Anda di halaman 1dari 42

USULAN PENELITIAN

RANCANG BANGUN ALAT PENYEDIA AIR BERSIH UNTUK KONDISI DARURAT BANJIR Diusulkan oleh: Dosen Pembimbing Sugili Putra, S.T, M.Sc (19671130 199001 1 001) Anggota Tim Rizky Anugrah Putra (011100300) Julian Fajarianto (011100289) Pandu Dwi Cahya Perkasa (011100294) Rida Ferliana (011100296) Giezzela (01100287) Andri Saputra (011100283)

TEKNOKIMIA NUKLIR SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2014

LEMBAR PENGESAHAN USULAN PENELITIAN

1. Judul Penelitian 2. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Program Studi d. Jurusan e. Universitas/Institut f. Alamat g. No. HP 3. Anggota Dalam Kampus Anggota I a. Nama Lengkap/NIM b. Jurusan/ Prodi c. No. HP Anggota II a. Nama Lengkap/NIM b. Jurusan/ Prodi c. No. HP Anggota III a. Nama Lengkap/NIM b. Jurusan/ Prodi c. No. HP Anggota IV a. Nama Lengkap/NIM b. Jurusan/ Prodi c. No. HP Anggota V a. Nama Lengkap/NIM b. Jurusan/ Prodi c. Alamat Rumah /HP /E-mail 4. Anggota Luar Kampus (Pendukung) a. Nama Lengkap b. Universitas c. NIM c. Jurusan d. No. HP

: Rancang Bangun Alat Penyedia Listrik dan Air Bersih untuk Kondisi Darurat Banjir : Rizky Anugrah : 011100300 : Teknokimia Nuklir : Teknokimia Nuklir : STTN-BATAN : Sombomerten, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta : 087858789629

: Julian Fajarianto / 011100289 : Teknokimia Nuklir : 082184733523 : Pandu Dwi Cahya Perkasa / 011100294 : Teknokimia Nuklir : 085736742743 : Rida Ferliana / 011100296 : Teknokimia Nuklir : 085369533951 : Giezzela / 011100287 : Teknokimia Nuklir : 085769116503 : Andri Saputra / 011100283 : Teknokimia Nuklir : 08982108041

: Iwan Rahmat : Sekolah Tinggi Teknologi Nasional : 210009033 : Teknik Mesin : 089650341084

RANCANG BANGUN ALAT PENYEDIA AIR BERSIH UNTUK KONDISI DARURAT BANJIR

R.A.Putra1, J.Fajarianto1, Pandu.D.C.P1, Rida.F1, Giezzela1, Andri Saputra1, Iwan Rahmat2

1. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional


2. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional

ABSTRAK RANCANG BANGUN ALAT PENYEDIA AIR BERSIH UNTUK KONDISI DARURAT BANJIR. Air merupakan unsur utama bagi kehidupan manusia dan makhluk hiduplainnya. Sebagian besar penduduk dunia terutama di negara-negara berkembang menderita berbagai penyakit akibat kekurangan air atau oleh air yang tercemar. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dua miliar orang kini menyandang risiko menderita penyakit perut (diare) yang disebabkan oleh air dan makanan. Salah satu upaya untuk penyediaan air adalah dengan memanfaatkan distilator tenaga surya (solar energy). Pemanfaatan tenaga surya untuk destilasi air kotor menjadi air bersih (layak konsumsi) merupakan bentuk pemanfaatan energi alternatif. Pemanfaatan energi alternatif merupakan suatu bentuk pengamalan UUPLH No.23 Tahun 1997, khususnya pasal 4 huruf e yang berbunyi " Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana". Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data kemampuan destilator tenaga surya dalam memproduksi air tawar dari air laut, meliputi data kuantitas, kualitas, jumlah orang yang dapat dilayani dan efisiensi destilator.model penelitian yang digunakan adalah melakukan perancangan alat destilasi dengan memanfaatkan tenaga surya, dan melakukan analisis unjuk kerja alat yang telah dibuat. Sampel berasal dari air yang kotor (tidak layak konsumsi) yang diambil dari sekitar kampus STTN-BATAN Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan selama 6 (enam) bulan mulai dari Mei hingga November. Dari penelitian ini diharapkan nantinya suatu daerah yang kekurangan sumber air bersih (layak konsumsi), dapat terbantu dengan memanfaatkan alat ini. Selain itu daerah paska bencana terutama bencana banjir yang notabene kesulitan dalam hal ketersediaan air bersih, dapat juga memanfaatkan alat ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak penghujung tahun 2013, berbagai bencana melanda sejumlah wilayah Indonesia mulai dari banjir, longsor, angin puting beliung, gelombang laut yang tinggi, hingga gunung meletus. Musibah ini ternyata belum berakhir hingga awal tahun 2014, bahkan berpotensi masih akan terus terjadi. Contohnya bencana banjir yang masih terus terjadi, bahkan terus meluas. Pada awal Maret 2014, berdasarkan tempo.co, pemukiman warga di bantaran Kali Ciliwung di Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, kembali terendam banjir. Banjir merupakan bencana tahunan yang menimpa wilayah Indonesia terutama melanda kota metropolitan, Jakarta. Walaupun banjir mendatangkan air yang melimpah ruah namun bencana banjir sendiri menyebabkan kurangnya pasokan air bersih. Hal ini disebabkan oleh air yang dibawa banjir dicemari oleh sampah dan limbah lainnya. Selain itu di wilayah banjir sering terjadinya pemadaman listrik. Listrik yang telah menjadi kebutuhan sehari-hari harus dipadamkan oleh pihak PLN. Hal ini bertujuan agar tidak terjadinya konsleting karena tingginya air/luapan banjir. Banjir seperti menjadi suatu bencana yang sudah biasa terjadi. Hal ini tampak dari warga Jakarta yang sudah terbiasa dengan bencana ini. Bahkan mereka tetap tinggal dan menetap di daerah rawan banjir dengan alasan sulitnya mencari tempat tinggal di daerah kota besar tersebut. Walaupun banjir kali ini lebih terkendali dibanding tahun 2012 seperti apa yang disampaikan wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja namun masih ada sejumlah daerah seperti Daan Mogot, Jalan Panjang, dan Angke yang belum bisa terbebas dari banjir. Hal ini disebabkan oleh belum selesainya proyek normalisasi kali. Untuk menyukseskan proyek normalisasi, pemerintah merelokasi warga ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Hingga saat ini Kementerian Pekerjaan Umum bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang menyusun program bersama di bidang permukiman yang dalam hal ini salah satunya adalah pembangunan rusunawa. Hal ini sekaligus mendukung upaya menanggulangi banjir jangka panjang. Permasalahan yang timbul adalah banyak warga yang tidak mau direklokasi dengan alasan bahwa mereka masih harus menyewa rumah susun tersebut. Harga sewa rumah susun yang bisa dibilang murah masih belum setimpal dibanding dengan rumah milik mereka sendiri. Selain itu biaya sewa rumah susun masih belum termasuk biaya listrik yang mereka keluarkan setiap bulannya. Mereka bersedia direlokasi untuk proyek normalisasi asalkan diberikan ganti rugi yang setimpal apabila ada penggusuran. Oleh sebab itu, kami ingin melakukan proyek penelitian yang kami konsepkan terlebih dahulu pada kawasan rumah susun. Kami merasa perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul Rancang Bangun Alat Penyedia Air Bersih Untuk Kondisi Darurat Banjir demi kesejahteraan masyarakat dan tersukseskannya proyek normalisasi kali. Proyek yang ingin kami lakukan berbasis pemanfaatan bencana banjir itu sendiri. Secara garis besar, proyek ini dilakukan dengan mengolah air banjir menggunakan teknologi Multi Stage Flash

