawaan dituangkan dalam blok dan sub  Kondisi Iklim dan Curah Hujan  daya tanah
yang dimiliki suatu blok peruntukan lahan sehingga  Kondisi Hidrologi. Analisis daya dukung  Analisis topografi
kawasan yang tidak tercipta ruang yang produktif lahan dan kelerengan
dapat dipengaruhi oleh dan berkelanjutan.  Analisis Geollogi
unsure buatan manusia  Analisis Klimatologi
 Analisis daya
dukung kesesuaian
lahan
 Solusi
pengembangan dan
mengatasi
hambatan
pembangunan fisik
2.2. Analisis Kesesuaian Analisis yang dilakukan Mengetahui tingkat kesesuaian  Kondisi geologi   Arahan pemanfaatan
Lahan untuk mengukur lahan untuk pengembangan  Kondisi Topografis SK Menteri Pertanian ruang berdasarkan
kesesuaian lahan untuk kawasan  Kondisi Kelerengan No.837/KPTS/UM/11/1 kondisi fisik
peruntukan  Kondisi Iklim dan Curah Hujan 980 dan No lingkungan alam
pembangunan  Kondisi Hidrologi. 583/KPTS/UM/8/1981.
didasrkan pada kondisi
fisik alam

2.3. Analisis Pola Ruang Analisis mengenai Untuk mengatur distribusi dan  Analisis zona kawasan lindung   Kondisi peruntukan
arahan pemanfaatan ukuran kegiatan manusia dan  Analisis zona perumahan; Analisis kualitatif lahan eksisting.
ruang yang terbagi atau kegiatan alam, yang  Analisis zona industri; deskriptif  Arahan peruntukan
menjadi zona lindung dituangkan dalam zona  Analisis zona perdagangan dan  lahan di kawasan
dan zona budidaya kawasan lindung dan budidaya jasa; Analisis kuantitatif perencanaan pada
 Analisis zona pariwisata; masing-masing
 Analisis zona pusat aktivitas.
pemerintahan;
 Analisis zona pusat pendidikan
dan penelitian/teknologi tinggi;
dan
 Analisis zona fasilitas
pertahanan dan keamanan.
Analisis Sektor Ekonomi Analisis struktur Untuk mengetahui  Analisis  
Unggulan ekonomi merupakan karakteristik perekonomian dan PDRB Analisis Kuantitatif dan Hasil analisis karakteristik
analisis mengenai sector –sektor unggulan yang  Analisis Kualitatif perekonomian
kondisi perekoomian berkembang di kawasan sektor ekonomi kawasan  kawasan dan basis
yang berkembang di perencanaan  Perseba Observasi Lapangan ekonomi
kawasan perencanaan ran pertumbuhan ekonomi  
dari sector-sektor kawasan Analisis LQ dan Shift Potensi dan
ekonomi kawasan Share permasalahan dari

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

I-33
Laporan Antara

NO ANALISIS MUATAN MATERI TUJUAN INPUT DATA METODE ANALISIS TARGET ANALISIS
1 2 3 4 5 6 7
sektor perekonomian
di kawasan
perencanaan terhadap
kawasan regional
maupun nasional

Solusi-solusi
perkembangan
perekonomian yang
memicu
pembangunan
ekonomi wilayah
Analisis Kependudukan
4.1. Analisis Karakteristik Analisis mengenai Untuk mengetahui dominasi  Pendud  Karakteristik penduduk di
Penduduk jumlah dan komposisi pada masing-masing kelompok uk menurut umur; Metode analisis kuantitatif kawasan perencanaan
penduduk menurut penduduk sehingga dapat  Pendud  berdasarkan kelompok
pengelompokan- diketahui karekteristik uk menurut jenis kelamin; Metode analisis kualitatif penduduk.
pengelompokan penduduk pada wilayah  Pendud
tertentu, berdasarkan perencanaan. uk menurut mata pencaharian;
kelompok umur, jenis  Pendud
kelamin, mata uk menurut agama; dan
pencaharian, agama,  Pendud
tingkat pendapatan, dan uk menurut pendidikan.
angkatan kerja.

