MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mekanika Tanah yang
diampu oleh Herwan Dermawan, S.T., M.T.
Oleh:
Bunga Nabilah
1701442
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB IV PENUTUP...............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
iii
9
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya, geoteknik adalah suatu alat dalam perencanaan atau design
sebuah bangunan. Data geoteknik sendiri harus digunakan secara benar dan sangat
teliti dengan asumsi serta batasan yang sudah ada dan dipergunakan untuk dapat
mencapai hasil yang kita inginkan (Wijaya, 2012). Seseorang yang ahli dalam
ilmu geoteknik biasa disebut Engineer Geotek.
Rekayasa geoteknik adalah cabang teknik sipil yang terkait dengan perilaku
bumi atau tanah. Rekayasa geoteknik juga digunakan di teknik militer,
pertambangan, perminyakan, dan disiplin ilmu lainnya yang terkait dengan
konstruksi di atas atau di bawah permukaan. Rekayasa geoteknik menggunakan
prinsip mekanika tanah dan mekanika batuan untuk meneliti kondisi di bawah
permukaan dan materialnya, menentukan sifat fisik dan mekaniknya, stabilitas
lereng, menilai risiko yang dialami suatu konstruksi, desain struktur pondasi,
mengawasi kondisi konstruksi, dan lain lain
Pekerjaan penting yang harus dilakukan oleh seorang engineer geotek yaitu
memberikan panduan-panduan mengenai potensi geoteknik yang akan terjadi bila
dilakukan secara asal-asalan kepada pihak terkait. Salah satu akibat dari ketidak
hati-hatian dalam penggunaan asumsi dan batasan yang telah ada adalah Menara
Pizza di Italia yang disebabkan karena kurangnya kekuatan dukung tanah terhadap
menara tersebut (Agustian, 2012).
Di rekayasa geoteknik, tanah dianggap material yang berwujud tiga fase
terdiri dari : batuan atau partikel mineral, air, dan udara. Rongga tanah, yang
merupakan spasi antar partikel mineral, mengandung air dan udara.
Sifat-sifat keteknikan tanah dipengaruhi oleh empat faktor utama : dominasi
ukuran partikel mineral, tipe partikel mineral, distribusi ukuran butir, jumlah relatif
mineral, air, dan kehadiran udara di matriks tanah. Partikel halus didefinisikan sebagai
partikel dengan diameter kurang dari 0.075mm . Pada jaman globalisasi ini
pembangunan infrastruktur sipil baik bangunan darat atau bangunan air di setiap
10
1.4 Manfaat
Ada dua manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan ini, yaitu:
1. Secara teoretis, penulis mengharapkan makalah ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan yang terjadi pada struktur sipil tentang
Ilmu Rekayasa Geoteknik yang terjadi di Indonesia .
2. Secara praktis,serta penulis mengharapkan bahwa maklah ini dapat dijadikan
sebagai acuan untuk diadakannya penulisan ini dengan muncul penulisan baru
yang sejenis mengenai penggunaan materi yang mengenai Ilmu Rekayasa di
Bidang Tenik Sipil.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
Perlu kita ketahui bahwa Geoteknik berasal dari Bahasa Inggris, Geothecnical,
yang berasal dari kata geo yang artinya bumi dan technical yang artinya
teknologi. Secara singkat, geoteknik adalah ilmu sub-bidang keahlian teknik sipil
yang mempelajari dan mengembangkan aplikasi teknologi rekayasa sipil yang
bersifat kebumian. Walaupun geoteknik sangat penting dalam teknik sipil, namun
ternyata geoteknik tak kalah penting dalam bidang militer, pertambangan, ataupun
disiplin ilmu teknik lainnya yang berhubungan dengan pembangunan yang terjadi
di permukaan atau di dalam tanah. Geoteknik menggunakan prinsip-prinsip
mekanika tanah dan batuan untuk menyelidiki kondisi bawah permukaan yang
ada.
disebabkan oleh tanah yang berbeda. Lalu muncul suatu teori yang dikenal
sebagai soil's angle of repose (sudut tanah). Selain itu, muncul juga sistem
klasifikasi tanah dasar yang dikembangkan berdasarkan berat satuan material,
yang tidak hanya menganggap indikasi dari jenis tanah yang baik saja.
