Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP

KERUSAKAN JALAN

Angga Rati, Nur Sekhudin


Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Bakrie
E-mail: aanggarati@gmail.com , nsekhudin@gmail.com

ABSTRAK
Jalan merupakan prasarana penting dalam transportasi yang dapat berpengaruh terhadap
kemajuan bidang ekonomi, sosial, budaya maupun politik di suatu wilayah. Dengan melihat hal
ini maka diperlukan peningkatan baik kuantitas maupun kualitas jalan yang memenuhi kebutuhan
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan, persentase
kerusakan jalan dan tebal pelapisan tambahan (Overlay) pada perkerasan lentur jalan. Pada
perhitungan ini akan didapat perhitungan umur sisa pelayanan pada ruas jalan, menganalisis
umur rencana perkerasan berdasarkan hasil kumulatif ESAL pada masing-masing beban
kendaraan, dan menghitung derajat kerusakan jalan.Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
dapat dketahui bahwa kendaraan yang melanggar Muatan Sumbu Terberat (MST) banyak terjadi.
Pada golongan 4 banyaknya kendaraan yang melanggar kelebihan muatan 25% - 60% sebanyak
16 kendaraan/tahun. Pada golongan 6b banyaknya kendaraan yang melanggar kelebihan muatan
25% - >60% sebanyak 28 kendaraan/tahun. Pada golongan 7a banyaknya kendaraan yang
melanggar kelebihan muatan 25%-60% sebanyak 29 kendaraan/tahun. Sedangkan untuk
golongan 7c hanya 1 kendaraan yang melanggar/tahun. Dari hasil perhitungan nilai derajat
kerusakan jalan pada kendaraan overloading didapatkan bahwa truk 2 as yang memliki beban
>20 ton hampir sama 2 – 3 as tunggal yang lewat, truk 2 as yang memliki beban >30 ton hampir
sama dengan 30-31 as tunggal yang lewat, dan truk 3 as yang memliki beban >40 ton hampir
sama dengan 12-13 ton 2 as tunggal yang lewat.Dari hasil perhitungan umur sisa (remaining life)
diketahui bahwa dalam keadaan normal dengan n selama 10 tahun didapat umur sisa 99,955%
yang dapat diartikan bahwa jalan tersebut masih aman untuk 10 tahun kedepan. Sedangkan dalam
keadaan kendaraan yang kelebihan muatan sesuai dengan aslinya didapat umur sisa 48,393%
yang dapat diartikan bahwa jalan tersebut masih aman untuk 10 tahun kedepan.
Kata kunci : overloading, sisa umur, derajat kerusakan.

1
PENDAHULUAN
Jalan termasuk prasarana penting dalam transportasi yang bisa mempengaruhi kemajuan
dalam bidang ekonomi, sosial, budaya maupun politik di suatu wilayah. Jalan juga merupakan
prasarana transportasi darat yang memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat, yang
berguna untuk mobilisasi dari satu daerah ke daerah yang lain.
Jalan sendiri memiliki peranan bagi kelancaran transportasi di darat. Dengan
bertambahnya jumlah transportasi serta meningkatnya kepadatan lalu lintas di jalan, menyebabkan
terjadinya penurunan kualitas fungsional maupun strukturalnya. Akan tetapi banyaknya kendaraan
yang melintas dengan muatan berlebihlah (overload) yang dapat menyebabkan berbagai kendala
pada bagian kontruksi jalan. Pada dasarnya jalan akan mengalami penurunan fungsi strukturalnya
sesuai dengan bertambahnya usia jalan tersebut, apalagi jika dilewati oleh kendaraan – kendaraan
dengan muatan berlebih. Jalan-jalan raya saat ini mengalami kerusakan dini atau kerusakan yang
terjadi dalam waktu yang relatif sangat pendek. Hal itu terjadi baik pada jalan yang baru dibangun
maupun jalan yang baru diperbaiki (overlay).
Terdapatnya beban berlebih pada jalan disebakan kurangnya pengawasan pada jembatan
timbang terhadap beban kendaraan yang melintasi jalan. Adapun dampak nyata yang akan
ditimbulkan oleh muatan berlebih (overloading) adalah kerusakan jalan sebelum usia teknis
rencana tercapai. Tingkat kerusakan jalan akibat pembebanan muatan lebih (excessive
overloading) y a n g terjadi sebelum umur teknis jalan tercapai akan menyebabkan adanya
kebutuhkan biaya tambahan untuk mempertahankan fungsi jalan dan untuk mengurangi alokasi
dana pada jalan yang lain, dan pada akhirnya pengelolaan seluruh jaringan jalan akan terganggu.
Dikarenakan hal ini, maka diperlukannya dilakukan peningkatan secara kuantitas maupun
kualitas jalan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, untuk kenyamanan dan keamanan bagi
pengemudi. Untuk memenuhi hal itu maka jalan harus didukung oleh perkerasan yang baik,
pengawasan dan pengamanan jalan (penanganan muatan lebih) yang juga merupakan amanat
Undang-undang Nomor 14 tahan 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Pada pasal 8 ayat (1)
disebutkan bahwa untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, jalan wajib
dilengkapi antara lain dengan alat pengawasan dan pengamanan jalan yang umumnya digunakan
juga, disebut dengan jembatan timbang.
2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Jalan
Prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang di peruntukkan bagi lalulintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta
di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. (Peraturan
Pemerintah Nomor 34, 2006)
B. Perkerasan Jalan
Merupakan lapisan perkerasan yang berada di antara lapisan tanah dan roda
kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi, dan selama
masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti. (Silvia Sukirman
2003).

