Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang bersifat mengalir, sehingga
perlakuan air di hulu akan member dampak di hilir. Pencemaran di hulu akan menyebabkan
biaya social di hilir (extematily effect) dan pelestarian di hulu akan bermanfaat di hilir. Sungai
sangat bermanfaat bagi manusia dan juga bermanfaat bagi biota air.
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga
perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup
lainnya. Perlu upaya pelestarian dan pengendalian air, untuk menjaga kualitas air atau mencapai
kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air
yang dikehendaki. Pengelolaan kuaitas air dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran
air, yaitu dengan upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu. Air
yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari,
keperluan  industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain
sebagainya.
Saat ini air menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius. Karena air telah
tercemar oleh limbah – limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia, sehingga untuk memperoleh
air yang baik sesuai dengan standar tertentu diperlukan biaya yang cukup mahal. Secara kualitas,
sumber daya air telah mengalami penurunan. Begitu pula secara kuantitas yang sudah tidak dapat
memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.
Makin banyak berita-berita mengenai pencemaran sungai dari hari kehari. Pencemaran
sungai  ini terjadi dimana-mana. Krisis air juga tejadi di hampir seluruh Pulau Jawa dan sebagian
Pulau Sumatera, terutama di kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah
tangga ataupun pertanian.
Pencemaran sungai di banyak wilayah di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya krisis
air bersih. Kurangnya kesadaran warga sekitar serta lemahnya pengawasan pemerintah dan
keengganan mereka untuk melakukan penegakan hukum yang benar menjadikan masalah
pencemaran sungai menjadi hal yang kronis yang semakin lama semakin parah.
1. 2       Rumusan Masalah
1.1.1        Apa yang dimaksud  pencemaran sungai
1.1.2        Apa saja yang menjadi indikator pencemaran sungai
1.1.3        Apa saja yang menjadi sumber pencemaran sungai
1.1.4        Apa dampak dari pencemaran sungai
1.1.5        Bagaimana mencegah pencemaran sungai
1.1.6        Bagaimana menanggulangi pencemaran sungai
1. 3       Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tulisan ini bertujuan untuk mengupas mengenai
pencemaran sungai. Secara khusus akan dibahas sumber, dampak dan pencegahan serta
penanggualangan pencemaran sungai yang tentu saja tidak lepas dari pengertian dan perspektif
hukum dari pencemaran sungai serta indikator pencemaran tersebut. Diharapkan dengan adanya
penjelasan mengenai dampak pencemaran sungai beserta cara penanggulangan, timbul kesadaran
dari kita semua akan  betapa pentingnya sungai bagi kehidupan yang pada akhirnya pencemaran
sungai dapat dikurangi sehingga didapat sumber air yang aman dan sesuai baku mutu.
BAB II
PENCEMARAN SUNGAI
 
2.1       Pencemaran Sungai
Air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini, kita semua bergantung pada air.
Untuk itu diperlukan air yang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Tapi pada akhir-akhir
ini, persoalan penyediaan air yang memenuhi syarat menjadi masalah seluruh umat manusia.
Dari segi kualitas dan kuantitas air telah berkurang yang disebabkan oleh pencemaran.
Pencemaran air sungai terjadi apabila dalam air sungai terdapat berbagai macam zat atau
kondisi yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat
digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya karena
tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan
kebutuhan tertentu, sebagai contoh suatu sungai yang mengandung logam berat atau
mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai
pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan
secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-komponen lingkungan hidup,
seperti pencemaran air, pencemaran air sungai, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan
pencemaran udara. Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan
hidup yang ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.
Menurut UU Republik Indonesia No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup yaitu; masuknya atau
dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup,
oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Demikian pula dengan
lingkungan air yang terdapat di sungai yang dapat tercemar karena masuknya atau dimasukannya
mahluk hidup atau zat yang membahayakan bagi kesehatan. Air sungai dikatakan tercemar
apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa
digunakan sesuai peruntukannya.
2.2       Bahan Pencemar Air Sungai
Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi:
a)   Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang
mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula  tebu,
sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuh-
tumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampahsampah tersebut memerlukan
banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan
(sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam air akan mati
kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang mengandung protein
(hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak untuk
diminum atau untuk mandi.
C, H, S, N, + O2  ? CO2 + H2O + H2S + NO + NO2
Senyawa organik
b)  Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang
mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran
pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari
limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
c) Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti
merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan
pencemar berupa logam-logam  berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan dan
dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya
sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
d) Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu
senyawa organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis,
limbah industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan
dan kesejahteraan makhluk hidup.
e)  Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat, senyawa
fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat sehingga menutupi
permukaan air. Selain itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam
air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar
matahari yang diperlukan organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat
masuk ke dalam air.
f)   Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak
sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari
percobaan-percobaan nuklir lainnya.
g)  Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada
tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang
meletus, menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang
mampu mengasimilasi sampah.
h)  Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit
tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar
panas ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme,
ikan dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi
senyawa-senyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan oksigen,
sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
Secara garis besar bahan pencemar air tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi:
1. Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme
maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
2. Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral (garam-garam
anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)
3. Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.
4. Bahan pencemar berupa zat radioaktif
5. Bahan pencemar berupa panas
2.3       Indikator Pencemaran Air Sungai
 
            Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan
atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :
a. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan
tingkatkejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahanwarna, bau dan
rasa,
b. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zatkimia
yang terlarut dan perubahan pH,
c. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan 
mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air sungai terbagi dua jenis,
yaitu parameter kimia dan parameter fisika. Parameter kimia antara lain derajat keasaman
(pH), Biologycal Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Dissolved
Oxygen (DO), lemak dan minyak, serta Nitrogen amoniak (NH3 – N), Sedangkan parameter
fisika antara lain suhu, Total Suspended Solid (TSS) dan Total Dissolved Solid (TDS).
2.3.1    Parameter Kimia
a) Derajar Keasaman (pH), Derajat keasaman adalah ukuran untuk menentukan sifat asam
dan basa. Perubahan pH di suatu air sangat berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, maupun
biologi dari organisme yang hidup di dalamnya. Derajat keasaman diduga sangat berpengaruh
terhadap daya racun bahan pencemaran dan kelarutan beberapa gas, serta menentukan bentuk zat
didalam air. Nilai pH air digunakan untuk mengekpresikan kondisi keasaman (kosentrasi ion
hidrogen) air limbah. Skala pH berkisar antara 1-14. Kisaran nilai pH 1-7 termasuk kondisi
asam, pH 7-14 termasuk kondisi basa, dan pH 7 adalah kondisi netral. Air limbah dan buangan
industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik.
b) Biologycal Oxygen Demand (BOD), Kebutuhan oksigen Biokimia atau BOD adalah
banyaknya oksigen yangdibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organiknya
yangmudah terurai. Bahan organik yang tidak mudah terurai umumnya berasal darilimbah
pertanian, pertambangan dan industri. Parameter BOD ini merupakansalah satu parameter yang
di lakukan dalam pemantauan parameter air, khusunyapencemaran bahan organik yang tidak
mudah terurai. BOD menunjukkan jumlahoksigen yang dikosumsi oleh respirasi mikro aerob
yang terdapat dalam botolBOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 20 0C selama lima hari, dalam
keadaantanpa cahaya. Kadar maksimum BOD5 yang diperkenankan untuk kepentingan air
minum dan menopang kehidupan organisme akuatik adalah 3,0-6,0 mg/L berdasarkan
UNESCO/WHO/UNEP, 1992. Sedangkan berdasarkan kep.51/MENKLH/10/1995  nilai BOD5
untuk baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri golongan I adalah 50 mg/L dan golongan II
adalah 150 mg/L.
c) Chemical Oxygen Demand (COD),Kebutuhan oksigen kimiawi atau COD
menggambarkan jumlah totaloksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara
kimiawi, baikyang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi secara
biologis menjadi CO2 dan H2O. Keberadaan bahan organik dapat berasal dari alam ataupun dari
aktivitas rumah tangga dan industri. Perairan yang memiliki nilai COD tinggi tidak diinginkan
bagi kepentingan perikanan dan petanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya
kurang dari 29 mg/liter. Sedangkan pada perairan yang tercemar dapat lebih dari 200 mg/liter
pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/liter.
d) Dissolved Oxygen (DO), oksigen terlarut atau DO adalah jumlah oksigen yang
diperlukan untuk proses degradasi senyawa organik dalam air. Oksigen dapat dihasilkan dari
atmosfir atau dari hasil fotosintesis. Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada temperature
dan tekanan atmosfir. Berdasarkan data-data temperatur dan tekanan, maka kelarutan oksigen
jenuh dalam air pada 25oC dan tekanan 1 atm adalah 8,32 mg/L (Warlina, 1985).
e) Lemak dan Minyak, Merupakan zat pencemar yang sering dimasukkan kedalam
kelompokpadatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air. Menurut Sugiharto
(1987), bahwa lemak tergolong benda organik yang relatif tidak mudah teruraikan oleh bakteri.
Terbentuknya emulsi air dalam minyak akan membuat lapisan yang menutup permukaan air dan
dapat merugikan, karena penetrasi sinar matahari ke dalam air berkurang serta lapisan minyak
menghambat pegambilan oksigen dari udara sehingga oksigen terlarut menurun. Untuk air sungai
kadar maksimum lemak dan minyak 1 mg/l.
f) Nitrogen Amoniak(NH3-N), Merupakan salah satu parameter dalam menentukan kualitas
air, baik airminum maupun air sungai. Amoniak berupa gas yang berbau tidak enak sehingga20
kadarnya harus rendah, pada air minum kadarnya harus nol sedangkan air surgai kadarnya 0.5
mg/l.
2.3.2 Parameter Fisika
a) Suhu, Menurut Effendi (2003), suhu dari suatu badan air dipengaruhi olehmusim,
lintang (latitute),ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari,sirkulasi udara, penutupan
awan, dan aliran serta kedalaman badan air, adalahsalah satu faktor yang sangat penting bagi
kehidupan organisme, karena suhumempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun
pengembangbiakan dariorganisme-organisme tersebut.
b) Total Suspended Solid (TSS),Total Suspended Solid atau padatan tersuspensi adalah
padatan yangmenyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap.
Padatantersuspensi terdiri dan partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecildari
pada sedimen, seperti bahan-bahan Organik tertentu, tanah liat dan lainnya.Partikel menurunkan