batuan tersebut. Semakin besar bobot isi pada suatu lereng tambang maka gaya
geser penyebab kelongsoran akan semakin besar. Bobot isi diketahui dari
pengujian laboratorium. Nilai bobot isi batuan untuk analisa kestabilan lereng
terdiri dari 3 parameter yaitu nilai Bobot isi batuan pada kondisi asli, kondisi
kering dan Bobot isi pada kondisi basah.
b. Kohesi
Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel dalam batuan, dinyatakan
dalam satuan berat per satuan luas. Kohesi batuan akan semakin besar jika
kekuatan gesernya makin besar. Nilai kohesi (c) diperoleh dari
pengujian laboratorium yaitu pengujian kuat geser langsung (direct shear strength
test) dan pengujian triaxial (triaxial test)Dalam menentukan kestabilan atau
kemantapan lereng dkenal istilah faktor keamanan (safety factor) yang merupakan
perbandingan kekuatan geser maksimum yang dimiliki tanah bidang longsoran
( gaya penahan ) dengan tahanan geser yang diperlukan untuk keseimbangan
( gaya penggerak ), bila dirumuskan sebagai berikut
Di dalam dunia teknik sipil ini, ilmu geoteknik merupakan hal pokok yang
sangat krusial dalam pembangunan suatu infrastruktur. Tanpa ilmu ini, dapat
dipastikan bahwa suatu infrastruktur tidak dapat berdiri dengan kokoh, karena
geoteknik merupakan cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari ilmu tanah
dimana didalam ilmu ini akan dipelajari kemampuan tanah menahan beban yang
ada diatasnya, sehingga pembangunan infrastruktur dapat direncanakan sebaik
mungkin agar dapat berdiri kokoh sesuai umur rencana.
Dalam Rekayasa geoteknik merupakan cabang teknik sipil yang terkait
dengan perilaku bumi atau tanah. Rekayasa geoteknik juga digunakan di teknik
militer, pertambangan, perminyakan, dan disiplin ilmu lainnya yang terkait
dengan konstruksi di atas atau di bawah permukaan.
Rekayasa geoteknik menggunakan prinsip mekanika tanah dan mekanika
batuan untuk meneliti kondisi di bawah permukaan dan materialnya, menentukan
sifat fisik dan mekaniknya, stabilitas lereng, menilai risiko yang dialami suatu
konstruksi, desain struktur pondasi, mengawasi kondisi konstruksi, dan lain lain.
Sebenarnya Rekayasa Geoteknik mulai menjadi tren ketika muncul masalah
pada bangunan Menara Pisa di Italia. Kemiringan menara ini menarik perhatian
dunia hingga seorang insinyur Prancis, Henri Gautier, mendapatkan jawaban atas
permsalah kemiringan Menara Pisa pada tahun 1717, yaitu "Natural Slope" atau
kemiringan alami, yang disebabkan oleh tanah yang berbeda. Lalu muncul suatu
teori yang dikenal sebagai soil's angle of repose (sudut tanah). Selain itu, muncul
juga sistem klasifikasi tanah dasar yang dikembangkan berdasarkan berat satuan
material, yang tidak hanya menganggap indikasi dari jenis tanah yang baik saja.
10
11
Masalah terkait pondasi yang paling ternama adalah Menara Miring Pisa.
Pada tahun 1717, Henri Gautier, insinyur kerajaan Prancis mendapati keberadaan
dua jenis tanah yang berbeda yang menjadi pondasi dasar dari Menara Pisa yang
menyebabkan perbedaan tekanan tanah secara lateral.
12
Dalam dunia tenik sipil sendiri, ilmu mekanika tanah digunakan pada berbagai
pekerjaan penting seperti pekerjaan perkerasan jalan raya, pekerjaan galian dan
timbunan tanah, perencanaan pondasi gedung, perencanaa bangunan dibawah
tanah misalnya terowongan, perencanaan galian tanah, perencanaan bendungan,
perencanaan bangunan penahan tanah longsor, dan pekerjaan pondasi bangunan
seprti gedung bertingkat tinggi (ahadi,-).