Gambar 2.1 Susunan Lapisan Perkerasan Lentur (Dirjen Bina Marga, 1987)

C. Nilai Kerusakan Jalan (Nr)


Yaitu jumlah total dari setiap nilai jumlah kerusakan pada suatu ruas jalan.
Tabel 2.2 Urutan Prioritas Program Pemeliharaan Jalan
Urutan Prioritas Penanganan

0–3 Peningkatan

4–6 Pemeliharaan Berkala

>7 Pemeliharaan Rutin

Sumber: Dirjen Bina Marga, 1987


D. Kriteria Perencanaan
Semua kendaraan yang melewati jalan raya dapat disebut sebagai lalu lintas. Lalu
3
lintas memiliki macam ragam seperti ukuran, berat total, konfigurasi dan beban sumbunya.
Berdasarkan kelompoknya yang umum dapat dibedakan meliputi motor, mobil
penumpang, bus, truk ringan, truk sedang, truk berat, mobil gandeng (traille r).
Beberapaerat total maksimum setiap kendaraan, konfigurasi sumbu dan distribusi beban
sumbu ditetapkan menjadi aturan lalu lintas pemerintah (Bina Marga).
E. Faktor Kerusakan Jalan
Konstruksi jalan didasarkan atas prakiraan beban lalu lintas yang melewatinya
dengan mengkonversi satuan mobil penumpang (SMP), beban per roda kendaraan, dan
julmah roda kendaraan. Sesuai dengan fungsi jalan, beban maksimum ditetapkan antara 8
ton sampai 12 ton, sehingga secara teoritis masa layanan dapat diperhitungkan.
D = (AL/SAL)⁴

F. Pertumbuhan Lalu Lintas


Pertumbuhan lalu lintas adalah pertambahan atau perkembangan lalu lintas dari
tahun ke tahun selama umur rencana.
G. Volume Lalu Lintas
Volume lalulintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang
tertentu pada suatu ruas jalan tertentu dalam satuan waktu tertentu. volume lalu lintas
ratarata adalah jumlah kendaraan rata-rata dihitung menurut satuan waktu tertentu, bisa
harian yang dikatakan sebagai volume lalu lintas harian rata-rata/LHR Average daily
traffic volume (ADT) atau volume harian ratarata tahunan/LHRT Annual verage daily
traffic volume (AADT).

LHRT=

LHR=

Tabel 2.1Klasifikasi Jalan


Menurut

4
Fungsi Kelas LHR dalam
SMP
Jalan Utama Jalan Kelas I 20.000 >

Jalan Jalan Kelas 6.000 -


Sekunder IIA 20.000
Jalan Kelas 2.000 - 6.000
IIB < 2.000
Jalan Jalan Kelas -
Penghubung IIC
Jalan Kelas
III
Sumber: Dirjen Bina Marga, 1987

