Anda di halaman 1dari 14

BAB V

PERENCANAAN PELABUHAN

5.1 Gambaran Umum Pelabuhan


Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk merupakan pelabuhan penyeberangan
dengan lintas penyeberangan antarprovinsi. Sebagai pelabuhan yang menghubungkan
dua buah pulau yang cukup padat yaitu pulau Bali dan pulau Jawa merupakan pintu
masuk dan keluar yang penting bagi lalu lintas pariwisata maupun ekonomi bagi
kedua buah pulau. Bagi pulau Bali sendiri, pelabuhan Ketapang – Gilimanuk
merupakan pintu utama bagi lalu lintas barang dan jasa yang masuk dan keluar pulau
Bali, baik itu yang berupa komoditas pangan seperti buah dan sayur, komoditas
kerajinan, bahkan juga sebagai pintu utama bagi wisatawan yang ingin ke Pulau
Dewata selain melalui Bandara Ngurah Rai.

Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk merupakan Badan Usaha Milik Negara


(BUMN) di bawah Departemen Perhubungan Republik Indonesia, kegiatan utama
dari pelabuhan ini adalah jasa penyeberangan antara pulau Bali dan Jawa yang
merupakan bagian dari kegiatan Angkutan Sungai Dan Penyeberangan (ASDP).
Sehingga tidak terdapat aktivitas peti kemas barang atau pengepakan barang (cargo)
pada pelabuhan ini. Karena pelabuhan ini merupakan pelabuhan yang saling
berpasangan, maka apabila ada salah satu pelabuhan yang tidak dapat beroperasi
sebagaimana mestinya, akan memberikan dampak bagi aktivitas pelabuhan yang lain
sehingga mengakibatkan terganggunya aktivitas penyeberangan di wilayah tersebut.
Oleh karena itu, perawatan dan pemeliharaan segala bagian dari pelabuhan ini
sangatlah perlu dilakukan guna menjaga kelancaran aktivitas penyeberangan antara ke
dua pulau ini. Dengan banyaknya kapal yang masuk karena berkembangnya lalu lintas
angkutan laut, teknologi, keamanan, meningkatnya penumpang antar pulau, maka
kualitas peran dan fungsi pelabuhan perlu ditingkatkan salah satunya dengan cara
pengoptimalan pelayanan jasa Terminal Penumpang maupun fasilitas-fasilitas
penunjang lain yang terdapat di pelabuhan.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa kepelabuhan, pelabuhan


Ketapang – Gilimanuk berusaha sebaik mungkin untuk mengoptimalkan pelayanan
jasa Terminal Penumpang yang mengacu kepada standar nasional dan standar
internasional. Standar itu terkait dengan kelengkapan peralatan, keamanan,
ketersediaan infrastruktur, dan kedalaman alur serta kolam pelabuhan bagi
bersandarnya kapal-kapal. Untuk itu perlu penyediaan fasilitas dan pelayanan jasa
Terminal Penumpang yang baik agar dapat memberikan kepuasan kepada para
pengguna jasanya.

Pelabuhan Gilimanuk mulai mengalami perkembangan dari tahun 1983


sampai 1996. Pelabuhan Gilimanuk merupakan pelabuhan penyeberangan yang
dikelola oleh perusahaan BUMN yaitu PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan
berada di bawah Departemen Perhubungan. ASDP sendiri adalah singkatan dari
Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan. Pelabuhan ini dikelola ASDP karena
termasuk ke dalam penyeberangan darat. Pelabuhan ini sebenarnya bernama resmi
Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk karena operasional pelabuhannya harus bersamaan
dan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan alami
yang tidak perlu dilakukan pendalaman.
Pelabuhan ini terletak di desa Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten
Jembrana, Provinsi Bali. Secara geografis Teluk Tradisional Gilimanuk terletak pada
koordinat:
 Utara :08° 09’32” LS dan 114° 26’36,37” BT
 Selatan :08° 09’32” LS dan 114° 26’39,70” BT
 Timur :08° 09’70” LS dan 114° 27’57,59” BT
 Barat :08° 10’10,73” LS. dan 114° 26’26,58” BT
Gambar 5.1 Kelurahan Gilimanuk