Henri Gautier (1660-1737)
Penelitian pada periode ini lebih banyak berkaitan dengan lereng alami dan
unit weight pada berbagai tipe tanah. Dari sini kita mengenal nama-nama
seperti Henri Gautier (1660-1737), merupakan seorang insinyur di kerajaan
Perancis yang menpelajari masalah lereng tanah alami yang berujung pada suatu
gundukan tanah untuk merumuskan prosedur dinding penahan. Kemudian kitapun
yang kita kenal dengan "teori Coulomb" pada salah satu tulisannya yang terkenal
pada tahun 1776 dengan menggunakan prinsip kalkulus menentukan posisi tepat
dari permukaan geser tanah dibelakang dinding penahan.
Pada analisisnya, Coulomb menggunakan hukum geser dan kohesi untuk
tanah. Kemudian pada tahun 1820, study yang dilakukan oleh Coulomb mengenai
kemiringan urugan dan tentang urugan yang menahan beban tambahan
(surcharge) dipelajari kembali oleh insinyur Perancis yaitu Jacques Frediric
Francais (1775-1833) dan juga oleh Profesor mekanika Claude Louis Marie
Henri Navier (1785-1836).
Selanjutnya ada tahun 1840, seorang insinyur militer dan juga profesor
mekanika, Jean Victor Poncelet(1788-1867) mengembangkan teori Coulomb
menggunakan metode grafik untuk menentukan besaran tekanan tanah lateral pada
dinding penahan vertikal maupun miring dengan berbagai bentuk permukaan
tanah. Beliau juga yang pertama kali menggunakan simbol ϕ untuk sudut geser
tanah.
Indonesia menempati zona tektonik yang sangat aktif karena tiga lempeng
besar dunia dan sembilan lempeng kecil lainnya saling bertemu di wilayah
Indonesia (Gambar 1) dan membentuk jalur-jalur pertemuan lempeng yang
kompleks (Bird, 2003). Keberadaan interaksi antar lempeng-lempeng ini
menempatkan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang sangat rawan terhadap
gempa bumi (Milson et al., 1992).
Indonesia menempati zona tektonik yang sangat aktif karena tiga lempeng besar
dunia dan sembilan lempeng kecil lainnya saling bertemu di wilayah Indonesia
(Gambar 1) dan membentuk jalur-jalur pertemuan lempeng yang kompleks (Bird,
2003). Keberadaan interaksi antar lempeng-lempeng ini menempatkan wilayah
Indonesia sebagai wilayah yang sangat rawan terhadap gempa bumi
(Milson,1992). Tingginya aktifitas kegempaan ini terlihat dari hasil pencatatan
dimana dalam rentang waktu 1897-2009 terdapat lebih dari 14.000 kejadian
gempa dengan magnitude M5.0. Sedangkan kejadian gempa-gempa utama saja
dalam rentang waktu tersebut dapat dilihat dalam Gambar . Dalam enam tahun
terakhir saja telah tercatat berbagai aktifitas gempa besar di Indonesia: Gempa
Aceh disertai tsunami tahun 2004 (Mw=9,2), Gempa Nias tahun 2005 (Mw=8,7),
15
Gempa Jogya tahun 2006 (Mw=6,3), Gempa Tasik tahun 2009 (Mw=7,4) dan
terakhir Gempa Padang tahun 2009 (Mw=7,6). Gempa-gempa tersebut telah
menyebabkan hilangnya ribuan jiwa, runtuh dan rusaknya ribuan infrastruktur dan
bangunan, serta keluarnya dana trilyunan rupiah untuk rehabilitasi dan
rekonstruksi.
Tingginya aktifitas kegempaan ini terlihat dari hasil pencatatan dimana
dalam rentang waktu 1897-2009 terdapat lebih dari 14.000 kejadian gempa
dengan magnitude M 5.0. Sedangkan kejadian gempa-gempa utama (main
shocks) saja dalam rentang waktu tersebut dapat dilihat dalam (Gambar 2) Dalam
enam tahun terakhir saja telah tercatat berbagai aktifitas gempa besar di Indonesia:
Gempa Aceh disertai tsunami tahun 2004 (Mw=9,2), Gempa Nias tahun 2005
(Mw=8,7), Gempa Jogya tahun 2006 (Mw=6,3), Gempa Tasik tahun 2009
(Mw=7,4) dan terakhir Gempa Padang tahun 2009 (Mw=7,6). Gempa-gempa
tersebut telah menyebabkan hilangnya ribuan jiwa, runtuh dan rusaknya ribuan
infrastruktur dan bangunan, serta keluarnya dana trilyunan rupiah untuk
rehabilitasi dan rekonstruksi.
