Anda di halaman 1dari 23

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

T2 (TRASH TRAP) SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN SAMPAH


PADA WADUK DIPONEGORO DENGAN PEMBUATAN
BANGUNAN PENGUMPUL SAMPAH

BIDANG KEGIATAN:
PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh :

SYAFIIQUL AZIZ PRIANI SURYA

21010112130100/2012

MAGHFUR ROZAK

21010112130081/2012

ADI PUTRA ROHENDI

21010112140247/2012

FIQRI RANGGA

21010112130098/2012

SEPTIAWAN PAMBUDI

21010113120093/2013

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

ii

KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karuniaNYA yang dilimpahkan kapada kami sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Program Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang
bejudul T2 (TRASH TRAP) SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN SAMPAH
PADA WADUK DIPONEGORO DENGAN PEMBUATAN BANGUNAN
PENGUMPUL SAMPAH dengan lancar tanpa adanya suatu hambatan. Tulisan
ini disusun sebagai usulan PKM-GT tahun 2015.
Dalam setiap proses penyelesaian penulisan PKM-GT ini kami telah
menerima bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami selaku penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1.

Ir. Hari Nugroho, MT. selaku dosen pembimbing yang membimbing dan
memberikan arahan kepada penulis.

2.

Orang tua penulis yang senantiasa memberikan semangat serta doanya.

3.

Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan PKM-GT ini.


Penulis menyadari bahwa penulisan PKM-GT yang kami buat masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat
kami harapkan, sehingga untuk penyusunan PKM-GT berikutnya dapat menjadi
lebih baik.
Akhir kata, kami berharap agar penulisan PKM-GT yang kami susun ini dapat
bermanfaat bagi penyusun dan pembaca serta bagi kemajuan Almamater kita
tercinta.

Semarang, 12 Maret 2015

Penulis

iii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PKM-GT

ii

KATA PENGANTAR

iii

DAFTAR ISI

iv

DAFTAR GAMBAR

RINGKASAN

vi

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Manfaat

GAGASAN

A. Kondisi Kekinian

B. Solusi yang Pernah Diterapkan

C. Perbaikan Solusi Terdahulu

D. Partrisipasi

E. Langkah Strategis Untuk Mengimplementasikan Gagasan

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR BIODATA PENELITI

10

LAMPIRAN

16

iv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Penumpukan sampah di Spillway

