Anda di halaman 1dari 32

KARYA TULIS ILMIAH

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI LIMBAH AMPAS TEH


SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PENJERNIHAN AIR TANAH
DI JAKARTA

Disusun guna memenuhi persyaratan nilai ujian bahasa Indonesia

Disusun oleh :
Jessica Aurelia Pratisha / 11 IPA 2

SMA Santo Kristoforus II


Jl. Taman Palem Lestari Blok A-18, Cengkareng, Jakarta Barat
Tahun Ajaran 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sebagai daerah dengan penyerapan air yang minim, kota Jakarta sampai saat
ini masih berkutat dengan masalah ketersediaan air bersih. Meningkatnya pendapatan
masyarakat dan pembangunan di segala bidang menuntut terpenuhinya kebutuhan
akan air yang terus meningkat. Lama-kelamaan ketersediaan air akan berkurang
sehingga terjadi krisis air bersih. Di samping itu, kerusakan lingkungan hidup juga
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya krisis air bersih.
Badan perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas mencatat
kebutuhan air penduduk perkotaan sebesar 200 liter per orang perharinya.
Berdasarkan data PAM Jaya, kebutuhan dan pasokan air di Jakarta mencapai hampir
32 ribu liter per detik. Dan kapasitas produksi air mencapai 20 ribu liter per detik.
Jakarta masih kekurangan air bersih mencapai 11 ribu liter per detik.1 Saat ini baru
sekitar 65% warga Jakarta yang dapat mengakses air bersih. Hal itu masih jauh dari
target Pemprov DKI Jakarta yang menargetkan cakupan layanan 79,61% di akhir
tahun 2022. 2 Kondisi tersebut akan semakin parah ketika musim kemarau, dimana
beberapa wilayah berpotensi untuk mengalami kekeringan karena sulit mengakses air
bersih.
Air adalah sumber utama kehidupan yang sangat menentukan
keberlangsungan makhluk hidup. Kebutuhan sehari-hari selamanya tidak akan lepas
dari air. Termasuk Kota Jakarta yang membutuhkan sekitar 548 juta meter kubik air
bersih per tahun untuk kebutuhan rumah tangga, belum termasuk kebutuhan industri,
perkantoran dan hotel yang bisa ditambahkan sekitar 30 persen dari angka tersebut.
PDAM hanya mampu menyediakan 54 persen.3

1
Natasha Ancely, “Jakarta Terancam Krisis Air Bersih, Limbah Rembesan Air Laut Perburuk Kualitas”,
https://www.kompas.tv/article/372638/jakarta-terancam-krisis-air-bersih-limbah-rembesan-air-laut-perburuk-
kualitas (diakses pada 8 Maret 2023, pukul 19.10)
2
Media Indonesia, “Jakarta Alami Krisis Air Bersih”,
https://epaper.mediaindonesia.com/detail/jakarta-alami-krisis-air-bersih, (diakses pada 8 Maret 2023, pukul
19.30)
3
Wilfridus Setu Embu, dkk, “Problematika Air Bersih Jakarta”,
https://www.merdeka.com/khas/problematika-air-bersih-jakarta.html, (diakses pada 12 Maret 2023, pukul
12.05)

2
Sehingga, air yang dimanfaatkan oleh masyarakat daerah ibukota sebagai kebutuhan
sehari-hari termasuk minum, ada sebagian yang berasal dari air sungai dan sumur bor
(air tanah).
Penurunan produksi air bersih di Jakarta dipicu oleh sedikitnya ketersediaan
air baku. Menurut Badan Pusat Statistik, masalah itu disebabkan hanya terdapat dua
sungai di Jakarta sebagai sumber air baku, yaitu Sungai Cengkareng dan Kali Krukut.
Padahal sebenarnya di Jakarta ada sebanyak 13 sungai.4 Pakar dari Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup (PPLH) IPB, Dr. Liyantono mengaku status mutu air sungai di
Jakarta dominan dalam kondisi cemar berat.5
Air tanah adalah air yang berada di dalam ruang batuan dasar yang mengalir
secara alami ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan. Sumber utama dari
air tanah yaitu air hujan yang meresap ke dalam tanah. Permukiman penduduk yang
berjarak cukup jauh dari bantaran sungai dan banyaknya sungai yang tercemar di
Jakarta, menyebabkan sebagian penduduk Jakarta memanfaatkan air tanah sebagai
sumber air bersih. Selain itu, air tanah lebih mudah didapatkan dan digunakan.
Menurut Badan Geologi, Kementerian ESDM, 80% air tanah di wilayah
cekungan air tanah (CAT) Jakarta tidak memenuhi standar Menteri Kesehatan No.
492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta bagian utara
merupakan wilayah terparah, yakni secara umum CAT air tanahnya mengandung
unsur Fe (besi) dengan kadar yang tinggi serta kandungan Na (natrium), Cl (klorida),
TDS (total dissolved solid), dan DHL (daya hantar listrik) akibat adanya pengaruh
dari intrusi air asin. Sedangkan di bagian selatan CAT Jakarta yang menyebabkan air
tanah menjadi tidak layak minum adalah dominasi unsur logam seperti Mn (mangan),
Fe (besi) dan Pb (timbal).6 Hal ini disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan industri di
Jakarta sehingga jumlah limbah yang dihasilkan akan semakin tinggi pula. Limbah
yang dihasilkan industri ini kebanyakan mengandung logam berat dan biasa dibuang
ke perairan sehingga perairan menjadi tercemar kandungan logam.

4
Admin Sustaination, “Jakarta Kekurangan Air Bersih? Inilah Penyebabnya!”,
https://sustaination.id/jakarta-kekurangan-air-bersih/, (diakses pada 8 Maret 2023 pukul 19.15)
5
Dian Ihsan, "Pakar IPB: Air Sungai di Jakarta Tercemar Berat",
https://www.kompas.com/edu/read/2022/12/31/150449071/pakar-ipb-air-sungai-di-jakarta-tercemar-
berat?page=all, (diakses pada 8 Maret 2023 pukul 19.41)
6
Media Indonesia, loc. cit.

3
Selain itu, pengolahan sumber air bersih di Jakarta belum optimal. Ketua
Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah mengungkapkan air tanah di Jakarta
juga tercemar dengan bakteri Escherichia coli atau E.coli karena tidak adanya batasan
jarak di antara septic tank dan sumur. Menurut Ida, kadar E.coli di Jakarta telah
melebihi batas normal di angka 2.000.7 Sebagai solusi masalah tersebut, Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) DKI Jakarta menargetkan seluruh wilayah Jakarta
dijangkau pipa air pada 2030 melalui program pipanisasi PDAM. Namun, hingga saat
ini program tersebut masih belum terlaksana dengan baik. Padahal sudah seharusnya
tercemarnya air tanah yang menyebabkan masyarakat Jakarta kekurangan air bersih
menjadi fokus perhatian pemerintah.
Kualitas air tanah di Jakarta penting untuk diperhatikan guna menghindari
berbagai penyakit akibat mengonsumsi air yang tidak layak minum. Menurut WHO
dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, air minum layak konsumsi harus
memenuhi kriteria sebagai berikut air yang berwarna jernih, tidak berbau, rasanya
tawar, tidak terpapar sinar matahari secara langsung, dan tidak mengandung
mikroorganisme berbahaya, serta memiliki pH antara 6.5–8.5. Selain itu, air yang
aman untuk diminum juga harus bebas dari sumber pencemaran, seperti binatang yang
membawa penyakit, logam atau bahan kimia lainnya.
Mengonsumsi air tanah yang tercemar dapat berdampak pada kesehatan
penduduk seperti stunting bagi anak-anak, masalah gastrointestinal, diare, mual, kram
usus atau perut, sakit dan nyeri usus atau perut, dehidrasi bahkan kematian.
Kekurangan air bersih juga menghambat aktivitas ekonomi masyarakat Jakarta
sehingga tingkat kemiskinan berpotensi naik lebih tinggi.
Limbah logam yang mencemari air tanah dapat diolah dengan beberapa
metode seperti presipitasi, koagulasi, elektrokoagulasi, elektrolisis, oksidasi kimiawi,
dan adsorpsi. Metode yang paling sering digunakan dalam proses pengolahan limbah
adalah metode adsorpsi. Metode – metode lainnya tergolong cukup mahal dan tidak
ramah lingkungan jika dibandingkan dengan proses adsorpsi.

