Anda di halaman 1dari 24

REKAYASA GEOTEKNIK DI INDONESIA

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mekanika Tanah yang
diampu oleh Herwan Dermawan, S.T., M.T.

Oleh:
Bunga Nabilah
1701442

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, atas berkat rahmat Allah Swt. Yang telah mengajarkan


manusia dengan perantara kalam dan kefakiran ilmu, penulis mengucapkan
syukur yang tiada taranya serta tak hentinya. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammmad saw beserta keluarga dan para
sahabatnya. Alhamdulillah, atas izin- Nya saya dapat mengerjakan salah satu
tugas tentang ‘Rekayasa Geoteknik Di Indonesia’
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang telah diberikanoleh Bapak
Herwan Dermawan, S.T., M.T. Selaku dosen matakuliah Meaknika Tanah. Serta
tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Herwan Dermawan, S.T.,
M.T. Yang telah memberikan tugas ini. Selanjutnya penulis mengucapakan terima
kasih kepada pihak - pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
makalah ini.
Penulis menyadari, bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
motivasi agar makalah kedepannya mendeketi sempurna dan agar lebih baik lagi
dari yang sebelunnya.
Penulis berharap semoga paper ini dapat memberikan manfaat khususnya
untuk penyusun, umumnya untuk seluruh mahasiswa/mahasiswi Universitas
Pendidikan Indonesia.
Bandung, 7 September 2018

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................3

BAB III KAJIAN TEORI........................................................................................6

3.1 Rekayasa Geoteknik......................................................................................4

3.2 Peran Rekayasa Geoteknik dalam Sejarah dan bidang Sipil.........................7

3.3 Peran Rekayasa Geoteknik di Indonesia.......................................................8

BAB IV PENUTUP...............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
iii
9

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya, geoteknik adalah suatu alat dalam perencanaan atau design
sebuah bangunan. Data geoteknik sendiri harus digunakan secara benar dan sangat
teliti dengan asumsi serta batasan yang sudah ada dan dipergunakan untuk dapat
mencapai hasil yang kita inginkan (Wijaya, 2012). Seseorang yang ahli dalam
ilmu geoteknik biasa disebut Engineer Geotek.
Rekayasa geoteknik adalah cabang teknik sipil yang terkait dengan perilaku
bumi atau tanah. Rekayasa geoteknik juga digunakan di teknik militer,
pertambangan, perminyakan, dan disiplin ilmu lainnya yang terkait dengan
konstruksi di atas atau di bawah permukaan. Rekayasa geoteknik menggunakan
prinsip mekanika tanah dan mekanika batuan untuk meneliti kondisi di bawah
permukaan dan materialnya, menentukan sifat fisik dan mekaniknya, stabilitas
lereng, menilai risiko yang dialami suatu konstruksi, desain struktur pondasi,
mengawasi kondisi konstruksi, dan lain lain
Pekerjaan penting yang harus dilakukan oleh seorang engineer geotek yaitu
memberikan panduan-panduan mengenai potensi geoteknik yang akan terjadi bila
dilakukan secara asal-asalan kepada pihak terkait. Salah satu akibat dari ketidak
hati-hatian dalam penggunaan asumsi dan batasan yang telah ada adalah Menara
Pizza di Italia yang disebabkan karena kurangnya kekuatan dukung tanah terhadap
menara tersebut (Agustian, 2012).
Di rekayasa geoteknik, tanah dianggap material yang berwujud tiga fase
terdiri dari : batuan atau partikel mineral, air, dan udara. Rongga tanah, yang
merupakan spasi antar partikel mineral, mengandung air dan udara.
Sifat-sifat keteknikan tanah dipengaruhi oleh empat faktor utama : dominasi
ukuran partikel mineral, tipe partikel mineral, distribusi ukuran butir, jumlah relatif
mineral, air, dan kehadiran udara di matriks tanah. Partikel halus didefinisikan sebagai
partikel dengan diameter kurang dari 0.075mm . Pada jaman globalisasi ini
pembangunan infrastruktur sipil baik bangunan darat atau bangunan air di setiap
10

wilayah sangat diperhatikan guna menunjang nilai infrastruktur disetiap wilayah


serta untuk mengikat wisatawan lokal atau asing berkunjung. Pada pembangunan
infrastruktur tanah memiliki peranan penting dalam proses kegiatan konstruksi
oleh karena itu data-data tanah sangat diperlukan. Informasi yang berkaitan
dengan sifat dan karateristik tanah akan mempengaruhi pekerjaan konstruksi jika
terdapat kekurangan atau ketidak sesuaian maka diperlukan rekayasa.
Secara keilmuan, bidang teknik sipil ini mempelajari lebih mendalam ilmu
Mekanika Tanah, Rekayasa pondasi, dan Struktur bawah Tanah.Rekayasa yang
dilakukan untuk memperbaiki sifat tanah yang kurang pada tanah lempung untuk
mengganti tanah dasar dari tanah lempung agar memiliki daya dukung yang lebih
baik dinilai tidak efisien dan memerlukan dana yang sangat besar. Untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan oleh karena itu rekayasa sangat geoteknik
sangat diperlukan guna menunjang proses pembangunan infrastruktur.