Gambar 2. Penumpukan sampah di Main Dam

Gambar 3. Tampak perspektif bangunan pengumpul sampah

Gambar 4. Tampak atas bangunan pengumpul sampah

T2 (TRASH TRAP) SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN SAMPAH


PADA WADUK DIPONEGORO DENGAN PEMBUATAN
BANGUNAN PENGUMPUL SAMPAH
Syafiiqul Aziz Priani Surya, Maghfur Rozak, Adi Putra Rohendi, Fiqri Rangga,
Septiawan Pambudi
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto Tembalang, Semarang
RINGKASAN
Permasalahan sampah merupakan ancaman bagi umat manusia, yang
salah satunya yaitu peningkatan jumlah sampah seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk. Pengelolaan sampah yang minim menyebabkan sampah
berserakan dan mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan baik tanah, air,
dan udara terutama permasalahan sampah pada sungai yang bermuara di waduk.
Pencemaran sampah pada sungai Krengseng menyebabkan kondisi waduk
Diponegoro tercemar sampah. Waduk multipurpose ini terletak di kompleks Undip.
Fungsi waduk antara lain untuk penyediaan air baku, rekreasi, pembangkit listrik
tenaga mikro hidro, pengendali banjir, dan konservasi lingkungan. Namun akibat
adanya sampah maka pengoperasian waduk terganggu sehingga waduk hanya
berfungsi sebagai pengendali banjir.
Jika permasalahan ini tidak segera ditangani maka pencemaran lingkungan
akibat sampah akan semakin parah. Salah satu solusi untuk menangani keadaan
seperti ini adalah membuat bangunan pengumpul sampah. Dalam karya ilmiah ini
dijelaskan tentang gambaran umum, cara kerja dan manfaat adanya bangunan
pengumpul sampah. Sehingga diharapkan dengan adanya bangunan pengumpul
sampah dapat mengatasi permasalah sampah di waduk Diponegoro.
Metode penulisan yang digunakan yaitu analisis kajian pustaka. Pertama,
penulis mencari bahan kajian di buku maupun sumber internet yang berkaitan
dengan topik yang diangkat. Setelah bahan terkumpul kemudian diteliti dan
dianalisis serta ditata sedemikian rupa untuk menghasilkan data yang lengkap
untuk menunjang gagasan. Kemudian dari data tersebut dapat diambil kesimpulan
yang dapat menjawab rumusan masalah yaitu tentang bangunan pengumpul
sampah sebagai solusi permasalahan sampah. Setelah semuanya disusun sesuai
sistematika karya ilmiah, dilakukan revisi karya tulis.
Penanganan permasalah sampah pada waduk selama ini dirasa masih
terdapat beberapa kelemahan yang perlu dikaji ulang. Sehingga diperlukan
Inovasi atas hal ini mutlak dilakukan. Oleh karena itu, penulis memiliki gagasan
untuk mendesain suatu bangunan pengumpul sampah untuk mengurangi
pencemaran lingkungan.
Setelah dianalisis lebih jauh melalui beberapa aspek, disimpulkan bahwa
bangunan pengumpul sampah memiliki utilitas yang penting dalam penanganan
sampah di waduk. Karya ini direkomendasikan untuk mejadi pertimbangan sistem
dan metode dalam penyelesaian masalah sampah pada waduk Diponegoro.

vi

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Waduk Diponegoro terletak di kali Krengseng/Seketak yang berada dalam
wilayah kampus Universitas Diponegoro dan lokasinya kurang lebih 250 m sebelah
utara stadion Undip. Waduk ini dibangun untuk penyediaan air baku untuk
laboratorium yang ada di Undip, penyediaan air baku untuk rumah sakit
Diponegoro, laboratorium lapangan seperti pengolahan air baku, Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), pengendali banjir, rekreasi serta untuk
konservasi lingkungan.
Menurut rencana, waduk yang dibangun dengan membendung sungai
Krengseng menghasilkan volume tampungan air sebesar 50,729 m3 (Soleh, 2013).
Namun dalam pengoperasiannya waduk masih jauh dari tujuan. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya sampah yang masuk ke kolam waduk maupun yang
terjebak di bangunan pelimpah. Sampah ini berasal dari limbah rumah tangga
penduduk yang rumahnya dekat dengan bantaran sungai Krengseng.
Dampak dari adanya sampah tersebut yaitu menurunnya kualitas air waduk
sehingga tidak dapat digunakan sebagai air baku, tidak optimalnya kinerja
bangunan pelimpah, dan berkurangnya nilai estetika. Selain itu sampah juga
menyebabkan tidak berfungsinya pembangkit listrik tenaga mikro hidro karena
sampah menyumbat pipa pesat. Jika hal ini dibiarkan terlalu lama dan tanpa adanya
penanganan yang tepat dapat mengakibatkan waduk menjadi sumber penyakit.
Oleh karena itu perlu adanya solusi untuk menangani sampah pada waduk
Diponegoro. Penanganan masalah bisa secara teknis maupun non teknis. Secara non
teknis dapat berupa sosialisasi kepada warga masyarakat agar tidak membuang
sampah ke sungai. Namun solusi ini dirasa memakan waktu cukup lama untuk bisa
terwujud. Sedangkan solusi secara teknis, muncul ide untuk membangun bangunan
pengumpul sampah yang terletak di hulu waduk. Dengan adanya bangunan ini
diharapkan permasalahan sampah di waduk Diponegoro bisa teratasi.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran umum perencanaan bangunan pengumpul
sampah.
2. Untuk mengetahui cara kerja penanganan sampah di waduk.
3. Untuk mengetahui dampak yang dihasilkan oleh bangunan pengumpul sampah.
4. Untuk memberikan solusi permasalahan sampah waduk Diponegoro.
C. Manfaat
1. Bagi masyarakat dapat memanfaatkan waduk Diponegoro yang bersih dari
sampah.

