Anda di halaman 1dari 10

Pencemaran Sungai Berdampak Bagi Masyarakat Di Kalimantan

Selatan
Akhmad Hapis Ansari
e-mail: 2110128210008@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Pencemaran air adalah masuknya berbagai benda,Makhluk hidup, zat, energi dan komponen lainnya ke
dalam air, akibat kegiatan manusia yang kemudian menyebabkan kualitas air turun sampai pada tingkat
tertentu, sehingga air tidak dapat lagi digunakan dengan benar pada saat digunakan. Oleh karena itu
dengan memperhatikan fungsi sungai bagi masyarakat, artikel ini ditulis yang bertujuan untuk
mengetahui lebih jauh tentang fenomena air sungai tercemar akibat limbah yang dihasilkan aktivitas
rumah tangga. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan berdasarkan pengamatan
fenomena di lingkungan sekitar sungai di Kalimantan Selatan, serta hasil studi kepustakaan dan
referensi dari buku, penelitian dan artikel sebelumnya, artikel ini menimbulkan pertanyaan Lingkungan
Masalah pencemaran air sungai yang diakibatkan oleh kegiatan rumah tangga. Dengan ini dapat
diperoleh hasil dan disimpulkan bahwa sektor rumah tangga sangat rentan terhadap pencemaran Sungai,
terutama masyarakat yang tinggal di bantaran sungai atau disepanjang sungai. Masalah pencemaran
yang disebabkan oleh sektor Rumah tangga antara lain sampah organik atau anorganik yang dibuang
begitu saja ke sungai, Sampah dari kegiatan seperti deterjen, dan lain-lain. Yang tentunya akan
mengakibatkan pencemaran dan dampak negatif terhadap sungai dan masyarakat seperti penurunan
kualitas air sungai yang membawa berbagai penyakit bagi manusia.

Keywords: Sungai, pencemaran, kalimantan selatan

Abstract
Water pollution is the entry of various objects, living things, substances, energy and other components
into water, due to human activities which then causes water quality to drop to a certain level, so that
water can no longer be used properly when used. Therefore, by paying attention to the function of rivers
for the community, this article was written which aims to find out more about the phenomenon of
polluted river water due to waste generated by household activities. By using a qualitative descriptive
method and based on observations of phenomena in the environment around rivers in South
Kalimantan, as well as the results of literature studies and references from previous books, studies and
articles, this article raises questions about the Environment Problems of river water pollution caused
by household activities. With this, it can be concluded that the household sector is very vulnerable to
river pollution, especially people who live on the banks of rivers or along rivers. Pollution problems
caused by the household sector include organic or inorganic waste thrown into rivers, waste from
activities such as detergents, and others. Which of course will result in pollution and negative impacts
on rivers and society such as a decrease in the quality of river water which brings various diseases to
humans.