intensitas cahaya yang tersuspensi dalam air umumnyaterdiri dari fitoplankton, zooplankton,
kotoran hewan, sisa tanaman dan hewan,kotoran manusia dan limbah industri.
c) Total Dissolved Solid (TDS),Total Dissolved Solid atau padatan terlarut adalah padatan-
padatan yangmempunyai ukuran lebih kecil dari padatan tersuspensi. Bahan-bahan terlarutpada
perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan dapatmeningkatkan nilai
kekeruhan yang selanjutnya akan menghambat penetrasi21cahaya matahari ke kolom air dan
akhirnya berpengaruh terhadap prosesfotosintesis diperairan.
2.4       Penyebab Terjadinya Pencemaran Sungai
Pencemaran air sungai dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu pencemaran sungai yang
disebabkan oleh alam dan pencemaran sungai yang disebabkan oleh ulah manusia. Pencemaran
sungai yang disebabkan oleh alam antara lain akibat desposisi asam, kebakaran hutan,
meletusnya gunung berapi, serta endapan hasil erosi. Sementara pencemaran sungai yang
disebabkan oleh ulah manusia terbagi menjadi beberapa sumber pencemaran, antara lain limbah
industri, limbah pemukiman, limbah pertanian, limbah rumah sakit, dan limbah pertambangan.
2.4.1    Pencemaran Sungai yang Disebabkan oleh Alam
a) Desposisi Asam, Kelebihan zat asam pada sungai akan mengakibatkan sedikitnya
spesies yang bertahan. Jenis plankton dan invertebrata merupakan mahkluk yang paling pertama
mati akibat pengaruh pengasaman. Jika sungai memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari
spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang
secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua sungai yang
terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis batuan dan tanah
yang dapat membantu menetralkan keasaman.
b) Kebakaran Hutan, Kebakaran hutan memang tidak secara signifikan menyebabkan
perubahan kualitas air di sungai, namun kebakaran hutan bisa menyebabkan terganggunya
ekosistem makhkluk hidup yang ada di sungai yang disebabkan faktor asap. Tebalnya asap
menyebabkan matahari sulit untuk menembus dalamnya lautan. Pada akhirnya hal ini akan
membuat beberapa spesies tumbuhan yang hidup di sungai menjadi sedikit terhalang untuk
melakukan fotosintesa dan ikan-ikan sulit bernafas karena kandungan CO2 yang berlebih.
c) Letusan Gunung Berapi, letusan gunung berapi menyebabkan sungai atau danau
tercemar karena bebatuan serta materi-materi yang terbawa dari gunung mengendap di sungai.
Jika materi yang mengendap bervolume besar, maka hal ini menyebabkan ikan-ikan mati bila
tertumpuk oleh bebatuan tersebut. Selain itu, materi-materi yang bervolume kecil menyebabkan
sungai keruh dan mempengaruhi ekosistem di sungai.
d) Endapan Hasil Erosi, Tebalnya lumpur yang terbawa erosi akan mengalami
pengendapan di bagian hilir sungai. Ancaman yang muncul adalah meluapnya sungai
bersangkutan akibat erosi yang terus menerus.Ketika air hujan tidak lagi memiliki penghalang
dalam menahan lajunya maka ia akan membawa seluruh butir tanah yang ada di atasnya untuk
masuk kedalam sungai-sungai yang ada. Akibatnya adalah sungai menjadi sedikit keruh. Hal ini
akan terus berulang apabila ada hujan di atas gunung ataupun di hulu sungai sana.
2.4.2    Pencemaran Sungai yang Disebabkan oleh Ulah Manusia
a) Limbah Industri, Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya
pencemaran air sungai. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan
berbahaya dan beracun. Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, “limbah B3 adalah sisa suatu usaha
atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau
merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup
manusia dan mahluk lainnya.”. Karakteristik limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan karat,
mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan infeksi/ penyakit.
Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam. Misalnya
limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta
cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Limbah ini bersifat
korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit
dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker.
 Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga
sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung merkuri selain berasal dari
industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya. Di
Jepang antara tahun 1953- 1960, lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena
mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang
bearasal dari sebuah pabrik plastik. Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui
rantai makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang kemudian
dimakan yang dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran
pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat
menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit dan  disease/ mucocutaneous lymph node
syndrome.
b) Limbah Pemukiman, Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah
organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat
diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-
daunan. Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan,
logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable).
Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut,
karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya.
Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan
menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen.
Tentunya anda pernah melihat permukaan air sungai atau danau yang ditutupi buih deterjen.
Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini
hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar
diuraikan oleh bakteri sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama. Penggunaan deterjen
secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini
merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan eceng
gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga
menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.
Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan
oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.
c) Limbah Pertanian, Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat
tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air.
Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti
ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan
dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida
dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau
manusia orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih
insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat
biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan.
Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat
menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air
tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan.
bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.
Selain itu penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur
tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman
tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Penggunaan pestisida bukan saja mematikan
hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan
tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Sedangkan penggunaan pestisida yang
terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
2.5       Dampak Pencemaran Sungai
Pada saat ini, limbah kegiatan industri dikatakan telah mengancam seluruh.negeri. Hal ini
disebabkan karena melalui mekanisme alam seperti tiupan angin, aliran air sungai, daya rambat
di tanah melalui difusi limbah tersebut dapat menyebar ke mana-mana.
Buangan di perairan menyebabkan masalah kehidupan biota dalam bentuk keracunan
bahkan kematian. Gangguan terhadap biota perairan telah menimbulkan dampak penurunan
kualitas dan kuantitas biota perairan (ikan dan udang). Kelebihan pupuk yang dialirkan ke rawa
atau ke danau dapat menimbulkan suburnya enceng gondok. Selain itu, erosi lumpur yang
terbawa ke laut kemudian diendapkan mengakibatkan tertutupnya permukaan karang yang pada
akhirnya menyebabkan kematian karang.
Akibat pencemaran itu  kehidupan dalam air dapat terganggu dengan  mematikan binatang-
binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam air karena oksigen yang terlarut dalam air  akan habis
dipakai untuk dekomposisi aerobik dari zat-zat organik yang banyak terkandung dalam air
buangan.
Pencemaran yang tidak disebabkan oleh sifat racun dari bahan-bahan pencemar
adalah :
1. Kandungan lumpur yang meningkat di dalam air mengurangi jumlah cahaya yang masuk
yang diperlukan untuk berfotosintesis. Unsur hara yang masuk berlebihan ke ekosistem
perairan dapat menyebabkan pertumbuhan yang sangat cepat dari algae atau tanaman air,
sehingga menyebabkan berkurangnya bentuk kehidupan lainnya seperti ikan dan kerang-
kerangan.
2. Buangan air panas meskipun tidak langsung membunuh biota air, dapat merubah kondisi
dari lingkungan hidupnya. Akibatnya, satu jenis akan tumbuh dan berkembang lebih
cepat sedang yang lain justru dapat terhambat. Kelakuan ikan yang selalu berpindah
(migration) dapat berubah disebabkan adanya perubahan suhu yang relatif cepat pada
jarak yang pendek.
3. Lumpur erosi sebagai akibat pengelolaan tanah yang kurang baik  dapat diendapkan di
pantai-pantai dan mematikan kehidupan karang atau merusak tempat berpijak biota
perairan.
4. Senyawa organik di dalam proses penguraiannya dapat mengambil zat asam dari air
terlalu banyak, sehingga membahayakan kehidupan di tempat itu.
5. Air sungai yang mengalir berlebihan ke perairan pantai dapat membentuk lapisan yang
menghalangi pertukaran massa air dengan lapisan air yang lebih subur dari bawah.
Pencemaran limbah ke lingkungan perlu diperhatikan dan diantisipasi dengan baik, lebih-
lebih terhadap air sungai, karena air sungai dipakai penduduk untuk berbagai keperluan.
Pencemaran sungai oleh air buangan ditinjau dari sudut mikrobiologi antara lain : pencemaran
bakteri patogen dan non patogen serta bahan organik. Banyaknya bahan organik akan
merangsang pertumbuhan mikroorganisme menjadi pesat.
Hal ini mengakibatkan pemakaian oksigen akan cepat dan meningkat, akibatnya kadar
oksigen terlarut dalam air akan menipis dan menjadi sedikit sekali, yang akhirya mengakibatkan
mikroorganisme dan organisme air lainnya yang memerlukan oksigen mati. Ekologi air akan
berubah drastis. Keadaan menjadi anaerobik, sehingga air sungai busuk, dan tidak sehat bagi
pertumbuhan mikroorganisme flora dan fauna air itu. Lingkungan hidup yang demikian ini
sudah rusak dan tidak layak lagi bagi kebutuhan hidup kita (Ardhana, 1994).
 