Gambar 5.2 Layout Pelabuhan Gilimanuk

5.2 Gambaran Umum Wilayah

Titik tertinggi di Kelurahan Gilimanuk adalah 616m sedangkan titik


terendah adalah 3m dengan jarak antara titik tertinggi dan terendah adalah 7 m
sedangkan rata-rata kemiringan tanah adalah 8,76 m.
1. Fisiografi dan Morfologi
Kondisi fisografi dan morfologi di Kelurahan Gilimanuk digambarkan
melalui kondisi fisiografi dan morfologiKabupaten Jembrana secara umum. Pada
bagian utara wilayahKabupaten Jembrana mempunyai fisiografi dan
morfologipegunungan yang dibentuk oleh deretan Gunung Pengineman,Gunung
Klatakan, Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut,Gunung Sanggang dan Gunung
Batas. Wilayah bagian utaraini memiliki kemiringan lereng yang bervariasi
denganvegetasi utama adalah hutan lindung. Di bagian selatanwilayah
Kabupaten Jembrana mengalir beberapa sungai antaralain Sungai Klatakan, Belatung,
Sangiang Gede, Nyangkrutdan Tukad Daya. Keberadaan sungai tersebut
sekaligusmembagi wilayah Kabupaten Jembrana bagian Selatanmenjadi dua
kelompok morfologi yaitu wilayah datar sampaibergelombang dan wilayah berbukit
bukit.
2. Geologi
Kondisi geologi digambarkan melalui kondisi geologi Kabupaten Jembrana
secara umum. Berdasarkan data peta geologi Kabupaten Jembrana (Purbo
Hadiwidjojo) dapat diketahui bahwa wilayah Kabupaten Jembrana terdiri
daribeberapa jenis batuan, yaitu :
o Formasi Gamping Agung
o Batuan Gunung Api Jembrana
o Formasi Palasari
o Formasi Alluvium
o Formasi Sorga
Berdasarkan peta jenis tanah Provinsi Bali wilayah Kabupaten Jembrana terdiri
dari beberapa jenis tanah yaitu :
1. Tanah Latosol Coklat dan Litosol (Inceptisol)
Jenis tanah ini tersebar di empat wilayah Kabupaten Jembrana,
yang paling luas terdapat di Kecamatan Mendoyo (25.985 Ha), di
Kecamatan Melaya (16.319 Ha),Kecamatan Negara (14.130 Ha) dan
Kecamatan Pekutatan(12.169 Ha). Jenis tanah ini dibentuk oleh bahan
indukabu vulkanik intermediet dengan kandungan bahanorganik yang
rendah sampai sedang dan pH berkisarantara 4,5 – 5,5.
2. Tanah Alluvial Coklat Kelabu

Tanah ini merupakan tanah endapan sungai dengan luaskurang lebih


10.750 Ha sebagian besar terdapat diKecamatan Negara (5.725 Ha).

3. Tanah Mediteran Coklat


Jenis tanah ini dibentuk oleh bahan induk batuan gampingdengan bentuk
morfologi bergelombang sampai berbukitbukit. Jenis tanah ini mendominasi
wilayah KecamatanMelaya (1.878 Ha).
4. Tanah Regosol Coklat Kelabu
Jenis tanah ini sebagian besar terdapat di KecamatanNegara
seluas 772 Ha dan di wilayah KecamatanMendoyo seluas 648 ha.
Tanah ini terbentuk oleh induk vulkanik intermedier dengan bentuk
wilayah landai sampai berombak.
5. Tanah Alluvial Hidromorf
Jenis tanah ini terdapat di wilayah Kecamatan Nagara khususnya di
sepanjang wilayah pantai selatan. Luas jenistanah ini kurang lebih 1.420 Ha.
Tanah ini merupakan sedimen darat dan laut yang dibentuk oleh lempeng
pasirdan pecahan karang.
Masing-masing jenis tanah tersebut di atas mempunyai teksturyang berbeda beda
umumnya tekstur wilayah di Kabupaten Jembrana tergolong tekstur halus
(kandungan liat sangattinggi). Sedangkan tekstur kasar (pasir dan lempung
berpasir)merupakan tekstur tanah yang terdapat di sepanjang pantaidari wilayah
Kabupaten Jembrana.