Keywords: River, pollution, south kalimantan

1
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Hidup-AKBK3308

Pendahuluan
Pada masa kini sungai memiliki unsur pokok sangat penting di kehidupan manusia atau
dalam kalangan masyarakat sekitar yang menjadikan sebagai nilai guna bagi kehidupan sehari-
hari untuk menunjang keberlangsungan hidup sekaligus air sangat paling utama mencapai
dalam kebutuhan setiap utama bagi proses kehidupan ini. Pada dasaranya sungai yang paling
berlimpah di alam. namun dalam setiap tahunnya sejalan dengan keberlangsungan waktu dan
tingkat taraf kehidupan manusia sangat membutuhkan air sebagai sumber dikehidupan kota
maupun desa jumlah sungai yang bisa dijumpai dimuka bumi ini termasuk dalam relatif sangat
teratur (Abbas dkk., 2020).
Sungai merupakan sumber air permukaan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Pergerakan air dari mata air melalui berbagai alur sungai ke hilir bersifat dinamis. Dinamikanya
tergantung pada musim, penggunaan lahan, dan gaya hidup manusia di sekitarnya (Zhang dkk.,
2012). Sungai di berbagai daerah termasuk Kalimantan Selatan memiliki peran yang sangat
penting dan strategis dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Hal ini juga didukung oleh
Kalimantan Selatan yang memiliki banyak sungai dan letak kota Banjarmasin dikelilingi oleh
sungai-sungai besar yang sangat penting untuk navigasi, itulah sebabnya Banjarmasin sebagai
ibu kota Kalimantan Selatan disebut kota seribu sungai Dengan beberapa sungai diantaranya
yaitu Sungai Barito yang panjangnya 900 km, Sungai Martapura yang panjangnya 600 km,
Sungai Negara yang panjangnya 85 km, Sungai Tabalong yang panjangnya 75 km diikuti oleh
banyak anak-anak sungai lainnya (Subiyakto dkk., 2020).
Karena wilayah ini didominasi oleh sungai dan banyak anak sungai, maka masyarakat
Kalimantan Selatan selalu terbiasa melakukan aktivitas di sekitar bantaran sungai, mulai dari
membangun rumah di sepanjang sungai dan menggunakan alat transportasi yang menggunakan
sungai, dan kegiatan sehari-hari seperti mencuci, mandi dan kegiatan lainnya sebagian besar
dilakukan di sungai. Sungai juga merupakan sarana transportasi umum dan digunakan untuk
pengangkutan hasil alam seperti kayu dan batu bara, dan sumber air baku utama PDAM
Kalimantan Selatan terutama dari air sungai. Dan salah satu keunikan dari Kalimantan Selatan
adalah berdirinya pasar sungai terapung, dimana sistem pasar ini menggunakan sungai sebagai
media atau tempat kegiatan jual beli. Kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat dan bertujuan
untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Sekitar (Abbas dkk., 2020).
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2018 yang dilakukan di
beberapa sungai di Kalimantan Selatan khususnya Sungai Barito dan Sungai Martapura, hasil
survey di beberapa sungai menunjukkan bahwa keadaan kualitas air sungai di Kalimantan
Selatan berada pada kelas yang sangat tercemar. Dan faktor utama penyebab permasalahan
lingkungan di sungai adalah limbah rumah tangga, limbah industri dan limbah pertanian.
Dimana seringkali masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan masyarakat pengguna
sungai kurang memperhatikan kebersihan lingkungan sungai dan malah mencemari sungai
dengan sampah dan limbah yang dihasilkan dari rumah tangga, kegiatan industri atau
pertanian.(Abbas dkk., 2020)
Oleh karena itu, untuk menjawab fenomena permasalahan lingkungan, artikel ini akan
membahas permasalahan lingkungan berupa pencemaran air sungai yang disebabkan oleh
aktivitas manusia, khususnya limbah rumah tangga, yang secara alami akan berdampak pada

2
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Akhmad Hapis Ansari

masyarakat dan bahkan menimbulkan kerugian. permasalahan yang lebih kompleks yang akan
ditimbulkan mulai dari penurunan kualitas air sungai hingga pengurangan penggunaan sungai
akibat masalah pencemaran sungai.

Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif
deskriptif. Metode kualitatif ini pada dasarnya merupakan metode berdasarkan Pengamatan
terhadap kelompok atau individu, baik dari segi perilaku maupun kegiatan yang masuk. Metode
kualitatif ini mengutamakan hasil dan menarik kesimpulan dari beberapa fakta nyata di
lapangan (Putro & Jumriani, 2020).
Selain itu, artikel ini disajikan dengan metode deskriptif yang menjelaskan dan uraikan
secara rinci dan ringkas masalah pencemaran sungai oleh limbah rumah tangga menjadi
perhatian utama mendekati sungai-sungai Kalimantan Selatan. Sungai-sungai yang dijadikan
objek dalam artikel ini berasal dari beberapa penelitian sebelumnya tentang Sungai Barito,
Sungai Martapura dan berbagai anak sungai di Banjarmasin dan Barito Kuala serta mengamati
perilaku masyarakat, khususnya interaksi rumah tangga dengan sungai, yang mengakibatkan
pencemaran air oleh sampah yang dihasilkan oleh aktivitas rumah tangga oleh penduduk
setempat di sekitar Sungai. Hal ini juga berkaitan dengan budaya Masyarakat Kalimantan
Selatan yang membangun rumah di tepi sungai (rumah lanting).

