Anda di halaman 1dari 2

2010 Jakarta Krisis Air Bersih

- Jawaban -

JAWABAN.com - Tahun 2010 adalah masa krisis air bagi warga Jakarta. Pasalnya air baku yang menjadi
sumber pembuatan air bersih yang layak dikonsumsi masyarakat telah tercemar. Akibatnya perusahaan
penyedia air bersih seperti Palyja dan Thames PAM Jaya, kesulitan mencari air. Demikian yang dikatakan
oleh dosen Program Pascasarjana UI, Setyo S. Moersidik, saat diskusi panel bertajuk "Manajemen
Penyediaan dan Distribusi Air Bersih di DKI Jakarta" yang digelar di Gedung Kompas, Jalan Palmerah
Selatan 26-28, Jakarta, kemarin siang.

Pernyataan itu dikutipnya dari penelitian dengan bahan dari sejumlah skripsi, tesis, dan disertasi di UI.
"Pasokan air bersih di Jakarta sangat bergantung pada kualitas pasokan air dari Kanal Tarum Barat yang
airnya berasal dari Waduk Jatiluhur. Namun pengelolaan pada daerah aliran sungai (DAS) Kanal Tarum
Barat semakin memburuk ditambah dengan kian tercemarnya air baku," tutur setyo.

Pencemaran itu, imbuh Setyo, akibat masuknya berbagai jenis benda, seperti lumpur, yang dibuang ke
sungai. Sehingga menjadikan kualitas air baku memburuk. Ditambah lagi dengan pencemaran yang
berasal dari sampah yang dibuang warga Jakarta ke sungai..Dari berbagai sumber yang diperoleh Setyo
menyebutkan bahwa sampah yang dibuang ke sungai sebesar 70 persen dari total limbah yang masuk ke
sungai, atau 1.200 meter kubik (setara 288 ton) sampah setiap harinya.

Dari pantauan Pusat Penelitian Sumber Daya Manusia dan Lingkungan-UI, total sampah di Jakarta sekitar
6.000 ton/hari. 85 persen dari jumlah tersebut mampu diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sedangkan 15 persen sisanya tercecer di selokan, lahan kosong, dan jalan-jalan, sungai yang bermuara ke
laut.

Pembuangan sampah dan lumpur tadi yang sembarangan tentunya tidak hanya diserap oleh aliran air
sungai, tetapi juga diserap tanah. Akibatnya warga Jakarta yang mengkonsumsi air tanah juga
mengkonsumsi air tanah yang telah tercemar.Memburuknya kualitas air baku itu berakibat pada
terbatasnya kuantitas air yang dapat diolah menjadi air bersih dan air minum. Hal itu membuat
perusahaan air minum (Palyja dan Thames Jaya) bisa kolaps. "Dari data yang saya peroleh sebesar 84
persen sampel air tanah di Jakarta telah tercemar tinja, dan dari penelitian Depkes RI, 32,24 persen air
minum perpipaan dan 54,16 persen non-perpipaan diketahui belum memenuhi persyaratan
bakteriologis. Kondisi itu mengindikasikan bahwa air tanah di sekitar pipa PAM telah tercemar berat.
Ditambah lagi dengan Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPAB) dinilai sudah tidak mampu lagi mengolah air
baku yang telah tercemar berat itu," kata Setyo.

Menambahkan keterangan Setyo, dosen Jurusan Tekhnik Lingkungan Fakultas Tekhnik Sipil dan
Lingkungan ITB, Suprihanto Notodarmojo, mengatakan, akibat pencemaran tersebut berakibat pada
minimnya kemampuan PAM mendistribusikan airnya ke warga Jakarta. Hanya sekitar 35-40 persen saja
warga Jakarta yang bisa menikmati air bersih. Sisanya, sekitar 60-65 persen, belum merasakannya. Oleh
karenanya, hal ini seharusnya menjadi tantangan bagi PAM untuk meningkatkan kualitas teknologi
pengelolaan untuk mengantisipasi kemerosotan mutu air bersih, dan tuntutan masyarakat akan kualitas
yang lebih baik. Diharapkan pasokan air bersih ke masyarakat bisa meningkat sekitar 10-12 meter
kubik/detik," tutur Suprihanto.

Suprihanto mengatakan, keterbatasan air baku bisa diantisipasi dengan pembangunan waduk baru, daur
ulang limbah rumah tangga, dan memanfaatkan air laut untuk dijadikan air bersih.

Penyebab Air Baku Di Jakarta Tercemar

1.Sampah yang dibuang langsung ke daerah aliran sungai Citarum.

2.Limbah pabrik yang dibuang tanpa proses filterisasi ke sungai Citarum. Limbah pabrik ini biasanya lebih
berbahaya karena bercampur dengan zat-zat kimia.

3.Tinja dari septic tank yang langsung dibuang ke sungai, sehingga tinja yang terbuang mencemari air
sungai sebagai air baku.

4.Limbah rumah tangga, perkantoran, dan perusahaan yang dibuang ke selokan, dari selokan dialirkan ke
sungai. Limbah ini bisa dikurangi dengan di daur ulang, yakni dengan ditimbun dalam suatu wadah dan
diolah menjadi air bersih. Dengan demikian bisa menjadi alternatif penyediaan air bersih bagi
masyarakat.

5.Warga Jakarta yang buang air besar di kakus yang berdiri di pinggiran sungai menambah pencemaran.

6.Endapan lumpur akibat penumpukan limbah dan sampah di Daerah Aliran Sungai Citarum.(les)

Anda mungkin juga menyukai