7
Lydia Fransisca, “PAM Jaya Ungkap Penyebab Air Tanah di Jakarta Tercemar Bakteri E Coli”,
https://www.merdeka.com/jakarta/pam-jaya-ungkap-penyebab-air-tanah-di-jakarta-tercemar-bakteri-e-
coli.html, (diakses pada 8 Maret 2023, pukul 19.42)

4
Metode adsorpsi adalah cara yang diterapkan untuk mengolah air yang telah
tercemar dengan logam berat dan bakteri. Pengolahan air secara adsorpsi merupakan
proses pemisahan air dari pengotornya dengan cara penyerapan pengotor seperti
partikel halus, kation terlarut atau bau yang terkandung dalam air. Kelebihan
penggunaan metode adsorpsi yaitu harganya relatif terjangkau, proses
pengoperasiannya tergolong mudah, berbentuk sederhana dan lebih ekonomis dalam
pengolahan air dan limbah. Pada proses adsorpsi, pemilihan adsorben menjadi salah
satu faktor penting agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Adsorben yang digunakan dalam metode adsorpsi antara lain zeolit, arang
aktif dan bentonit. Arang atau karbon aktif adalah suatu padatan berpori yang
mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon
dengan pemanasan pada suhu tinggi, diaktivasi menggunakan bahan-bahan kimia
sehingga pori-porinya terbuka. Arang aktif merupakan adsorben yang sangat baik dan
banyak digunakan karena luas permukaan dan volume mikropori sangat besar, dan
relatif mudah diregenerasi. Arang aktif mempunyai daya serap yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan karbon aktif yang belum menjalani proses aktivasi. Luas
permukaan yang luas disebabkan karbon mempunyai permukaan dalam yang
berongga, sehingga mempunyai kemampuan menyerap zat yang berada di dalam
suatu larutan.
Permintaan akan karbon aktif semakin tinggi mengingat tingginya kadar
cemaran air di Indonesia. Namun, pemenuhan akan kebutuhan karbon aktif tersebut
masih dilakukan dengan cara impor dari luar negeri. Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, Hermansyah melaporkan pada tahun
2017 kebutuhan akan karbon aktif mencapai lebih dari 200 ton per bulan dan 47%
pemenuhannya didapat dengan cara diimpor dari Cina. Padahal, jika ditinjau dari
ketersediaan bahan baku, Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumber
daya alam sehingga sangat memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional
dengan bahan baku dari dalam negeri.
Arang aktif dihasilkan dari bahan yang mengandung sumber karbon seperti
selulosa, lignin, pektin dan hemiselulosa. Bahan baku yang dapat digunakan sebagai
pembuatan arang aktif antara lain minyak bumi, batu bara, batok kelapa, biji zaitun,
ampas gergaji, gambut dan lain-lain. Selain bahan tersebut, terdapat alternatif bahan
baku arang aktif, salah satunya limbah ampas teh. Ketertarikan pemilihan bahan baku
untuk arang aktif dalam jumlah besar disebabkan oleh berbagai faktor yaitu
5
ketersediaannya yang mudah didapatkan, harga terjangkau dan mengurangi
pencemaran lingkungan. Proses pembuatan dan penggunaan produk juga merupakan
hal yang dipertimbangkan.
Teh merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas tanaman perkebunan teh di
Indonesia sebanyak 105,5 ribu hektar pada 2021. 8 Teh merupakan minuman yang
paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Banyaknya peminat teh menghasilkan limbah
ampas teh yang pemanfaatannya masih belum maksimal dan terbatas dalam lingkup
kecil. Menurut BPS, rata-rata konsumsi teh per kapita dalam seminggu sebesar 2,79
gram pada September 2021, dan jumlah produksi teh pada tahun 2021 sebesar
129,529 ton. Menurut data dari Kemendag dalam pertemuan pelaku industri dan
pedagang teh diketahui, total produksi teh di Indonesia sekitar 130 ribu ton per tahun
dimana sekitar 70 ribu ton teh produksi dalam negeri diekspor, sedangkan dari hasil
olahan tersebut sekitar 30% akan menghasilkan ampas. Dengan data tersebut, dapat
diperkirakan limbah yang dihasilkan perharinya cukup besar.
Untuk mengatasi limbah ampas teh yang tidak bernilai dan sekedar dibuang
begitu saja, sebaiknya diolah menjadi sesuatu yang berguna salah satunya dengan
menjadikannya bahan baku arang aktif. Salah satu keuntungan dengan dibuatnya
ampas teh menjadi arang aktif adalah dapat menghemat pemakaian tempurung kelapa
dan kayu sebagai bahan baku pokok dalam pembuatan arang aktif di Indonesia yang
persediaannya cenderung semakin menurun. Keuntungan lainnya adalah
mensukseskan program zero waste juga dapat membuka lapangan kerja baru dan
menambah devisa negara.
Ampas daun teh apabila dikeringkan akan memiliki tingkat penyerapan ion
logam yang sangat tinggi, karena tingginya kandungan selulosa didalamnya. Sifat
fisik yang dimiliki limbah ampas teh seperti kapasitas permukaan yang luas dan
kinetika adsorpsinya yang cepat membuat limbah ampas teh cocok digunakan sebagai
adsorben ramah lingkungan dengan modal minim dan ketersediaan bahan baku yang
mudah didapat.

8
Dimas Bayu, “Sebaran Luas Perkebunan Teh di Indonesia”, https://dataindonesia.id/sektor-
riil/detail/jawa-barat-punya-perkebunan-teh-terluas-di-indonesia-pada-2021, (diakses pada 8 Maret 2023
pukul 20.10)

6
Penelitian tentang arang aktif dari limbah organik telah dilakukan oleh peneliti
terdahulu. Asriningtyas Ajeng Erprihana dan Dhoni Hartanto (2014) meneliti
pembuatan karbon aktif dari kulit jeruk keprok (citrus reticulata) untuk adsorpsi
pewarna remazol brilliant blue dengan hasil analisis bilangan iodin adalah 529,17
mg/gr, yang menunjukkan luas permukaan karbon aktif. Sianipar, dkk (2016)
melakukan penelitian pembuatan arang aktif dari kulit buah kakao (Theobroma cacao
L) untuk adsorpsi logam besi (Fe) II dengan hasil kapasitas penyerapan sebesar 0,446
mg/g. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, percobaan arang aktif dibutuhkan
metode dan alat yang sangat sulit didapat masyarakat luas.
Untuk memastikan apakah arang aktif dari limbah organik dapat menjadi
solusi kurangnya air bersih akibat tercemarnya air tanah, maka peneliti ingin
melakukan penelitian berjudul “Pemanfaatan Arang Aktif dari Limbah Ampas Teh
sebagai Adsorben untuk Penjernihan Air Tanah di Jakarta”. Peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan metode dan alat yang lebih sederhana.
Penelitian ini dilakukan untuk mengecek apakah arang aktif dengan bahan
baku limbah ampas teh ini akan mampu menyerap unsur-unsur logam yang
menyebabkan kekeruhan air tanah sehingga air akan menjadi lebih jernih serta akan
aman dikonsumsi. Penerapan inovasi limbah ampas teh sebagai adsorben ini juga
diharapkan dapat menjadi alternatif bahan dasar dalam pembuatan karbon aktif yang
biasa menggunakan material seperti sabut dan tempurung kelapa, arang, dan lignit
(batu bara cokelat) yang cenderung susah didapat. Dengan bahan baku limbah organik,
otomatis biaya produksi arang aktif akan lebih murah karena kendala pengembangan
arang aktif selama ini ada di biaya produksinya.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah disebutkan, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah limbah ampas teh dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan arang aktif?
2. Bagaimana pengaruh bahan kimia dalam aktivasi arang aktif?
3. Bagaimana pengaruh kadar air dalam arang aktif?
4. Apakah arang aktif dapat berfungsi sebagai adsorben dalam menjernihkan air
tanah?

7
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, dapat diketahui bahwa tujuan pelaksanaan
penelitian untuk :
1. Menguraikan terkait limbah ampas teh sebagai bahan pembuatan arang aktif.
2. Mengetahui pengaruh bahan kimia dalam aktivasi arang aktif.
3. Menjelaskan pengaruh kadar air dalam arang aktif.
4. Menjelaskan arang aktif dapat berfungsi sebagai adsorben dalam menjernihkan air
tanah.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis :
1. Manfaat Teoritis
Bagi peneliti, pelaksanaan penelitian ini memberikan manfaat dalam menambah
pemahaman dan pengetahuan tentang proses pembuatan arang aktif dan pengaruh
aktivasi arang aktif sehingga dapat menjernihkan air tercemar.
Bagi masyarakat, pelaksanaan penelitian ini memberikan manfaat dalam
menyumbangkan inovasi untuk penggunaan bahan limbah ampas teh dalam proses
pembuatan dan metode pembuatan arang aktif yang lebih sederhana, serta menjadi
referensi bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Bagi peneliti, pelaksanaan penelitian ini memberikan manfaat berupa alat
penjernih air tanah yang tercemar untuk dipakai keperluan rumah tangga dengan
biaya yang ekonomis.
Bagi masyarakat, pelaksanaan penelitian ini memberikan manfaat dalam
ketersediaan air bersih yang aman untuk keperluan rumah tangga dengan
memanfaatkan bahan dan alat sederhana yang dapat dibuat sendiri, berkurangnya
pencemaran air oleh logam berat terutama di Jakarta, terhindar dari penyakit
akibat konsumsi air tercemar dan sebagai referensi dalam membuka usaha.