(MSF) Destilation sehingga diperoleh air bersih untuk keperluan rumah tangga seperti MCK, air minum dan keperluan memasak. Kemudian uap yang dihasilkan dari MSF dapat digunakan untuk pembangkit listrik yang kami sebut Net Zero Energy Building Saat terjadi pemadaman listrik, warga dapat menggunakan listrik yang berasal dari teknologi ini. Selain itu, listrik yang dihasilkan ini juga dapat digunakan untuk menekan konsumsi listrik negara. Misalnya saja, listrik dengan teknologi ini baru digunakan pada jam tinggi pemakaian listrik yaitu dari pukul 17.00 0500. Dengan demikian konsumsi listrik dari PLN dapat dikurangi sehingga biaya pengeluaran rumah susun lebih rendah. Kami berharap semoga proyek ini dapat terealisasikan dan dapat membantu menyelesaikan masalah yang ada. Selain itu, kami memohon bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak agar proyek ini bisa berjalan dengan baik. Mari kita bantu sedikit problema yang tak kurun selesai ini. Karena kami yakin dengan sedikit perubahan dan penyelesaian masalah kecil dapat membantu menyelesaikan masalah yang lebih besar. 1.2. Rumusan masalah 1. Berapa daya yang dihasilkan oleh turbo jet engine? 2. Berapa jumlah energi mekanik yang dapat di konversikan pada unit generator untuk menghasilkan listrik? 3. Berapa jumlah energi panas yang dapat digunakan sebagai unit pengolahan air dengan sistem multi stage flash? 4. Berapa persen unjuk kerja alat setiap kali beroperasi? 5. Berapa jumah orang maksimum yang dapat terpenuhi kebutuhan air dan listrik setiap harinya? 1.3 Tujuan penelitian Memperoleh data kemampuan alat desalinasi air dan penghasil listrik mandiri berbasis micro jet engine portable 1. Jumlah air bersih yang dapat diproduksi oleh alat air desalinasi air dan penghasil listrik mandiri berbasis micro jet engine portable (L/hari) 2. Kualitas air yang diproduksi oleh desalinasi air dan penghasil listrik mandiri berbasis micro jet engine portable (layak konsumsi atau tidak) 3. Jumlah listrik yang dihasilkan oleh alat desalinasi air dan penghasil listrik mandiri berbasis micro jet engine portable. 4. Besaran efisiensi desalinasi air dan penghasil listrik mandiri berbasis (%) 5. Jumah orang maksimum yang dapat terpenuhi kebutuhan air dan listrik setiap harinya

1.4 Manfaat Penelitian Alat ini mempunyai beberapa manfaat yang dapat diperoleh, antara lain: 1.4.1 Untuk Mahasiswa Dengan adanya alat ini, mahasiswa dapat menambah atau memperdalam pengetahuannya dalam hal pengolahan air dan alternatif pemenuhan energi listrik secara mandiri. 1.4.2 Untuk Masyarakat 1. Dengan adanya alat ini makadapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan terhadap air bersih dan listrik secara mandiri terutama untuk kondisi darurat banjir 2. Alat ini dapat diaplikasikan untuk daerah pesisir yang terpencil

BAB II STUDI PUSTAKA

2.1. Pengertian Gas Tubine Turbin gas merupakan mesin penggerak mula yang menggunakan udara sebagai fluida kerja. Udara ini lalu akan melewati kompresor sehingga tekanannya meningkat. Selanjutnya, udara bertekanan ini digunakan sebagai udara pembakaran, sehingga temperatur udara akan meningkat setelah terjadi pembakaran, dimana gas hasil pembakaran akan menggerakkan turbin, dan akan berulang secara kontinu. Pada sistem turbin gas, kompresor dan turbin berada dalam satu poros. Gas hasil ekspansi turbin akan daya yang lebih besar, dapat digunakan untuk menggerakan poros lain ataupun digunakan untuk keperluan lain, seperti pembangkit daya, penggerak dan lain-lain. Turbin Gas terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: kompresor (compressor ), ruang bakar (combustion chamber ), dan turbin (turbine). Skema sederhana pada sistem turbin gas ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Skematik Turbin Gas

2.1.1 Prinsip Kerja Gas Turbine Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk ke dalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan

sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dan lain-lain. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust). Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut: Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan udara kemudian di bakar. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui nozel (nozzle). Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran pembuangan. Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugiankerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:

Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure losses) di ruang bakar.

Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.

Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.

Adanya mechanical loss, dsb.

2.1.2 Siklus Kerja Gas Turbine Turbin gas beroperasi dengan menggunakan siklus termodinamika Brayton.Siklus ideal Brayton memenuhi Hukum I Termodinamika, dimana diasumsikan tidak terjadi perubahan pada energi kinetik dan potensial,

Gambar 2. Siklus Brayton 2.1.3 Macam-macam Gas turbine 2.1.3.1 Turbo prop engine Pada awal perkembangan mesin, umumnya pesawat komersial menggunakan sistem penggerak turbo propeller atau yang biasa disebut dengan turbo prop. Jenis turbo prop memiliki sistem tidak jauh berbeda dengan turbo jet, akan tetapi energi (thrust) dihasilkan oleh putaran propeller sebesar 85 %, dimana putaran propeller ini digerakkan oleh turbin yang menerima ekspansi energi dari hasil pembakaran, sisanya 15 % menjadi exhaust jet thrust (hot gas) 2.1.3.2 Turbo jet engine Pengembangan mesin penggerak pesawat mengalami kemajuan sangat pesat dengan dikembangkannya mesin jenis turbo jet , di mana propeller yang berfungsi untuk menghisap udara dan menghasilkan gaya dorong digantikan dengan kompresor bertekanan tinggi yang tertutup casing, mesin menyatu dengan ruang bakar dan turbin engine. Dari gambar di bawah terlihat bagian-bagian dari mesin turbo jet, yang terdiri dari air inlet (saluran udara), sirip kompressor rotor dan stator, saluran bahan bakar (fuel inlet), ruang pembakaran (combuster chamber), turbin dan saluran gas buang (exhaust). Tenaga gaya dorong ( thrust ) 100 % di hasilkan oleh exhaust jet thrust. 2.1.3.3 Turbo Engine Fan Turbo Fan adalah jenis mesin yang termodern saat ini yang menggabungkan teknologi Turbo prop dan Turbo Jet. Mesin ini sebenarnya adalah sebuah mesin by-

pass dimana sebagian dari udara dipadatkan dan disalurkan ke ruang pembakaran, sementara sisanya dengan kepadatan rendah disalurkan sekeliling bagian luar ruang pembakaran (by-pass). Sekaligus udara tersebut berfungsi untuk mendinginkan engine. Tenaga gaya dorong (thrust) terbesar dihasilkan oleh fan (baling-baling/blade paling depan yang berukuran panjang), menghasilkan thrust sebesar 80 % (secondary airflow), dan sisanya 20 % menjadi exhaust jet thrust (hot gas). Sepintas mesin turbo fan ini mirip turbo prop, namun baling-baling depan dari turbo fan memiliki ruang penutup (casing /fan case). 2.1.3.4 Ramjet Engine Ramjet merupakan suatu jenis mesin dimana apabila campuran bahan bakar dan udara yang dipercikkan api akan terjadi suatu ledakan, dan apabila ledakan tersebut terjadi secara kontinyu maka akan menghasilkan suatu dorongan (thrust). Mesin Ramjet terbagi atas empat bagian, yaitu: saluran masuk (nosel divergen) bagian untuk aliran udara masuk, ruang campuran merupakan ruang campuran antara udara dan bahan bakar supaya bercampur secara sempurna, combustor merupakan ruang pembakaran yang dilengkapi dengan membran, yang mana berfungsi untuk mencegah tekanan balik, saluran keluar (nosel konvergen) yang berfungsi untuk memfokuskan aliran thrust, menahan panas dan meningkatkan suhu pada combustor. 2.1.3.5 Turboshaft engine Mesin Turboshaft sebenarnya adalah mesin turboprop tanpa baling-baling. Power turbin-nya dihubungkan langsung dengan reduction gearbox atau ke sebuah shaft (sumbu) sehingga tenaganya diukur dalam shaft horsepower (shp) atau kilowatt (kW). 2.1.4 Komponen Utama Turbin Gas Sistem turbin gas terdiri atas 3 komponen utama, yaitu: kompresor, ruang bakar, dan turbin. Udara yang masuk ke ruang bakar terlebih dahulu akan dikompresi oleh kompresor. Udara ini sebelumnya di suplai oleh blower. Udara setelah proses kompresi selanjutnya akan masuk ke ruang bakar dan dicampur oleh bahan bakar, dan keberadaan pemantik akan membuat terjadinya pembakaran. Gas hasil pembakaran ini lalu keluar melalui turbin.

2.1.4.1 Kompresor Kompresor yang biasa digunakan pada turbin gas terdiri dari dua jenis,yaitu kompresor aksial dan kompresor sentrifugal.