Hasil dan Pembahasan


Dalam lingkungan hidup individu atau manusia sudah mengenal dengan namanya
pencemaran sungai yang dapat dikatakan dengan kerusakan ekosistem pada air banyak sekali
istilahnya yang bisa diartikan banyak orang seperti polusi air, Pada dasarnya pencemaran
sungai itu bahwasanya dari pencemaran lingkungan yang telah diartikan atau sudah
didefinisikan,(Syarifuddin, 2022). dalam kajian ilmu lingkungan hidup pencemaran ini tidak
mungkin bisa ada ditunjukan secara nyata yang mana bahwasanya sebagai sebuah pencemaran
dari komponen yang berada dilingkungan tersebut yang mana pencemaran air laut dan air,
tanah serta udara.
Menurut No. 23 Undang undang Tahun 1997 Tentang pengelolaaan Lingkungan Hidup.
Pencemaran air adalah dimasukkannya berbagai jenis benda, makhluk hidup, zat, energi dan
komponen lain ke dalam air oleh aktivitas manusia, sehingga menyebabkan kualitas air
menurun sampai batas tertentu sehingga air tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan kegunaan.
Dalam (Syahrin dkk., 2020) menjelaskan Pencemaran air dapat disebabkan secara
sengaja maupun tidak sengaja, dengan faktor utama penyebab pencemaran air lebih banyak
disebabkan oleh perbuatan atau kegiatan manusia. Dimana masyarakat yang tidak bertanggung
jawab dan tidak peduli dengan kebersihan lingkungan sungai cenderung melakukan kegiatan
yang merusak lingkungan, seperti pembuangan sampah, limbah kimia, limbah pabrik industri
dan hal-hal lain yang mencemari sungai. Indikator bahwa air lingkungan telah tercemar adalah
perubahan atau tanda yang dapat diamati dan diklasifikasikan menjadi (Warlina, 2004) :
 Pengamatan fisik, yaitu Pengamatan cemaran berdasarkan derajat pencemaran Kejernihan
air (kekeruhan), perubahan suhu, perubahan warna dan warna, bau dan rasa

3
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Hidup-AKBK3308

 Pengamatan kimia, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan bahan kimia terlarut,
perubahan pH
 Pengamatan biologis, yaitu pengamatan Pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang
ada di dalam air, khususnya ada tidaknya bakteri pathogen.
Menurut Effendi (2003) dalam (Sanjaya, 2020) Kualitas air adalah karakteristik kualitas
air yang diperlukan untuk penggunaan tertentu dari sumber air. Sederhananya, air yang
tercemar dapat dengan mudah diamati dari tingkat kekeruhan air tersebut, misalnya karena
pada umumnya masyarakat awam menganggap air yang bersih atau murni itu jernih dan tidak
keruh atau warnanya bening atau tembus cahaya. Air yang tercemar juga dapat dikenali dari
baunya yang menyengat atau menimbulkan masalah kulit seperti gatal-gatal dan ada juga yang
terasa di lidah seperti Rasa pahit dan asam (Arisanty dkk., 2017).
Akibat pencemaran air sungai, kualitas air sungai menurun, secara umum air sungai
dapat digunakan untuk hal-hal tertentu seperti minum, mencuci, memasak dan lain-lain. Ketika
air telah dibersihkan dan kualitasnya menurun, air sungai tidak dapat digunakan lagi dengan
baik.

Gambar 1. pencemaran air di banjarmasin

Dari beberapa akibat di atas dapat diketahui bahwa pencemaran sungai limbah
domestik sangat berbahaya bagi lingkungan maupun bagi masyarakat.Oleh karena itu,
pemikiran jangka panjang untuk melindungi lingkungan diperlukan bagi masyarakat yang
tinggal di dekat sungai sangat penting untuk dapat Meningkatkan kesadaran masyarakat akan
keberhasilan lingkungan. sungai merupakan salah satu cara utama untuk pencemaran air sungai
akibat limbah yang dihasilkan Masyarakat melakukan aktivitas domestik faktor utama
pencemaran lingkungan(Warlina, 2004).
Dari pengamatan di berbagai sungai dan aliran di Kalimantan Selatan dapat dilihat
bahwa air di sebagian besar sungai , khususnya di anak sungai Barito, tercemar sedang sampai
berat. Hal ini tercermin dari tingkat kekeruhan air sungai, aroma yang dikeluarkan atau rasa
dari air tersebut. Air sungai dari tetap jernih, tidak berbau dan tercemar dengan intensitas
limbah yang rendah di perairan sungai yang sedikit rumah penduduknya atau hanya di sungai
yang ada orang kecil(Rismawati dkk., 2020).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa faktor manusia terutama faktor rumah tangga
berdampak langsung terhadap pencemaran lingkungan sungai. Pencemaran tersebut terjadi

