Anda di halaman 1dari 3

Banjir Di Kota Depok Akibat Penyumbatan Sungai Sebagai Bentuk Kasus

Masalah Lingkungan
Disusun untuk memenuhi tugas analisis masalah lingkungan dari Bapak wandi S.Kep.
Ners.,MPD Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Sosial Budaya dan Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:
Nabila Kensa Faleri (P17511233023)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KESEHATAN TERAPAN PROGRAM STUDI SARJANA
TERAPAN PROMOSI
Pendahuluan
Sungai memiliki fungsi penting bagi alam, yaitu sebagai pendukung utama kehidupan
flora dan fauna. Selain itu, Sungai juga berkontribusi terhadap peningkatan tekanan pada
ekosistem sungai. Dalam pengertiannya, menurut Triatmodjo, (2008:103) sungai
adalah saluran dimana air mengalir dengan muka air bebas. Pada semua titik di sepanjang
saluran, tekanan dipermukaan air adalah sama, yang biasanya adalah tekanan
atmosfir. Namun, pada kenyataannya kondisi Sungai di Indonesia saat ini sangat
mengkhawatirkan. Dari jumlah seluruh sungai di Indonesia, yang mencapai tidak kurang dari
70.000 batang sungai, di Jawa Barat mencapai tidak kurang dari 2.000 batang sungai, mulai
dari induk sungai yang besar hingga anak-anak sungai yang kecil, dan telah lebih dari
separuh dari jumlah sungai tersebut dalam keadaan kritis, kering di musim kemarau dan
banjir di musim hujan, serta tercemar oleh limbah. Hal ini, menyebabkan Sungai-sungai tidak
dapat mengalir dengan bebas dan akan menghilangkan fungsi dari sungai tersebut.
Kasus yang sering terjadi pada aliran sungai adalah kasus pencemaran Sungai yang
disebabkan oleh penumpukan sampah masyarakat, sehingga menyebabkan Sungai tersebut
tersumbat dan tidak dapat mengalir hingga ke sepanjang salurannya. Dalam kasus ini,
Indonesia memiliki kasus pencemaran Sungai yang cukup tinggi. Prigi Arisandi yang
merupakan seorang aktivis lingkungan dan Direktur Ecological Observation and Wetland
Conservations (Ecoton) menyebut, 93 persen air sungai di Indonesia sudah tercemar
kualitasnya dengan micro plastic dan sampah lainnya. Sebagian besar sampah pada Sungai
tersebut umumnya terbuat dari produk non- biodegradable seperti plastik, logam, dan kaca
yang sulit terurai serta memiliki dampak yang serius pada sungai dan ekosistem sungai yang
ada di sekitarnya. Beberapa dampaknya antara lain:
1. Pencemaran air: Sampah non-biodegradable dapat mengotori air sungai dan merusak
kualitas air. Banyak sampah plastik yang terbuang ke sungai dan terbawa arus hingga
ke laut, sehingga merusak ekosistem laut dan mengancam kelangsungan hidup
berbagai spesies laut.
2. Keracunan dan kematian hewan: Sampah non-biodegradable dapat menjadi ancaman
bagi hewan-hewan yang hidup di sungai. Hewan yang memakan sampah plastik,
misalnya, dapat tercekik atau mengalami keracunan. Selain itu, sampah logam yang
terbuang ke sungai juga dapat merusak habitat hewan dan mengakibatkan kematian
hewan yang hidup di dalamnya.
3. Gangguan pada sistem irigasi: Sampah non-biodegradable yang menumpuk di sungai
juga dapat mengganggu sistem irigasi dan menyebabkan banjir. Hal ini dapat
berdampak buruk pada pertanian dan kesejahteraan masyarakat yang hidup di sekitar
sungai.
4. Dampak kesehatan: Pada akhirnya, sampah non-biodegradable juga dapat berdampak
pada kesehatan manusia. Air sungai yang tercemar oleh sampah non-
biodegradable dapat menjadi sumber penyakit yang membahayakan kesehatan
masyarakat yang mengonsumsinya atau yang menggunakan air sungai untuk berbagai
keperluan.
5. Penyebab banjir: hal ini dikarenakan, Ketika sampah sudah memenuhi hingga
menyumbat Sungai secara berlebihan akan menyebabkan Sungai meluap ke
prmukaan. Terlebih Ketika terjadi musim hujan yang lebat.
Banyaknya dampak dari kasus pencemaran Sungai terhadap lingkungan tersebut,
dikarenakan banyaknya pula fungsi Sungai pada lingkungan, bahkan dalam ekosistem.
Dalam hal ini pula, kasus yang terljadi pada pencemaran Sungai tersebut, menyebabkan
Sungai kehilangan fungsi awalnya.
Kasus
Salah satu kasus pencemaran Sungai di Indonesia adalah kasus pencemaran akibat
penyumbatan aliran Sungai kota depok yang mengakibatkan banjir di Jalan Raya
Sawangan dan Jalan Pramuka, Mampang, Pancoran Mas, Kota Depok, berangsur surut
pada Senin (25/7/2022) sekitar pukul 09.45 WIB. Dalam laman Kompas.com disebutkan
bahwa, Banjir tersebut terjadi sejak Minggu (24/7/2022) yang pada malam itu berasal dari
luapan Kali Licin. Lurah Mampang Darmawansyah mengatakan, aliran Kali Licin meluap
karena tersumbat tumpukan sampah kayu dan bambu di kolong jembatan Jalan Raya
Sawangan, tepatnya di perempatan Mampang. "Sebetulnya selalu klasik permasalahan
itu, ada buangan sampah yang sembarangan, ada tumpukan berupa batang pohon pisang,
kayu, batangan besar pohon hasil tebangan," kata Lurah Mampang, Darmawansyah
kepada wartawan, Senin.

Penyebab kasus

Dalam kasus pencemaran Sungai yang terjadi di Jalan Raya Kudus-Jepara terdapat beberapa
hal yang menjadi penyebab kasus pencemaran dapat terjadi. Beberapa penyebab tersebut
adalah:

1. Ketidak pedulian warga akan pentingnya menjaga lingkungan sehingga membuang sampah
tidak pada tempatnya melainkan pada Sungai.
2. Sikap acuh tak mau tahu Warga yang tidak turun tangan dalam kasus tersebut untuk
membersihkan Sungai. Kurangnya inisiatif warga dalam menjadi bagian dalam pembersihan
Sungai tersebut.
3. Sampah dibuang sengaja oleh beberapa oknum tertentu yang dikarenakan oleh rasa malas
akan membuang sampah pada tempat pembuangan sampah.
4. Pembuangan sampah kayu pada Sungai tersebut yang menjadi salah satu penyebab utama
dalam kasus banjir depok akibat luapan Sungai.

Solusi kasus

Dalam kasus ini, solusi yang dapat diupayakan untuk menangani kasus banjir tersebut adalah:

1. Mengupayakan seluruh tenaga masyarakat untuk bergotong royong membersihkan kayu-


kayu yang merupakan penyebab pada tersumbatnya aliran Sungai
2. Meletakkan sampah-sampah dan kayu yang tidak digunakan pada tempat yang tepat
3. Meninggikan pondasi pinggiran sungai jika air masih meluap

Selain itu, terdapat pula Langkah atau solusi untuk mencegah terjadinya banjir akibat
penumpukan sampah pada Sungai, yakni:

1. Tidak membuang segala limbah pada Sungai, baik limbah rumah tangga, limbah industri, dan
lain-lain
2. Mengelola limbah agar dapat menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dengan mendaur ulang
limbah tersebut menjadi barang

Anda mungkin juga menyukai