2.1.4.1.1 Kompresor aksial Kompresor aksial beroperasi dengan mengkompres fluida kerja dengan memberikan percepatan fluida kerja lalu mendifusikannya untuk menghasilkan kenaikan tekanan yang diinginkan. Percepatan dihasilkan dari baris sudu yangberputar (impeller/rotor), dan didifusikan oleh baris bilah diam (stator). Proses difusi akan menurunkan kecepatan fluida dan mengarahkannya menuju sudu berikutnya setelah melewati rotor tanpa terjadinya turbulensi sehingga energi yang dihasilkan dari kecepatan dapat dikonversi menjadi energi tekanan, yang ditunjukkan melalui peningkatan tekanan. Satu buah rotor dan satu buah stator membentuk satu tahap kerja pada kompresor aksial, yang sering kali terdiri atas beberapa tahap kerja (bertingkat). Bahkan, kadang kala terdapat baris bilah tetap tambahan pada inlet agar fluida masuk dengan arah (sudut) yang sesuai(IGV=inlet guide vanes), serta diffuser tambahan pada stator untuk mengendalikan kecepatan alir fluida ketika masuk ke ruang bakar. Pada kompresor aksial, semakin banyak tingkat, maka peningkatan tekanan juga akan semakin besar. Kompresor bertingkat ini banyak digunakan pada mesin jet modern (multistage compressor ). Tingkatan pada kompresor dibutuhkan pada kompresor jenis ini karena perbedaan tekanan yang kecil pada setiap tahapnya (1,1:1 sampai dengan 1,4:1). Kecilnya rasio peningkatan tekanan untuk setiap tahapnya berarti efiiensi yang tinggi serta proses perancangan yang lebih sederhana. Secara umum, banyak tingkat yang biasa digunakan berkisar antara 6-10, namun kompresor aksial dengan 19 tingkat juga sudah banyak digunakan. Selama 40 tahun terakhir, kapasitas tekanan telah meningkat dengan pesat, dari rasio 5:1 telah berkembang hingga 12:1, dan terus berkembang hingga menjadi lebih dari 40:1. Pada perancangan sudu pada kompresor aksial, yang perlu mendapat perhatian adalah faktor aerodinamika Airflow pada bilah; yaitu kecepatan tumbukan udara terhadap bilah serta sudut tumbukan antara udara dan bilah. Apabila sudut tumbukan terlalu tajam, Airfow tidak akan mengikuti permukaan bilah, hal ini akan mereduksi lift dan memperbesar drag. Apabila sudut tumbukan terlalu tumpul, airflow akan terpencar dari permukaan bilah. Hal ini juga akan meningkatkan drag. Apabila kecepatan bilah

relatif terhadap aliran udara terlalu tinggi, aliran yang terjadi akan bersifat turbulen, hal ini akan meningkatkan drag. Setiap bilah pada kompresor disebut sebagai airfoils. Airfoils merupakan komponen berkurva yang terdiri dari dua bagian, yaitu convex dan concave. Bagian concave merupakan bagian tekanan, sedangkan bagian convex merupakan bagian hisap. Adapun kekurangan kompressor axial: a) Untuk laju udara yang stabil, efisiensi kompresor sentrifugal lebih kecil bila dibandingkan dengan kompresor aksial. b) Laju alir kecil

2.1.4.1.2 Kompresor Sentrifugal Kompresor aksial merupakan jenis kompresor dimana fluida kerja bertekanan akan mengenai sudu secara radial, yang selanjutnya akan membuat sudu berputar. Hal ini berbeda dengan kompresor aksial dimana fluida bertekanan akan mengenai sudu dalam arah aksial. Walaupun juga digunakan untuk meningkatkan nilai tekanan, namun antara kompresor aksial dan sentrifugal terdapat perbedaan dasar dalam aplikasinya. Secara umum, kompresor sentrifugal digunakan ketika dibutuhkan rasio tekanan yang tinggi dan laju alir yang rendah, kebalikan dari kompresor aksial yang menghasilkan rasio tekanan rendah dan laju alir yang besar maka karakteristik kerja kompresor sentrifugal juga berbeda dibandingkan dengan kompresor aksial. Karakteristik ini terutama tampak pada arah aliran fluida yang radial dengan beda sudut sebesar 90 dibandingkan dengan arah aliran aksial. Arah aliran fluida yang masuk akan dirubah sebesar 90 , selain waktu kontak fluida dengan impeller untuk satu tingkat kerja juga lebih besar dibandingkan dengan kompresor aksial. Namun, dengan digunakannya kompresor sentrifugal, rasio tekanan yang diperoleh dapat lebih besar dari pada kompresor aksial untuk satu tingkat. Apabila kompresor aksial hanya menghasilkan rasio tekanan sebesar 1,1:1 untuk satu tingkat, maka kompresor sentrifugal dapat menghasilkan 4:1 bahkan hingga12:1. Putaran rotor untuk mendapatkan nilai yang optimum ada pada rentang 60<Ns> 1500. Selain rasio tekanan yang lebih besar, kompresor jenis ini juga memiliki beberapa kelebihan lain, antara lain: kinerja yang halus, toleransi yang besar pada fluktuasi proses, serta

kehandalan yang tinggi. Hal ini membuat kompresor jenis ini lebih mahal dibandingkan kompresor aksial Kompresor sentrifugal terdiri dari satu atau lebih tahap kerja, yang masingmasing terdiri dari sudu impeller yang berputar dan diffuser yang diam. Pada kompresor sentrifugal, impeller terdiri dari sudu-sudu dengan arah kerja radial yang terhubung pada hub. Berputarnya sudu kompresor disebabkan oleh fluida bertekanan yang melewati impeller Sudu impeller merupakan salah satu komponen vital pada kompresor sentrifugal karena sangat berpengaruh pada tekanan fluida serta arah aliran fluida menuju diffuser untuk selanjutnya menuju ruang bakar. Bentuk sudu yang berbeda akan menghasilkan karakteristik tekanan dan arah aliran yang berbeda pula. Secara umum, terdapat tiga jenis bentuk sudu pada kompresor.

Gambar 3. Macam-macam sudu pada kompresor Rugi-rugi pada komprersor sentrifugal pada kompresor sentrifugal, rugi-rugi yang terjadi dapat diuraikan dalamdua kategori, yaitu: rugi pada rotor dan rugi pada difuser.

Rugi-rugi pada rotor 1. Rugi karena daya kejut pada rotor. Rugi-rugi ini terjadi pada area masuk rotor. Desain dari area masuk sudu dapat menghindarkan terjadinya beban kejut saat udara masuk, dan secara bertahap dialirkan menuju ketebalan sudu untuk menghindarkan beban kejut terjadi. Apabila permukaan sudu rusak, akan terjadi beban kejut. 2. Incidence Loss. Rugi ini terjadi apabila terjadi pada keadaan di luar ruang lingkup perancangan (off-design point), yaitu ketika sudut kemiringan sudu yang kurang sesuai sehingga mereduksi aliran. 3. Rugi karena gesekan pada disc. Rugi ini terjadi karena torsi akibat gesekan yang dihasilkan pada bagian belakang rotor. Rugi ini juga dapat disebabkan karena perekat (seal) dan bantalan. 4. Diffusion-blading loss. Rugi ini terjadi karena penurunan kecepatan yang terjadi pada lapisan batas. Hal ini akan menyebabkan terjadinya pemisahan pada aliran (flow separation) 5. Clearance Loss. Rugi ini disebabkan karena timbulnya gaya Coriolis. Perbedaan kecepatan antara sudu yang menggerakkan dengan sudu yang digerakkan akan menyebabkan terjadinya percepatan Coriolis. Fenomena ini dapat dinetralisir oleh jarak antara impeller dengan casing. Terjadinya perbedaan tekanan pada impeller dan casing akan menyebabkan rugi ini 6. Skin Friction Loss. Rugi ini timbul karena gaya geser pada dinding impeller yang disebabkan oleh gesekan yang turbulen.

Rugi-rugi pada stator 1. Recirculating Loss. Rugi ini timbul karena aliran balik menuju keluaran impeller dan merupakan fungsi dari sudut udara keluar. Apabila laju udara menurun, sudut alir keluar akan meningkat. 2. Wake-mixing loss. Rugi ini timbul dari sudu impeller dan menyebabkan timbulnya vaneless space di belakang rotor. 3. Vaneless diffuser loss. Rugi ini terjadi pada vaneless diffuser dan terjadi karena gesekan dan sudut alir absolut 4. Vaned diffuser loss. Terjadi karena pembebanan pada sudu dan rasio vane less space. 5. Rugi keluaran. Rugi ini diasumsikan terjadi karena 0.5 dari energi kinetik yang meninggalkan vane terbuang.