BAB III
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR SUNGAI
3.1       Pencegahan Pencemaran Sungai
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran sungai
:
1.    Penggunaan detergen secukupnya,
2.    Tidak mebuang sampah ke sungai
3.    Penggunaan pupuk dan pestisida secukupnya,
4.    Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah  (IPAL),
5.    Reboisasi
6.    Pengomposan sampah organik,
7.    Pendaurulangan sampah anorganik.
3.2       Penanggulangan Pencemaran Air Sungai  
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran
Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah
satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah
melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan upaya untuk menurunkan
beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta
dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya.
Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan
masyarakat setempat (KLH, 2004).
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu
penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknis yaitu
suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan
perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk
kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini
hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan
dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan
menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada
perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses,
mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran. Sebenarnya
penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri kita sendiri. Dalam keseharian, kita dapat
mengurangi pencemaran air dengan cara mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita
hasilkan setiap hari. Selain itu, kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai
(reuse) sampah tersebut. Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah
kita. Karena saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan ratusan jenis zat
kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk
tanaman, dan sebagainya. Kita harus bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti
makanan dalam kemasan kaleng, minuman dalam botol dan sebagainya, yang memuat unsur
pewarna pada kemasannya dan kemudian terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir.
Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turut menyumbangkan emisi asam atu
hidrokarbon ke dalam atmosfir yang akhirnya berdampak pada siklus air alam.
Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang bijaksana. Sebagai
contoh, kritis terhadap barang yang dikonsumsi, apakah nantinya akan menjadi sumber bencana
yang persisten, eksplosif, korosif dan beracun atau degradable (dapat didegradasi alam)? Apakah
barang yang kita konsumsi nantinya dapat meracuni manusia, hewan, dan tumbuhan aman bagi
makhluk hidup dan lingkungan ? Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air.
Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara
baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar. Dari segi kebijakan atau
peraturanpun mengenai pencemaran air ini telah ada. Bila kita ingin benar-benar hal tersebut
dapat dilaksanakan, maka penegakan hukumnya harus dilaksanakan pula. Pada akhirnya, banyak
pilihan baik secara pribadi ataupun social (kolektif) yang harus ditetapkan, secara sadar maupun
tidak, yang akan mempengaruhi tingkat pencemaran dimanapun kita berada. Walaupun
demikian, langkah pencegahan lebih efektif dan bijaksana.
Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan berkurang
dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan didapat sumber air yang
aman, bersih dan sehat.
 BAB IV
PENUTUP
4.1       Simpulan
4.2       Saran
http://gudankmakalah.blogspot.com/2015/08/makalah-tentang-pencemaran-air.html