Rekayasa-rekayasa geoteknik diperlukan untuk memperbaiki sifat dan


karakteristik tanah untuk pembangunan infrastruktur di atasnya, misalkan untuk
menentukan letak kedalaman tanah keras, jenis pondasi yang akan digunakan serta
teknologi yang dipergunakan dan lain sebagainya. Tanah memiliki beragam jenis,
masyarakat sering mendengar sehingga akrab di telinga seperti lempung, pasir,
lumpur, lanau dan kerikil. Istilah nama tersebut pada bidang teknik sipil
digunakan untuk memudahkan dalam membedakan pada masing-masing jenis
tanah. Tanah lempung yang memiliki sifat kohesif inilah yang mengakibatkan
kembang susut volume suatu tanah yang terjadi pada saat penambahan air pada
rongga pori sehingga rongga pori menjadi besar, hal yang terjadi selanjutnya
adalah kerusakan dan kegagalan struktur yang berada di atasnya, seperti
penurunan pondasi yang diakibatkan oleh penurunan kapasitas dukung tanah dan
berimbas pada retak suatu bangunan, kemiringan suatu bangunan dan lain
sebagainya.
11

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah sebelumnya, penulis dapat


merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pemahaman rekayasa geoteknik?
2. Bagaimana sejarahserta peran rekayasa geoteknik di dunia?
3. Apa saja penerapan rekayasa geoteknik di Indonesia?

1.3 Tujuan Masalah

Dari pemaparan rumusan masalah sebelumnya, penulis menemukan tujuan


sebagai berikut:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan rekayasa geoteknik.
2. Untuk memahami sejarah rekayasa geoteknik di dunia terutama dibidang
teknik sipil.
3. Mengetahui contoh penerapan rekayasa geoteknik di Indonesia.

1.4 Manfaat

Ada dua manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan ini, yaitu:
1. Secara teoretis, penulis mengharapkan makalah ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan yang terjadi pada struktur sipil tentang
Ilmu Rekayasa Geoteknik yang terjadi di Indonesia .
2. Secara praktis,serta penulis mengharapkan bahwa maklah ini dapat dijadikan
sebagai acuan untuk diadakannya penulisan ini dengan muncul penulisan baru
yang sejenis mengenai penggunaan materi yang mengenai Ilmu Rekayasa di
Bidang Tenik Sipil.
12

BAB II
LANDASAN TEORI

Perlu kita ketahui bahwa Geoteknik berasal dari Bahasa Inggris, Geothecnical,
yang berasal dari kata geo yang artinya bumi dan technical yang artinya
teknologi. Secara singkat, geoteknik adalah ilmu sub-bidang keahlian teknik sipil
yang mempelajari dan mengembangkan aplikasi teknologi rekayasa sipil yang
bersifat kebumian. Walaupun geoteknik sangat penting dalam teknik sipil, namun
ternyata geoteknik tak kalah penting dalam bidang militer, pertambangan, ataupun
disiplin ilmu teknik lainnya yang berhubungan dengan pembangunan yang terjadi
di permukaan atau di dalam tanah. Geoteknik menggunakan prinsip-prinsip
mekanika tanah dan batuan untuk menyelidiki kondisi bawah permukaan yang
ada.

Rekayasa-rekayasa geoteknik diperlukan untuk memperbaiki sifat dan


karakteristik tanah untuk pembangunan infrastruktur di atasnya, misalkan untuk
menentukan letak kedalaman tanah keras, jenis pondasi yang akan digunakan serta
teknologi yang dipergunakan dan lain sebagainya. Tanah memiliki beragam jenis,
masyarakat sering mendengar sehingga akrab di telinga seperti lempung, pasir,
lumpur, lanau dan kerikil. Istilah nama tersebut pada bidang teknik sipil
digunakan untuk memudahkan dalam membedakan pada masing-masing jenis
tanah. Tanah lempung yang memiliki sifat kohesif inilah yang mengakibatkan
kembang susut volume suatu tanah yang terjadi pada saat penambahan air pada
rongga pori sehingga rongga pori menjadi besar, hal yang terjadi selanjutnya
adalah kerusakan dan kegagalan struktur yang berada di atasnya, seperti
penurunan pondasi yang diakibatkan oleh penurunan kapasitas dukung tanah dan
berimbas pada retak suatu bangunan, kemiringan suatu bangunan dan lain
sebagainya.
Geoteknik mulai menjadi tren ketika muncul masalah pada bangunan Menara
Pisa di Italia. Kemiringan menara ini menarik perhatian dunia hingga seorang
insinyur Prancis, Henri Gautier, mendapatkan jawaban atas permsalah kemiringan
Menara Pisa pada tahun 1717, yaitu "Natural Slope" atau kemiringan alami, yang
13

disebabkan oleh tanah yang berbeda. Lalu muncul suatu teori yang dikenal
sebagai soil's angle of repose (sudut tanah). Selain itu, muncul juga sistem
klasifikasi tanah dasar yang dikembangkan berdasarkan berat satuan material,
yang tidak hanya menganggap indikasi dari jenis tanah yang baik saja.