Adapun kelebihan kompressor sentrifugal: a) Lebih stabil pada laju alir udara yang bervariasi dibandingkan kompresor aksial b) Perubahan efisiensi yang kecil c) Rasio tekanan lebih besar

2.1.4.2 Ruang Bakar Ruang bakar merupakan tempat terjadinya pembakaran dimana udara hasil kompresi bercampur dengan bahan bakar. Ruang pembakaran dari turbin gas merupakan rekayasa perangkat yang kompleks dicirikan oleh berlangsungnya serangkaian proses physicochemical antara lain: berlangsung dinamika gas non stasioner, pembakaran turbulen dari berbagai jenis bahan bakar, panas dan pertukaran massa, serta pembentukan oksida NOx, CO, dan lain-lain. Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem pembakaran ini terdiri dari komponenkomponen berikut yang jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-komponen itu adalah : 1. Combustion Chamber , berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuranantara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk. 2. Combustion Liners, terdapat di dalam combustion chamber yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembakaran. 3. 4. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam combustion liner. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar. 5. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas. 6. 7. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber. Flame Detector , merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses pembakaran terjadi.

2.1.4.3 Turbin Turbin merupakan komponen yang tidak terpisahkan pada turbin gas.Pembakaran yang terjadi pada ruang bakar akan diekspansi dengan menggunakan turbin. Setelah keluaran turbin ini, sistem turbin gas dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti pesawat terbang, sumber daya untuk turbin daya pada pembangkit listrik, sampai dengan pemanfaatan gas hasil ekspansi yang masih bertemperatur tinggi untuk keperluan lainnya. Seperti halnya kompresor,terdapat dua jenis turbin, yaitu turbin aksial dan turbin radial.

2.1.4.3.1 Turbin Aksial Turbin aksial merupakan jenis turbin yang banyak pada fluida mampu-mampat. Turbin jenis ini juga merupakan jenis turbin yang paling banyak digunakan pada sistem turbin gas berdaya besar karena lebih efisien dari pada turbin radial pada berbagai rentang operasi., yang terdiri dari dua jenis, yaitu turbin impuls dan turbin reaksi. Turbin aksial dirancang dengan faktor kerja yang tinggi, yang ditunjukkan dengan rasio tingkat kerja kuadrat terhadap kecepatan sudu, yang berpengaruh pada tingkat kebisingan kerja, dimana fluida masuk dan keluar turbin dengan arah radial. Turbin aksial terdiri dari dua bagian utama, yaitu nosel dan sudu. Fluida pertama kali akan masuk turbin melewati nosel dimana pressure drop terjadi sehingga akan melewati sudu dengan kecepatan tinggi. Turbin aksial terdiri dari dua jenis, yaitu tubin impuls dan turbin reaksi. Turbin impuls merupakan jenis yang paling sederhana, terdiri atas barisan nosel dan barisan sudu. Fluida diekspansi pada nosel, dimana energi termal dikonversi menjadi energi kinetik. Dengan: v = kecepatan fluida (m/s) h = tinggi fluida (m) Turbin impuls memiliki derajat reaksi nol. Derajat reaksi berarti seluruh penurunan entalpi yang terjadi menuju nosel, dan kecepatan alir fluida setelah keluar dari nosel menjadi sangat tinggi, atau dengan kata lain pada turbin impuls tidak terjadi perubahan entalpi. Turbin Reaksi merupakan jenis turbin aksial yang paling banyak digunakan. Pada turbin reaksi, baik nosel dan sudu berfungsi sebagai nosel ekspansi. Kecepatan fluida yang dihasilkan pada turbin reaksi lebih rendah daripada turbin impuls, karena pada turbin reaksi terjadi peruban entalpi. .................................................................................................................(1)

2.1.4.3.2 Turbin Radial Turbin radial pertama kali digunakan pada tahun 1930-an dengan aplikasi pada mesin jet pesawat, yang dikombinasikan dengan kompresor sentrifugal. Kombinasi antara kompresor radial dan turbin radial dilakukan karena keduanya memiliki karakteristik aliran yang sama sehingga dapat dihasilkan efisiensi yang lebih tinggi. Saat ini, kombinasi antara kompresor dan turbin radial diaplikasikan pada turbo charger, yang banyak digunakan di motor torak.

Gambar 4. Turbo charger Keuntungan terbesar dari turbin radial dibandingkan dengan turbin aksial adalah kerja yang dihasilkan oleh turbin radial dalam satu tingkat sama dengan 2 tingkat atau lebih pada turbin aksial. Keunggulan ini dikarenakan antara lain kecepatan alir yang terjadi pada ujung sudu lebih besar daripada turbin aksial. Keuntungan ini menyebabkan biaya yang lebih rendah, meskipun nilai efisiensi yang dapat dicapai lebih rendah dibandingkan dengan turbin aksial. Sementara parameter yang perlu diperhatikan antara lain: fluktuasi tekanan, turbulensi pada lapisan batas, ketidakteraturan aliran pada rotor, dan kebisingan. Komponen pada turbin radial dapat ditunjukkan Pada turbin radial, sudu merupakan bagian integral dan menghasilkan gaya normal pada aliran fluida. Pada unjuk kerjanya, turbin radial juga memiliki rugi-rugi, yang terdiri dari rugi internal dan eksternal .Unjuk kerja turbin radial kerja yang dihasilkan oleh turbin radial ditentukan oleh beberapa parameter, antara lain: pengaturan putaran, rasio tekanan, dan temperatur masuk turbin. Ketidaksesuaian pada karakteristik-karakteristik ini menyebabkan unjuk kerja turbin tidak berada pada design point. Untuk mengetahui karakteristik dari laju turbin, diperlukan suatu proses komputasi dengan manganalisa aliran pada sudu.

Rugi Internal: 1) Pembebanan pada sudu atau rugi pada difusi (Blade Loading or diffusionloss). Rugi-rugi ini terjadi pada impeller karena kecepatan fluida yang berkurang ketika menuju difuser. Semakin kecil laju alir, maka rugi-rugi ini akan semakin besar. Rugi-rugi ini bernilai antara 7% -12%. 2) Gesekan (frictional loss). Rugi-rugi karena gaya geser pada permukaan, nilainya bergantung pada laju alirnya, berkisar antara 1-2%. 3) Rugi Sekunder (secondary loss). Diakibatkan karena pergerakan fluida pada lapisan batas yang arahnya berlainan dengan arah aliran, bernilai kurang dari 1%. 4) Clearance Loss. Rugi-rugi karena aliran yang melewati antara dari sudu tetapdan sudu putar merupakan fungsi dari tinggi dan jarak antar sudu. Semakin kecil tinggi sudu, semakin besar rugi-rugi ini, berkisar antara 1-2% 5) Rugi Panas (heat loss). Rugi-rugi karena panas menuju dinding karena proses pendinginan. 6) Incidence Loss. Rugi-rugi karena kekurangakuratan dari perancangan, bernilai 0,5-1,5%. 7) Rugi Keluaran ( Exit Loss). Rugi-rugi ketika fluida keluar dari turbin. Bernilai2-5% Rugi Eksternal Rugi eksternal pada turbin radial disebabkan oleh gesekan fluida dengan sudu,bernilai 0,5%. Rugi karena seal, bantalan bernilai antara 5-9%.

2.2.1 Listrik 2.2.1.1 Pengertian Arus Listrik Adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan arus listrik adalah Ampere. Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.

Gambar 5. Arah arus listrik dan gerakan elektron

1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 624x1016 (6,24151 1018) atau sama dengan 1 Coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor Formula arus listrik adalah: I=Q/t(ampere)..........................................................................................................................(2) Dengan: I Q T = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere = besarnya muatan listrik, coulomb = waktu, detik

2.2.1.2 Kuat Arus Listrik Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu. Definisi : Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118 milligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik. Rumus rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu: Q=I x t......................................................................................................................................(3) I = Q / t.....................................................................................................................................(4) t = Q / I.....................................................................................................................................(5) Dengan : Q I t = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb = Kuat Arus dalam satuan Amper. = waktu dalam satuan detik.

Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik. Muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan coulomb (C), muatan proton +1,6x10-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x10-19C. Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik. 2.2.1.3 Rapat Arus Difinisi : rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm luas penampang kawat.

Gambar 6. Kecepatan arus listrik Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas penampangnya. Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm, maka kerapatan arusnya 3A/mm (12A/4 mm), ketika penampang penghantar mengecil 1,5mm, maka kerapatan arusnya menjadi 8A/mm (12A/1,5 mm). Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar dipertahankan sekitar 300C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar Arus (KHA).