1.5 Batasan Penelitian


Adapun batasan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Objek pengujian keberhasilan arang aktif adalah salah satu sampel air tanah di
Jakarta Barat
8
2. Kualitas air layak konsumsi menurut WHO dan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia harus memenuhi kriteria sebagai berikut air yang berwarna jernih, tidak
berbau, rasanya tawar, tidak terpapar sinar matahari secara langsung, dan tidak
mengandung mikroorganisme berbahaya, memiliki pH antara 6.5–8.5, bebas dari
sumber pencemaran, seperti binatang yang membawa penyakit, logam atau bahan
kimia lainnya. Namun, pada penelitian ini hanya menguji kualitas fisik air (warna,
bau dan rasa) serta pH air tersebut.
3. Bahan kimia yang diteliti untuk aktivasi adalah kalsium klorida (CaCl2)

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Deskripsi Teori


2.1.1 Pemanfaatan Arang Aktif
2.1.1.1 Hakikat Pemanfaatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemanfaatan berasal dari kata
dasar manfaat yang artinya guna, faedah. Kemudian mendapatkan imbuhan
pe- dan -an yang berarti proses, cara, perbuatan memanfaatkan.9 Pemanfaatan
adalah turunan dari kata “manfaat”, yaitu suatu perolehan atau pemakaian hal-
hal yang berguna baik dipergunakan secara langsung maupun tidak langsung
agar dapat bermanfaat. Dengan demikian pemanfaatan dapat diartikan suatu
cara atau proses dalam memanfaatkan suatu benda atau objek.
Pengertian pemanfaatan dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan,
proses, cara atau perbuatan menjadikan suatu yang ada menjadi bermanfaat
yang dalam hal ini adalah limbah ampas teh dimanfaatkan sebagai bahan
pembuatan arang aktif.

2.1.1.2 Hakikat Arang


Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan
dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatil dari hewan atau
tumbuhan.10 Menurut KBBI, arang adalah bahan bakar yang hitam warnanya

9
Jagokata, “Arti kata pemanfaatan menurut KBBI”, https://jagokata.com/arti-kata/pemanfaatan.html,
(diakses pada 24 Maret 2023 pukul 18.05)
10
Wikipedia, “Arang”, https://id.wikipedia.org/wiki/Arang (diakses pada 24 Maret 2023 pukul 18.24).

9
dibuat atau terjadi dari bara kayu dan sebagainya yang dipengap. Arang juga
diartikan sebagai serbuk hitam bekas kayu dan sebagainya yang terbakar.
Arang umumnya didapatkan dengan memanaskan kayu, gula, tulang,
dan benda lain. Arang yang hitam, ringan, mudah hancur, dan meyerupai batu
bara ini terdiri dari 85% sampai 98% karbon, sisanya adalah abu atau benda
kimia lainnya. Arang adalah bahan padat yang berpori dan merupakan hasil
pembakaran dari bahan yang mengandung unsur karbon. Sebagian besar dari
pori-porinya masih tertutup dengan hidrokarbon dan senyawa organik
lainnya.11
Arang adalah residu yang berbentuk padatan yang merupakan sisa dari
proses pengkarbonan bahan berkarbon dengan kondisi terkendali didalam
ruangan tertutup seperti dapur arang. Peristiwa terbentuknya arang dapat
terjadi dengan cara memanasi secara langsung atau tidak langsung terhadap
bahan berkarbon didalam timbunan, kiln, oven, atau diudara terbuka. 12

2.1.1.3 Jenis-Jenis Arang


a. Arang kayu
Arang kayu adalah arang yang terbuat dari bahan dasar kayu. Arang
kayu paling banyak digunakan untuk keperluan memasak.
b. Arang serbuk gergaji
Arang serbuk gergaji adalah arang yang terbuat dari serbuk gergaji
yang dibakar.
c. Arang tulang (animal charcoal), didapatkan dari pembakaran atau
penyulingan tulang hewan.
d. Arang batu bara (coses) diperoleh dari pembakaran batu bara.
e. Arang minyak bumi (furnace black) didapatkan dari hasil pembakaran
minyak bumi pada kapur pabrik.
f. Arang sekam padi
Arang sekam padi biasa digunakan sebagai pupuk dan bahan baku
briket arang. Arang sekam juga bisa digunakan sebagai campuran
pupuk dan media tanam di persemaian.

11
Web KBBI, “Pengertian Arang”, https://kbbi.web.id/arang (diakses pada 24 Maret 2023 pukul 18.27)
12
Arel Windu Wardana, PERBANDINGAN PHYSICAL PROPERTIES ARANG TEMPURUNG KELAPA, KAYU
MERANTI DAN CANGKANG BIJI KOPI, vol. 11, Jurnal Teknik Mesin, 2022, hlm. 58

10
g. Arang tempurung kelapa
Arang tempurumg kelapa adalah arang yang berbahan dasar tempurung
kelapa. Harga jual arang tempurung kelapa terbilang cukup tinggi.
Karena selain berkualitas tinggi, untuk mendapatkan tempurung
kelapanya juga terbilang sulit dan harganya cukup mahal.
h. Briket arang
Briket arang adalah arang yang terbuat dari arang jenis lain yang
dihaluskan terlebih dahulu kemudian dicetak sesuai kebutuhan dengan
campuran tepung kanji. Tujuan pembuatan briket arang adalah untuk
menambah jangka waktu bakar dan untuk menghemat biaya.13

2.1.1.4 Karakteristik Arang


Secara umum ciri-ciri arang yang baik adalah berwarna hitam, tidak
mengandung kotoran , bila dipatahkan maka bekas patahannya akan mengkilat
bila dijatuhkan pada benda keras akan berdering, dan bila dibakar tidak cepat
habis serta menyemburkan api berwarna biru. 14
Arang pada awalnya digunakan sebagai pengganti mesiu. Ia juga
digunakan dalam metalurgi sebagai reducing agent, walaupun sekarang sudah
ditinggalkan. Sebagian orang menggunakan arang sebagai media gambar.
Tetapi sebagian besar produksi charcoal digunakan sebagai bahan bakar. Hasil
pembakarannya lebih bersih daripada kayu biasa.15

2.1.1.5 Hakikat Arang Aktif


Karbon aktif, atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu
jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa
dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Hanya dengan satu
gram dari karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas
permukaan kira-kira sebesar 500 m2 (didapat dari pengukuran adsorpsi gas
nitrogen).

13
Wikipedia, loc.cit.
14
Irnawati Widya Hastuti, KARAKTERISASI BUTIRAN SUB MIKRON NANOMATERIAL KARBON BATOK
KELAPA DENGAN VARIASI WAKTU PENGADUKAN BAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK FILTRASI LOGAM Fe DARI
LIMBAH AIR SELOKAN MATARAM BERDASARKAN UJI UV-VIS, XRD, SEM DAN AAS (Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta), hlm. 14.
15
Wikipedia, loc.cit.