5.3 Maksud dan Tujuan Dibangunnya Pelabuhan Gilimanuk dan Pertimbangan


Ekonomi
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jembrana, pelabuhan
penyeberangan di Kabupaten Jembrana terdapat di Gilimanuk, Kecamatan
Melaya.Pelabuhan penyeberangan ini merupakan pelabuhan penyeberangansatu-
satunya yang menghubungkan pulau Bali dengan pulau-pulaulainnya
terutama Jawa. Pengembangan Pelabuhan PenyeberanganGilimanuk ke depan
diarahkan untuk optimalisasi dalam melayani jam-jam puncak, mengantisipasi
kebutuhan di masa yang akan datang sertamengembangkan rute-rute penyeberangan
baru.

5.4 Ukuran dan Fasilitas Pelabuhan


Tabel 5.1 Tabel Fasilitas Pokok Pelabuhan Gilimanuk

Tabel 5.2 Tabel Fasilitas Penunjang Pelabuhan Gilimanuk

5.5 Fasilitas di Darat pada Pelabuhan Gilimanuk

Pelabuhan Gilimanuk memiliki luas areal kurang lebih 4 hektar. Fasilitas-


fasilitas yang terdapat di Pelabuhan Gilimanuk antara lain :

- Dermaga Movable Bridge (MB) sebanyak 2 buah

- Dermaga ponton sebanyak 1 buah

- Dermaga Landing Craft Machine (LCM) sebanyak 2 buah

- Tempat parkir pengunjung dan tempat parkir siap muat ke dermaga seluas 900 m2

- Terminal Penumpang
- Kantor Operasional Pelabuhan

- Ruang VIP

- Ruang Tunggu

- Jembatan Timbang (namun kini tidak dapat beroperasi lagi)

Selain itu terdapat pula fasilitas berupa 34 unit CCTV untuk memonitor
keadaan pelabuhan.

 Dermaga Pelabuhan Gilimanuk


Pelabuhan Gilimanuk memiliki 5 buah dermaga yang terdiri dari 2 buah dermaga
MB, 1 buah dermaga ponton, dan 2 buah dermaga beton (LCM).

a) Dermaga Movable Bridge  (MB)


Pelabuhan Gilimanuk memiliki dua buah dermaga movable bridge, yaitu
dermaga MB I dan MB III. Dermaga Movable Bridge merupakan dermaga
yang dapat digerakkan turun naik dengan bantuan mesin hidrolik. Jadi
ketinggian dermaga ini dapat disesuaikan dengan ketinggian landasan kapal.
Pada mesin pengendali hidrolik terdapat 3 tombol, yaitu Hidrolic Up (untuk
menaikkan dermaga), Hidrolic Down (untuk menurunkan dermaga), dan
tombol emergency. Dermaga MB ini dibangun pada tahun 1996. Dermaga ini
memiliki kemampuan menahan berat 20 ton.

Gambar 5.3 Dermaga MB pelabuhan Gilimanuk


Gambar 5.4 Mesin pengendali hidrolik

Gambar 5.5 Proses bongkar muatan pada Pelabuhan Gilimanuk

b) Dermaga Ponton
Pelabuhan Gilimanuk memiliki sebuah dermaga ponton yaitu Ponton II.
Dermaga ponton merupakan dermaga yang terbuat dari drum terapung atau
landasan kayu yang dibuat sedemikian rupa. Dermaga ponton ini dibangun
pada tahun 1976. Dermaga ini memilki kemampuan menahan berat sebesar 10
ton.
Gambar 5.6 Dermaga Ponton

c) Dermaga Landing Craft Machine (LCM)


Pelabuhan Gilimanuk memiliki dua buah dermaga LCM yaitu, Dermaga LCM
IV. Dermaga LCM merupakan dermaga yang terdiri landasan beton tanpa
adanya perangkat tambahan, sehingga kapal dapat menambat tanpa diperlukan
adanya perangkat tambahan seperti bolder dan fender. Dermaga ini memiliki
kemampuan menahan berat diatas 20 ton. Kapal yang biasa berlabuh disini
adalah kapal LCT dan kapal motor penumpang.