2. Bagi pemerintah, untuk menyediakan acuan pembangunan infrastruktur


bangunan pengumpul sampah.
3. Bagi penulis lain, dapat memberikan ide untuk menyempurnakan konsep dan
inovasi penanganan sampah pada waduk.
GAGASAN
A. Kondisi Kekinian
Waduk Diponegoro sudah beroperasi semenjak akhir pembangunan pada
pertengahan desember 2014. Waduk dengan tinggi bendungan 14,75 m ini terisi
dari sungai Krengseng yang melewati daerah kecamatan tembalang dan
banyumanik dengan panjang sungai 7,52 km. Dalam kondisi normal volume
genangan waduk sebesar 102,86 m3 dan luas genangan waduk sebesar 1,350 Ha.
Sedangkan dalam kondisi banjir volume genangan waduk sebesar 122,00 m3 dan
luas genangannya sebesar 2,152 Ha (Soleh, 2013).
Waduk Diponegoro dibangun dengan tujuan penyediaan air baku
laboratorium seperti laboratorium hidrolika, perikanan, teknik lingkungan,
hidrografi dan lain-lain; penyediaan air baku Rumah Sakit Diponegoro,
laboratorium lapangan seperti pengolahan air baku; pembangkit listrik tenaga
mikro hidro (PLTMH) dan operasi waduk; rekreasi seperti dayung, pemancingan
dan lain-lain; serta pengendali banjir. Akan tetapi tujuan ini belum sepenuhnya
tercapai seperti yang direncanakan karena sampah yang masuk waduk Diponegoro.
Sampah yang masuk ke waduk ini mengakibatkan menurunnya kualitas air
tampungan hal ini dapat dilihat dari nilai kadar phospat (PO4+-P) sebesar 0,51 mg/l
dan kadar nitrit (NO2-) sebesar 10,11 mg/l pada lokasi waduk Diponegoro.
Sementara ditinjau dari nutriennya, dapat dikatakan bahwa di sebagian titik
cemaran phospatnya sudah melebihi mutu air kelas II. Phospat dan juga N total
dapat menyebabkan Eutrofikasi sehingga fungsi waduk yang semula dimanfaatkan
sebagai air baku tidak dapat tercapai (Sudarno, 2013). Kondisi sampah yang
merusak pemandangan juga menurunkan fungsi rekreasi bagi warga sekitar
Tembalang yang ingin berkunjung di waduk Diponegoro. Sampah yang masuk ke
dalam pipa pesat menghambat debit air untuk memutar turbin, sehingga hanya
fungsi pengendali banjir yang saat ini dapat tercapai.
Kodisi Demografi Kecamatan Tembalang dihuni oleh beragam kelas
masyarakat, mulai dari rumah tangga, mahasiswa, pengusaha dan kaum buruh
dengan total jumlah penduduk 145.991 jiwa pada tahun 2010
(http://semarangkota.bps.go.id). Melihat tingkat kompleksitas penghuni tembalang
mengakibatkan beragam jenis sampah yang dihasilkan mulai dari sampah plastik,
kertas dan sampah organik.
Saat ini sungai Krengseng tercemar oleh beragam jenis sampah. Hal ini
disebabkan oleh letak rumah rumah warga Tembalang yang sangat dekat dengan
bantaran sungai sehingga membuat masyarakat memiliki kecendrungan membuang

sampah ke sungai Krengseng. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya tempat
pembuangan akhir di Kecamatan Tembalang.