Dalam menentukan kestabilan atau kemantapan lereng dkenal istilah faktor


keamanan (safety factor) yang merupakan perbandingan kekuatan geser
maksimum yang dimiliki tanah bidang longsoran ( gaya penahan ) dengan tahanan
geser yang diperlukan untuk keseimbangan ( gaya penggerak ), bila dirumuskan
sebagai berikut :

Dimana untuk keadaan :


• F > 1,25 : lereng dalam keadaan mantap
• F = 1,25 : lereng dalam keadaan seimbnag, dan siap untuk longsor
• F < 1,25 : lereng tidak mantap

Jadi dalam menganalisis kemantapan lereng akan selalu berkaitan dengan


perhitungan untuk mengetahui angka faktor keamanan dari lereng tersebut.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisa kestabilan lereng
penambangan adalah sebagai berikut : 
1. Kuat Geser Tanah atau Batuan
Kekuatan  yang sangat berperan dalam analisa kestabilan lereng terdiri dari
sifat fisik dan sifat mekanik dari batuan tersebut. Sifat fisik batuan yang
digunakan dalam menganalisa kemantapan lereng adalah bobot isitanah,
sedangkan sifat mekaniknya adalah kuat geser batuan yang dinyatakan dengan
parameter kohesi (c) dan sudut geser dalam. Kekuatan geser batuan ini adalah
kekuatan yang berfungsi sebagai gaya untuk melawan atau menahan gaya
penyebab kelongsoran.

a. Bobot Isi Tanah Atau Batuan


Nilai bobot isi tanah atau batuan akan menentukan besarnya beban yang
diterima pada permukaan bidang longsor, dinyatakan dalam satuan berat per
volume. Bobot isi batuan juga dipengaruhi oleh jumlah kandungan air dalam
14

batuan tersebut. Semakin besar bobot isi pada suatu lereng tambang maka gaya
geser penyebab kelongsoran akan semakin besar. Bobot isi diketahui dari
pengujian laboratorium. Nilai bobot isi batuan untuk analisa kestabilan lereng
terdiri dari 3 parameter yaitu nilai Bobot isi batuan pada kondisi asli, kondisi
kering dan Bobot isi pada kondisi basah.
b. Kohesi
Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel dalam batuan, dinyatakan
dalam satuan berat per satuan luas. Kohesi batuan akan semakin besar jika
kekuatan gesernya makin besar. Nilai kohesi (c) diperoleh dari
pengujian laboratorium yaitu pengujian kuat geser langsung (direct shear strength
test) dan pengujian triaxial (triaxial test)Dalam menentukan kestabilan atau
kemantapan lereng dkenal istilah faktor keamanan (safety factor) yang merupakan
perbandingan kekuatan geser maksimum yang dimiliki tanah bidang longsoran
( gaya penahan ) dengan tahanan geser yang diperlukan untuk keseimbangan
( gaya penggerak ), bila dirumuskan sebagai berikut

Jadi dalam menganalisis kemantapan lereng akan selalu berkaitan dengan


perhitungan untuk mengetahui angka faktor keamanan dari lereng tersebut.
Data mekanika tanah yang diambil sebaiknya dari sampel tanah yang tidak
terganggu (Undisturb soil). Kadar air tanah (ω) diperlukan terutama dalam
perhitungan yang menggunakan computer (terutama bila memerlukan data γ dryatau
bobot satuan isi tanah kering, yaitu : γdry = γ wet / ( 1 + ω).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisa kestabilan lereng
penambangan adalah sebagai berikut : 
2. Kuat Geser Tanah atau Batuan
Kekuatan  yang sangat berperan dalam analisa kestabilan lereng terdiri dari
sifat fisik dan sifat mekanik dari batuan tersebut. Sifat fisik batuan yang
digunakan dalam menganalisa kemantapan lereng adalah bobot isitanah,
sedangkan sifat mekaniknya adalah kuat geser batuan yang dinyatakan dengan
parameter kohesi (c) dan sudut geser dalam. Kekuatan geser batuan ini adalah
kekuatan yang berfungsi sebagai gaya untuk melawan atau menahan gaya
penyebab kelongsoran.
15

c. Sudut Geser Dalam


Sudut geser dalam merupakan sudut yang dibentuk dari hubungan antara
tegangan normal dan tegangan geser di dalam material tanah atau batuan. Sudut
geser dalam adalah sudut rekahan yang dibentuk jika suatu material dikenai
tegangan atau gaya terhadapnya yang melebihi tegangan gesernya. Semakin besar
sudut geser dalam suatu material maka material tersebut akan lebih tahan
menerima tegangan luar yang dikenakan terhadapnya.
Prinsip pengujian direct shear strength test atau juga dikenal dengan shear
box test adalah menggeser langsung contoh tanah atau batuan di bawah kondisi
beban normal tertentu. Pergeseran diberikan terhadap bidang pecahnya, sementara
untuk tanah dapat dilakukan pergeseran secara langsung pada conto tanah
tersebut. Beban normal yang diberikan diupayakan mendekati kondisi sebenarnya
di lapangan.