4
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Akhmad Hapis Ansari

karena faktor khas masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dimana Persepsi ini bukan tanpa
alasan, tetapi juga memperhitungkan bagaimana perbedaan kegiatan rumah tangga masyarakat
yang tinggal bersama di tepi sungai menyebabkan pencemaran air sungai dan kurangnya
perhatian masyarakat Kebersihan lingkungan. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa faktor
rumah sampah rumah tangga merupakan faktor penyebab tingginya tingkat pencemaran Air
sungai(Herliwati dkk., 2021). Penyebab yang mengakibatkan rumah tangga dianggap sebagai
faktor utama penyebab pencemaran sungai air yang paling mempengaruhi termasuk:
a) Sikap masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan dan tidak memikirkan dampak
di masa depan membuang sampah Rumah tangga ke sungai.
b) kurangnya tempat penampungan sementara (TPS) di sekitar pemukiman dan jarak
pemukiman ke TPS relatif jauh, itulah sebabnya masyarakat lebih suka membuang sampah
di sungai.
c) Kesalahan mendirikan TPS, masyarakat atau pihak berwenang meletakkan di pinggir
sungai atau di tepi sungai untuk menghindari sampah yang akhirnya meluap dan terbawa
arus sungai.
d) Budaya masyarakat Kalimantan Selatan yang membangun rumah di tepi sungai (Rumah
Lating), dimana segala aktivitas warga tidak terlepas dari sungai, kemudian yang berujung
pada pencemaran Disengaja atau tidak disengaja, akibat aktivitas kehidupan masyarakat
yang tidak bisa lepas dari sungai.
e) Jamban umum masih dipertahankan sebagai tempat BAK/BAB dibangun di atas sungai dan
biasanya hampir setiap semua rumah di tepi sungai sungai memiliki jamban.
f) Penggunaan sampah plastik secara berlebihan yang terus menjadi permasalahan di
masyarakat akibat dampak plastik terhadap lingkungan yang sangat berbahaya , memiliki
sifat yang sulit terurai, diperkirakan diperlukan 100 hingga 500 tahun untuk penguraian
(degradasi).
g) Penduduk yang tinggal didaerah sungai sudah terbiasa dengan aktivitas seperti mencuci,
mandi dan aktivitas lainnya di sungai tempat deterjen, sampo atau sabun digunakan untuk
mencuci atau mandi, komponen kimia berdampak negatif terhadap kualitas air sungai dan
biota yang ada di dalamnya .

Jika Anda melihat beberapa penyebab ini, Anda dapat melihat bahwa itu adalah tentang
orang-orang sungai yang memiliki dampak utama terhadap pencemaran Lingkungan air
sungai tempat terjadinya limbah atau limbah rumah tangga tangga ini dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan, yang kemudian lebih banyak membawa masalah yang kompleks di
masa depan, baik bagi lingkungan maupun bagi masyarakat itu sendiri. Sehingga
permasalahan lagi umumnya diadopsi oleh masyarakat(Warlina, 2004). Adapun dampak yang
dibawa oleh limbah rumah tangga antara lain:
a) Menurunnya kualitas air sungai karena telah tercemar oleh sampah-sampah serta zat kimia
yang dibawa dari limbah rumah tangga.
b) Hilangnya fungsi sungai yang semestinya bagi masyarakat, seperti aktivitas mencuci,
mandi, maupun sebagai sumber air minum yang biasanya diambil dari air sungai menjadi
tidak biasa dimanfaatkan lagi secara optimal karena sungai yang tercemar.
c) Membawa dampak penyakit yang menyerang saluran pencernaan, dan apabila air yang
sudah tercemar bakteri Escherechia coli konsumsi dalam jangka panjang menyebabkan