Gambar 1. Penumpukan sampah di Spillway

Gambar 2. Penumpukan sampah di Main Dam


B. Solusi Yang Pernah Diterapkan
Solusi yang pernah diterapkan untuk menangani masalah sampah pada
waduk antara lain pengambilan sampah secara manual dengan perahu, saringan
sampah dimulut waduk, dan sterilisasi bantaran sungai.
Pengambilan sampah menggunakan kapal dilakukan secara berkala setelah
sampah menumpuk di waduk. Tetapi cara ini dinilai tidak optimal karena setelah
sampah diangkut masih ada beberapa sampah yang bisa masuk ke waduk. Selain
itu pembersihan juga membutuhkan biaya yang besar terutama untuk waduk dengan
area genangan yang luas. Cara seperti ini pernah dilakukan pada waduk teluk gong
jakarta utara dimana sampah yang terkumpul mencapai 250 ton (Damanik, 2015).
Saringan sampah terletak pada mulut waduk digunakan untuk menyaring
sampah agar tidak masuk ke waduk. Material saringan terbuat dari besi dengan kisi

kisi berdiameter tertentu. Kelemahan cara ini yaitu apabila terjadi banjir dan debit
air besar dapat merusak saringan seperti yang dialami waduk Pluit (Tempo, 2014).
Sterilisasi bantaran sungai di hulu waduk dilakukan dengan melarang
pembangunan maupun kegiatan komersil pada jarak tertentu dari bibir sungai.
Dalam pelaksanaannya, cara ini sulit dilakukan pada sungai di daerah padat
penduduk karena berkaitan dengan permasalahan keterbatasan lahan bagi warga
yang hendak direlokasi. Selain itu untuk relokasi memerlukan biaya yang besar
(Godam, 2013).
Selain dengan cara teknis terdapat pendekatan non teknis. Sebagai contoh,
adanya sosialisasi dengan masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai dan
sadar lingkungan. Akan tetapi, pendekatan ini membutuhkan waktu yang sangat
lama dan tidak ada jaminan untuk keberhasilannya.
Mengingat masih ada kekurangan pada solusi yang disebutkan diatas, maka
diperlukan solusi alternatif yang sesuai dengan kondisi lapangan di waduk
Diponegoro.
C. Perbaikan Solusi Terdahulu
Setelah melihat dan menimbang beberapa data dan solusi sebelumnya,
muncul ide untuk mendesain dan merencanakan bangunan pengumpul sampah
dengan tujuan mengumpulkan sampah pada kolam tampungan. Bangunan
direncanakan berlokasi di sungai Krengseng dekat dengan mulut waduk
Diponegoro.
Prinsip kolam ini yaitu membelokkan aliran air sungai yang membawa
sampah menuju kolam pengumpul. Sampah akan terjebak dalam kolam, sedangkan
air akan mengalir ke waduk secara gravitasi. Lebar bangunan pembelok didesain
sama seperti lebar sungai. Sedangkan kolam dibuat pada akhir belokan di luar alur
sungai.
Kelebihan dari bangunan pengumpul sampah yaitu operasional
pembersihan sampah lebih mudah dan murah karena sampah terkumpul di kolam
pengumpul. Selain itu juga aman terhadap debit banjir karena desain kolam mampu
menenangkan aliran air. Diharapkan gagasan ini mampu memperbaiki beberapa
solusi yang telah ada. Sehingga kedepannya masalah sampah pada waduk
Diponegoro dapat teratasi dengan lebih efisien.
D. Partisipasi
Untuk pengembangan gagasan ini diperlukan partisipasi dan dukungan dari
semua pihak baik pemerintah, masyarakat, pengelola waduk serta akademisi dan
peneliti yang lain. Pemerintah diharapkan mencoba merealisasikan gagasan ini
pada pembangunan waduk yang baru ataupun pada waduk yang sudah ada.
Masyarakat diharapkan mendukung sepenuhnya gagasan ini dan sadar akan