d. Bobot Isi Tanah Atau Batuan


Nilai bobot isi tanah atau batuan akan menentukan besarnya beban yang
diterima pada permukaan bidang longsor, dinyatakan dalam satuan berat per
volume. Bobot isi batuan juga dipengaruhi oleh jumlah kandungan air dalam
batuan tersebut. Semakin besar bobot isi pada suatu lereng tambang maka gaya
geser penyebab kelongsoran akan semakin besar. Bobot isi diketahui dari
pengujian laboratorium. Nilai bobot isi batuan untuk analisa kestabilan lereng
terdiri dari 3 parameter yaitu nilai Bobot isi batuan pada kondisi asli, kondisi
kering dan Bobot isi pada kondisi basah.
e. Kohesi
Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel dalam batuan, dinyatakan
dalam satuan berat per satuan luas. Kohesi batuan akan semakin besar jika
kekuatan gesernya makin besar. Nilai kohesi (c) diperoleh dari
pengujian laboratorium yaitu pengujian kuat geser langsung (direct shear strength
test) dan pengujian triaxial.
BAB III
KAJIAN TEORI

3.1 Pengertian dari Rekayasa Geoteknik

Di dalam dunia teknik sipil ini, ilmu geoteknik merupakan hal pokok yang
sangat krusial dalam pembangunan suatu infrastruktur. Tanpa ilmu ini, dapat
dipastikan bahwa suatu infrastruktur tidak dapat berdiri dengan kokoh, karena
geoteknik merupakan cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari ilmu tanah
dimana didalam ilmu ini akan dipelajari kemampuan tanah menahan beban yang
ada diatasnya, sehingga pembangunan infrastruktur dapat direncanakan sebaik
mungkin agar dapat berdiri kokoh sesuai umur rencana.
Dalam Rekayasa geoteknik merupakan cabang teknik sipil yang terkait
dengan perilaku bumi atau tanah. Rekayasa geoteknik juga digunakan di teknik
militer, pertambangan, perminyakan, dan disiplin ilmu lainnya yang terkait
dengan konstruksi di atas atau di bawah permukaan.
Rekayasa geoteknik menggunakan prinsip mekanika tanah dan mekanika
batuan untuk meneliti kondisi di bawah permukaan dan materialnya, menentukan
sifat fisik dan mekaniknya, stabilitas lereng, menilai risiko yang dialami suatu
konstruksi, desain struktur pondasi, mengawasi kondisi konstruksi, dan lain lain.
Sebenarnya Rekayasa Geoteknik mulai menjadi tren ketika muncul masalah
pada bangunan Menara Pisa di Italia. Kemiringan menara ini menarik perhatian
dunia hingga seorang insinyur Prancis, Henri Gautier, mendapatkan jawaban atas
permsalah kemiringan Menara Pisa pada tahun 1717, yaitu "Natural Slope" atau
kemiringan alami, yang disebabkan oleh tanah yang berbeda. Lalu muncul suatu
teori yang dikenal sebagai soil's angle of repose (sudut tanah). Selain itu, muncul
juga sistem klasifikasi tanah dasar yang dikembangkan berdasarkan berat satuan
material, yang tidak hanya menganggap indikasi dari jenis tanah yang baik saja.

Dari permasalahan Menara Pisa tersebut, ilmu geoteknik semakin


berkembang. Hingga saat ini, dasar-dasar ilmu geoteknik yang biasa dipelajari

10
11

adalah mengenai sifat-sifat tanah, jenis-jenis pondasi, dan rekayasa


pondasi.Seseorang yang ahli dalam ilmu geoteknik biasa disebut Engineer
Geotek. Pekerjaan penting yang harus dilakukan oleh seorang engineer geotek
yaitu memberikan panduan-panduan mengenai potensi geoteknik yang akan
terjadi bila dilakukan secara asal-asalan kepada pihak terkait. Salah satu akibat
dari ketidak hati-hatian dalam penggunaan asumsi dan batasan yang telah ada
adalah Menara Pizza di Italia yang disebabkan karena kurangnya kekuatan
dukung tanah terhadap menara tersebut (Agustian, 2012).Secara keilmuan, bidang
teknik sipil ini mempelajari lebih mendalam ilmu Mekanika Tanah, Rekayasa
pondasi, dan Struktur bawah Tanah.

Pada dasarnya manusia telah menggunakan tanah sebagai bahan untuk


mengendalikan banjir, irigasi, pemakaman, pondasi bangunan, dan sebagai bahan
bangunan. Aktivitas pertama yang terkait dengan penggunaan bendungan dan
kanal untuk irigasi dan pengendalian banjir dilakukan setidkanya sejak 2000 SM
di Mesir Kuno, Mesopotamia, dan kawasan Hilal Subur, juga di Mohenjo Daro
dan Harappa di Lembah Sungai Indus. Hingga abad ke 18, tidak ada basis ilmiah
yang tertulis mengenai konstruksi tersebut dan lebih banyak berada pada ranah
seni dibandingkan sains, dan kemampuan membangun diturunkan dari generasi ke
generasi melalui guild mason atau perkumpulan tukang batu.