11
Biasanya pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas permukaannya
saja, tetapi beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan
adsorpsi karbon aktif itu sendiri.
Karbon aktif adalah padatan yang memiliki permukaan internal yang
luas dengan volume pori-pori yang besar. Ciri unik karbon aktif yakni bekerja
sebagai penyerap, yang berfungsi di berbagai fase seperti gas dan liquid.
Karbon aktif disebut juga dengan adsorben yang sangat multiguna dikarenakan
mempunyai volume ukuran dan di dalam matriks karbon distribusi pori-pori
dapat dikendalikan sesuai kebutuhan saat ini dan pasar. Karbon aktif umumnya
dimanfaatkan sebagai penghilang bau dan penjernihan warna pada pengolahan
air dan industri minuman, penghilang zat warna pada pabrik gula, penghilang
sulfur, sebagai katalisator, penghilang gas beracun dan bau busuk gas saat
proses pemurnian gas, dan lain sebagainya.
Karbon aktif adalah karbon padat yang memiliki luas permukaan yang
cukup tinggi berkisar antara 100 sampai dengan 2.000 m2/g. Bahkan ada
peneliti yang mengklaim luas permukaan karbon aktif yang dikembangkan
memiliki luas permukaan melebihi 3.000 m2/g. Hal ini dikarenakan zat ini
memiliki pori-pori yang sangat kompleks yang berkisar dari ukuran mikro
dibawah 20 A (Angstrom), ukuran meso antara 20–50 A dan ukuran makro
yang melebihi 500 A (pembagian ukuran pori berdasarkan IUPAC).
Sehingga luas permukaan di sini lebih dimaksudkan luas permukaan internal
yang diakibatkan dari adanya pori-pori yang berukuran sangat kecil. Karena
memiliki luas permukaan yang sangat besar, maka karbon aktif sangat cocok
digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan luas kontak yang besar seperti
pada bidang adsorpsi (penyerapan), dan pada bidang reaksi dan katalisis.
Karbon aktif digunakan dalam penyimpanan hidrogen dan metana,
pemurnian udara, pemulihan pelarut, dekafeinasi, pemurnian emas, ekstraksi
logam, pemurnian air, obat-obatan, pengolahan limbah, filter udara pada
respirator, filter pada udara terkompresi, pemutihan gigi, produksi hidrogen
klorida, dan masih banyak lagi.16

16
Wikipedia, “Karbon Aktif”, https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_aktif, (diakses pada 25 Maret 2023)

12
Pembuatan karbon aktif terdiri dari 3 proses, yaitu sebagai berikut:
1. Pengeringan
Pengeringan merupakan suatu proses yang bertujuan sebagai penghilang
kandungan air didalam bahan baku karbon aktif, yang dapat dilakukan
dengan cara pengeringan di bawah sinar matahari atau pengeringan dengan
oven.
2. Karbonisasi
Karbonisasi merupakan suatu proses pembakaran bahan baku yang akan
menyebabkan terjadinya pemecahan material organik bahan baku dan
pengotor. Sebagian unsur non karbon akan menghilang pada tahap ini.
Pelepasan unsur-unsur yang volatile ini akan membentuk struktur pori-pori
mulai terbuka.
3. Aktivasi
Proses ini dibedakan menjadi 2 bagian yaitu sebagai berikut:
- Proses aktivasi secara fisika
Aktivasi secara fisika dilakukan dengan memasukkan bahan baku pada
reaktor bersuhu tinggi dan proses ini terjadi saat karbon bereaksi
dengan uap air atau udara, yang akan menghasilkan oksida karbon
yang tersebar pada permukaan karbon secara merata. Reaksi mula-
mula pada karbon amorf dan kemudian menyebabkan pori yang
tertutup akan terbuka. Proses oksidasi lebih jauh menyebabkan pori-
pori terbentuk semakin banyak dalam material karbon.
- Proses aktivasi secara kimia
Prinsip kerja aktivasi ini adalah pengikisan karbon menggunakan
bahan kimia untuk mengintensifkan proses aktivasi tersebut dapat
dilakukan dengan pemanasan. Untuk menaikkan aktivasi daya adsorpsi
arang banyak menggunakan bahan kimia. Bahan kimia yang baik
untuk digunakan adalah Ca(OH)2, CaCl2, HNO3, ZnCl2, H2SO4, dan
lain-lain. Aktivasi ini dilakukan dengan mencampur material karbon
dengan reagen pengaktif, kemudian campuran tersebut dikeringkan dan
dipanaskan.

13
2.1.1.6 Syarat Mutu Arang Aktif
Kualitas suatu karbon aktif yang dinilai berdasarkan persyaratan
Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-370-1995, sebagai berikut:
• Kadar air : maks 15%
• Kadar abu : maks 10%
• Kadar zat menguap : maks 25%
• Kadar karbon terikat : min 65%
• Daya serap terhadap iodium : min 750 mg/g
• Daya serap terhadap benzene : min 25%

Pengujian arang yang sudah aktif dalam penelitian ini akan digunakan salah
satu cara yaitu uji kadar air. Kadar air adalah kandungan air yang terkandung
pada arang aktif. Dapat dilakukan dengan mengambil sampel arang aktif
ditimbang sebanyak 5 gram kemudian diovenkan selama 1 jam pada suhu
90˚C kemudian suhu dinaikkan ke 105˚C dan diovenkan selama 1 jam untuk
ditimbang dan dicari berat konstan dan dihitung dengan rumus:
berat awal − berat akhir
Kadar air = x 100%17
berat awal arang

2.1.1.7 Hakikat Pemanfaatan Arang Aktif


Arang aktif dimanfaatkan dalam sektor industri (pengolahan air,
makanan dan minuman, rokok, bahan kimia, sabun, lulur, sampo, cat dan
perekat, masker, alat pendingin, otomotif), kesehatan (penyerap racun dalam
saluran cerna dan obat-obatan), lingkungan (penyerap logam dalam limbah
cair, penyerap residu pestisida dalam air minum dan tanah, penyerap emisi gas
beracun dalam udara, meningkatkan total organik karbon tanah, mengurangi
biomassa mikroba dan agregasi tanah) dan pertanian (meningkatkan
keberhasilan perbanyakan tanaman secara kultur jaringan dan kesuburan
media tanaman serta mencegah pembusukan akar).

17
Dita Anastasia Sarah Zurenahusla, Ainun Rohanah, Saipul Bahri Daulay, PEMBUATAN ARANG AKTIF
DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH TEH SEBAGAI PENINGKAT KUALITAS FISIK AIR, vol. 5, Jurnal Rekayasa Pangan
dan Pertanian, 2017, hlm. 773.

14
Sedangkan pemanfaatan arang aktif yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah arang aktif untuk penjernih air tanah di Jakarta sebagai salah satu
solusi terbaik untuk meningkatkan kualitas air layak pakai di Jakarta dan
mengatasi tercemarnya air tanah.

2.1.2 Limbah Ampas Teh


2.1.2.1 Hakikat Limbah
Limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan
jumlahnya, baik yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
membahayakan lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya. Bahan yang sering ditemukan dalam limbah antara
lain senyawa organik yang dapat terbiodegradasi, senyawa organik yang
mudah menguap, senyawa organik yang sulit terurai (Rekalsitran), logam
berat yang toksik, padatan tersuspensi, nutrien, mikrobia pathogen, dan parasit
Limbah adalah zat yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri
maupun domestik (rumah tangga).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang sering kali tidak
dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia, yaitu senyawa
organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu,
kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi
kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada
jenis dan karakteristik limbah.18
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), limbah berarti sisa
proses produksi, bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian, barang rusak atau
cacat dalam proses produksi.

18
Wikipedia, “Limbah”, https://id.wikipedia.org/wiki/Limbah (diakses pada 26 Maret 2023 pukul
21.09)

15
Dapat disimpulkan, limbah adalah sisa, sampah, dan sesuatu yang sudah tidak
dipakai oleh manusia yang jika dibiarkan begitu saja dapat menyebabkan
polutan atau kerusakan lingkungan.

2.1.2.2 Jenis Limbah


Jenis-jenis limbah dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu limbah
berdasarkan senyawanya, limbah berdasarkan wujudnya, dan limbah
berdasarkan sumbernya.
1. Jenis Limbah Berdasarkan Senyawanya
a) Limbah organik
Limbah organik adalah limbah yang berasal dari makhluk hidup yang
mudah diuraikan secara alami dan mudah membusuk.
b) Limbah anorganik
Limbah anorganik adalah limbah yang berasal dari sisa-sisa aktivitas
manusia dan limbah ini sangat susah terurai secara alami dan pembusukan
secara alami.
c) Limbah B3
Istilah “B3” merupakan kepanjangan dari Bahan Berbahaya dan
Beracun. Limbah ini bisa mengancam dan membahayakan lingkungan hidup,
bahkan dapat mengancam kesehatan manusia.

2. Jenis Limbah Berdasarkan Wujudnya


a) Limbah padat
Limbah padat adalah limbah yang bentuknya padat dan berasal dari
sisa hasil kegiatan domestik atau aktivitas industri.
b) Limbah cair
Limbah cair adalah limbah yang bentuknya cari dan berasal dari sisa-
sisa hasil buangan kegiatan domestik atau proses produksi.
c) Limbah gas
Limbah gas adalah limbah yang dimana udara sebagai medianya..
Semakin banyak limbah gas yang naik ke udara, maka kualitas udara semakin
menurun. Limbah gas bisa berasal dari asap kendaraan bermotor, asap
kebakaran hutan, asap pabrik, dan lain lain.

