PENDAHULUAN
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Dilansir dari laman republika.id, pada tahun 2019 Direktur Forest and
Freshwater dari World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia Irwan Gunawan
dalam diskusi "Bersama Menjaga Air Sumber Kehidupan" dalam memperingati Hari
Air Sedunia yang jatuh pada 22 Maret, Jakarta, Jumat (22/3) mengatakan bahwa
Sungai di Indonesia yang kondisinya tercemar dan kritis mencapai 82 persen dari
550 sungai yang tersebar di seluruh Indonesia. Tingginya tingkat pencemaran
membuat airnya tidak layak untuk dikonsumsi. Dari lebih 550 sungai itu, 52 sungai
strategis di Indonesia dalam keadaan tercemar, di antaranya Sungai Ciliwung di DKI
Jakarta dan Sungai Citarum di Jawa Barat. Irwan juga menuturkan dari sekian ratus
sungai di Indonesia, yang baru dipantau secara intensif dan bisa dilaporkan setiap
tahun hanya 82 sungai. Sampai dengan Desember 2018, dari 82 sungai yang
dipantau itu , 50 sungai kondisinya tetap dan relatif stabil, 18 sungai membaik serta
14 sungai makin memburuk.
Sungai Citarum yang berlokasi di Jawa Barat dan berada di DAS Citarum
telah menyandang predikat sebagai salah satu wilayah yang tercemar di dunia.
Sungai Citarum mempunyai tiga masalah utama. Pada bagian hulu DAS, terdapat
lahan kritis yang kerap kali memberikan masukan erosi tanah, selanjutnya mengalir
pada sepanjang aliran dan mengendap. Sedimentasi yang menumpuk tersebut
menyebabkan potensi bencana banjir ketika musim penghujan datang. Pada tahun
2013, Green Cross Swizerland dan Blacksmith Institute telah membenarkan bahwa
Sungai Citarum menjadi salah satu tempat tercemar dan terkotor di dunia. Aliran air
di sepanjang sungai mengalami penurunan kualitas karena banyaknya erosi serta
ditambah pencemaran kotoran ternak, sampah rumah tangga dan limbah pabrik.
Berbagai senyawa beracun pun ikut muncul di DAS Citarum yang tentunya
berdampak buruk pada wilayah serta 35 juta orang di 13 Kabupaten/kota yang
dilaluinya. Penelitian yang dilakukan oleh Greenpeace Asia Tenggara dan Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Barat telah menemukan hasil bahwa
logam berat yang berasal dari limbah pabrik telah menjadi kontaminan utama Sungai
Citarum.
1. Limbah pemukiman
Limbah pemukiman mempunyai pengertian segala bahan pencemar
yang dihasilkan oleh daerah pemukiman atau rumah tangga. Limbah
pemukiman ini bisa berupa sampah organik (kayu, daun dll), dan sampah
nonorganik (plastik, logam, dan deterjen).
2. Limbah pertanian
Limbah pertanian mempunyai pengertian segala bahan pencemar
yang dihasilkan aktifitas pertanian seperti penggunaan pestisida dan
pupuk.
3. Limbah industri
Limbah industry mempunyai pengertian segala bahan pencemar
yang dihasilkan aktifitas industri yang sering menghasilkan bahan
berbahaya dan beracun (B3).
Ada berbagai macam penyakit yang dapat timbul akibat sungai yang
tercemar, antara lain kolera, amebiasis , disentri, diare, hepatitis A, keracunan
timbal, malaria ,polio, dan trachoma
https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article-pdf/PENCEMARAN%20AIR%2C
%20PENGERTIAN%2C%20PENYEBAB%20DAN%20DAMPAKNYA.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/9277/1/Paper%20KTA%20pdfKhalida%20Firda.pdf
https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article/
Permasalahan_dan_Cara_Mengatasi_Pencemaran_Air.pdf
https://konservasidas.fkt.ugm.ac.id/2020/06/20/sungai-citarum-predikat-sungai-tercemar-
di-dunia-bagaimana-solusinya/