Gamabar 7. Kemampuan Hantar Arus (KHA) Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm, 2 inti kabel memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus 8,5A/mm. Kerapatan arus berbanding terbalik dengan penampang penghantar, semakin besar penampang penghantar kerapatan arusnya mengecil. Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan penampang kawat: ...................................................................................................................................(6) .................................................................................................................................(7)

.....................................................................................................................................(8) Dengan: J I A = rapat arus [ A/mm] = kuat arus [ Amp] = luas penampang kawat [ mm]

2.2.1.4 Tahanan dan Daya Hantar Penghantar Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan aluminium memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan atom, setiap atom terdiri proton dan elektron. Aliran arus listrik merupakan aliran elektron. Elektron bebas yang mengalir ini mendapat hambatan saat melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan elektron dengan atom dan ini menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat menghambat yang terjadi pada setiap bahan. Tahanan didefinisikan sebagai berikut : 1 (satu Ohm) adalah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan penampang 1 mm pada temperatur 0 C. Daya hantar didefinisikan sebagai berikut: Kemampuan penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus listrik. Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus: R = 1/G....................................................................................................................................(9) G = 1/R................................................................................................................................. (10) Dengan : R = Tahanan/resistansi [ /ohm] G = Daya hantar arus /konduktivitas [Y/mho]

Gambar 8. Resistensi Konduktor Tahanan penghantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas penampangnya dan juga besarnya tahanan konduktor sesuai hukum Ohm. Bila suatu penghantar dengan panjang l, dan diameter penampang q serta tahanan jenis , maka tahanan penghantar tersebut adalah : R = x l/q .............................................................................................................................(11) Dengan : R = tahanan kawat [ /ohm] l = panjang kawat [meter/m] l = tahanan jenis kawat [mm/meter] q = penampang kawat [mm] Faktot-faktor yang mempengaruhi nilai resistant atau tahanan, karena tahanan suatu jenis material sangat tergantung pada : 1. 2. 3. 4. panjang penghantar. luas penampang konduktor. jenis konduktor. temperatur.

Tahanan penghantar dipengaruhi oleh temperatur, ketika temperatur meningkat ikatan atom makin meningkat akibatnya aliran elektron terhambat. Dengan demikian kenaikan temperatur menyebabkan kenaikan tahanan penghantar. 2.2.1.5 Potensial atau Tegangan Potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang berbeda potensialnya. dari hal tersebut, kita mengetahui adanya perbedaan potensial listrik yang sering disebut potential difference atau perbedaan potensial. Satuan dari potential

difference adalah Volt. Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu joule untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb. Formulasi beda potensial atau tegangan adalah: V = W/Q [volt]......................................................................................................................(12) Dengan: V W Q = beda potensial atau tegangan, dalam volt = usaha, dalam newton-meter atau Nm atau joule = muatan listrik, dalam coulomb

RANGKAIAN LISTRIK Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Adanya sumber tegangan 2. Adanya alat penghubung 3. Adanya beban

Gambar 9. Rangkaian Listrik. Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan mengalir melalui beban . Apabila sakelar S ditutup maka akan mengalir arus ke beban R dan Ampere meter akan menunjuk. Dengan kata lain syarat mengalir arus pada suatu rangkaian harus tertutup. 1. Cara Pemasangan Alat Ukur. Pemasangan alat ukur Volt meter dipasang paralel dengan sumber tegangan atau beban, karena tahanan dalam dari Volt meter sangat tinggi. Sebaliknya pemasangan alat ukur Ampere meter dipasang seri, hal ini disebabkan tahanan dalam dari Amper meter sangat kecil. Alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat ukur arus listrik adalah amperemeter. 2.2.1.6 Hukum Ohm Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah sebanding dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R, atau dinyatakan dengan Rumus :

....................................................................................................................(13) ..................................................................................................................(14) .....................................................................................................................(15) Dengan: I V R = arus listrik, ampere = tegangan, volt = resistansi atau tahanan, ohm

Formula untuk menghtung Daya (P), dalam satuan watt adalah: P = I x V.....................................................................................................................(16) P = I x I x R...............................................................................................................(17) P = I x R....................................................................................................................(18)

2.2.1.7 HUKUM KIRCHOFF Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di satu titik adalah nol (I=0).

Gambar 10. Loop arus Kirchoff Jadi: I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0..........................................................................................(19) I1 + I4 = I2 + I3 + I5..............................................................................................................(20) 2.2.2 Generator Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi energi listrik. Tenaga mekanik bisa berasal dari panas, air, uap, dll. Energi listrik yang dihasilkan

oleh generator bisa berupa Listrik AC (listrik bolak-balik) maupun DC (listrik searah). Hal tersebut tegantung dari konstruksi generator yang dipakai oleh pembangkit tenaga listrik. Generator berhubungan erat dengan hukum faraday. Berikut hasil dari hukum faraday bahwa apabila sepotong kawat penghantar listrik berada dalam medan magnet berubahubah, maka dalam kawat tersebut akan terbentuk Gaya Gerak Listrik Gaya Gerak Listrik (GGL) Bila sebatang logam panjang berada di dalam medan listrik,(Eo), maka akan menyebabkan elektron bebas akan bergerak ke kiri yang akhirnya akan menimbulkan medan listrik induksi yang sama kuat dengan medan listrik (Gambar 1) sehingga kuat medan total menjadi nol. Dalam hal ini potensial kedua ujung logam menjadi sama besar dan aliran elektron akan berhenti, maka kedua ujung logam terdapat muatan induksi. Agar aliran elektron bebas berjalan terus maka harus muatan induksi ini terus diambil, sehingga pada logam tidak timbul medan listrik induksi. Dan sumber ggl (misal baterai) yang dapat membuat beda potensial kedua ujung logam harganya tetap, sehingga aliran elektron tetap berjalan. Selanjutnya sumber ggl atau sering disebut sumber tegangan), bila dihubungkan dengan perumusan medan listrik, dapat dilakukan melalui hubungan kerja. Bila dalam rangkaian tertutup ada sumber tegangan dengan ggl, muatan q mendapat tambahan energi q sehingga kerja yang dilakukan oleh medan listrik untuk menggerakkan muatan q dalam lintasan tertutup. Generator Arus Searah menghasilkan arus listrik DC karena pada konstruksi dilengkapi dengan komutator, biasanya berfungsi sebagai penguat pada generator utama di bengkel atau industri. Sedangkan Generator Arus Bolak-Balik menghasilkan arus listrik AC, hal ini disebabkan karena konstruksi pada generator menyebabkan arah arus akan berbalik pada setiap setengah putaran. 2.3.1 Pengertian Air Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi. Air dapat berubah wujud: dapat berupa zat cair atau sebutannya air, dapat berupa benda padat yang disebut es, dan dapat pula berupa gas yang dikenal dengan nama uap air. Perubahan fisik bentuk air ini tergantung dari lokasi dan kondisi alam. Ketika dipanaskan sampai 1000C maka air berubah menjadi uap dan pada suhu tertentu uap air berubah kembali menjadi air. Pada suhu yang dingin di bawah 00C air berubah menjadi benda padat yang disebut es atau salju. Air dapat juga berupa air tawar (fresh water) dan dapat pula berupa air asin (air laut) yang merupakan bagian terbesar di bumi ini. Di dalam lingkungan alam proses, perubahan wujud, gerakan aliran air (di permukaaan tanah, di dalam tanah, dan di udara) dan jenis air mengikuti suatu siklus keseimbangan dan dikenal dengan istilah siklus hidrologi (Kodoatie dan Sjarief, 2010).