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dari berbagai masalah yang ada di lingkungan sekitar kita, pencemaran air merupakan
salah satu permasalahan yang harus diperhatikan karena pencemaran air dapat mengganggu
lingkungan dan juga kehidupan masyarakat.
Disamping itu masyarakat banyak yang kurang menjaga kebersihan air. Kita sebagai
masyarakat harus bisa menjaga kebersihan lingkungan kita apalagi dalam hal yang berkaitan
dengan air, karena apalagi dalam hal yang berkaitan dengan air, karena air merupakan salah satu
sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup.
Untuk itu kami membuat laporan penelitian tentang pencemaran air di lingkungan sekitar.
Hal ini dimaksudkan menjaga air agar masyarakat bisa menjaga kebersihan terutama kebersihan
air.

B.     Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang masalah yang telah kami paparkan secara singkat, maka
terdapat beberapa rumusan masalah yang hendak di ajukan :
1.      Faktor apa saja penyebab terjadinya pencemaran air?
2.      Bagaimanakah cara mengatasi pencemaran air?
3.      Apa saja yang dilakukan untuk mengurangi pencemaran air di sekitar lingkungan?

C.    Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penelitian tentang pencemaran air adalah sebagai berikut :
a.       Agar penulis dan pembaca mengerti betapa pentingnya kebutuhan air bagi kehidupan
b.      Agar bisa mengetahui apa saja faktor penyebab pencemaran air
c.       Untuk mengetahui apa saja akibat yang timbul dari pencemaran air
d.      Untuk menanggulangi pencemaran air yang terjadi di sekitar kita
D.    Manfaat Penulisan
Disini dijelaskan bahwa manfaat penelitian tentang “Pencemaran Air” di lingkungan
adalah :
a.       Dapat mengetahui bahaya dari pencemaran air
b.      Mengetahui tingkat pencemaran air di lingkungan kita
c.       Dapat mengetahui cara menanggulangi pencemaran air

E.     Batasan Masalah
Dari rumusan masalah yang telah kami dapatkan secara singkat, maka batasan masalahnya
adalah :
1.      Faktor penyebab pencemaran air yang disebabkan sampah
2.      Cara mengatasi pencemaran air dengan cara tidak membuang sampah sembarangan
3.      Upaya pemerintah dalam mengatasi pencemaran air mendaur ulang sampah
4.      Cara yang dilakukan untuk mengurangi pencemaran air di sekitar lingkungan adalah
membuang sampah pada tempatnya

BAB II

PEMBAHASAN
Pencemaran adalah suatu peristiwa berubahnya keadaan alam (udara, air, dan tanah) karena
adanya unsur-unsur baru atau meningkatnya sejumlah unsur tertentu. Jadi pencemaran air adalah
peristiwa berubahnya kadar air karena adanya unsur-unsur tertentu.

B.1.   Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran Air


Adapun faktor penyebab terjadinya pencemaran air yaitu karena pembuangan sampah di
sungai, pembuangan limbah rumah tangga, penggunaan pestisida herbisida dan pupuk tanaman,
kebocoran kapal tanker serta penangkapan ikan dengan racun, dinamit dan strom. Dan masih
banyak juga faktor lainnya.
Kebanyakan masyarakat jika membuang sampah itu dibuang di sungai dan pembuangan
sampah di sungai itu dapat menimbulkan pembusukan dan dapat menyumbat saluran air di
sungai tersebut. Seharusnya jika masyarakat ingin membuang sampah itu harus bisa memilih dan
memilih antara sampah organik dan anorganik.
Pencemaran air karena pembuangan sampah juga dapat menyebabkan berkurangnya
persediaan air bersih yang memenuhi syarat sehingga pencemaran tersebut berpengaruh terhadap
kesehatan manusia dan juga makhluk hidup lainnya.