Masalah terkait pondasi yang paling ternama adalah Menara Miring Pisa.
Pada tahun 1717, Henri Gautier, insinyur kerajaan Prancis mendapati keberadaan
dua jenis tanah yang berbeda yang menjadi pondasi dasar dari Menara Pisa yang
menyebabkan perbedaan tekanan tanah secara lateral.
12

Sifat-sifat keteknikan tanah dipengaruhi oleh empat faktor utama : dominasi


ukuran partikel mineral, tipe partikel mineral, distribusi ukuran butir, jumlah
relatif mineral, air, dan kehadiran udara di matriks tanah. Partikel halus
didefinisikan sebagai partikel dengan diameter kurang dari 0.075mm
Beberapa sifat-sifat penting dari tanah digunakan oleh ahli-ahli geoteknik
untuk menganalisis kondisis situs konstruksi, struktur penahan, desain pekerjaan
earthwork, dan pondasi.Tanpa ilmu geoteknik mustahil suatu infrastruktur dapat
berdiri dengan kokoh, karena ilmu geoteknik merupakan cabang dari ilmu teknik
sipil yang mempelajari ilmu tanah dimana didalam ilmu ini akan dikupas tentang
kemampuan tanah menahan beban, sehingga pembangunan infrastruktur dapat
direncanakan sebaik mungkin agar dapat berdiri kuat dan kokoh sesuai dengan
umur yang telah direncanakan sebelumnya.

3.2 Peran Rekayasa Geoteknik dalam Sejarah serta Bidang Sipil

Rekayasa geoteknik mengalami perkembangan setiap pada periodenya, Dalam


dunia teknik sipil, tanah merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah
pembangunan infrastruktur. Hal ini disebabkan karena tanah merupakan tumpuan
dari bangunan tersebut, semakin kuat tanah, maka umur bangunan tersebut
otomatis akan sedikit lebih lama (jika kekuatan bangunan dipengaruhi oleh tanah).
13

Dalam dunia tenik sipil sendiri, ilmu mekanika tanah digunakan pada berbagai
pekerjaan penting seperti pekerjaan perkerasan jalan raya, pekerjaan galian dan
timbunan tanah, perencanaan pondasi gedung, perencanaa bangunan dibawah
tanah misalnya terowongan, perencanaan galian tanah, perencanaan bendungan,
perencanaan bangunan penahan tanah longsor, dan pekerjaan pondasi bangunan
seprti gedung bertingkat tinggi (ahadi,-).

perkembangan rekayasa geoteknik dapat dibagi menjadi 4 (empat) periode


utama, yaitu:
1. Pre-classical (1700 sampai 1776)

Henri Gautier (1660-1737)
Penelitian pada periode ini lebih banyak berkaitan dengan lereng alami dan
unit weight pada berbagai tipe tanah. Dari sini kita mengenal nama-nama
seperti Henri Gautier (1660-1737), merupakan seorang insinyur di kerajaan
Perancis yang menpelajari masalah lereng tanah alami yang berujung pada suatu
gundukan tanah untuk merumuskan prosedur dinding penahan. Kemudian kitapun

Mengenal nama Bernard Forest de Belidor (1671-1761) yang menerbitkan


buku untuk kalangan militer dan insinyur sipil di Perancis. Pada buku tersebut, ia
mengusulkan teori tentang  tekanan tanah lateral pada dinding penahan yang mana
penelitiannya tersebut lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Gautier (1717).
Pada tahun 1746, model laboratorium pertama dalam pembuatan dinding penahan
menggunakan urugan pasir pernah di publikasikan oleh insinyur Perancis
yaitu Francois Gadroy (1705-1759).
2. Classical soil mechanics - Fase I (1776 sampai 1856)

Charles Augustin Coulomb (1736-1806)


pada periode ini, perkembangan ilmu geoteknik masih didominasi oleh
ilmuan dan insinyur dari Perancis. Charles Augustin Coulomb (1736-1806),
14

yang kita kenal dengan "teori Coulomb" pada salah satu tulisannya yang terkenal
pada tahun 1776 dengan menggunakan prinsip kalkulus menentukan posisi tepat
dari permukaan geser tanah dibelakang dinding penahan.
Pada analisisnya, Coulomb menggunakan hukum geser dan kohesi untuk
tanah. Kemudian pada tahun 1820, study yang dilakukan oleh Coulomb mengenai
kemiringan urugan dan tentang urugan yang menahan beban tambahan
(surcharge) dipelajari kembali oleh insinyur Perancis yaitu Jacques Frediric
Francais (1775-1833) dan juga oleh Profesor mekanika Claude Louis Marie
Henri Navier (1785-1836).
Selanjutnya ada tahun 1840, seorang insinyur militer dan juga profesor
mekanika, Jean Victor Poncelet(1788-1867) mengembangkan teori Coulomb
menggunakan metode grafik untuk menentukan besaran tekanan tanah lateral pada
dinding penahan vertikal maupun miring dengan berbagai bentuk  permukaan
tanah. Beliau juga yang pertama kali menggunakan simbol ϕ untuk sudut geser
tanah.