Air laut merupakan air yang berasal dari laut, memiliki rasa asin, dan memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi. Rata-rata air laut di lautan dunia memiliki salinitas sebesar 35. Hal ini berarti untuk setiap satu liter air laut terdapat 35 gram garam yang terlarut di dalamnya. Kandungan garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut antara lain klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%), dan sisanya (kurang dari 1%) terdiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium, dan florida. Keberadaan garam-garaman ini mempengaruhi sifat fisis air laut seperti densitas, kompresibilitas, dan titik beku (Homig, 1978). Air dengan salinitas tersebut tentunya tidak dapat dikonsumsi. Air tawar adalah air dengan kadar garam dibawah 0,5 ppt (Nanawi, 2001). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kualitas Air dan Pengendalian Kualitas Pencemaran, Bab I Ketentuan Umum pasal 1, menyatakan bahwa : Air tawar adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil, sedangkan menurut Undang-Undang RI No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Bab I, Pasal 1), butir 2 disebutkan bahwa Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Butir 3 menyebutkan Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan atau batuan di bawah permukaan tanah. Karakteristik kandungan dan sifat fisis air tawar sangat bergantung pada tempat sumber mata air itu berasal dan juga teknik pengolahan air tersebut. 2.3.2 Pengertian Desalinasi Destilasi merupakan istilah lain dari penyulingan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi II (1995) penyulingan diartikan sebagai "proses mendidihkan zat cair dan mengembunkan uap serta menampung embun di dalam wadah yang lain". Hassan Shadily (1984) memberikan pengertian tentang destilasi sebagai "proses pemanasan suatu bahan pada pelbagai temperatur, tanpa kontak dengan udara luar ,untuk memperolah hasil tertentu". Oxford Dictionary (2003) menyebutkan bahwa : "distill is change a liquid to gas by heating it, and then cool the gas and collect the dropof liquid" atau penyulingan adalah perubahan dari cair ke bentuk gas melalui proses pemanasan cairan tersebut, dan kemudian mendinginkan gas hasil pemanasan, dan selanjutnya mengumpulkan tetesan cairan yang mengembun. Jenis dan macam destilator sangat bervariasi, tetapi menurut Meyers (1992) destilator yang lazim digunakan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis. Adapun jenis-jenis destilator dimaksud yaitu flash distilator, batch distilator dan extractive & azeotropic distilator. Flash distilator adalah jenis destilator yang bahan bakunya dimasukan secara terus-menerus, sehingga kontinuitas bahan baku dan produksinya akan terus mengalir sepanjang waktu. Batch distilator merupakan jenis destilator dimana bahan baku yang dimasukan diproses sampai dengan habis teruapkan. Setelah habis teruapkan, bahan baku berikut dimasukkan kembali.

Batch distilator sering juga disebut sebagi destilator tipe curah. Extractive & azeotropic distilator pada dasarnya sama dengan flash atau batch, yang membedakannya adalah bahwa pada jenis extractive & azeotropic distilator ini, bahan yang akan disuling dicampur dengan bahan pelarut tertentu (solvent). Solvent ini berfungsi untuk dapat dengan cepat memisahkan cairan atau minyak yang diinginkan (ekstraksi), baru kemudian diuapkan. Selanjutnya uap diembunkan dan ditampung, sebagai hasil dari proses destilasi. 2.3.3 Standard Kualitas Air Bersih Standard kualitas air adalah ketentuan-ketentuan yang biasa dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis dan gangguan dalam segi estetika (Sanropie, 1984). Secara kimia standar kualitas air bersih dibagi ke dalam lima bagian, yaitu (a) di dalam air minum tidak boleh terdapat zat-zat yang beracun, (b) tidak ada zat yang menimbulkan gangguan kesehatan, (c) tidak mengandung zat-zat kimia yang melebihi batas tertentu sehingga bisa menimbulkan gangguan teknis, dan (e) tidak boleh mengandung zat-zat kimia yang melebihi batas tertentu sehingga bisa menimbulkan gangguan ekonomi. Dengan mengacu pada persyaratan di atas, maka keberadaan zat-zat kimia masih diperbolehkan dalam air minum asalkan jumlahnya tidak melebihi batas yang telah ditentukan oleh Baku Mutu Air Minum. Secara biologis, air minum tidak boleh mengandung kuman parasit, kuman patogen, dan bakteri coli. Persyaratan bakteriologis air bersih berdasarkan kandungan jumlah total bakteri Coliform dalam air bersih setiap 100 ml air contoh menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 adalah (a) air bersih yang berasal dari selain perpipaan, kadar maksimum yang diperbolehkan untuk jumlah total bakteri Coliform setiap 100 ml air contoh jumlahnya tidak boleh melebihi 50. (b) Air bersih yang berasal dari perpipaan, kadar maksimum total bakteri Coliform tidak diperbolehkan melebihi 10 per 100 ml air contoh, sedangkan secara fisik, air bersih haruslah jernih, tidak berbau, dan tidak berwarna. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Pasal 1 menyatakan bahwa : Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

2.3.4 Pengolahan Air Tidak semua air yang terdapat di alam layak untuk dikonsumsi. Agar dapat layak dikonsumsi, diperlukan upaya pengolahan air. Upaya pengolahan air pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan dengan mengacu pada syarat kuantitas, kualitas, kontinuitas, dan ekonomis. Air laut memiliki kadar garam sekitar 33.000 mg/L, sedangkan kadar garam pada air payau berkisar 1000 3000 mg/L. Air minum tidak boleh mengandung garam lebih dari 400 mg/L. Agar air laut atau air payau bisa dikonsumsi sebagai air minum maka perlu proses pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan air laut menjadi air minum pada dasarnya adalah menurunkan kadar garam sampai dengan konsentrasi kurang dari 400 mg/lt. 2.3.4.1 Destilasi Destilasi merupakan istilah lain dari penyulingan, yakni proses pemanasan suatu bahan pada berbagai temperatur, tanpa kontak dengan udara luar untuk memperolah hasil tertentu. Penyulingan adalah perubahan bahan dari bentuk cair ke bentuk gas melalui proses pemanasan cairan tersebut, dan kemudian mendinginkan gas hasil pemanasan, untuk selanjutnya mengumpulkan tetesan cairan yang mengembun (Cammack, 2006). Salvato (1972) mengemukakan bahwa destilasi sangat berguna untuk konversi air laut menjadi air tawar. Konversi air laut menjadi air tawar dapat dilakukan dengan teknik destilasi panas buatan, destilasi tenaga surya, elektrodialisis, osmosis, gas hydration, freezing, dan lain-lain. Homig (1978) menyatakan bahwa untuk pembuatan instalasi destilator yang terpenting adalah harus tidak korosif, murah, praktis dan awet. Penelitian dan Pengembangan Permukiman telah mengembangkan destilator tenaga surya atap kaca sebagai teknologi terapan untuk penyulingan air laut. Alat ini cocok untuk daerah pantai dan daerah sulit air. Data teknis dan spesifikasi alat yang dikembangkan adalah terdiri pengumpul kalor, kaca penutup kanal kondensat, kotak kayu dan sistem isolasi. Kimpraswil (2004), mengklaim bahwa dengan destilator tenaga surya bisa dihasilkan air tawar 6-8 liter/hari, sedangkan Marsum (2004) menemukan bahwa destilator tenaga surya dengan dimensi ruang pemanas 94 cm x 48 cm, mampu menghasilkan air tawar sebanyak 1,34 2,95 l/hari atau rata-rata 1,88 l/hari. Meinawati (2010) menyatakan bahwa suatu alat desalinator air laut tipe evaporasi dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 100 cm mampu menghasilkan 93 ml air tawar per hari. Hasil tersebut diperoleh ketika radiasi yang dipancarkan matahari mencapai 398 cal/cm2/hari. Radiasi surya yang menimpa desalinator mempengaruhi total volume destilat yang dihasilkan. Semakin tinggi radiasi surya yang dapat diserap oleh air laut menyebabkan suhu air laut semakin tinggi. Jika suhu air laut semakin tinggi maka pergerakan molekul di dalamnya semakin cepat dan terjadi tumbukan antar molekul, sehingga akan semakin mempercepat proses perpindahan massa dari cairan ke gas (penguapan).

2.3.4.2 Reserve Osmosis Proses reserve osmosis menggunakan membran selektif yang dapat ditembus oleh air dari kadar garam rendah (tawar) ke kadar garam yang lebih tinggi. Dalam proses osmosis terbalik, kadar garam rendah (tawar) dipaksa mengalir menembus membran dari air dengan kadar garam tinggi menggunakan tekanan buatan. Tekanan yang diperlukan kira-kira 1500 psi (10.000 kN/m2). Sekarang teknik ini sudah berkembang pesat. Pada reserve osmosis ini terjadi tiga buah perlakuan yaitu perlakuan fisik, biologis, dan kimia. Proses pertama dari reserve osmosis meliputi operasi penyaringan yang dilakukan melalui filter pasir di ikuti oleh filter cartridge untuk memisahkan partikel berdasarkan ukurannya. Proses kedua mencakup perlakuan biologis seperti koagulan, injeksi polielektrolit, dan disinfeksi. (Migliorini, 2004) 2.3.4.3 Elektrodialisis Proses elektrodialisis prinsipnya adalah dihamburkannya ion-ion oleh tenaga potensi listrik melalui membran selektif yang dapat ditembus oleh ion tertentu. Pada metode ini, aliran listrik dialirkan melalui air oleh dua elektrode. Kedua elektrode tersebut dipisahkan satu sama lain oleh membran. Ion-ion di dalam larutan akan tertarik oleh elektrode menembus membran, sehingga air yang tertinggal menjadi bersih dari garam-garam anorganik. Air yang telah dibersihkan dengan cari ini dapat digunakan kembali atau diolah lebih lanjut. Penggunaan metode elektrodialisis mempunyai dua masalah utama dalam penanganan air limbah. Masalah pertama dikarenakan molekul organik yang tidak dapat dihilangkan dengan cara ini cenderung untuk terkumpul pada membran sehingga mengurangi efektifitas sel elektrodialisis. Masalah kedua adalah tempat untuk membuang larutan garam yang diproduksi. Karena masalah tersebut, proses ini mempunyai keterbatasan hanya dapat dilakukan di daerah dekat dengan badan air laut yang besar dimana pembuangan mungkin dilakukan (Fardiaz, 1992). Pengolahan air dengan cara ini tidak cocok digunakan karena mahalnya biaya operasional yaitu sekitar USD 325 per 1000m3 2.3.4.4 Desinfeksi Air Desinfeksi adalah membunuh bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit) yang penyebarannya melalui air. Desinfeksi dengan cara kimia dapat dilakukan dengan penambahan bahan kimia seperti unsur halogen, Cl/senyawa khlor, Br2, Ozon (O3), Phenol, KmnO4, Ocl2, dan sebagainya. (Purnawijayanti, 2001) Untuk membunuh bakteri patogen dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan penambahan bahan kimia, pemanasan, penggunaan sinar UV, dan dengan cara mekanis diantaranya dengan pengendapan, saringan pasir cepat. Faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan cara desinfeksi air adalah daya atau kekuatan