pentingnya kebersihan sungai. Pengelola waduk, agar memberikan saran-saran


teknis terkait pengembangan gagasan ini. Akademisi dan peneliti lain diharapkan
dapat memberikan bimbingan basis ilmu keairan dan lingkungan serta melakukan
penelitian untuk mengumpulkan data-data empiris demi menyempurnakan gagasan
ini.
Semua partisipasi dan dukungan sangat diharapkan untuk mendukung
gagasan ini. Diharapkan dikemudian hari gagasan ini dapat menjadi solusi bagi
permasalahan sampah pada waduk maupun bangunan air yang lain.
E. Langkah Strategis untuk Mengimplementasikan Gagasan
Survey
Dalam perencanaan kolam, diperlukan survey debit, volume sampah,
penampang sungai dan topografi lahan. Selain itu survey data debit banjir sungai
Krengseng perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kolam mampu menampung
sampah pada kondisi banjir.
Perencanaan
Setelah data data terkumpul kemudian dilakukan pendimensian bangunan
meliputi saluran air sebelum ke kolam, kolam penampung sampah, trashrack,
saluran pembelok, dan saluran menuju hulu waduk. Pendimensian meliputi
panjang, lebar dan kedalaman kolam; sudut belokan lebar saluran air menuju kolam
dan menuju waduk, serta lebar kisi trashrack. Rumus rumus yang dapat
digunakan untuk pendimensian meliputi rumus angkutan sedimen, rumus hidrolika
saluran terbuka,dan rumus perhitungan lebar kisi trash rack.
Saluran untuk meneruskan air dari kolam ke waduk dibuat berkelok dengan
sudut belokan sebesar 180, dengan tujuan menjaga sampah tetap berkumpul di
tempatnya. Untuk memastikan sampah benar-benar tidak ada yang ikut terbawa ke
waduk maka dipasang trashrack pada batas antara kolam dan saluran air.
Desain dari kolam pengumpul sampah sendiri memiliki karakteristik yang
hampir sama dengan kantong lumpur, yaitu dasar kolam memiliki kemiringan
memanjang. Semakin dalam kolam maka mengakibatkan aliran air menjadi lebih
tenang, sesuai dengan teori saluran terbuka untuk suatu penampang saluran dengan
debit tertentu, energi spesifik dalam penampang saluran hanya merupakan fungsi
2

dari kedalaman aliran sesuai rumus E = + 2 (Triatmodjo, 1993). Dikarenakan


aliran air di kolam tenang, maka sampah yang terkumpul tidak masuk ke hulu
waduk.
Beragam jenis sampah yang terdapat pada sungai Krengseng dapat
digolongkan menjadi sampah yang mengapung maupun sampah yang suspended
atau melayang. Dengan menganggap sampah merupakan suatu partikel terdispersi
yang suspended maka partikel sampah memiliki kecepatan alir (v) dan kecepatan