3.3 Peran Rekayasa Geoteknik di Indonesia

Indonesia menempati zona tektonik yang sangat aktif karena tiga lempeng
besar dunia dan sembilan lempeng kecil lainnya saling bertemu di wilayah
Indonesia (Gambar 1) dan membentuk jalur-jalur pertemuan lempeng yang
kompleks (Bird, 2003). Keberadaan interaksi antar lempeng-lempeng ini
menempatkan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang sangat rawan terhadap
gempa bumi (Milson et al., 1992).
Indonesia menempati zona tektonik yang sangat aktif karena tiga lempeng besar
dunia dan sembilan lempeng kecil lainnya saling bertemu di wilayah Indonesia
(Gambar 1) dan membentuk jalur-jalur pertemuan lempeng yang kompleks (Bird,
2003). Keberadaan interaksi antar lempeng-lempeng ini menempatkan wilayah
Indonesia sebagai wilayah yang sangat rawan terhadap gempa bumi
(Milson,1992). Tingginya aktifitas kegempaan ini terlihat dari hasil pencatatan
dimana dalam rentang waktu 1897-2009 terdapat lebih dari 14.000 kejadian
gempa dengan magnitude M5.0. Sedangkan kejadian gempa-gempa utama saja
dalam rentang waktu tersebut dapat dilihat dalam Gambar . Dalam enam tahun
terakhir saja telah tercatat berbagai aktifitas gempa besar di Indonesia: Gempa
Aceh disertai tsunami tahun 2004 (Mw=9,2), Gempa Nias tahun 2005 (Mw=8,7),
15

Gempa Jogya tahun 2006 (Mw=6,3), Gempa Tasik tahun 2009 (Mw=7,4) dan
terakhir Gempa Padang tahun 2009 (Mw=7,6). Gempa-gempa tersebut telah
menyebabkan hilangnya ribuan jiwa, runtuh dan rusaknya ribuan infrastruktur dan
bangunan, serta keluarnya dana trilyunan rupiah untuk rehabilitasi dan
rekonstruksi.
Tingginya aktifitas kegempaan ini terlihat dari hasil pencatatan dimana
dalam rentang waktu 1897-2009 terdapat lebih dari 14.000 kejadian gempa
dengan magnitude M 5.0. Sedangkan kejadian gempa-gempa utama (main
shocks) saja dalam rentang waktu tersebut dapat dilihat dalam (Gambar 2) Dalam
enam tahun terakhir saja telah tercatat berbagai aktifitas gempa besar di Indonesia:
Gempa Aceh disertai tsunami tahun 2004 (Mw=9,2), Gempa Nias tahun 2005
(Mw=8,7), Gempa Jogya tahun 2006 (Mw=6,3), Gempa Tasik tahun 2009
(Mw=7,4) dan terakhir Gempa Padang tahun 2009 (Mw=7,6). Gempa-gempa
tersebut telah menyebabkan hilangnya ribuan jiwa, runtuh dan rusaknya ribuan
infrastruktur dan bangunan, serta keluarnya dana trilyunan rupiah untuk
rehabilitasi dan rekonstruksi.

Mengingat dampak gempa terhadap infrastruktur serta keseimbangan dan


kelangsungan kehidupan wilayah Indonesia yang begitu luas serta
ketidakpastiannya, diperlukan usaha mitigasi bencana kegempaan melalui studi
yang terarah dan mendalam untuk menghasilkan kebijakan atau pedoman dalam
perencanaan bangunan tahan gempa. Rekayasa Geoteknik Kegempaan
Permasalahan utama dari peristiwa-peristiwa gempa adalah: 1) sangat
potensial mengakibatkan kerugian yang besar 2) merupakan kejadian alam yang
belum dapat diperhitungkan dan diperkirakan secara akurat baik kapan dan
dimana terjadinya serta magnitudanya, 3) gempa tidak dapat dicegah. Karena
tidak dapat dicegah dan tidak bisa diperkirakan secara akurat, usaha-usaha yang
biasa dilakukan adalah:
(a) menghindari wilayah dimana terdapat fault rupture, kemungkinan tsunami,
landslide besar
(b) bangunan sipil harus direncanakan dan “dibuat” tahan gempa.
Respon dan ketahanan bangunan sipil terhadap gempa secara garis besar
dipengaruhi oleh:
16

(a) pergerakan tanah permukaan


(b) system serta karakteristik material dan elemen struktur bangunan termasuk
system pondasinya.
(earthquake geotechnical engineering atau earthquake geotechnique)
merupakan bagian dari ilmu geoteknik yang memfokuskan pada identifikasi dan
mitigasi hazard/bencana kegempaan yang memegang peranan vital dalam usaha
mitigasi bencana ke gempaan ini.
Kegempaan (earthquake geotechnical engineering) dalam mitigasi bencana
gempa di Indonesia dan kemungkinan penelitian-penelitian serta
pengembangannya di masa depan. Keterlibatan penulis dalam pengembangan.