5
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Hidup-AKBK3308

penyakit seperti diare, radang usus, infeksi saluran empedu dan saluran kemih. Karena tinja
manusia dapat menghasilkan bakteri pathogen berupa Vibrio cholerae, Escherichia coli,
Campylobacter jejuni, Shigella sp., dan Salmonella yang merupakan anggota dari fecal
coliform (Arisanty dkk., 2017).
d) Penggunaan deterjen saat mencuci disungai yang mengakibatkan eutrofikasi dimana hal
tersebut mengakibatkan tingginya pertumbuhan ganggang maupun eceng gondok yang
kemudian berdampak pada biota yang ada di sungai. Karena pertumbuhannya yang tinggi
akan meningkatkan unsur hara, menghambat masuknya sinar matahari dan menghambat
sirkulasi oksigen sehingga biota yang ada di dalam air kesulitan untuk bertahan hidup.
Selain itu pencemaran air sungai akan bahan pembersih seperti deterjen, sampo dan jenis
sabun lainnya yang berlebihan akan mengakibatkan zat kimia berbahaya yang menjadi
penyusun detergen merusak kualitas sungai dan tanah sehingga air sungai tidak bisa
dimanfaatkan sebagai air minum dan tanah kehilangan unsur haranya.
e) Sampah-sampah organik maupun anorganik yang merupakan limbah rumah tangga yang
menumpuk disepanjang aliran sungai mengakibatkan bau yang menyengat sehingga
mengganggu masyarakat yang tinggal di sekitaran sungai.
f) Sampah hasil limbah rumah tangga akan menyumbat aliran sungai sehingga apabila masuk
musim penghujan atau intensitas air tinggi akan mengakibatkan sungai meluap sehingga
banjir akan menggenangi daerah sekitar sungai, hal ini tentunya juga akan merugikan
masyarakat baik secara materi maupun non materi.

Dari beberapa akibat diatas dapat diketahui bahwa pencemaran lingkungan sungai akan
limbah rumah tangga sangatlah merugikan baik itu untuk lingkungan maupun bagi masyarakt
itu sendiri. Maka daripada itu pemikiran jangka panjang untuk menjaga lingkungan sangatlah
diperlukan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar sungai agar sungai dapat dimanfaatkan
seoptimal mungkin sesuai dengan fungsi sungai itu sendiri. Membuka kesadaran masyarakat
terhadap keberhasilan lingkungan sungai adalah cara utama untuk mengurangi tingkat
pencemaran air sungai, karena limbah yang dihasilkan masyarakat dari aktivitas rumah tangga
lah yang menjadi faktor besar tercemarnya lingkungan hidup(Warlina, 2004). Adapun cara-
cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir tercemarnya air sungai adalah:
a) Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan peduli lingkungan hidup dengan mengadakan
penyuluhan-penyuluhan ke berbagai wilayah sekitar sungai yang padat penduduk
mengenai dampak-dampak negatif mengenai limbah rumah tangga bagi masyarakat dan
lingkungan. Juga pembinaan kepada masyarakat dalam mengelola limbah rumah tangga
agar lebih bermanfaat dan tentunya tidak mencemari air sungai.
b) Mengurangi pembuatan jamban yang didirikan langsung diatas sungai dan menggantinya
dengan jenis jamban permanen atau semi permanen yang mana pembuangannya
menggunakan saluran pembuangan yang saniter seperti menggunakan tangki septik.
c) Pembuatan TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang layak dalam hal letaknya yang
strategis juga dalam hal manfaatnya yang optimal bagi masyarakat sekitar.
d) Mengurangi penggunaan kantong plastik dengan menggunakan tas serba guna apabila
berbelanja, terutama di saat

6
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Akhmad Hapis Ansari

e) Pembuatan instalasi pengelolaan air limbah dengan memanfaatkan teknologi modern yang
akan mengelola limbah dan menghasilkan air bersih yang dapat menghilangkan senyawa
kimia, bakteri serta substansi pencemar air lainnya, sehingga air dapat dimanfaatkan warga
dengan baik.
f) Pembuatan kebijakan-kebijakan, larangan serta sanksi mengenai pembuangan sampah ke
sungai oleh pihak yang berwenang agar memberikan efek jera kepada masyarakat yang
masih membuang sampah ke sungai.

Jika mempertimbangkan berbagai cara untuk meminimalkan tingkat pencemaran air


sungai dapat dikatakan bahwa dalam Meminimalkan pencemaran air sungai membutuhkan
tujuan dan kerjasama yang terarah antara masyarakat dan pihak berwenang Untuk menjaga
kelestarian lingkungan di sekitar sungai, tingkat pencemaran air sungai diminimalisir dan
sungai dapat berfungsi secara optimal bagi masyarakat baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun sebagai mata pencaharian dari masyarakat sekitar dan telah dikembangkan kembali
sebagai resor wisata. Menciptakan lingkungan yang nyaman sangat penting untuk kesadaran
masyarakat melindungi lingkungan di sekitar mereka agar lingkungan membawa manfaat itu
baik untuk masyarakat (Putro dkk., 2020).

Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan pada sungai-sungai tertentu di wilayah Banjarmasin dan
Barito Kuala dan penelitian sebelumnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa sungai yang
jarang penduduknya memiliki kualitas dan air yang lebih bersih daripada mata air, sungai
dengan daerah padat penduduk. Mencermati fenomena pencemaran air sungai dan juga
didukung oleh penelitian sebelumnya, terlihat bahwa rumah tangga merupakan faktor utama
dan sangat berperan dalam mempengaruhi pencemaran sungai. Pencemaran tersebut terjadi
karena faktor-faktor khusus masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, dimana persepsi ini
bukan tanpa alasan, tetapi juga memperhitungkan bagaimana berbagai aktivitas rumah tangga
masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai berkontribusi terhadap pencemaran air sungai.
dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam lingkungan. Tentunya pencemaran air ini juga
akan berdampak negatif yang akan direfleksikan kembali pada masyarakat itu sendiri,
meskipun hal ini akan menimbulkan masalah yang lebih kompleks. Jika sungai tercemar,
masyarakat di sepanjang sungai akan merasakan akibatnya.
Masyarakat tidak dapat memanfaatkan sungai secara optimal karena kualitas air sungai
yang memburuk akibat pencemaran, masalah ekosistem dan organisme yang hidup di air
sungai, penyakit yang ditularkan melalui bakteri seperti Escherichia coli Escherichia coli
menurunyang mempengaruhi kesehatan, terutama saluran pencernaan manusia.

Daftar Pustaka
Abbas, E. W., Handy, M. R. N., Shaleh, R. M., & Hadi, N. T. F. W. (2020). Ecotourism of
Martapura River Banjarmasin as a Learning Resources on Social Studies. The
Innovation of Social Studies Journal, 1(2), 111–119.

7
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Hidup-AKBK3308

Arisanty, D., Adyatma, S., & Huda, N. (2017). Analisis kandungan bakteri fecal coliform
pada Sungai Kuin Kota Banjarmasin. Majalah Geografi Indonesia, 31(2), 51–60.
Herliwati, H., Rahman, M., & Rahman, A. (2021). ANALISIS INDEKS PENCEMARAN
DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN SUNGAI JAING
KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. Fish
Scientiae, 11(1), 70–82.
Putro, H. P. N., & Jumriani, J. (2020). Kehidupan Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Bantaran
Sungai A Sebagai Sumber Belajar IPS.
Putro, H. P. N., Jumriani, J., Darmawan, D., & Nuryatin, S. (2020). Social Life of the
Community: Perspective of Riverbanks Community in Sungai Jingah, Banjarmasin.
The Kalimantan Social Studies Journal, 1(2), 151–158.
Rismawati, L., Priatmadi, B. J., Hidayat, A. S., & Indrayatie, E. R. (2020). Kajian Persepsi
dan Perilaku Masyarakat Terhadap Pencemaran Air Sungai Martapura.
EnviroScienteae, 16(3), 389–396.
Sanjaya, R. E. (2020). Kualitas Air Sungai Di Desa Tanipah (Gambut Pantai), Kalimantan
Selatan.
Subiyakto, B., Abbas, E. W., Arisanty, D., Mutiani, M., & Akmal, H. (2020). Sungai dan
Kehidupan Masyarakat Banjar: Penguatan Lokalitas dalam Wacana Pendidikan IPS
yang Responsif. Program Studi Pendidikan IPS, FKIP Universitas Lambung
Mangkurat.
Syarifuddin, S. (2022). Memanfaatkan Peluang Pendapatan Ekonomi Mahasiswa dari Daya
Tarik Wisata di Bantaran Sungai di Kota Amuntai. Tugas Mata Kuliah Mahasiswa,
236–243.
Warlina, L. (2004). Pencemaran air: Sumber, dampak dan penanggulangannya. Unpublised).
Institut Pertanian Bogor.
Zhang, R., Qian, X., Yuan, X., Ye, R., Xia, B., & Wang, Y. (2012). Simulation of water
environmental capacity and pollution load reduction using QUAL2K for water
environmental management. International journal of environmental research and
public health, 9(12), 4504–4521.
ABBAS, E. W. (2020). Menulis Mudah, Menulis Ala Ersis Writing Theory. Program Studi
Pendidikan IPS FKIP Universitas Lambung Mangkurat. https://repo-
dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/17292
Abbas, E. W., Jumriani, J., Handy, M. R. N., Syaharuddin, S., & Izmi, N. (2021).
Actualization of Religious Values through Religious Tourism on the River As a
Source of Social Studies Learning. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 13(3), 1663–
1669. https://doi.org/10.35445/alishlah.v13i3.1013
Abbas, E. W., Jumriani, J., Syaharuddin, S., Subiyakto, B., & Rusmaniah, R. (2021). Portrait
of Tourism Based on River Tourism in Banjarmasin. The Kalimantan Social Studies
Journal, 3(1), 18–26. https://doi.org/10.20527/kss.v3i1.4145

