Anda di halaman 1dari 4

Nama : Selvia Kumala Dewi

NIM : 1811102443057
Prodi : S1 Teknik Sipil
Mata Kuliah : Kewarganegaraan

Identitas Nasional ( National Identity )

Identitas nasional adalah identitas seseorang atau rasa memiliki terhadap satu negara
atau satu bangsa . [1] [2] Ini adalah perasaan suatu bangsa sebagai satu kesatuan yang kohesif,
sebagaimana diwakili oleh tradisi, budaya, bahasa dan politik yang berbeda. [3] Identitas
nasional dapat merujuk pada perasaan subjektif yang dibagikan seseorang dengan
sekelompok orang tentang suatu bangsa, terlepas dari status kewarganegaraan hukum
seseorang. [4] Identitas nasional dipandang dalam istilah psikologis sebagai "kesadaran akan
perbedaan", "perasaan dan pengakuan akan 'kita' dan 'mereka'.
Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di dunia yang terletak di Asia Tenggara.
Melintang di katulistiwa antara benua Asia dan Australia serta antara Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di utara pulau Kalimantan, dengan
Papua Nugini di timur pulau Papua dan dengan Timor Timur di utara pulau Timor. Indonesia
terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Ada
beberapa ciri khas yang hanya di miliki Indonesia, yang pertama ada makanan khas yang
hanya ada di Indonesia adalah TEMPE.

Tempe adalah makanan yang terbuat dari kacang kedelai yang di fermentasi dan
beberapa jenis kapang Rhizopus, atau yang secara umum di kenal dengan “ragi tempe”.
Secara umuum tempe berwarna putih karena pertumbuhan kapang yang merekatkan biji-biji
kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Kedelai yang berfermentasi untuk
membuat tempe mempunyai aroma khas yang berbeda dengan tahu, tempe terasa agak
masam. Tempe adalah makanan khas dari Indonesia yang telah mendunia, biasanya kaum
vegetarian mengonsumsi tempe sebagi pengganti daging, akibatnya tempe tidak hanya
dikonsumsi di Indonesia saja tetapi juga di banyak tempat di dunia seperti, jerman, jepang,
dan Amerika Serikat.
Selain tempe sebagai salah satu makanan khas dari Indonesia, ada juga Anaphalis
javanica, yang dikenal secara populer sebagai Edelweiss jawa (Javanese edelweiss)
atau Bunga Senduro, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai
pegunungan tinggi Nusantara.[5] Tumbuhan ini juga merupakan identitas nasional atau ciri
khas yang di miliki Indonesia.

Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 meter dan dapat memiliki batang sebesar
kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 meter. Tumbuhan ini sekarang
dikategorikan sebagai langka. Bunga edelweiss dapat hidup subur pada ketinggian 2000
meter diatas permukaan laut tergantung pada suhu dan kelembapan udara di tempat tersebut,
bunga edelweiss jawa yang hanya tumbuh di pegunungan indonesai berbeda dengan
edelweiss yang tumbuh di luar negeri yaitu Edelweiss Jawa berbentuk semak dengan bunga
yang merumpun dan mengumpul jadi satu. Sedangkan edelweiss Eropa terpisah-pisah dan
tidak merumpun. Seperti contoh gambar di bawah ini.

Indonesia juga mempunyai hewan yang menjadi identitas Indonesia yaitu Komodo.
Komodo merupakan spesies terbesar dari familia Varanidae, sekaligus kadal terbesar di
dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 meter dan beratnya bisa mencapai 100 kg. Komodo
merupakan pemangsa puncak di habitatnya karena sejauh ini tidak diketahui adanya hewan
karnivora besar lain selain biawak ini di sebarang geografisnya.[6][7][8]

Komodo mempunyai tubuh yang besar dan reputasinya yang mengerikan hal ini
menyebabkan komodo menjadi hewan yang terkenal di dunia. Komodo juga termasuk
kedalam hewan yang di lindungi oleh pemerintah Indonesia karena rentan terhadap
kepunahan. Taman Nasional Komodo menjadi habitat dari hewan komodo itu sendiri, tujuan
dari didirikannya taman nasional ini adalah untuk melindungi mereka.
Yang paling khas dari Indonesia sendiri yaitu Indonesia yang mempunyai beragam
budaya serta Bahasa daerah yang sangat banyak. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi
kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748
bahasa yang ada di Indonesia di bawah ini sebagai bahasa ibu.[9] Penutur Bahasa Indonesia
kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan
dialek Melayu lainnya atau bahasa Indonesia.
Di Kalimantan Timur sendiri mempunyai banyak Bahasa di setiap daerahnya, yang
pertama ada bahasa Malayic, di dalam Bahasa Malayic ini termasuk Bahasa Banjar, Bahasa
Kutai (Melayu-Kutai), Bahasa Borneo (Borneo Barito, Borneo Timur Laut, Borneo Kayan-
Murik). Umumnya untuk daerah Samarinda adalah Bahasa Bajar dan di campur adukan
dengan Bahasa Indonesia itu sendiri.
Itulah beberapa identias nasional yang di miliki oleh Indonesia semoga ini dapat
menambah wawasan kawan-kawan semua.
Referensi

1. ^ a b c d Ashmore, Richard D .; Jussim, Lee; Wilder, David, eds.(2001). Identitas Sosial,


Konflik Antar Kelompok, dan Pengurangan Konflik . Oxford University Press. hlm. 74–
75. ISBN9780195137439 .
2. ^ a b c d Tajfel, Henri; Turner, John C. (1986). "Teori Identitas Sosial Perilaku Antar
Kelompok". Psikologi Hubungan Antar Kelompok .
3. ^ "Definisi Identitas Nasional dalam Bahasa Inggris" . Kamus Oxford . Diarsipkan dari yang
asli pada 2015-11-17.
4. ^ a b Guibernau, Montserrat (2004). "Anothony D. Smith tentang Bangsa dan Identitas
Nasional: penilaian kritis". Bangsa dan Nasionalisme . 10 (1–2): 125–141. doi : 10.1111 /
j.1354-5078.2004.00159.x .
5. ^ a b Whitten, Tony and Jane (1992). Wild Indonesia: The Wildlife and Scenery of the
Indonesian Archipelago. United Kingdom: New Holland. hlm. page 127. ISBN 1-85368-128-
8.
6. ^ a b c d Chris Mattison, (1989 & 1992). Lizards of the World (Of the World). New York:
Facts on File. hlm. pp. 16, 57, 99, 175. ISBN 0-8160-5716-8.
7. ^ Burness G, Diamond J, Flannery T (2001). "Dinosaurs, dragons, and dwarfs: the evolution
of maximal body size". Proc Natl Acad Sci U S A. 98 (25): 14518–23. PMID 11724953.
8. ^ a b c d Tim Halliday (Editor), Kraig Adler (Editor). Firefly Encyclopedia of Reptiles and
Amphibians. Hove: Firefly Books Ltd. hlm. 112, 113, 144, 147, 168, 169. ISBN 1-55297-
613-0.
9. Depdiknas Terbitkan Peta Bahasa Blog BahasaKita 4 Maret 2009, mirror dari berita
AntaraOnline edisi 22 Oktober 2008

Anda mungkin juga menyukai