Kerusakan pada infrastruktur/bangunan gedung akibat gempa secara langsung


sangat bervariasi dan ditentukan oleh:
(1) parameter bangunan
(2) parameter pergerakan tanah. Parameter bangunan meliputi sistem serta
karakteristik material dan elemen struktur bangunan termasuk sistem fondasinya,
sedangkan parameter pergerakan tanah tergantung dari magnituda, jarak,
mekanisme, dan kondisi tanah lokal.
Pengaruh tanah lokal pada besarnya gerakan gempa di permukaan tanah telah
ditunjukkan oleh Seed et al. (1976a dan 1976b) dan Seed et al. (1989) pada gempa
Mexico (1985). Seed et al. (1989) membuktikan bahwa pergerakan tanah dapat
mengalami amplifikasi atau kenaikan amplitudo pergerakan di permukaan tanah
dibandingkan pergerakan di batuan dasar dengan rasio kenaikan bervariasi antara
3 sampai 20 pada perioda (T) disekitar 2 detik. Faktor amplifikasi yang besar ini
telah menyebabkan kerusakan fatal pada gedung bertingkat di Meksiko City
dengan perioda natural sekitar 2 detik
Pencegahan kerusakan struktur akibat kegagalan tanah pendukung tidak
mudah untuk dituangkan dalam proses perencanaan. Pencegahan kerusakan
struktur sebagai akibat langsung dari gaya inersia akibat gerakan tanah dapat
dilakukan melalui proses perencanaan dengan memperhitungkan suatu tingkat
beban gempa rencana. Oleh karena itu, dalam perencanaan infrastruktur tahan
gempa, analisis dan pemilihan parameter pergerakan tanah mutlak diperlukan
17

untuk mendapatkan beban gempa rencana.

Rekayasa Pondasi

Rekayasa pondasi merupakan sebuah cabang dari ilmu geoteknik yang


membahas tentang pondasi baik struktur, bentuk dan lainnya. Sebuah bangunan
tidak dapat begitu saja didirikan langsung di atas permukaan tanah, oleh karena itu
diperlukan pondasi. Pondasi merupakan suatu bagian dari kontruksi bangunan
yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang
disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya
tanpa terjadinya diferential pada system strukturnya (Azwaruddin, 2008).

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi adalah


keadaan tanah pondasi, batasan-batasan akibat kontruksi diatasnya, keadaan
daerah sekitar lokasi, waktu dan biaya pekerjaan serta serta kokoh, kaku dan kuat
pondasi tersebut (Azwaruddin, 2008). Kriteria pondasi yang harus dipenuhi dalam
perencanaan suatu pondasi yaitu pondasi harus ditempatkan dengan tepat,
sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar, dan juga pondasi harus aman dari
kelongsoran daya dukung, serta pondasi harus aman dari penurunan yang
berlebihan

Peran pada Bangunan

Secara umum bangunan sipil meliputi dua bagian utama yaitu struktur bagian
atas dan srtuktur bagian bawah. Struktur yang berada di  bagian bawah yaitu
pondasi yang berinteraksi dengan tanah dan akan memberikan keamanan bagi
struktur atas. Struktur bawah sebagai pondasi juga secara umum dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.

Banyak sekali rekayasa geoteknik yang dapat diterapkan di Indonesia. Selain


pondasi untuk infrastruktur seperti jembatan maupun bangunan, banyak sekali
contoh rekayasa geoteknik yang snagat berguna. Berikut beberapa contoh dari
hasil rekayasa geoteknik yang dapat diterapkan di Indonesia.
1. Reklamasi Pantai
Reklamasi pantai juga merupakan salah satu rekayasa geoteknik. Dalam
proyek reklamasi pantai, insinyur geoteknik harus mampu menganalisis semua
komponen yang dimulai dari pembuatan tanggul yang digunakan sebagai
penahan gerusan air laut dan sebagai penahan material timbunan. Setelah
selesai membangun tanggul, maka akan dilakukan penimbunan kawasan
reklamasi untuk mendapatkan daratan baru.
2. Geosintetik
18