8
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Akhmad Hapis Ansari

Abbas, E. W., Rusmaniah, R., Rival, M., Yusup, Y., & Maulana, M. (2021). Training in
Making Learning Media in The Form of Attractive Photos for Teachers to Increase
Student Learning Motivation At SMPN 7 Banjarmasin. The Kalimantan Social
Studies Journal, 3(1), 27-35.
Istika, M., Subiyakto, B., Rusmaniah, R., Handy, M. R. N., & Ilhami, M. R. (2022).
Economic Activities of Tanggui Craftsmen on the Riverbanks of South Alalak
Village. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 101-109.
Lasdya, D., Pebriana, P. H., Rizal, M. S., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). Improving
Beginning Reading Skills Using Word Card Media for Grade 1 Students at SDN 004
SALO. The Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 83-91.
Nadia, N., Syaharuddin, S., Jumriani, J., Putra, M. A. H., & Rusmaniah, R. (2022).
Identification of The Process for Establishing Tourism Awareness Group (Pokdarwis)
Kampung Banjar. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 116-125.
Niliyani, N., Subiyakto, B., Mutiani, M., Rusmaniah, R., & Ilhami, M. R. (2022). River
Utilization for Communities in Kampung Hijau in Fulfilling Primary Needs. The
Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 126-133.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, E. W. A., Subiyakto, B., & Putra, M. A. H. (2022). PERAN
MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN UMKM KERAJINAN DI
KAMPUNG PURUN. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN
LAHAN BASAH (Vol. 7, No. 3).
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., & Mutiani, M. (2022). The Relevance of Social Capital in
Efforts to Develop Entrepreneurship Education. Journal of Education and Learning
(EduLearn), 16(2).
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Jumriani, J., Handy, M. R. N., & Mutiani, M. (2021).
Business Development Strategies for Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM)
in Kampung Purun. The Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 23-32.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Mutiani, M., Abbas, E. W., Jumriani, J., & Ilhami, M. R.
(2022). Social Capital of Micro, Small and Medium Enterprises in Kampung Purun
for Improving Entrepreneurship Education. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(2),
1669-1680.
Riswan, R., Rajiani, I., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). The Role of
Economic in Social Studies Education. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2),
144-151.
Rusmaniah, R. (2017). PEMBINAAN MORAL REMAJA PUTUS SEKOLAH PADA PSBR
BUDI SATRIA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. Jurnal Socius, 6(02).
Rusmaniah, R. SOCIAL CAPITAL CONTRIBUTION IN THE CONTINUOUS
STRATEGY OF JENGKOL MANUFACTURERS IN THE COVID-19
PANDEMIC. JURNAL SOCIUS, 11(1), 1-11.
Rusmaniah, R., Herman, H., Indriyani, P. D., Sari, R. M., & Nugroho, D. A. (2022).
PELESTARIAN KULINER LOKAL JENGKOL TAHILALA SEBAGAI WARISAN
DAN PERWUJUDAN NILAI BUDAYA BANJAR DI DESA PINGARAN. Anterior
Jurnal, 21(3), 57-61.

9
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Hidup-AKBK3308

Rusmaniah, R., Mardiani, F., Handy, M. R. N., Putra, M. A. H., & Jumriani, J. (2021). Social
Services Based on Institutional for Youth Discontinued School. The Innovation of
Social Studies Journal, 2(2), 151-158.
Sari, L., Putro, H. P. N., Putra, M. A. H., Syaharuddin, S., & Rusmaniah, R. (2022). Culinary
Distribution in Minggu Raya Banjarbaru as a Learning Resource on Social
Studies. The Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 128-134.
Syaharuddin, S., Mutiani, M., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022).
Building Linking Capital Through Religious Activity to Improve Educational
Character. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(1), 367-374.

10
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM

Anda mungkin juga menyukai