membunuh mikroorganisme patogen yang berjenis bakteri, virus, protozoa, dan cacing. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah (a) tingkat kemudahan dalam memantau konsentrasi dalam air, (b) kemampuan dalam memproduksi residu yang akan berfungsi sebagai pelindung kualitas air pada sistem distribusi, (c) Kualitas estetika (warna, rasa, dan bau) dari air yang didesinfeksi, (d) teknologi pengadaan dan penggunaan yang tersedia, dan (e) faktor ekonomi. 2.3.4.5 Multi Stage Flash (MSF) MSF proses desalinasi diperkenalkan pada awal 1950 -an . Instalasi pertama dibangun oleh Westinghouse dan itu termasuk empat tahap Flash . Sistem tertentu Ini bukan konfigurasi Flash desalinasi yang benar . Paten dari konfigurasi flash desalinasi multistage dibuat oleh Silver pada tahun 1957 (Silver , 1970). Fitur utama dari paten ini adalah optimalisasi jumlah tahap versus luas perpindahan panas. Oleh karena itu, ditemukan bahwa penggunaan sejumlah besar tahap, yaitu di atas 20 mengakibatkan biaya yang optimal untuk proses MSF . Sejak saat itu proses MSF pergi melalui sejumlah modifikasi dramatis dan perbaikan. Kapasitas produksi awal satu unit kurang dari 500 m3/d . Pada akhir 1970-an, beberapa unit dengan kapasitas yang lebih besar dari 30.000 m3/d dibangun di negaranegara Teluk. Kapasitas produksi yang besar ini merupakan prestasi yang luar biasa untuk proses MSF. Batu satu mil dicapai melalui pembangunan dan pengoperasian 50.000 m3/d unit MSF di Emirates. Pencapaian ini dibuat pada tahun 1990. Baru-baru ini, peningkatan lebih lanjut dalam kapasitas produksi MSF dibuat oleh pembangunan 75.000 m3/d unit MSF. Selain peningkatan dramatis dalam kapasitas produksi, beberapa prestasi lainnya dibuat dalam desain sistem dan operasi. Sebagai contoh, penggunaan demisters di semua tahapan flash diadopsi pada semua MSF selama tahun 1970-an. Hal ini telah mengakibatkan pengurangan salinitas produk dengan nilai-nilai di bawah 10 ppm. Selain itu, perkembangan bola membersihkan sistem online telah mengakibatkan penggunaan kurang sering membersihkan asam atau tanaman ditutup. Saat ini, MSF dapat dioperasikan untuk jangka waktu bervariasi dari 2-5 tahun sebelum perbaikan besar-besaran diperlukan ( Ettouncy , El - Dessouky , & Alatiqi , 1999), (Al - Shuaib , Al - Bahu , El - Dessouky , & Ettouncy , 1999). Pengalaman lapangan baru-baru ini menunjukkan bahwa sejumlah besar MSF yang ada telah melampaui waktu hidup yang diinginkan (Al - Zubaidi , 1987) , (Abu - Idul Fitri & Fakhoury , 1974). Beberapa MSF ini akan melalui rehabilitasi. Bahan konstruksi yang lebih efisien digunakan dalam rehabilitasi dan baru dirancang dan efisien komponen. Pengganti tersebut berlangsung di semua bidang MSF, yang mungkin termasuk sistem ventilasi, penghilang kabut, tubing, partisi, dan unit pompa. Desalinasi MSF dibagi menjadi dua model, MSF Sekali -through ( MSF - OT) dan desain Brine resirkulasi MSF (MSF -BC). Studi banding dilakukan secara mendalam ( Helal , 2004) yang meliputi desain, pemodelan steady state dan optimasi antara dua desain. MSF terdiri dari bagian penguapan (bagian pemulihan panas) dan pemanas air garam dan pengaturan tabung kondensor akan membiarkan proses berupa Panjang Tube (LT) atau Cross- Tube (CT). The Brine resirkulasi MSF terdiri dari air garam pemanas,

bagian pemulihan panas, dan bagian penolakan panas. Peran bagian penolakan adalah untuk menghapus kelebihan energi panas dari pabrik, sehingga pendinginan produk distilat dan air garam terkonsentrasi ke suhu serendah mungkin. Juga pengaturan tabung kondensor akan membiarkan proses untuk menjadi baik Panjang Tube ( LT ) - air garam resirkulasi , atau Cross- Tube ( CT ) - air garam resirkulasi . Studi lapangan MSF (Thirumeni & Deutsche 2005), (Helal, 2003) menunjukkan dengan jelas kemajuan proses selama bertahun-tahun. Penelitian menunjukkan adopsi dari berbagai bahan, pembersihan dan agen anti scalent , dan pengendali untuk meningkatkan kinerja sistem. Juga mereka menunjukkan peningkatan bertahap dalam kapasitas sistem selama bertahun-tahun, operasi terus-menerus untuk waktu yang lama, rasio kinerja tinggi, dan operasi yang lebih efisien. 2.3.5 Perpindahan Panas 2.3.5.1 Konduksi Jika pada suatu benda terdapat gradien suhu, maka akan terjadi perpindahan energi dari bagian bersuhu tinggi ke bagian bersuhu rendah. Panas mengalir secara konduksi dari dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu rendah. Menurut Rao (2001), energi berpindah secara konduksi berbanding terbalik dengan gradien suhu normal :

Jika dimasukkan konstanta proposionalitas atau tetapan kesebandingan, maka:

dimana q adalah laju perpindahan kalor dan

merupakan gradiaen suhu ke arah

perpindahan kalor. Konstanta positif k disebut konduktivitas termal kaca yaitu sebesar 1.83 , sedangkan tanda minus diselipkan agar memenuhi hukum thermodinamika, yaitu bahwa aliran mengalir ke tempat yang bersuhu rendah(J.P Holman, 1986) 2.3.5.2 Konveksi Udara yang mengalir di atas suatu permukaan panas, misalnya dalam saluran baja sebuah surya dipanasi secara konveksi. Apabila aliran udara disebabkan oleh sebuah blower, kita menyebutnya sebagai konveksi paksa dan apabila disebabkan oleh gradien massa disebut konveksi alamiah (Som,2008) Pada umumnya, perpindahan panas konveksi dapat dinyatakan dengan hukum Newton sebagai berikut:

Dengan: ( )

2.3.5.3 Radiasi Berlainan dengan mekanisme konduksi dan konveksi dimana perpindahan energi terjadi melalui perantara, pada perpindahan panas secara radiasi kalor berpindah tanpa menggunakan perantara. Mekanisme disini adalah sinaran atau radiasi elektromagnetik. Penukaran panas netto secara radiasi antara dua badan ideal atau benda hitam adalah:

dengan:

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Mei sampai dengan November 2014. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu : perancangan, pembuatan alat, dan tahap uji coba. Tahap perancangan rencananya akan dilakukan di Laboratorium STTN-BATAN Yogyakarta mulai pada bulan Mei sampai Juni 2014. Proses pembuatan alat rencananya akan dilakukan di Laboratorium STTN-BATAN Yogyakarta, pada bulan Juli sampai September 2014. Setelah alat dibuat, maka alat siap untuk dilakukan uji coba. Uji coba berupa pengujian kinerja alat yang dibuat dan pengambilan data parameter yang mempengaruhi kinerja alat akan dilakukan pada akhir bulan Oktober sampai awal bulan November 2014. 3.2 Rancangan Penelitian Keseluruhan hasil rancangan dan diagram alir rancangan disertakan pada lampiran 3.3 Obyek Penelitian Keseluruhan unit pada alat desalinasi air dan penghasil listrik mandiri berbasis micro jet engine portable 3.4 Proses Pengambilan Data Proses pengambilan data dilakukan dengan cara mengumpankan 20 Liter air keruh (tidak layak konsumsi) pada sistem desalinasi. Selama proses berlangsung dilakukan proses pengukuran suhu lingkungan, suhu di dalam sistem, dan menghitung jumlah air bersih (layak konsumsi) yang dihasilkan. Selain itu proses pengambilan data juga dilakukan melalui perhitungan jumlah listrik yang dihasilkan generator yang diputar oleh turbo jet engine dan membandingkannya dengan jumlah bahan bakar yang digunakan. 3.5 Variabel Penelitian Variabel-variabel yang berpengaruh dalam penelitian ini adalah 3.5.1 Variabel Confounding 1. 2. 3. 4. 5. Jumlah bahan bakar yang digunakan Jenis generator yang digunakan Jumlah stage MSF yang digunakan Jumlah putaran generatio yang dibutuhkan Banyaknya air yang diumpankan pada unit MSF

3.5.2 Variabel Bebas Micro Turbo Jet Engine 3.5.3 Variabel Terikat Efisiensi / unjuk kerja alat desalinasi air dan penghasil listrik mandiri berbasis micro jet engine portable

BAB IV JADWAL PENELITIAN Program penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan dari tanggal 21 Mei sampai dengan 29 Oktober 2014. Pelaksanaan penelitian sesuai dengan matriks berikut: No Kegiatan Waktu pelaksanaan Mei Juni Juli Agustus September Oktober 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 2 3

Perancan gan Alat Pembuat an Alat Uji Coba Alat

BAB VI ORGANISASI TIM PENELITI

No. 1 2 3 4 5 6 7 8

Nama Sugili Putra, M.Sc Rizky Anugrah Putra Julian Fajarianto Pandu Dwi Cahya P Rida Ferliana Giezzela Andri Saputra Iwan Rahmat

Tugas/Tanggung jawab Pembimbing Ketua Tim Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota (Pendukung)

BAB VII PEMBIAYAAN

1. Pipa tahan panas, Super Vlex, panjang 4 meter 2. Pompa aquarium, Amda 43 watt 3. Akrilik dengan tebal 0,8 cm 4. Valve tahan panas 5. Sambungan pipa tahan panas 6. Cat pilox warna hitam 7. Tabung input dan output 8. Impeler 9. Turbine 10. Unit shaft jet 11. Rumah gear 12. Generator 13. Difusser 14. Unit chambuster chamber 15. Bearing 16. Gear 17. Nozzle 18. Baut 19. Unit Chasing 20. Shaft gear box 21. Mur 22. Unit penggerak motor 23. Unit kopling 24. Perjalanan 25. Jasa 26. Lain-lain Jumlah

= Rp 300.000,00 = Rp 200.000,00 = Rp 2.500.000,00 = Rp 90.000,00 = Rp 40.000,00 = Rp 40.000,00 = Rp 60.000,00 = Rp 3.000.000,00 = Rp 850.000,00 = Rp 1.700.000,00 = Rp 1.200.000,00 = Rp 2.000.000,00 = Rp 850.000,00 = Rp 1.500.000,00 = Rp 500.000,00 = Rp 3.000.000,00 = Rp 800.000,00 = Rp 24.000,00 = Rp 500.000,00 = Rp 1.200.000,00 = Rp 42.000,00 = Rp 500.000,00 = Rp 700.000,00 = Rp 3.900.000,00 = Rp 4.500.000,00 = Rp 7.575.000,00+ = Rp 37.601.000,00

DAFTAR PUSTAKA Anonim (2004), Peraturan Perundang-undangan, Focusmedia, Bandung. Anonim (2003), Oxford Dictionary, New Edition, Oxford University Press. Anonim (1995), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta. HarjaSoemantri, K (2002), Hukum Tata Lingkungan, Edisi VII, Gadjah Mada Uninersity Press, Yogyakarta. Irianto, K. dan Waluyo, K. (2004), Gizi dan Pola Hidup Sehat, CV Yrama Widya,Jakarta. Lakitan, B. (2004), Dasar-dasar klimatologi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Linsley, RK dan Franzini, BJ. (1995), Teknik sumber daya air, Penerbit Erlangga,Jakarta. Meyers, R.A. (1992), Encyclopedia of physical science and technology, 2nd edition Volume 5, Academic press, New York. Sanropie, D., Sumini, AR.,Margono, Sugiharto, Purwanto, S., Ristanto, B. (1984), Penyediaan air bersih, Pusdiknakes Depkes RI, Jakarta Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 16 h. Kodoatie, R. J. dan Roestam, S. 2010. Tata ruang air. Andi. Yogyakarta. 539 h. Meinawati, R. 2010. Rancang Bangun Desalinator Air Laut Tipe Evaporasi. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. 50 h. Migliorini, G dan Elena, L. 2004. Seawater reverse osmosis plant using the pressure exchanger for energy recovery: a calculation model. Desalination. 165: 289 298. Salvato, J. A. 1972. Environmental engineering and Ssnitation, Wiley-Interscience. University of California. 919 h. Sanropie, D. et,al. 1984. Pedoman Bidang Studi Penyediaan Air Bersih. APK-TS Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga dan Sanitasi Pusat. Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 349 h. Holman, J.P. 1994. Perpindahan Kalor. Jakarta: Pt.Gelora Aksara Pratama

LAMPIRAN

Gambar Rancang Bangun Alat

Rencana Anggaran

Rekapitulasi biaya yang diusulkan: No Uraian 1 Bahan dan Peralatan 2 Jasa 3 Perjalanan 4 Lain-Lain Jumlah 1. Bahan Dan Peralatan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Nama Barang pipa tahan panas, Super Vlex, panjang 4 meter popma aquarium, Amda 43 watt akrilik dengan tebal 0,8 cm valve tahan panas sambungan pipa tahan panas cat pilox warna hitam tabung input dan output impeler turbine unit shaft jet Rumah gear Generator Difusser unit Chambuster Chamber bearing gear Nozzle Baut unit chasing shaft gear box mur unit penggerak motor unit koplling Jumlah Jumlah 2 1 1 6 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 10 6 2 8 1 3 14 1 1 Harga Satuan Rp 150.000 Rp Rp 200.000 Rp Rp Rp Rp Rp 15.000 10.000 20.000 30.000 Rp Rp Rp Rp Jumlah 300.000 200.000 Rp2.500.000 90.000 40.000 40.000 60.000 Rp3.000.000 Rp850.000 Rp1.700.000 Rp1.200.000 Rp2.000.000 Rp850.000 Rp1.500.000 500.000 3.000.000 800.000 24.000 Rp500.000 1.200.000 42.000 Rp500.000 Rp700.000 21.596.000

Jumlah (Rp) 21.596.000,00 4.500.000,00 3.900.000,00 7.575.000,00 37.601.000,00

Rp50.000 Rp500.000 Rp400.000 Rp3.000

Rp Rp Rp Rp

Rp400.000 Rp Rp3.000 Rp

Rp

2. Jasa No Tujuan 1 Jasa pengelasan 2 Pencetakan logam 4 Sewa mesin bubut Jumlah

Volume 1 5 2

Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp) 3.000.000,00 3.000.000,00 200.000,00 1.000.000,00 250.000,00 500.000,00 4.500.000,00

3. Perjalanan No 1 2 3 Tujuan Transportasi ke Bengkel Las Laporan Triwulan ke Ristek Transportasi ke tempat pencetakan logam Ceper, Klaten, Jawa Tengah Jumlah Volume 1 3 2 Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp) 500.000,00 500.000,00 1.000.000,00 3.000.000,00 200.000,00 400.000,00 3.900.000,00

4. Lain-lain No 1 2 Uraian Kegiatan Pengujian Laboratorium Bahan Bakar guna pengujian mesin (gas LPG 3 kg) 2 Biaya tak terduga Jumlah Volume 3 5 1 Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp) 1.500.000,00 4.500.000,00 15.000 75.000,00 3.075.000,00 3.075.000,00 7.575.000,00

Anda mungkin juga menyukai