16
3. Jenis Limbah Berdasarkan Sumbernya
a) Limbah rumah tangga
b) Limbah industri
c) Limbah pertanian
d) Limbah medis
e) Limbah pertambangan
f) Limbah pariwisata

2.1.2.3 Hakikat Teh


Teh adalah sejenis minuman yang di hasilkan dari pengolahan daun
tanaman teh (Camellia sinensis). Daun yang di gunakan biasanya adalah daun
pucuk di tambah 2-3 helai daun muda di bawahnya. Daun tersebut kemudian
di olah dengan cara fermentasi sebelum dapat di konsumsi. Meskipun
pengolahan daun teh dilakukan dengan cara fermentasi namun sebenarnya
proses pengolahannya tidak menggunakan ragi (mikroorganisme) dan juga
tidak menghasilkan alkohol seperti proses fermentasi pada umumnya.
Fermentasi daun teh lebih tepat jika disebut proses oksidasi karena pemecahan
komponen-komponen yang terkandung dalam teh di bantu oleh oksigen yang
ada di udara. Teh (Camellia Sinensis) adalah tanaman perdu yang berdaun
hijau yang digunakan sebagai bahan minuman teh, yaitu salah satu minuman
sehat yang paling populer di dunia dan menduduki posisi kedua setelah air.
Adapun taksonomi teh (Camellia sinensis) diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)
Subdivisi : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)
Kelas : Dicotyledonae (tumbuhan biji belah)
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo : Guttiferales (Clusiales)
Famili : Camelliaceae (Theaceae)
Genus : Camellia
Spesies : Camellia sinensis19

19
Mutia Zilda, Pemanfaatan Arang Aktif dari Limbah Ampas Teh dan Kulit Pisang sebagai Adsorben
Logam Berat Timbal (Pb) (Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam), 2022, hlm. 17.

17
2.1.2.4 Hakikat Ampas Teh
Ampas teh merupakan salah satu limbah rumah tangga dan limbah
padat. Ampas teh sebagai limbah dari perusahaan air minum berbahan baku
teh yang berbentuk padat, setelah air seduhannya diambil. Sebagai limbah,
ampas teh ternyata masih mengandung senyawa bioaktif seperti polifenol,
flavonoid, kafein, tanin, saponin, protein, lemak, serat kasar dan mineral.
Senyawa-senyawa tersebut sebagian besar bersifat antioksidan, antibakteri,
antimutagenik, antiinflamasi yang berefek untuk meningkatkan kesehatan
yang mengkonsumsinya. Ampas teh juga memiliki kandungan nitrogen yang
mudah diserap oleh tanaman sehingga sangat bagus untuk menyuburkan
tanaman. Nitrogen diperlukan untuk 38 pembentukan atau pertumbuhan
bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang, dan akar. Ampas teh (Camelia
sinensis) seduh salah satu bahan organik yang dapat dimanfaatkan untuk
tanaman. Teh (Camelia sinensis) mengandung sejumlah mineral Zn, Mo, Se,
Mg, dan N. Ampas Teh (Camelia sinensis) dapat diberikan ke semua jenis
tanaman sayuran, tanaman hias maupun tanaman obat-obatan, hal ini
dikarenakan bahwa ampas teh mengandung karbon organik, 20% tembaga, 10%
magnesium dan 13% kalsium, kandungan tersebut dapat membantu
pertumbuhan tanaman. Tingginya saponin dan tanin, merupakan penghalang
jika ampas teh akan digunakan sebagai feed aditif pakan unggas, akan tetapi
disisi lain ternyata tanin dan fenol mempunyai sifat antibakteri yang tinggi
terutama terhadap bakteri yang bersifat gram negatif seperti Escherichia coli.
Limbah ampas teh mengandung serat kasar, selulosa dan lignin, berbagai
macam mineral seperti karbon organik, Tembaga (Cu) 20%, Magnesium (Mg)
10%, dan Kalsium 13%.20

2.1.2.5 Hakikat Limbah Ampas Teh


Limbah padat berupa ampas teh berasal dari sisa proses penyeduhan
teh. Limbah teh masih memiliki berbagai macam asam amino, protein, vitamin,
pigmen, selulosa, elemen mikro,tanin dan polifenol. Setelah teh diekstrak,
limbah teh atau tea waste (TW) mengandung 22 – 35% protein kasar (crude
protein). Limbah ampas teh mengandung serat kasar, selulosa dan lignin,

20
Mutia Zilda, op.cit., 18.

18
berbagai macam mineral seperti karbon organik, Tembaga (Cu) 20% ,
Magnesium (Mg) 10%, dan Kalsium 13%. Selain itu secara epidemiologi dan
farmakologi ampas teh masih mempunyai pengaruh antioksidan yang kuat
karena sepertiganya merupakan senyawa-senyawa polifenol (epigatokatekin
galat, epikatekin galat, epigalokatekin dan epikatekin) serta flavonoid mycetin,
quercetin dan kaempferol yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri
genus Staphylococcus dan Escherichia coli.21
Dengan demikian, limbah ampas teh dikategorikan sebagai limbah
organik berdasarkan senyawanya, limbah padat berdasarkan wujudnya, dan
dapat termasuk limbah industri maupun rumah tangga.

2.1.3 Adsorben
2.1.2.1 Hakikat Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penggumpalan substansi terlarut dalam larutan
oleh permukaan zat penyerap yang membuat masuknya bahan dan
mengumpul dalam suatu zat penyerap. Keduanya sering muncul bersamaan
dengan suatu proses maka ada yang menyebutnya sorpsi. Pada Adsorpsi ada
yang disebut Adsorben dan Adsorbat. Adsorben adalah zat penyerap,
sedangkan adsorbat adalah zat yang diserap.
Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen
tertentu dari suatu fase fluida. Adsorben biasanya menggunakan bahan-bahan
yang memiliki pori-pori sehingga proses adsorpsi terjadi di pori-pori atau
pada letak-letak tertentu di dalam partikel tersebut. Pada umumnya pori-pori
yang terdapat di adsorben biasanya sangat kecil, sehingga luas permukaan
dalam menjadi lebih besar daripada permukaan luar. Pemisahan terjadi
karena perbedaan bobot molekul atau karena perbedaan polaritas yang
menyebabkan sebagian molekul melekat pada permukaan tersebut lebih erat
daripada molekul lainya.

Syarat-syarat adsorben yang baik, yaitu sebagai berikut:

21
Siti Mardiana dkk, Pemanfaatan Limbah Serbuk Teh sebagai Substitusi Serbuk Gergaji terhadap
Pertumbuhan Miselium dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus), vol.3, Jurnal Agroteknologi dan
Ilmu Pertanian, 2018, hlm. 29.

19
1. Mempunyai daya serap tinggi
2. Berupa zat padat yang memiliki luas permukaan besar
3. Tidak boleh larut dalam zat yang akan di adsorpsi
4. Tidak membuat reaksi kimia dengan campuran yang akan dimurnikan
5. Dapat diperbarui kembali
6. Tidak beracun
7. Tidak meninggalkan kotoran berupa gas yang memiliki bau
8. Mudah ditemukan dan harga terjangkau22

2.1.3 Penjernihan Air Tanah


2.1.3.1 Hakikat Air
Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.
Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak
seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4 – 5 hari tanpa minum air. Selain
itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan
membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk
keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi,
transportasi, dan lain-lain. Air adalah substansi kimia dengan rumus H2O, satu
atom oksigen. Air merupakan bagian dari kehidupan kita, diantaranya
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan rumah tangga, menjaga kesehatan, dan
untuk kelangsungan hidup. Meskipun sumber daya air secara geofisik
dikatakan melimpah, hanya sebagian kecil saja yang bisa dimanfaatkan secara
langsung. Seiring bertambahnya penduduk dan eskalasi semakin kritisnya
suplai air, sementara permintaan terus meningkat. Karena air merupakan salah
satu kebutuhan vital manusia, sehingga ketersediaan dan keberadaan sumber
air mestinya dapat dijaga dan terhindar dari pencemaran.