endap (W). Dengan mengadopsi rumus dimensi kantong lumpur yaitu = , maka

dapat dicari perbandingan antara kedalaman kolam dan panjang kolam agar partikel
sampah suspended bisa mengendap (Sidharta, 1997). Untuk kondisi sampah yang
mengapung maka fungsi kedalam kolam tidak begitu berpengaruh namun kondisi
ketenangan aliran air dan panjang kolam yang lebih dominan. Semakin panjang
dimensi kolam penampung sampah maka semakin tenang aliran airnya.
Bentuk penampang melintang kolam pengumpul sampah didesain
berbentuk trapesium. Karena mempunyai bentuk saluran alam, dimana kemiringan
tebingnya menyesuaikan dengan sudut lereng alam dari tanah yang digunakan
untuk saluran tersebut. Tujuan dipilih desain penampang melintang trapesium
adalah untuk memudahkan dalam operasi pengambilan sampah.
Pembangunan
Tahap selanjutnya yaitu pembangunan bangunan pengumpul sampah.
Langkah langkah pembangunan meliputi :
Mempersiapkan lahan meliputi kegiatan pembersihan lahan, pekerjaan
tanah dan pengukuran lahan
Mengeringkan sungai dengan membuat sudetan sungai
Membuat kolam dan saluran
Menutup sudetan sungai setelah bangunan pengumpul sampah sudah
selesai.
Operasi dan Pemeliharaan
Dalam tahap pengoperasian, sampah dibiarkan mengumpul terlebih dahulu
sampai pada batas tertentu. Setelah sampah memenuhi kolam maka kendaraan
pengangkut sampah disapkan di tepi kolam untuk mengambil sampah yang telah
terkumpul dan kemudian sampah disalurkan ke TPA terdekat.
Pemeliharaan bangunan pengumpul sampah meliputi pengambilan sedimen
pada dasar kolam, pengecekan kondisi kisi pada trashrack. Kemudian dilakukan
perbaikan pada bagian bangunan yang rusak meliputi kisi kisi trashrack yang
rusak dan penambalan dinding saluran yang retak.
Evaluasi

Aspek Teknis
Dalam perencanaan, kolam pengumpul didesain memiliki kemiringan
memanjang dan memiliki kedalaman tertentu untuk menjaga ketenangan aliran air
dalam kolam. Pada pertemuan antara saluran pembawa dengan kolam pengumpul
yang memiliki dimensi yang lebih besar mengakibatkan kecepatan aliran air
menurun sehingga timbul aliran balik (backwater). Bahaya dari aliran balik berupa
meluapnya air pada kolam pengumpul sampah.
Peningkatan sedimentasi akibat aliran dalam kolam yang tenang dan tidak
mampu meneruskan sedimen, akibatnya kolam yang penuh sedimen mengalami
pendangkalan.

Aspek Lingkungan
Dalam ekosistem di sungai Krengseng terdapat sekumpulan ikan yang

hidup, akibat adanya trashrack pada bangunan pengumpul sampah maka


pergerakan ikan yang tidak mampu melalui trashrack tergangu.
Berubahnya tata guna lahan dari areal perkebunan menjadi suatu bangunan.
Sehingga menggangu ekosistem lingkungan di sekitar mulut waduk Diponegoro

Aspek Sosial
Dengan adanya bangunan pengumpul sampah dikhawatirkan akan membuat
masyarakat lebih ringan hati untuk membuang sampah di sungai Krengseng. Selain
itu dengan melihat kondisi tumpukan sampah pada kolam pengumpul sampah
dikhawatirkan warga akan menyalahgunakan menjadi tempat pembuangan sampah
rumah tangga.
Dampak adanya bangunan
pengumpul sampah

Teknis:

Back Water
Peningkatan
Sedimentasi

Lingkungan:

Terhambatnya pergerakan
ikan akibat trashrack
Perubahan Tata Guna
Lahan sekitar bangunan

Sosial:

Resiko
penyalahgunaan
fungsi kolam
menjadi tempat
sampah umum

Diharapkan hal ini dapat sesuai dengan tujuan dan manfaat bagi masyarakat
banyak. Dan dapat memperbaiki solusi-solusi yang pernah ada. Sehingga bangunan
pengumpul sampah dapat diterapkan dan diwujudkan di setiap waduk yang
memiliki masalah dengan sampah.