B.2    Cara mengatasi pencemaran air yang disebabkan oleh sampah

Sampah dapat menimbulkan permasalahan seperti sarang penyakit, menimbulkan bau


busuk dan mengganggu pandangan mata. Oleh sebab itu, buanglah sampah pada tempat yang
telah ditentukan. Jangan membuang sampah di sembarang tempat. Tempat penimbunan sampah
yang terakhir jangan sampai mengganggu lingkungan kehidupan. Disamping itu, perlu dipikirkan
pula cara  pemusnahan sampahnya.
Cara-cara atau sistem pemusnahan sampah, antara lain sebagai berikut:
1.      Dengan cara dibakar
Jika kita ingin membakar sampah, kita harus memilih terlebih dahulu mana sampah yang
bisa dibakar. Dan saat membakar sampah tersebut kita usahakan agar asapnya tidak sampai
mengganggu lingkungan sekitar
2.      Untuk makanan ternak (babi)
Sampah bisa dijadikan untuk makanan ternak (babi) yaitu sisa sampah berupa sayuran, sisa
makanan, dan buah-buahan yang bisa dijadikan untuk makanan dan buah-buahan yang bisa
dijadikan untuk makana ternak.
3.      Untuk bahan pupuk
Sampah dapat digunakan untuk bahan pupuk karena sampah yang membusuk akan menjadi
bahan organik dan itu dapat digunakan sebagai pupuk

B.3.   Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pencemaran Air


Ada beberapa cara pemerintah dalam mengatasi pencemaran air adalah dengan cara
memberikan asumsi bahwa sampah juga bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai sumber
penghasilan misalnya dijadikan sebagai bahan kerajinan yang dapat dimanfaatkan sebagai hiasan
rumah bahkan hasil kerajinan tersebutpun bisa diekspor ke daerah lain.
Selain itu sampah juga sangat bermanfaat bagi masyarakat kalangan bawah sebagai sumber
penghasilan mereka, misalnya saja pemulung, mereka mengambil sampah yang masih dapat
dimanfaatkan lagi untuk dijual ke produsen.

B.4.   Cara yang dilakukan untuk mengurangi pencemaran air di sekitar lingkungan


Cara untuk mengurangi pencemaran air di sekitar lingkungan adalah banyak sekali
misalnya saja dengan cara membuang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah di
sungai, gotong-royong membersihkan selokan atau saluran air di sekitar dan masih banyak yang
lain.
Salah satu cara yang mudah untuk dilakukan untuk mengurangi pencemaran air adalah
masyarakat harus membuang sampah pada tempatnya. Dengan cara itu kita bisa mengurangi
tercemarnya air yang dibutuhkan sehingga dengan tidak tercemarnya air, kadar air bisa
terpenuhi.

BAB III

PENUTUP
A.    Simpulan
Pada dasarnya pencemaran air memang sangat merugikan bagi semua makhluk maupun
kalangan. Pencemaran berarti masuknya makhluk hidup dan zat-zat atau komponen tertentu ke
dalam suatu lingkungan hidup. Akibatnya tatanan lingkungan hidup pun berubah. Pencemaran
bisa menurunkan kwalitas lingkungan hidup setempat. Namun semua itu dapat diatasi dengan
berbagai cara seperti tidak membuang limbah pada sungai, tidak membuang sampah sembarang
dan masih banyak lagi.

B.     Saran
Sebagai tindak lanjut dari uraian di atas tentang pencemaran air, maka penulis mengajukan
beberapa saran demi meningkatkan kelestarian di lingkungan sekitar kita, antara lain :
1.      Perlu adanya kerja sama antara masyarakat dalam mengurangi terjadinya pencemaran
air yang ada di lingkungan
2.      Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan di sekitar sungai
3.      Tidam membuang sampah pada saluran air dan sungai yang dapat mengakibatkan
pencemaran air
4.      Membersihkan lingkungan agar tidak dapat menimbulkan penyakit
https://docplayer.info/65163888-Studi-kasus-sumber-pencemaran-lingkungan-di-sungai-karang-
mumus-samarinda-oleh-meidina-sitti-annisa-nim.html
https://www.kompasiana.com/nagadragn/5ca20ebf3ba7f75f757ff873/earth-hour-2019-gelar-
talkshow-darurat-air-bersih
http://gudankmakalah.blogspot.com/2015/08/makalah-tentang-pencemaran-air.html

Anda mungkin juga menyukai