2.1.3.2 Hakikat Air Tanah


Air tanah (groundwater) merupakan air yang berada di bawah
permukaan tanah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
mengenai Sumber Daya Air yang mendefinisikan air tanah sebagai air yang
terdapat di lapisan batuan di bawah permukaan tanah. Air tanah adalah segala

22
Mutia Zilda, op.cit., hlm. 12.

20
bentuk aliran air hujan yang mengalir dibawah permukaan tanah sebagai
akibat dari gaya gravitasi bumi, struktur perlapisan geologi, dan beda potensi
kelembaban tanah.
Air tanah dibagi menjadi dua, air tanah dangkal dan air tanah dalam.
Air tanah dangkal merupakan air yang berasal dari air hujan yang diikat oleh
akar pohon. Air tanah ini terletak tidak jauh dari permukaan tanah serta berada
diatas lapisan kedap air. Sedangkan air tanah dalam adalah air hujan yang
meresap kedalam tanah lebih dalam lagi mealui proses absorpsi serta filtrasi
oleh batuan dan mineral di dalam tanah. Sehingga berdasarkan prosesnya air
tanah dalam lebih jernih dari air tanah dangkal. Air tanah adalah air yang
tersimpan di dalam lapisan batuan yang mengalami penambahan secara terus
menerus oleh alam secara terus menerus. Karakteristik utama yang
membedakan air tanah dan air permukaan adalah pergerakan yang sangat
lambat dan waktu tinggal yang sangat lama, dapat mencapai puluhanbahkan
ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang
lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami
pencemaran. 23

2.1.3.3 Hakikat Penjernihan Air


Penjernihan air adalah sejumlah proses yang dijalankan agar air dapat
diterima untuk penggunaan akhir tertentu, seperti untuk air minum, proses
industri, medis dan lain-lain. Penjernihan air juga dapat dimaknai sebagai
proses perubahan sifat fisik, kimia dan biologi air baku agar memenuhi syarat
untuk digunakan sebagai air minum.
Secara umum, tujuan dari penjernihan air adalah untuk menghilangkan
atau mengurangi kadar pencemar yang ada di dalamnya agar layak untuk
penggunaan akhirnya. Salah satu penggunaan tersebut adalah mengembalikan
ke lingkungan alami air yang sudah digunakan tanpa mengakibatkan dampak
buruk terhadap lingkungan.

Secara spesifik, tujuan dari penjernihan air adalah:

23
Gramedia, “Air Tanah: Pengertian, Manfaat, Jenis-jenis, Kandungan Air Tanah dan Kerusakannya”,
https://www.gramedia.com/literasi/air-tanah/ (diakses pada 5 Mei 2023 pukul 20.11).

21
- Menurunkan kekeruhan
- Mengurangi bau, rasa dan warna
- Menurunkan dan mematikan mikroorganisme
- Mengurangi kadar bahan-bahan yang terlarut dalam air
- Menurunkan kesadahan
- Memperbaiki derajat keasaman (pH) 24

2.1.4 Proses Pembuatan Arang Aktif


2.1.4.1 Hakikat Karbonisasi
Proses karbonisasi (proses pengarangan), adalah proses mengubah
bahan baku asal menjadi karbon bewarna hitam melalui pembakaran dalam
ruang tertutup dengan udara terbatas atau seminimal mungkin.25

2.1.4.2 Hakikat Bahan Kimia


Zat kimia atau bahan kimia, yang juga dikenal sebagai zat murni
adalah suatu bentuk materi yang memiliki komposisi kimia dan sifat
karakteristik konstan. Zat kimia bisa berupa unsur kimia, senyawa kimia, ion
atau paduan. Zat kimia dapat berupa zat padat, cairan, gas, atau plasma, dan
dapat berubah antara fase materi ini dengan perubahan suhu atau tekanan. Zat
kimia dapat digabungkan atau diubah menjadi zat lain melalui reaksi kimia.26

2.1.4.3 Hakikat Kalsium Klorida


Kalsium klorida adalah senyawa anorganik, sebuah garam dengan
rumus kimia CaCl₂. Ia adalah padatan kristal tak berwarna pada suhu kamar,
sangat larut dalam air. Kalsium klorida (CaCl2) merupakan garam berwarna
putih yang mempunyai sifat higroskopis terhadap air dan memiliki
kandungan panas yang besar hingga dapat mengikat air dan larut di dalamnya.
Kemampuan kalsium klorida dalam mengikat air pun berbeda-beda
tergantung jumlah mol hidrat yang terkandung di dalamnya. Kalsium klorida

24
Kumparan, “Penjernihan Air: Pengertian, Tujuan, dan Tahapannya”, https://kumparan.com/berita-
hari-ini/penjernihan-air-pengertian-tujuan-dan-tahapannya-1vMeaRCmuAA/1(diakses 5 Mei pukul 21.35).
25
Bonita Restana Manalu, Rozanna Sri Irianty, dan Zultiniar, Pembuatan Briket dari Kulit Kacang
Tanah dan Kulit Kopi dengan Getah Damar sebagai Perekat (Pekanbaru: Universitas Riau), hlm.2.
26
Wikipedia, “Zat Kimia”, https://id.wikipedia.org/wiki/Zat_kimia (diakses pada 6 Mei 2023 pukul
10.20)

22
memiliki beberapa macam hidrat, seperti anhidrat, dihidrat, tetrahidrat dan
hexahidrat.
Kalsium klorida pada umumnya digunakan untuk zat pengering
(dessicant), zat pencair es (de-icing), zat aditif dalam industri makanan, zat
aditif dalam pemrosesan plastik dan pipa, sebagai sumber ion kalsium dan
dapat digunakan dalam bidang kedokteran. Sebanyak 40% konsumsi kalsium
klorida adalah sebagai zat pencair es (de-icing), 20% untuk mengendalikan
debu di jalanan pada saat musim panas, 20% untuk proses industri,
khususnya dalam industri makanan, indutri pemrosesan plastik, pipa dan
semen, 10% digunakan dalam pengeboran minyak dan gas, 5% untuk
pembuatan beton dan 5% untuk kegunaan-kegunaan lainnya.27
Dalam penelitian ini, kalsium klorida digunakan sebagai bahan kimia
untuk aktivasi arang. Kalsium klorida merupakan komponen penting dalam
proses aktivasi kimia, karena membantu memecah struktur arang dan
membuatnya lebih berpori dan menyerap.

2.2 Penelitian Relevan


2.2.2 Yati. B. Yuliyati,E.Evy Ernawati, Diana Rakhmawaty E,Atiek R. Noviyanti ,
dan Solihudin Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Padjadjaran dalam penelitian berjudul “PEMANFAATAN ARANG AKTIF
SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR SUMUR”
Hasil dari penelitian adalah arang aktif dari sekam padi yang dihasilkan
memiliki kadar abu 2.11%, daya serap terhadap biru metilena 278.43
mg/g, pH sebesar 6.2, dan kadar air 4.22%. Karakteristik arang aktif
yang dihasilkan dari sekam padi telah memenuhi spesifikasi yang
disyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk arang aktif.
Aktivasi merupakan perendaman arang sekam menggunakan tiga jenis
larutan, yaitu akuades, natrium hidroksida (NaOH), dan asam klorida
(HCl).28 Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada bahan baku pembuatan
arang aktif, pengujian arang aktif, aktivator dan pemanfaatan arang aktif.

27
Hari Saputra, PRARANCANGAN PABRIK KALSIUM KLORIDA DARI BATU KAPUR DAN ASAM KLORIDA
DENGAN METODE NETRALISASI KAPASITAS PRODUKSI 10.000 TON/TAHUN, vol. 4, Jurnal Tugas Akhir Teknik
Kimia, 2021, hlm.25.
28
Yati. B. Yuliyati, PEMANFAATAN ARANG AKTIF SEKAM PADIUNTUK PENJERNIHAN AIR SUMUR, vol.2,
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2018, hlm. 1-2.

23
Penelitian terdahulu menggunakan bahan baku sekam padi sedangkan
penelitian ini menggunakan limbah ampas teh, pengujian terbatas pada kadar
air arang aktif, aktivator menggunakan kalsium klorida, dan pemanfaatan
penelitian ini untuk penjernihan air tanah.
2.2.3 Rizanti Fadilah Azzahra, Muhammad Taufik, Politeknik Negferi
Sriwijaya/Teknik Kimia, dalam penelitian “BIO-ADSORBEN BERBAHAN
DASAR LIMBAH AMPAS TEH (CAMELLIA SINENSIS) SEBAGAI
AGENT PENYERAP LOGAM BERAT FE DAN PB PADA AIR SUNGAI”
Hasil dari penelitian adalah efektivitas adsorpsi tertinggi menggunakan
bioadsorben waste tea leaves pada sampel air Sungai Musi adalah sebesar
80.78% untuk logam Fe dan 93,75% untuk logam Pb dengan massa sebesar
0,75 gram dan waktu kontak selama 15 menit. Aktivasi karbon aktif
menggunakan bahan kimia HCL, dan NaOH.29
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pengujian
efektivitas, aktivator dan pemanfaatan. Pemanfaatan penelitian ini untuk air
tanah sedangkan penelitian terdahulu air sungai, pengujian penelitian ini
melihat kualitas fisik air. Selain itu, terdapat perbedaan pada proses
pembuatan arang aktif menjadi lebih sederhana.
2.2.4 Dita Anastasia Sarah Zurenahusla, Ainun Rohanah, Saipul Bahri Daulay
Program Studi Keteknikan Pertanian USU Medan, dengan penelitian berjudul
“PEMBUATAN ARANG AKTIF DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH TEH
SEBAGAI PENINGKAT KUALITAS FISIK AIR”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas fisik air akibat pengaruh
aplikasi arang aktif limbah teh yang telah dikarbonisasi dengan cara disangrai
serta diaktivasi dengan larutan H3PO4 dan untuk mengetahui persentase kadar
air, kadar abu dan bagian yang hilang pada suhu 950˚C pada arang aktif yang
sesuai syarat mutu arang aktif. Hasil penelitian menunjukkan persentase kadar
air dan kadar abu arang aktif teh sesuai dengan syarat mutu arang aktif yaitu
sebesar 5,35% dan 5,20% sedangkan persentase kadar zat menguap (pada suhu
950˚C) tidak memenuhi syarat mutu arang aktif yaitu sebesar 94,67%.
Pengaplikasian arang aktif teh terhadap air sungai Deli dapat meningkatkan

29
Rizanti Fadilah Azzahra, Muhammad Taufik, BIO-ADSORBEN BERBAHAN DASAR LIMBAH AMPAS TEH
(CAMELLIA SINENSIS) SEBAGAI AGENT PENYERAP LOGAM BERAT FE DAN PB PADA AIR SUNGAI, vol. 11, Jurnal
Kinetika, 2020, hlm. 65-70.