Rekayasa Pondasi
Secara umum bangunan sipil meliputi dua bagian utama yaitu struktur bagian
atas dan srtuktur bagian bawah. Struktur yang berada di bagian bawah yaitu
pondasi yang berinteraksi dengan tanah dan akan memberikan keamanan bagi
struktur atas. Struktur bawah sebagai pondasi juga secara umum dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
Yaitu salah satunnya dengan masalah vang sering timbul adalah kegagalan
struktur akibat kurang kuatnya susunan dari lapisan-lapisan tanah. Alternatif
pemecahan yang dapat dipakai adalah dengan menggunakan geosynthetics untuk
menggantikan material yang biasa digunakan.
Geosintetik merupakan suatu produk buatan pa- brik yang terpabrikasi
seninnga dari bahan polymer yang terpercya dan digunakan dalam sistem atau
struktur yang berhubungan dengan tanah, batuan atau bahan rekayasa geoteknik
lainnya.
3. MRT (Mass Rapid Transportation)
Pembangunan MRT (Mass Rapid Transportation) di Jakarta sempat
mengalami kendala dikarenakan ketakutan akan penurunan tanah di kota
Jakarta yang memang sudah terjadi setiap tahunnya. Insinyur geoteknik harus
dapat membuat perencanaan untuk mengetahui desain stasiun bawah tanah
dan desain struktur dinding yang tepat dalam hal kestabilan, kekuatan,
deformasi, dan tingkat ekonomisnya dengan metode – metode perhitungan
mekanika tanah dan struktur untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
dalam pembangunan MRT, terutama agar tidak terjadi penurunan tanah di
Jakarta seperti yang ditakutkan.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Geoteknik adalah ilmu sub-bidang keahlian teknik sipil yang mempelajari dan
mengembangkan aplikasi teknologi rekayasa sipil yang bersifat kebumian. Proses
rekayasa geoteknik dibagi menjadi tiga langkah taktis, yaitu investigasi, desain,
dan analisis. Rekayasa geoteknik di Indonesia diantaranya, rekayasa pondasi
infrastruktur, geosintesis, MRT (Mass Rapid Transport), reklamasi pantai, dan
lain-lain.
Wilayah Indonesia terletak pada zona tektonik yang sangat aktif sehingga
sangat rawan terhadap gempa bumi. Permasalahannya gempa merupakan kejadian
alam yang tidak bisa dihindari. Sampai saat ini perhitungan maupun prediksi
waktu, tempat, dan magnituda dari kejadian gempa belum bisa dilakukan secara
baik. Peran Geoteknik Kegempaan menjadi sangat penting dalam memberikan
prediksi parameter pergerakan tanah baik di batuan dasar maupun di permukaan
untuk perencanaan infrastruktur tahan gempa.
Perlunya melakukan revisi Peta Gempa SNI 03-1726-2002 menjadi
mendesak dengan terjadinya gempa-gempa besar di Indonesia beberapa tahun
terakhir, perkembangan teknik analisis yang bisa memodelkan atenuasi
perambatan gelombang gempa secara 3-D, maupun adanya informasi seismologi
terbaru hasil penelitian terakhir. Peta hazard hasil penelitian penulis maupun draft
revisi peta gempa Indonesia untuk perencanaan struktur tahan gempa yang
disusun Tim Revisi Peta Gempa Indonesia SNI 03-1726-2002, dimana penulis
diberi kepercayaan sebagai ketua, menunjukkan nilai hazard yang relatif lebih
besar daripada peta gempa yang sekarang sedang berlaku terutama pada daerah di
sekitar sesar dan daerah sukduksi.
Rekayasa pondasi merupakan sebuah cabang dari ilmu geoteknik yang membahas
tentang pondasi baik struktur, bentuk dan lainnya. Sebuah bangunan tidak dapat begitu
saja didirikan langsung di atas permukaan tanah, oleh karena itu diperlukan pondasi.
Pondasi merupakan suatu bagian dari kontruksi bangunan yang berfungsi untuk
20
menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke
tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya diferential pada
system strukturnya (Azwaruddin, 2008).
21
4.2 Saran
22