4.2. Analisis Pertumbuhan Analisis mengenai Untuk mengetahui rasio  Jumlah Analisis kuantitatif, 
Pendududuk pertumbuhan penduduk pertumbuhan penduduk penduduk eksisting selama dengan alat analisis: Rasio pertumbuhan
yang terjadi di wilayah berdasarkan data jumlah periode 5 tahun terakhir; dan  penduduk
studi. penduduk eksisting dan Proyeksi linier 
memperhatikan arus migrasi. Pt = Po + a.n Jumlah penduduk selama
Pt = Jumlah penduduk tahun perencanaan 20
tahun proyeksi tahun dan sekurang-
Po = Jumlah penduduk kurangnya 5 tahun.
tahun dasar
a = Jumlah
pertumbuhan
rata-rata per
tahun
n = Waktu proyeksi

Proyeksi Eksponensial
Pt = Po ( 1 + r ) n
Pt = Jumlah penduduk
tahun proyeksi
Po = Jumlah penduduk

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

I-33
Laporan Antara

NO ANALISIS MUATAN MATERI TUJUAN INPUT DATA METODE ANALISIS TARGET ANALISIS
1 2 3 4 5 6 7
tahun dasar
r = Laju pertumbuhan
penduduk
n = Tahun proyeksi
4.3. Analisis Daya Analisis daya tamping Mengetahui daya tamping  Pertum Perhitungan dengan Jumlah penduduk yang
Tampung Penduduk penduduk merupakan lingkungan pada tahun rencana buhan penduduk 5 tahun rumus sebagai berikut: mampu ditampung oleh
analisis untuk terakhir Lw = Luas wilayah kawasan perencanaan
mengetahui  Proyeks (hektar) dan selisih jumlah
kemampuan lingkungan i penduduk P = jumlah penduduk penduduk yang tidak
dalam manampung laju  Luas wilayah kajian dapat ditampung
pertumbuhan penduduk kawasan perencanaan (penduduk BWK I)
H = jumlah penduduk
di wilayah yang
lebih luas
(penduduk Kota
Magelang)
Dt = Daya tampung
(jiwa)
b = Kebutuhan lahan
kawasan
permukiman
(hektar/ jiwa)
l = Kebutuhan lahan
kawasan non
permukiman
(hektar/ jiwa)

4.4. Analisis kepadatan Analisis untuk Mengetahui tingkat keadatan  Jumlah Analisis kuantitaif Kepadatan penduduk di
penduduk mengetahui kepadatan penduduk per blok di kawasan penduduk Analisis kualitatif kawasan perencanaan
penduduk di suatu perencanaan  Luas Kajian literature Criteria kepadatan
kawasan dengan wilayah per blok  Kepadatan Penduduk penduduk di kawasan
membandingkan antara Rendah peeencanaan
jumlah penduduk <150 Jiwa/ Ha
dengan luas wilayah  Kepadatan Penduduk
Sedang
150-200 Jiwa/ Ha
 Kepadatan Penduduk
Tinggi
201-400 Jiwa/ Ha
 Kepadatan Penduduk
Sangat Tinggi
> 400 jiwa/ Ha
Sumber ; SNI 03-1733-
2004

4.5. Analisis Mobilitas Analisis mengenai pola Untuk mengetahui jumlah  Jumlah Analisis Kualitatif Deskripsi mengenai

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

I-33
Laporan Antara

NO ANALISIS MUATAN MATERI TUJUAN INPUT DATA METODE ANALISIS TARGET ANALISIS
1 2 3 4 5 6 7
Penduduk perpindahan penduduk, penduduk yang bermigrasi baik mobilitas penduduk Analisis erhitungan rumus sejauh mana migrasi
dengan yang masuk dan yang keluar.  Tingkat mobilitas berpengaruh terhadap
mempertimbangkan kelahiran, kematian, migrasi pengembangan wilayah,
faktor-faktor pendorong dating dan pergi serta faktor-faktor
dan penarik dari daerah  Pola pendorong dan penarik
asal dan tujuan. pergerakan yang terjadi; dan yang terkait dengan
 Faktor potensi dan kendala.
pendorong dan penarik untuk
pindah.
 Arus
migrasi penduduk
Analisis Sosial Budaya Analisis ini merupakan Mengetahui kondisi fisik dan  Bangun  Karakteristik social dan
kajian mengenai eleme- non fisik elemen-elemen an Cagar Budaya Metode analisis kuantitatif budaya kawasan
elemen fisik dan non historical kawasan yang dapat  Bangun Metode analisis kualitatif perencanaan
fisik yang memiliki nilai mendukung, maupun an bersejarah berdasarkan kondisi fisik
sejarah, budaya yang menghambat dalam proses  Adat- dan non fisik
tinggi yang menjadi pembangunan Istiadat/ Budaya Masyarakat
modal social dan
budaya yang melekat
dalam masyarakat.