24
kualitas fisik air. Dari segi warna turun sebesar 79,39 TCU, dari segi
kekeruhan sebesar 11 NTU, untuk parameter kadar zat terlarut meningkat
sebesar 405,56 mg/L, parameter suhu mengikuti lingkungan sebesar 26˚C, rasa
air berubah menjadi tidak berasa, dan bau air menjadi bau arang.30
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pengujian arang
aktif, pengaplikasian arang aktif, zat kimia yang digunakan untuk
mengaktivasi dan proses pembuatan arang aktif.
2.2.5 Franciska Jubilate, Titin Anita Zaharah, Intan Syahbanu, Progam Studi Kimia,
Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, dalam penelitian “PENGARUH
AKTIVASI ARANG DARI LIMBAH KULIT PISANG KEPOK SEBAGAI
ADSORBEN BESI (II) PADA AIR TANAH”
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
aktivator yang memiliki pengaruh yang besar terhadap pembuatan arang aktif
kulit pisang kepok adalah asam klorida. Efisiensi arang aktif dalam
menurunkan konsentrasi ion Fe(II) pada air tanah sebesar 88,47% pada massa
3 gram, pH 4 dan waktu kontak 10 menit. 31 Perbedaan terletak pada bahan
yang digunakan, pemanfaatan arang aktif, dan aktivator untuk arang aktif.

2.3 Kerangka Berpikir

Arang Aktif Adsorben


Limbah Ampas
(diaktivasi secara (Kemampuan
Teh
kimia dengan CaCl2) Penyerapan)
pemanfaatan

Penjernihan
Air Tanah di
Jakarta

30
Dita Anastasia Sarah Zurenahusla, Ainun Rohanah, Saipul Bahri Daulay, PEMBUATAN ARANG AKTIF
DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH TEH SEBAGAI PENINGKAT KUALITAS FISIK AIR, vol. 5, Jurnal Rekayasa Pangan
dan Pertanian, 2017.
31
Franciska Jubilate, Titin Anita Zaharah, dan Intan Syahbanu, PENGARUH AKTIVASI ARANG DARI
LIMBAH KULIT PISANG KEPOK SEBAGAI ADSORBEN BESI (II) PADA AIR TANAH, vol. 5, Jurnal Kimia Khatulistiwa,
hlm. 14-21.

25
Air bersih merupakan kebutuhan pokok setiap manusia. Namun hingga saat ini,
kota Jakarta masih mengalami krisis air bersih yang disebabkan oleh berbagai hal,
seperti tercemarnya sumber air, dan kepadatan penduduk. Penduduk Jakarta terpaksa
memanfaatkan air tanah sebagai sumber air bersih. Padahal air tanah di Jakarta masih
belum memenuhi syarat kualitas air minum, bahkan tercemar oleh berbagai polutan
seperti unsur besi, kandungan natrium, klorida, mangan, dan timbal. Air yang
tercemar apabila dikonsumsi dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan kematian.
Sebagai solusi dari permasalahan tersebut, perlu dilakukan penjernihan air
tanah sebelum dikonsumsi ataupun dipakai oleh masyarakat luas. Faktor yang
mempengaruhi media penjernih air tanah yang dapat digunakan masyarakat adalah
bahan/alat yang mudah didapat dengan biaya yang cukup murah, keefektifan dan
mudah dilakukan. Dalam hal ini, bahan yang digunakan yaitu limbah ampas teh
sebagai bahan arang aktif akan berpengaruh terhadap keefektifannya sebagai adsorben
untuk penjernihan air tanah.
Teh merupakan minuman populer di Indonesia yang selama ini limbah
organiknya belum dimanfaatkan dengan baik. Ampas teh memiliki potensi sebagai
adsorben logam berat karena memiliki kandungan senyawa selulosa yang cukup
tinggi. Arang aktif dengan bahan baku limbah teh ini akan menyerap unsur-unsur
logam yang menyebabkan kekeruhan air sehingga air akan menjadi lebih jernih serta
akan aman dikonsumsi. Penerapan inovasi limbah ampas teh sebagai adsorben ini
diharapkan dapat menjadi alternatif bahan dasar dalam pembuatan karbon aktif yang
biasanya menggunakan material yang cenderung susah didapat. Apabila
menggunakan bahan yang sulit didapat, masyarakat akan kesulitan dalam pembuatan
arang aktif untuk kebutuhan pribadi maupun untuk usaha. Dengan bahan baku limbah
organik, biaya produksi arang aktif akan lebih murah.
Aktivasi secara kimia dan fisika juga dapat berpengaruh terhadap pembuatan
arang aktif. Pori-pori karbon aktif perlu dilakukan aktivasi agar kinerja sebagai
adsorben lebih optimal. Proses aktivasi dapat menambah/meperbesar diameter pori
karbon dan mengembangkan volume yang terserap dalam pori serta membuka pori-
pori baru. Daya serap arang aktif dapat terjadi karena adanya pori-pori berukuran
mikro yang jumlahnya banyak. Dapat disimpulkan penelitian ini berfokus pada
keberhasilan penjernihan air tanah yang dipengaruhi keefektifan penyerapan
(adsorben) arang aktif dari limbah ampas teh.

26
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yaitu limbah teh terlebih
dahulu dikeringkan, disangrai (karbonisasi) kemudian diaktivasi secara kimia maupun
fisika dan dicuci untuk diperoleh arang aktif yang netral (pH 7). Pengumpulan data
juga dilakukan dengan studi literatur dari buku pustaka dan jurnal penelitian terkait uji
kadar air dan kualitas fisik air.

3.1.1 Waktu Penelitian


Penelitian ini terhitung dari perencanaan penelitian, pelaksanaan
penelitian, sampai pembuatan laporan penelitian. Penelitian dilaksanakan dari
bulan Maret 2023 sampai dengan Mei 2023. Pelaksanan praktik penelitian
dilakukan selama 18 hari mulai dari tanggal 3 Mei 2023 sampai 20 Mei 2023.

3.1.2 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di rumah peneliti untuk memudahkan
pengamatan dan praktik.

3.1.3 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : ampas teh,
kalsium klorida (CaCl2), air tanah di Jakarta, dan H2O.

3.1.4 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kaleng bekas
biskuit, kompor gas, oven, kain, botol plastik, sarung tangan, masker.

3.1.5 Langkah-Langkah
Persiapan Bahan
1. Pengeringan ampas teh dengan dijemur di bawah sinar matahari selama 2
minggu untuk mengurangi kadar air.
2. Ampas teh yang telah dijemur dimasukkan ke dalam kaleng, lalu ditutup
rapat.
27
3. Sangrai ampas teh 25-30 menit sampai teh bewarna hitam pekat,
mengeluarkan asap dan berbau hangus.
4. Campurkan kalsium klorida dan air dengan perbandingan 1 : 3.
5. Rendam ampas teh yang telah menjadi arang ke dalam larutan kalsium
klorida untuk aktivasi secara kimia selama 1x24 jam, kemudian tutup rapat
wadah penyimpanan.
6. Saring arang dan cuci dengan air (H2O) hingga pH 7, lalu timbang massa
arang aktif.
7. Diovenkan arang aktif selama 1 jam untuk aktivasi secara fisika, dan
ditimbang lagi untuk dibandingkan dengan sebelumnya.
8. Saring air tanah dengan arang aktif dan kain, catat perbedaan kualitas fisik
air yang dihasilkan.