Gambar 3. Tampak perspektif bangunan pengumpul sampah

Trashrack

Saluran Pembawa

Kolam pengumpul

Sampah

Gambar 4. Tampak atas bangunan pengumpul sampah


KESIMPULAN
Inti Gagasan
Gagasan bangunan pengumpul sampah pada dasarnya digunakan untuk
menjebak sampah yang akan masuk ke waduk. Sampah akan berhenti dan
terkumpul di kolam pengumpulan. Sedangkan air akan mengalir ke waduk secara
gravitasi tanpa membawa sampah. Sampah yang sudah memenuhi kolam akan
diambil secara berkala. Konsep ini ditujukan untuk menangani permasalahan
sampah pada waduk, khususnya waduk Diponegoro.
Teknik Implementasi Gagasan
Gagasan bangunan pengumpul sampah ini dapat diimplementasikan dengan
baik apabila didukung oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Terkumpulnya seluruh data yang diperlukan untuk perencanaan bangunan.
2. Adanya inisiatif dari pemangku kebijakan (stakeholder) untuk mendukung
terlaksananya gagasan ini.
3. Sistem kerja sama yang baik antara pemerintah, pihak universitas dan
masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan adanya bangunan ini.
4. Operasional dan pemeliharaan secara periodik.
Prediksi hasil yang akan diperoleh
Ide pemembuatan bangunan pengumpul sampah merupakan konsep yang
ideal untuk menanggulangi masalah sampah yang mengotori waduk. Sistem ini
diperkirakan mampu menjamin kebersihan waduk dari limbah yang berasal dari
sungai. Dengan begitu kualitas air waduk Diponegoro akan terjamin dan bisa
digunakan sebagai cadangan air baku. Fungsi rekreasi juga dapat tercapai, serta
kembali berfungsinya pembangkit listrik tenaga mikro hidro.

DAFTAR PUSTAKA
Damanik, C. (2015). 250 Ton Sampah di Waduk Teluk Gong Diangkut.
http://megapolitan.kompas.com/read/2015/02/15/18232731/250.Ton.Samp
ah.di.Waduk.Teluk.Gong.Diangkut diakses tanngal 6 Maret 2015.
Godam. (2013). Cara Membersihkan Dan Menjernihkan Air Sungai Kota Yang
Kotor Tercemar. http://www.organisasi.org/1970/01/cara-membersihkandan-menjernihkan-air-sungai-kali-yang-kotor-tercemar.html
diakses
tanngal 7 Maret 2015.
Kistyarini. (2015). Pembersihan Sampah Bergantung pada Manusia Pintu Air.
http://megapolitan.kompas.com/read/2015/02/17/14395901/Pembersihan.
Sampah.Bergantung.pada.Manusia.Pintu.Air diakses tanngal 1 Maret
2015.
Sidharta, S.K. (1997). Irigasi dan Bangunan Air. Jakarta : Gunadarma.
Soleh, M.N . (2013). Pekerjaan Bangunan Pelimpah dan Jembatan Pada Proyek
Pembangunan Embung Diponegoro. Semarang.
Sudarno, dkk. (2013). Kajian Potensi Eutrofikasi pada Waduk Pendidikan Undip.
Semarang.
Triatmodjo, B. (1993). Hidraulika II. Yogyakarta : Beta Offset.

10

11

12

13

14

15

16

Lampiran Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No.

Nama/NIM

Syafiiqul
Priani

Prodi

Bidang
Ilmu

Aziz Sipil S- Metodelogi

Surya / 1

Alokasi
Waktu (jam

Uraian Tugas

/minggu)
4 jam

Penelitian

Mengoordinasi
Kelompok

21010112130100

Konsultan

pengolah

data

Menyatukan gagasan

Mengatur

jadwal

asistensi
2

Maghfur Rozak / Sipil S- Analisa


21010112130081 1

4 jam

Struktur

Mengumpulkan sumber
kajian

Menyunting naskah dan


tata letak

Adi Putra

Sipil S- Rekayasa

Rohendi /

4 jam

Material

Fiqri Rangga/

Sipil S- Manajemen 4 jam

21010112130098 1

Memvisualkan gagasan
dalam gambar

21010112140247
4

Menganalisis data

Menyunting ejaan dan

Konstruksi

tata bahasa

Meneliti

dan

Mengembangkan ide
5

Septiawan

Sipil S- Hidro

Pambudi/

21010113120093

2 jam

Menganalisa kelebihan
dan kelemahan ide

Anda mungkin juga menyukai