Yaitu salah satunnya dengan masalah vang sering timbul adalah kegagalan
struktur akibat kurang kuatnya susunan dari lapisan-lapisan tanah. Alternatif
pemecahan yang dapat dipakai adalah dengan menggunakan geosynthetics untuk
menggantikan material yang biasa digunakan.
Geosintetik merupakan suatu produk buatan pa- brik yang terpabrikasi
seninnga dari bahan polymer yang terpercya dan digunakan dalam sistem atau
struktur yang berhubungan dengan tanah, batuan atau bahan rekayasa geoteknik
lainnya.
3. MRT (Mass Rapid Transportation)
Pembangunan MRT (Mass Rapid Transportation) di Jakarta sempat
mengalami kendala dikarenakan ketakutan akan penurunan tanah di kota
Jakarta yang memang sudah terjadi setiap tahunnya. Insinyur geoteknik harus
dapat membuat perencanaan untuk mengetahui desain stasiun bawah tanah
dan desain struktur dinding yang tepat dalam hal kestabilan, kekuatan,
deformasi, dan tingkat ekonomisnya dengan metode – metode perhitungan
mekanika tanah dan struktur untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
dalam pembangunan MRT, terutama agar tidak terjadi penurunan tanah di
Jakarta seperti yang ditakutkan.
19

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Geoteknik adalah ilmu sub-bidang keahlian teknik sipil yang mempelajari dan
mengembangkan aplikasi teknologi rekayasa sipil yang bersifat kebumian. Proses
rekayasa geoteknik dibagi menjadi tiga langkah taktis, yaitu investigasi, desain,
dan analisis. Rekayasa geoteknik di Indonesia diantaranya, rekayasa pondasi
infrastruktur, geosintesis, MRT (Mass Rapid Transport), reklamasi pantai, dan
lain-lain.

Wilayah Indonesia terletak pada zona tektonik yang sangat aktif sehingga
sangat rawan terhadap gempa bumi. Permasalahannya gempa merupakan kejadian
alam yang tidak bisa dihindari. Sampai saat ini perhitungan maupun prediksi
waktu, tempat, dan magnituda dari kejadian gempa belum bisa dilakukan secara
baik. Peran Geoteknik Kegempaan menjadi sangat penting dalam memberikan
prediksi parameter pergerakan tanah baik di batuan dasar maupun di permukaan
untuk perencanaan infrastruktur tahan gempa.
Perlunya melakukan revisi Peta Gempa SNI 03-1726-2002 menjadi
mendesak dengan terjadinya gempa-gempa besar di Indonesia beberapa tahun
terakhir, perkembangan teknik analisis yang bisa memodelkan atenuasi
perambatan gelombang gempa secara 3-D, maupun adanya informasi seismologi
terbaru hasil penelitian terakhir. Peta hazard hasil penelitian penulis maupun draft
revisi peta gempa Indonesia untuk perencanaan struktur tahan gempa yang
disusun Tim Revisi Peta Gempa Indonesia SNI 03-1726-2002, dimana penulis
diberi kepercayaan sebagai ketua, menunjukkan nilai hazard yang relatif lebih
besar daripada peta gempa yang sekarang sedang berlaku terutama pada daerah di
sekitar sesar dan daerah sukduksi.

Rekayasa pondasi merupakan sebuah cabang dari ilmu geoteknik yang membahas
tentang pondasi baik struktur, bentuk dan lainnya. Sebuah bangunan tidak dapat begitu
saja didirikan langsung di atas permukaan tanah, oleh karena itu diperlukan pondasi.
Pondasi merupakan suatu bagian dari kontruksi bangunan yang berfungsi untuk
20

menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke
tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya diferential pada
system strukturnya (Azwaruddin, 2008).
21

4.2 Saran

Pada dasarnya pada penerapan rekayasa geoteknik di indonesia hendaknya


lebih ditingkatkan lagi, karena pada saat ini wilayah indonesia sering terancam
oleh bencana gempa bumi yang mengakibatkan banyak kerugian. Dan untuk
seluruh masyarakat indonesia dengan adanya makalah ini, masayarakat tidak
sepenuhnya menyalahkan pemerintah karena gempa bumi merupakan bencana
alam.
Mengingat dampak gempa terhadap infrastruktur serta keseimbangan dan
kelangsungan kehidupan wilayah Indonesia yang begitu luas serta
ketidakpastiannya, diperlukan usaha mitigasi bencana kegempaan melalui studi
yang terarah dan mendalam untuk menghasilkan kebijakan atau pedoman dalam
perencanaan bangunan tahan gempa. Rekayasa Geoteknik Kegempaan
DAFTAR PUSTAKA
Irsyam. M . (Maret 2010).Peran dan Pengembangan Rekayasa Geoteknik
Kegempaan di Indonesia dalam Pembangunan Infrastruktur
Tahan Gempa. Diaksen di
https://anzdoc.com/peran-dan-pengembangan-rekayasa-geot
eknik-kegempaan-di-indon.html
Arar23. (2011). Pengertian Fenomena. Diakses dari
http://arar23.blogspot.com/2011/11/pengertian-fenomena.html
Contruction Page. (2014). Penyebab Kegagalan Proyek Kontruksi. Diakses dari
http://jamesthoengsal.blogspot.com/p/blog-page_14.html
Unand. (2015). Peran penting ilmu Geoteknik dalam Pembangunan Diakses dari
http://sml.sipil.ft.unand.ac.id/index.php/whats-new/tanding/51-per
an-penting-ilmu-geoteknik-dalam-pembangunan

22

Anda mungkin juga menyukai