Prosedur Penelitian
1. Menyiapkan arang aktif
2. Menimbang bahan yang akan dianalisis
3. Dilakukan analisa terhadap arang aktif
4. Diaplikasikan arang aktif sebagai penjernih air
5. Dilakukan analisa terhadap air yang telah diaplikasikan arang aktif dari teh

3.2 Hasil Penelitian


3.2.1 Hasil Arang Aktif

Gambar 3.1 Setelah dikarbonisasi Gambar 3.2 Setelah diaktivasi

Arang aktif bewarna hitam pekat dan sangat berbau hangus pada tahap
karbonisasi. Sesudah diaktivasi, bau arang hilang dan arang aktif memiliki
kadar air yang rendah.

28
3.2.2 Uji Kadar air
Berat awal = 5 gram
Berat akhir = 4.7 gram
berat awal − berat akhir 5−4.7
Kadar air = x 100% = x 100% = 6 %
berat awal arang 5

3.2.3 Penjernihan air

Gambar 3.3 Hasil Penjernihan Gambar 3.4 Perbandingan

Kualitas Air Sebelum Sesudah Standar WHO


Warna Kuning-Kecokelatan Bening Memenuhi
Bau Besi dan tanah Tidak berbau Memenuhi
Kekeruhan Banyak kotoran Tidak ada kotoran Memenuhi
pH 9 7 - 7.5 Memenuhi

Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7


pH air tanah sebelum pH air tanah sesudah perbandingan warna keduanya

29
3.3 Pembahasan
Secara fisik, ampas teh yang dijadikan arang aktif memenuhi ciri fisik arang
aktif yaitu berwarna hitam pekat, tidak berbau dan kering. Hal ini menunjukkan
ampas teh dapat dijadikan bahan arang aktif.
Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa kadar air arang aktif ampas teh
pada penelitian ini telah memenuhi SNI yaitu 6%, dengan maksimal kadar air yaitu 15%
sudah layak digunakan sebagai adsorben. Penentuan kadar air bertujuan untuk
mengetahui kandungan air dari adsorben. Kadar air yang tinggi dapat menurunkan
mutu karbon aktif karena dapat mengurangi daya serap terhadap gas atau cairan.
Penurunan kadar air sangat erat hubungannya dengan sifat higroskopis dari aktivator.
Sifat higroskopis arang aktif dapat mempengaruhi kemampuan penyerapan dari arang
aktif karena semakin tinggi kadar air yang terikat pada arang aktif maka pori-pori dari
arang aktif akan tertutup dan mengakibatkan berkurangnya kemampuan adsorpsi.
Selain sifat higroskopis bahan, faktor yang memengaruhi adalah pengikatan molekul
air sehingga kadar air yang dihasilkan akan semakin kecil. Terikatnya molekul air
pada arang aktif ampas teh oleh aktivator yang mampu menyebabkan pori-pori arang
aktif semakin besar sehingga kemampuan adsorpsi arang aktif meningkat.
Warna merupakan salah satu indikator penting dalam penentuan kualitas fisik
air. Air yang baik adalah air yang tidak bewarna. Dari hasil penelitian dapat dilihat
setelah pengaplikasian arang aktif warna air mengalami perubahan dan menjadi lebih
baik kualitas warnanya. Dari yang awalnya bewarna sedikit kuning kecokelatan
menjadi lebih bening. Penyebab warna air yang dapat dikatakan kotor ini adalah
banyaknya kotoran ataupun campuran bahan kimia yang terdapat pada air tersebut.
Pori-pori arang aktif akan menyerap kotoran pada air yang menyebabkan warna air
memiliki kualitas lebih baik dari sebelumnya.
Kekeruhan adalah salah satu parameter penentu kualitas fisik air. Bedasarkan
hasil penelitian, kekeruhan air turun menjadi lebih jernih dan tidak adanya kotoran
yang melayang-layang dalam air. Kekeruhan air terjadi disebabkan karena adanya
penumpukan zat-zat padat di dalam air, seperti zat organik, tanah, lumput dan
sebagainya. Zar-zat tersebut sering melayang dan sulit mengendap yang menyebabkan
terjadinya kekeruhan pada air. Dengan pengaplikasian arang aktif, maka zat-zat
tersebut akan diserap dan disaring untuk mengurangi tingkat kekeruhan air tanah
tersebut.
30
Bau air adalah salah satu parameter kualitas fisik air yang dapat diuji ddengan
menggunakan panca indera manusia yaitu hidung. Dari hasil penelitian, dapat dilihat
bahwa setelah pengaplikasian arang aktif terjadi perubahan bau terhadap air dengan
hasil yang diperoleh telah memenuhi standar mutu air yaitu tidak berbau. Setelah
diaktivasi secara kimia dan fisika, arang sudah tidak berbau lagi. Arang aktif
mengadsorpsi unsur kimia seperti besi sehingga bau besi dan tanah sedikit tidak terasa
lagi.
Dari hasil penelitian, pH air berkisar 7 – 7.5. Berdasarkan warna yang
ditujjukan dari kertas lakmus, pH air tanah setelah pengapliaksian arang aktif telah
memenuhi standar mutu air bersih dan layak minum. Kadar pH dalam air ditentukan
dari kandungan kimia di dalamnya. Arang aktif mampu mengadsorpsi unsur kimia
yang menyebabkan air tanah yang sebelumnya pH 9 (bersifat basa) menjadi 7 – 7.5
(netral).

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai
Pemanfaatan Arang Aktif dari Limbah Ampas Teh sebagai Adsorben untuk
Penjernihan Air Tanah di Jakarta, dapat disimpulkan bahwa :
1. Limbah ampas teh dapat dimanfaatkan menjadi arang aktif dan diaplikasikan
sebagai adsorben untuk penjernihan air tanah.
2. Presentase kadar air arang aktif teh memenuhi syarat mutu arang aktif yaitu
sebesar 6%, dengan maksimal kadar air yaitu 15% menurut SNI.
3. Arang aktif dari limbah ampas teh mampu menyerap dan mengikat zat-zat
pencemar sehingga menghasilkan air yang lebih bersih dan aman untuk digunakan.
4. Pengaplikasian arang aktif teh terhadap air tanah dapat meningkatkan kualitas
fisik air. Dari segi warna, air berubah menjadi lebih bening dari yang sebelumnya
kuning-kecokelatan. Dari segi bau, air berubah menjadi tidak berbau dari yang
sebelumnya bau besi dan tanah. Dari segi kekeruhan, air menjadi tidak ada
kotoran. Dari segi paramater pH telah berubah menjadi pH 7-7.5 dari yang
awalnya 9. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa limbah ampas teh dapat
diolah menjadi sumber daya yang bernilai dalam upaya penjernihan air tanah.
31
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian maka peneliti ingin memberikan beberapa
saran yaitu :
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dilakukan kembali dengan
penambahan variabel bebas seperti menggunakan aktivator lainnya, variasi massa,
dan variasi konsentrasi larutan. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk
pengukuran lebih akurat terkait efisiensi penyerapan dan pengikatan zat pencemar
oleh arang aktif dari limbah ampas teh. Hal ini akan membantu dalam
mengoptimalkan proses dan meningkatkan efisiensi penggunaan arang aktif dalam
penjernihan air tanah. Selain itu, diperlukan upaya untuk memperluas cakupan
penelitian dan melibatkan lebih banyak lokasi penelitian yang mewakili berbagai
kondisi geografis dan lingkungan. Hal ini akan membantu dalam mengevaluasi
kinerja arang aktif dari limbah ampas teh dalam berbagai konteks, seperti air tanah
yang terkontaminasi oleh polutan industri atau pertanian.
2. Bagi pemerintah, perlu untuk mendukung upaya pengelolaan limbah ampas teh
melalui kebijakan dan regulasi yang memfasilitasi pemanfaatan limbah tersebut.
Insentif dan program edukasi juga dapat diberikan untuk mendorong partisipasi
aktif masyarakat dalam pengelolaan limbah ampas teh dan pemanfaatan arang
aktif sebagai solusi penjernihan air tanah yang ramah lingkungan dan ekonomis.
3. Bagi masyarakat luas, menyadari potensi limbah ampas teh sebagai bahan arang
aktif. Masyarakat dapat didorong untuk mengelola limbah ampas teh dengan baik,
seperti melalui pengumpulan dan pengolahan yang tepat, untuk memastikan
bahwa potensi penggunaannya dalam penjernihan air tanah dapat dimanfaatkan
secara optimal. Masyarakat dapat lebih sadar mengenai bahaya air tanah yang
tercemar, sehingga penjernihan air tanah ini dapat digunakan sebagai solusi
meningkatkan kesehatan masyarakat.

32

Anda mungkin juga menyukai