Analisis sumberdaya buatan


6.1. Analisis Fasilitas Analisis terhadap Mengatur kebutuhan distribusi,  Analisis  
Umum fasilitas umum di luas lahan dan ukuran fasilitas fasilitas sosial dan umum; Analisis Fasilitas Umum Ketersediaan fasilitas
kawasan perencanaan. sosial ekonomi, yang diatur  Sosial : pendidikan, umum;
dalam struktur zona dan blok kesehatan, peribadatan, 
dan sub blok peruntukan rekreasi, lapangan olah Potensi dan
sehingga tercipta ruang yang raga, dan lain-lain; permasalahan;
aman, nyaman, mudah,  Umum : pos keamanan, 
produktif dan berkelanjutan. kantor pos, kantor polisi, Perkembangan
taman pemakaman, pos kebutuhan sarana;
pemadam kebakaran, dan 
lain-lain. Jangkauan pelayanan
 Fasilitas fasilitas umum; dan
ekonomi; 
 Fasilitas Arahan/ rekomendasi
budaya; bagi pengembangan
 Ruang sarana pekotaan
terbuka hijau; dan terkait kebutuhan
 Ruang fasilitas umum
terbuka non-hijau. (jumlah), luas lahan
 yang dibutuhkan, dan
distribusi penyediaan
fasilitas.
6.2. Analisis Jaringan Air Analisis terhadap aspek Mengatur dan menentukan  Keterse  
Jaringan air minum di kebutuhan jaringan dan fasilitas diaan jaringan drainase; Analisis kualitatif Kebutuhan air domistik;
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

I-33
Laporan Antara

NO ANALISIS MUATAN MATERI TUJUAN INPUT DATA METODE ANALISIS TARGET ANALISIS
1 2 3 4 5 6 7
Minum kawasan air minum, menurut blok dan  Sistem deskriptif 
sub blok permukiman, sehingga pelayanan; dan  Kebutuhan non domistik;
tercipta ruang ekonomis, sehat,  Sumber Analisis kuantitatif 
dan produktif. air minum. Pelayanan perkotaan dan
perdesaan; dan

Sistem pelayanan yang
tersedia.
6.3. Analisis Jaringan Analisis terhadap aspek Pemenuhan kebutuhan untuk  Sistem  
Jaringan drainase di mengalirkan air permukaan ke jaringan makro dan jaringan Analisis kualitatif Kebutuhan pengendalian
Drainase
kawasan perencanaan. badan air penerima atau distribusi; deskriptif genangan;
bendungan resapan buatan,  Volume  
agar terhindar pengikisan aliran air hujan dan debit aliran; dan Analisis kuantitatif Arahan pengendalian
hujan terhadap badan jalan dan  Kondisi genangan; dan
genangan air hujan pada dan kapasitas saluran yang 
kawasan tertentu. tersedia. Arahan system distribusi
sesuai skala
lingkungan.
6.4. Analisis Jaringan Air Analisis terhadap aspek Pemenuhan kebutuhan untuk  Sistem  
jaringan air limbah di mengalirkan air limbah domistik jaringan : kebutuhan Analisis kualitatif Ketersediaan dan kondisi
Limbah
kawasan perencanaan. yang berasal dari perumahan pengendalian air limbah rumah deskriptif jaringan air limbah;
dan non perumahan. tangga dan non rumah tangga;  
 Sistem Analisis kuantitatif Arahan pengelolaan air
pengelolaan : individual, dan limbah; dan
komunal; 
 Volume Arahan sistem
air imbah dan debit aliran; dan pengelolaan dan
 Sistem pengangkutan air
pengolahan dan pengangkutan. limbah sesuai skala
 lingkungan.
6.5. Analisis Jaringan Analisis terhadap aspek Pemenuhan kebutuhan untuk  Sistem  
jaringan persampahan pembuangan limbah non B3 jaringan dan pengolahan : bak Analisis kualitatif Ketersediaan dan kondisi
Persampahan
di kawasan yang berasal dari perumahan sampah, TPS, dan TPA; deskriptif jaringan
perencanaan. dan non perumahan.  Skala  persampahan;
penanganan: skala individu, Analisis kuantitatif 
lingkungan, dan daerah; dan Arahan pengelolaan
 Volume persampahan; dan
dan sumber sampah : 
perumahan, fasilitas komersial, Arahan sistem
fasilitas umum, dan fasilitas pengelolaan dan
sosial. pengangkutan
persampahan sesuai
skala lingkungan.)
6.6. Analisis Jaringan Analisis terhadap aspek Pemenuhan kebutuhan  Skala  
jaringan kelistrikan di penerangan melalui sistem pelayanan: domistik dan non Analisis kualitatif Ketersediaan dan kondisi
Kelistrikan
kawasan perencanaan. pelayanan jaringan, dan deskriptif
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