Gambar 5.7 Dermaga LCM

 Bolder pada Pelabuhan Gilimanuk


Bolder adalah perangkat pelabuhan untuk menambatkan (tambat) kapal di dermaga
atau perangkat untuk mengikatkan tali di kapal. Bolder pada semua dermaga di
Pelabuhan Gilimanuk terbuat dari besi cor dan diangker/ ditanamkan
pada pondasi dermaga sehingga mampu untuk menahan gaya yang bekerja pada
penambatan kapal di dermaga.
Tabel 5.3 Jumlah Fender pada tiap Dermaga pada Pelabuhan Benoa

Gambar 5.8 Bolder pada Dermaga MB Pelabuhan Gilimanuk


Gambar 5.9 Bolder pada Dermaga Ponton Pelabuhan Gilimanuk

 Fender Pelabuhan Gilimanuk


Fender adalah perangkat yang digunakan untuk meredam benturan yang terjadi
pada saat kapal merapat ke dermaga atau pada saat kapal yang sedang di tambatkan
bergoyang oleh gelombang atau arus yang terjadi di pelabuhan. Fender di
Pelabuhan Gilimanuk menggunakan penahan baja dengan lapisan karet
dibelakangnya untuk menahan gaya benturan kapal. Lapisan karet ini berbentuk
trapesium.

Tabel 5.4 Jumlah Fender pada tiap Dermaga pada Pelabuhan Benoa

Gambar 5.10 Fender pada Dermaga MB Pelabuhan Gilimanuk


Gambar 5.11 Fender pada Dermaga Ponton Pelabuhan Gilimanuk

5.6 Bangunan Pemecah Gelombang

Pemecah gelombang (breakwater) adalah bagunan yang digunakan untuk melindungi


daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang. Bangunan ini memisahkan
daerah perairan dari laut lepas, sehingga perairan pelabuhan tidak banyak dipengaruhi
oleh gelombang besar di laut. Daerah perairan dihubungkan dengan laut oleh mulut
pelabuhan dengan lebar tertentu dimana kapal keluar masuk melalui celah tersebut.

Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua


macam yaitu pemecah gelombang “sambung pantai” dan “lepas pantai”. Tipe pertama
banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk
perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe
adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di
beberapa lokasi disepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan
jetty.

Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan
yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Pemecah
gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi
dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi
endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen
sepanjang pantai.

Secara umum Breakwater pada pelabuhan memiliki beberapa fungsi pokok yaitu :
1. Berfungsi sebagai pelindungi kolam perairan pelabuhan yang terletak dibelakangnya
dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan terganggunya aktivitas di
perairan pelabuan baik pada saat pasang, badai maupun peristiwa alam lainya di laut.
2. Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian
energinya akan dipantulkan (Refleksi), sebagian diteruskan (Transmisi) dan sebagian
dihancurkan (Dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan
dasar dan lain-lainnya.
3. Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan
tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe
bangunan peredam gelombang dan geometrik bangunan peredam (kemiringan,
elevasi, dan puncak bangunan).

Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman


sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal
dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang
struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan sediment tersebut.

Bentuk/tipe pemecah gelombang berdasarkan tipe bangunannya dapat dibedakan


menjadi tiga:

o Breakwater Sisi Miring


o Breakwater Sisi Tegak
o Breakwater Gabungan

Pemecah gelombang dibangun dengan maksud untuk melindungi wilayah perairan


pelabuhan agar kapal dapat berlabuh dan melakukan bongkar muat barang dan
penumpang dengan aman dan nyaman. Disamping itu juga digunakan untuk
mengendalikan abrasi yang menggerus pantai.

Pelabuhan Gilimanuk tidak memerlukan bangunan pemecah gelombang. Hal ini


dikarenakan kondisi pantainya sudah aman, tidak terpengaruh oleh mbak, gelombang
dan arus sehingga kapal bisa bersandar dengan aman.

Anda mungkin juga menyukai