Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
ABSTRAK
DAMPAK PENCEMARAN AIR BAGI KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
PENGAMATAN ILMU LINGKUNGAN BAGI MAHASISWA
TEKNIK SIPIL STT - PLN JAKARTA BARAT
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui dampak pencemaran air bagi kesehatan
manusia dan pengaruh pada lingkungan sekitarnya dan memberikan pemecahan masalah yang
ada. Tidak sedikit masyarakat saat ini yang menggunakan air yang telah tercemar untuk
kebutuhan sehari-harinya. Alasan tersebut ialah kurangnya pasokan air bersih yang ada di sekitar
lingkungan masyarakat tersebut. Salah satu contoh dari kasus tersebut ialah campuran air tambak
dengan air buangan dari hasil produksi berbagai sumber itu digunakan untuk keperluan seperti
mandi, minum, bahkan tak sedikit orang memanfaatkan tempat tersebut sebagai tempat
pemancingan. Kasus lainnya ialah kondisi kali yang sudah tak layak pakai masih di konsumsi
bagi warga sekitar lokasi tersebut. Masalah ini sudah sangat terkenal di Indonesia dan apabila
dibiarkan, maka tak menutup kemungkinan akan terjadi penyebaran penyakit bahkan timbul
penyakit-penyakit yang baru. Oleh karena itu, sebagai seorang engineering memiliki tantangan
untuk menghadapi dan memecahkan masalah pada kondisi lingkungan tersebut.
Pendahuluan
Air merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam kehidupan, karena semua makhluk
hidup di dunia ini memerlukan air. Tumbuhan dan hewan sebagian besar tersusun oleh air. Sel
tumbuhan mengandung lebih dari 75% air dan sel hewan mengandung lebih dari 67%. Kurang
dari 0,5% air secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia (Widiyanti, 2004).
Menurut Piantadosi manusia dapat hidup tanpa air hanya dalam waktu 4 – 7 hari. Namun,
tergantung dengan suhunya pula. Manusia dapat lebih bertahan lama tanpa air dalam kondisi
udara yang dingin.
Air dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Kebutuhan
air untuk keperluan individu berbeda-beda untuk tiap tempat dan tiap tingkatan kebutuhan.
Semakin tinggi taraf kehidupan di suatu tempat, maka semakin meningkat pula jumlah
kebutuhan akan air.
Pemakaian air sangat luas, sehingga harus diupayakan sedemikian rupa agar tetap tersedia dan
memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu baik fisik, biologi maupun kimia (Alwi, 2012).
Namun saat ini jumlah air bersih yang dibutuhkan makhluk hidup tidak sebanding dengan
ketersediaan air bersih di suatu wilayah, terutama pada saat musim kemarau. Data badan pusat
statistik (BPS) menyebutkan capaian akses air bersih yang layak saat ini di Indonesia hanya
72,55% pada tahun 2015 sampai perkiraan akhir tahun 2019. Angka ini masih dibawah target
sustainable development goals atau SDGs yakni sebesar 100%. Pada akhirnya, masyarakat di
wilayah yang kekurangan air bersih terpaksa menggunakan air kotor.
Metodologi
Pada kasus ini pencemaran air yang terjadi diakibatkan oleh limbah masyarakat sekitar
seperti limbah organik dan limbah nonorganik. Namun yang lebih dominan adalah limbah
nonorganik seperti plastik. Hal ini dikarenakan tidak adanya fasilitas pembuangan sampah untuk
masyarakat setempat.
Contoh kasus pertama terjadi pada pencemaran air tambak di daerah belakang kampus
STT-PLN Jakarta. Kondisi air yang ada pada tambak tersebut berwarna hijau tua yang dikelilingi
oleh berbagai jenis sampah. Air hijau tua disebabkan oleh dominasi blue green algae. Plankton
ini mengindikasikan banyaknya bahan organik dalam perairan seperti ammonia dan hydrogen
sulfide sehingga perairan dengan warna ini kurang baik untuk kegiatan budidaya biota air.
Pada situasi yang ada, masyarakat masih banyak menggunakan air yang terdapat di
tambak ini tanpa melihat kembali kondisi kesehatan dari air tersebut. Contohnya masyarakat
masih melakukan aktifitas memancing pada tempat tersebut yang akan berpotensi terkena racun
saat mengkonsumsi ikan disana yang telah tercemar polutan. Anak-anak warga sekitar tersebut
pun sering mandi di dalam tambak itu yang beresiko terserang penyakit seperti penyakit kulit,
pencernaan bahkan penyakit lainnya. Kondisi tersebut sangat memperihatinkan dengan
kesehatan warga sekitar.
Kasus kedua pada pencemaran air kali di daerah cilegon, yang mana masyarakat setempat
menggunakan air yang ada di kali tersebut untuk MCK. Padahal air yang ada di kali tersebut
telah tercemar dari aktifitas – aktifitas rumah tangga disekitar wilayah kali itu. Aktifitas tersebut
seperti air buangan rumah tangga yang berasal dari kakus, dapur mencuci, mandi, dan lain
sebagainya. Selain itu air kotor juga mengandung kotoran manusia. Pada situasi yang ada,
masyarakat masih banyak yang menggunakan air kali itu untuk keperluan sehari-harinya. Hal
tersebut akan memberi dampak buruk bagi masyarakat itu sendiri seperti beresiko terkena
penyakit kulit dan penyakit lainnya.
Diskusi / kesimpulan
Solusi yang bisa diberikan untuk kasus pertama adalah membuat galian untuk di salah
satu sisi dan membuat timbunan di sisi lainnya. Gunanya agar air dapat mengalir ke daerah yang
lebih dalam. Lalu, buat saringan air berupa wadah untuk sampah menumpuk di satu sisi .Sebagai
saringannya, kita gunakan bambu yang dipasang di depan wadahnya agar sampah yang mengalir
ke bagian wadah dapat tersaring dan air tersebut tetap mengalir. Maka dari itu, sampah yang
tersaring tersebut dengan mudah dapat diambil.
Solusi untuk permasalahan kedua adalah dengan cara melengkapi fasilitas yang ada
seperti pembuatan MCK umum untuk masyarakat sekitar. Sehingga, tidak ada lagi yang
menggunakan kali tersebut sebagai tempat pembuangan. Yang kedua, pembuatan sumur bor di
setiap rumah yang ada di wilayah sekitar kali. Lalu dibuat tempat penampungan air bersih.
Namun, ada beberapa hal yang harus di perhatikan :
1. file:///C:/Users/User/Downloads/Documents/BAB%20I_2.pdf
2. https://www.liputan6.com/health/read/2154585/tanpa-air-manusia-bisa-hidup-seminggu
3. https://www.suara.com/health/2018/11/23/162639/ada-334-juta-penduduk-indonesia-
kekurangan-air-bersih