METODOLOGI PENELITIAN
5
I. Tinjauan Umum
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir adalah:
 Mulai
 Kajian Pustaka
 Pengumpulan data, yaitu data primer dan sekunder
 Pengolahan data
 Analisa penelitian
 Hasil akhir
II. Kajian Pustaka
Studi literatur yang dilakukan dengan mempelajari penelitian yang telah dilakukan
oleh Leo Sentosa (2012 dan 2013)
III. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data di dalam melakukan penelitian ini menggunakan 2 metode,
yaitu data primer dan data sekunder. Berikut penjelasan dari masing- masing
pengumpulan data :
A. Data Primer
Data primer digunakan untuk mendapatkan data yang berasal dari pengamatan
atau responden secara langsung. Pengumpulan data primer menggunaka n
metode wawancara dan pengumpulan foto-foto.
Wawancara yang dilakukan diwilayah studi ditujukan untuk mendapatkan
informasi berupa jumlah kendaraan, berat kendaraan dan sanksi yang
dilakukan apabila kendaraan tersebut apabila melebihi batas yang telah
diizinkan. Selain metode wawancara, metode lain yang dilakukan dalam
pengumpulan data adalah pengumpulan foto. Pengumpulan foto yang diambil
langsung terdiri dari foto keadaan kendaraan yang sedang ditimbang, Foto
jembatan timbang dalam keadaan kosong, foto keadaan lapangan jembatan
timbang, dll.

B. Data Sekunder
6
Data sekunder yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara mencari data-
data yang telah tersedia di lembaga atau instansi yang terkait.
C. Prosedur Perhitungan Sisa UmurPerkerasan
Adapun langkah perhitungannya yaitu :
1. Mencari angka ekivalen masing- masing jenis kendaraan.
2. Menghitung nilai AE 18 KSAL dengan menggunakan angka
ekivalen masing – masing jenis kendaraan, adapun rumus untuk
menghitung niali AE 18 KSAL yaitu:

3. Mencari sisa umur jalan (n) dengan rumus :

D. Prosedur Menghitung Nilai Derajat Kerusakan Jalan (DKJ) dari Beban


Overloading pada Jalan
Berikut ini adalah prosedur perhitungan nilai derajat kerusakan jalan dari
beban overloading pada jalan :
1. Mencari beban truk yang akan dihitung
2. Menghitung pembagian beban pada masing- masing sumbu kendaraan
3. Menghitung nilai derajat kerusakan jalan menggunaka n
rumus, yaitu :
𝐴𝐿 4
DKJ = ( )
𝑆𝐴𝐿
4. Kemudian dari hasil perhitungan diambil kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


I. Perhitungan Sisa Umur Perkerasan Jalan
7
A. Volume Lalu Lintas Harian Rata-Rata
Volume lalu lintas didapat dari data BinaMarga dan untuk data berat
kendaraan didapat dari Dinas Perhubungan Sumatera Selatan. Berdasarkan
hasil data LHR pada tahun 2012 dan 2013, LHR pada ruas jalan Bts Prov
Jambi-Peninggalan adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Volume Lalu Lintas (kendaraan/hari)

No Kendaraan Tahun 2012 Tahun 2013 Satuan


1 Golongan 2 584 613 Kend/hari
2 Golongan 3 886 930 Kend/hari
3 Golongan 4 690 710 Kend/hari
4 Golongan 5 726 663 Kend/hari
5 Golongan 6 1873 1684 Kend/hari
6 Golongan 7 515 572 Kend/hari
LHR 5274 5188 Kend/hari
(kend/hari/2lajur)
Sumber :Data LHR BinaMarga

B. Angka Pertumbuhan Volume Lalu Lintas


Besarnya angka pertumbuhan volume lalu lintas pada ruas jalan dari tahun
2012 – 2015 dapat dilihat pada Gambar 1.

8
Gambar 1. Tren Pertumbuhan Jumlah Kendaraan
C. Perhitungan Umur Sisa Perkerasan

a) Perhitungan umur sisa perkerasan dengan keadaan normal.