I-33
Laporan Antara

NO ANALISIS MUATAN MATERI TUJUAN INPUT DATA METODE ANALISIS TARGET ANALISIS
1 2 3 4 5 6 7
komponen prasarana domistik;  jaringan listrik;
kelistrikan.  Sistem Analisis kuantitatif 
pelayanan : perkotaan dan Arahan pelayanan dan
perdesaan; pengelolaan jaringan
 Sistem listrik; dan
jaringan : gardu induk, saluran 
udara (SUTT, SUTM, SUTR), Arahan sistem sebaran
gardu tiang dan sambungan jaringan listrik sesuai
rumah; dan skala lingkungan.
 Penataa
n ruang bawah jaringan.
6.7. Analisis Jaringan Analisis terhadap aspek Pemenuhan kebutuhan  Skala pelayanan:  
Telekomunikasi
jaringan telekomunikasi telekomunikasi melalui sistem  Sambungan telepon rumah Analisis kualitatif Ketersediaan dan kondisi
di kawasan pelayanan jaringan telepon, tangga; deskriptif jaringan
perencanaan. dan komponen prasarana  Sambungan telepon non  telekomunikasi;
telepon. rumah tangga; Analisis kuantitatif 
 Sambungan telepon umum. Arahan pelayanan dan
 Sistem jaringan : pengelolaan jaringan
 STO dan rumah kabel; telekomunikasi; dan
 Penataan sistem jaringan. 
Arahan sistem sebaran
jaringan
telekomunikasi sesuai
skala lingkungan.
Analisis Penataan Kawasan Dan Bangunan
7.1. Analisis Intensitas Analisis amplop ruang Mengetahui besaran  Koefisie  Arahan pengembangan
Pemanfaatan Ruang yang didapatkan dari pembangunan yang n Lantai Bangunan (KDB); Analisis kualitatif kawasan perencanaan
aspek intensitas diperbolehkan berdasarkan  Koefisie deskriptif berdasarkan KDB, KLB,
pemanfataan lahan. batasan KDB, KLB, KDH atau n Lantai Bangunan (KLB);  KDH, KDNH, KTB, KWT,
kepadatan penduduk.  Koefisie Analisis kuantitatif kepadatan bangunan dan
n Dasar Hijau (KDH); penduduk.
 Koefisie
n Tapak Basement (KTB);
 Koefisie
n Wilayah Terbangun (KWT);
dan
 Kepadat
an Bangunan dan Penduduk.

7.2. Analisis Tata Massa Analisis amplop ruang Mengetahui bentuk, besaran,  Pertimb  Arahan pengembangan
Bangunan yang didapatkan dari peletakan, dan tampilan angan Garis Sempadan Analisis kualitatif kawasan perencanaan
aspek tata massa bangunan pada suatu Bangunan (GSB) dan Jarak deskriptif berdasarkan GSB, GSS,
bangunan. persil/tapak yang dikuasai. Bebas Bangunan;  GSD, tinggi bangunan,
 Pertimb Analisis kuantitatif selubung bangunan dan
angan Garis Sempadan Sungai tampilan bangunan.

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

I-33
Laporan Antara

NO ANALISIS MUATAN MATERI TUJUAN INPUT DATA METODE ANALISIS TARGET ANALISIS
1 2 3 4 5 6 7
(GSS) dan Jarak Bebas
Bangunan;
 Pertimb
angan Garis Sempadan Danau
dan Waduk;
 Pertimb
angan Tinggi Bangunan;
 Pertimb
angan Selubung Bangunan; dan
 Pertimb
angan Tampilan Bangunan.