Tabel IV.15 Kumulatif ESAL dalam keadaan normal


NO TAHUN KUMULATIF ES AL
1 2013 1077143.123

2 2014 3252386.723

3 2015 7644801.191

4 2016 16514259.504

5 2017 34423997.034

6 2018 70588263.221

7 2019 143612726.708

8 2020 291066314.402

9 2021 588808610.450

10 2022 1190015448.002

11 2023 2403978436.102

9
b) Perhitungan umur sisa perkerasan dengan keadaan kendaraan berlebih
NO TAHU KUMULATIF
N ES AL
1 2013 1132681,876
2 2014 3418732,847
3 2015 8038802,086
4 2016 17375979,236
5 2017 36246649,453
6 2018 74385160,753
7 2019 151465729,123
8 2020 307252621,897
9 2021 622115770,473
10 2022 1258497558,241
11 2023 2544727807,602

D. Nilai Derajat Kerusakan Jalan (DKJ) dari Beban Overloading pada Jalan

Perencanaan konstruksi jalan didasarkan atas prakiraan beban lalu lintas


yang melewatinya dengan mengkonversi satuan mobil penumpang (SMP),
sesuai dengan fungsi jalan sebagai jalan nasional beban maksimum ditetapkan
10 ton, sehingga secara teoritis masa layanan dapat diperhitungkan.

Gambar 2. Truk 2 sumbu >20 ton

10
Gambar 3. Truk 2 sumbu >30 ton

Gambar 4. Truk 3 sumbu >40 ton

Dari perhitungan yang telah dihitung maka diketahui bahwa pada masing-masing truk 2 as
>20 ton, truk 2 as >30 ton, dan truk 3 as >40 ton yang memiliki muatan berlebih tidak terlalu
berpengaruh terhadap kerusakan jalan.

11
KESIMPULAN
Dari analisa yang telah dilakukan maka, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dketahui bahwa kendaraan yang
melanggar Muatan Sumbu Terberat (MST) banyak terjadi. Pada golongan 4 banyaknya.
2. kendaraan yang melanggar kelebihan muatan 25% - 60% sebanyak 16 kendaraan/tahun.
Pada golongan 6b banyaknya kendaraan yang melanggar kelebihan muatan 25% - >60%
sebanyak 28 kendaraan/tahun. Pada golongan 7a banyaknya kendaraan yang melanggar
kelebihan muatan 25%-60% sebanyak 29 kendaraan/tahun. Sedangkan untuk golongan 7c
hanya 1 kendaraan yang melanggar/tahun.
3. Dari hasil perhitungan nilai derajat kerusakan jalan pada kendaraan overloading
didapatkan bahwa truk 2 as yang memliki beban >20 ton hampir sama 2 – 3 as tungga l
yang lewat, truk 2 as yang memliki beban >30 ton hampir sama dengan 30-31 as tungga l
yang lewat, dan truk 3 as yang memliki beban >40 ton hampir sama dengan 12-13 ton 2
as tunggal yang lewat.
4. Dari hasil perhitungan umur sisa (remaining life) diketahui bahwa dalam keadaan normal
dengan n selama 10 tahun didapat umur sisa 99,955% yang dapat diartikan bahwa jalan
tersebut masih aman untuk 10 tahun kedepan. Sedangkan dalam keadaan kendaraan yang
kelebihan muatan sesuai dengan aslinya didapat umur sisa 48,393%.

12
DATAR PUSTAKA
Sukirman, Silvia. 2010. Perencanaan tebal Struktur Perkerasan Lentur. Nova

Sentosa, Leo. Roza, Asri A. 2012. Analisis Dampak Beban Overloading Kendaraan pada Struktur
Rigid Pavement Terhadap Umur Rencana Perkerasan, Pekanbaru.

Sentosa, Leo. Meutia, Wita. 2013. Evaluasi Struktur Perkerasan Jalan Menggunakan Data Berat
Beban Kendaraan dari Jembatan Timbang. Pekanbaru.

Septarina, Heni. 2014. Analisis Dampak Beban Overloding Kendaraan pada struktur Flexible
Pavement. Palembang

PP Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan

Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Direktorat Jenderal Bina Marga, Petunjuk Perencanaan
Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen.

Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Direktorat Jenderal Bina Marga, Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI).

Nugroho, EkoAgus. 2013. Pengaruh Jumlah Kendaraan Terhadap Kerusakan Jalan Aspal Kelas II
di Kabupaten Semarang; Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Putri, Vidya Annisah. 2016. Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Lentur (Studi Kasus Jl.
Soekarno Hatta, Bandar Lampung); Fakultas Teknik Universitas Bandar Lampung,
Bandar Lampung.

Republik Indonesia. 2004. Undang – undang No.38, tentang Jalan.

Sukirman, Silvia. 1999. Dasar – dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Nova, Bandung.

Sukirman, Silvia. 1999. Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.

13

Anda mungkin juga menyukai