Analisis kelembagaan
Analisis kelembagaan Analisis kelembagaan Mengetahui struktur dan kinerja  Perilaku Metode kualitatif deskriptif 
terkait dalam proses kelembagaan yang terkait kelembagaan (pembagian tugas Kinerja kelembagaan
perencanaan, dan tanggung jawab); terkait; dan
pemanfaatan, dan  Dukung 
pengendalian serta an fasilitas dalam kelembagaan. Arahan pengembangan
pengawasan kelembagaan
pemanfaatan ruang
sesuai muatan RTDR.

Analisis pembiayaan pembangunan


9.1. Analisis sumber-sumber Analisis ini terkait Mengetahui sumber dan  Pendap Metode kualitatif deskriptif Analisis pendapatan dan
pendapatan daerah dengan sumber-sumber besarnya pendapatan daerah atan Asli Daerah sumber pendanaan
pendapatan daerah dan  Sumber daerah
besar pendapatan -sumber pendapatan daerah
daerah di wilayah  Sumber
perencanaan pendanaan pembangunan

9.2. Analisis alokasi Analisis alokasi Mengetahui alokasi dan  Sumber Metode kualitatif deskriptif Analisis pembiayaan dan
pembiayaan daerah pembiayaan daerajh besarnya pembiayaan yang Pembiayaan Daerah alokasi biaya daerah
merupakan analisis dilakukan daerah.  Alokasi
mengenai kondisi Pembiayaan Langsung dan
alokasi pembiayaan Tidak Langsung
daerah perencanaan

Sumber : Analisis, 2011

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

I-33
Laporan Antara

BAGAN METODOLOGI RDTRK BWK I KOTA MAGELANG (FILE TERPISAH)

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

1.7. Diagram Alur Kegiatan


Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota
(BWK) I Kota Magelang secara makro terdiri dari tiga (3) tahapan, yaitu : tahapan
pendahuluan, tahapan antara (kompilasi data dan analisis) dan tahapan akhir (rencana).
Masing-masing tahapan memiliki cakupan substansi dan kegiatan yang berbeda-beda, dan
saling terkait dalam mendukung pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang.
Tahapan pendahuluan secara garis besar menguraikan tentang latar belakang,
maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup kegiatan, gambaran umum kawasan
perencanaan, konsep dasar pengembagan, pendekatan dan metodologi serta rencana kerja.
Tahapan antara secara garis besar memuat desain survei dan desain analisis data,
kompilasi data dan analisis data. Sedangkan tahapan akhir secara garis besar memuat
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Perencanaan, Rencana Pola Ruang, Rencana Jaringan
Prasarana, Penetapan Bagian Dari Wilayah Perencanaan Yang Diprioritaskan
Penangannnya, dan Arahan Pemanfaatan Ruang.
Secara rinci masing-masing kegiatan pada setiap tahapan digambarkan pada skema
diagram alur penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah
Kota (BWK) I Kota Magelang berikut.

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

Sumber : Penyusun, 2011


Gambar 1.1.
Diagram Alur Penyusunan RDTRK BWK I Kota Magelang

1.8. Sistematika Pembahasan


Laporan antara Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian
Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang disusun berdasarkan sistematika pembahasan yang
terbagi dalam 7 (tujuh) bab sebagai berikut :

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang
Laporan Antara

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang; maksud, tujuan dan sasaran; ruang
lingkup; dasar penyusunan rencana detail tata ruang; ketentuan umum; diagram
alur kegiatan; metodologi; dan sistematika pembahasan yang digunakan dalam
kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian
Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang.
BAB II DASAR HUKUM
Bab ini menguraikan tentang peraturan perundang-undangan yang digunakan
sebagai dasar hukum dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
(RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang.
BAB III KAJIAN KEBIJAKAN
Bab ini menguraikan tentang kajian kebijakan yang terkait dalam Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I
Kota Magelang.
BAB IV GAMBARAN UMUM
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum kawasan perencanaan RDTRK
BWK I Kota Magelang, yang meliputi gambaran umum Kota Magelang dan
gmbaran umum BWK I Kota Magelang.
BAB V KONSEP DASAR STUDI
Bab ini menguraikan tentang konsep dasar pengembangan yang digunakan
dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian
Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang.
BAB VI ANALISIS RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) BWK
(BAGIAN WILAYAH KOTA) I KOTA MAGELANG
Bab ini berisi tentang muatan analisis yang dilakukan dalam Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I
Kota Magelang.
BAB VII KESIMPULAN ANALISIS
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan analisis yang telah dilakukan dalam
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah
Kota (BWK) I Kota Magelang.
.

I-33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Magelang

Anda mungkin juga menyukai