Anda di halaman 1dari 6

“Dampak Erosi tanah pada lingkungan dan kesehatan di bantaran Sungai Graha di

Bekasi ”

Diah Puspitasari

Sungai Graha merupakan sungai yang melintasi di sepanjang perumahan Graha Prima,
Kabupaten Bekasi. Pada bagian pertengan perumahan tepatnya blok Mawar sungai graha
mengalami erosi. Erosi Sungai merupakan pengikisan batuan, tanah ataupun benda padat
lainnya yang di sebabkan oleh gerakan air sungai. Menurut tan dalam jurnal Nanang
Komarudin (Komaruddin, 2008) mengatakan Erosi di suatu lahan menyebabkan hilangnya
lapisan atas tanah yang subur untuk menyangga pertumbuhan tanaman. Perubahan vegetasi
dan pengelolaan lahan memberikan kontribusi terbesar terjadinya erosi sungai.

Vegetasi yang hidup di sepanjang sungai seperti pohon kelapa, Pohon Beringin, Pohon
Sukun, Pohon Asem, Pohon Kapas, Pohon Petai dan lain-lain beralih ke tumbuhan yang
bersifat tanaman hias seperti pohon gelombang cinta, tanaman lidah mertua, tanaman sri
rejeki, tanaman daun dollar yang memiliki daya serap kurang maksimal dengan tumbuhan
yang seharusnya. Di sisi lain, pengolahan lahan yang kurang baik dan tidak terencana
memberikan kontribusi terhadap erosi sungai. Pemafaatan lahan yang kurang baik terjadi
karena tidak menggunakan kaidah konservasi tanah dan air. Proses ini terjadi di awali oleh
ketersediaan lahan sepanjangan bantaran sungai tetapi masyarakat sekitar tidak tahu untuk
mengolah menjadi apa dan bagaimana sehingga apapun ide yang masuk langsung di
realisasikan tanpa tahapan perencanaan dan perancangan tanpa memkirkan dampak
setelahnya. setelah ide tersebut di realisasikan dan mengolah lahan tersebut ternyata
perubahan tersebut malah menimbulkan berbagai masalah dan kerusakan tanah di sepanjang
bantaran sungai.

Erosi dapat terjadi dan bergerak secara cepat di pengaruhi dan disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain faktor iklim, struktur dan jenis tanah, pengolahan lahan, vegetasi sekitar
sungai dan topografi. Menurut Kironoto dalam jurnal I wayan Mustapa (Sutapa, 2010)
mengakatakan Faktor iklim merupakan faktor utama dimana curah hujan yang tinggi yang
secara sadar atau tidak sadar, langsung atau todak langsung mengikis permukaan tanah
sehingga secara perlahan-lahan akan menghasilkan erosi.

Dari adanya erosi sungai maka ekosistem sungai dan di bantaran sungai terganggu. Banyak
ikan-ikan kecil, ular, dan jenis hewan air tawar lainnya mati. Serta membawa perubahan
kepada warna air sungai yang kian keruh dan berwarna coklat kehitaman.
Erosi sungai ini membawa dampak yang sangat meresahkan warga seperti, pertama, lapisan
tanah atau jalan semakin tipis. Erosi yang terus-menerus akan berefek pada permukaan tanah
yang semakin tipis sehingga tanah yang berada di daratan menjadi tidak sejajar dan jalan
yang berada di samping sungai juga banyak yang retak. Kedua, terjadinya banjir.
Dikarenakan lahan yang erosi akan menurun dalam kemampuan menyerap air ke tanah. Air
yang meluap dan susah terserap dengan cepat membuat volume air yang ada di sungai
bertambah dan akhirnya meluap. Ketiga, sedimentasi sungai, karena pengikisan tanah oleh air
menyebabkan pengendapan di sungai maka terjadinya pendangkalan sungai. Ketika sungai
dangkal maka berkurangnya jumlah volume air yang seharusnya di tampung menjadi tidak
seperti sediakala.Secara faktual masalah tersebut telah menimbulkan penurunan produktivitas
lahan dan kekurangan air tanah sepanjang tahun. Keempat, Kualitas air yang buruk. Erosi
pada daerah sungai yang terjadi juga bisa merusak vegetasi yang berada di atasnya. Karena
tidak ada vegetasi yang menyokong tanah di atasnya maka secara cepat atau lambat tanah
akan turum dan laju erosi lebih cepat. Hal ini berdampak pada kualitas air yang kian keruh
bahkan kadae kesehatanya menurun.

Perubahan ini seringkali terjadi tanpa adanya tidakan pencegahan, sehingga hal tersebut
mendorong percepatan terjadinya degredasi lahan, erosi dan sedimentasi sungai yang
memberikan dampak pada tingkat resapan air huja yang menurun.

Untuk menanggulangi hal tersebut dalam mengambil beberapa langkah seperti, pertama,
Reboisasi. Yaitu upaya penghijauan kembali di daerah yang tandus. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas resapan air dan memperkecil kapasitas air hujan yang turun secara
langsung ke sungai, tetapi melalui pohon menuju tanah selanjutnya di filtrasi dan terakhir
menetes ke sungai. Untuk meningkatkan resapan air tersebut dapat melalukan beberapa cara
seperti memperbaiki atau membuat saluran drainase yang cukup dalam guna menampung air
hujan yang turun. Selain itu juga dapat membuat lubang biopori. Biopori adalah lubang di
dalam tanah yang terbentuk secara alami oleh organisme di dalamnya seperti cacing, rayap,
pacet dan lainnya (Umur & Iopori, n.d.). lubang ini dapat berfungsi sebagai pertukaran udara
dan saluran air. Untuk itu biopori merupakan alternatif untuk meningkatkan daya serap air
ketika turun hujan ke dalam tanah jadi air hujan yang turun dengan kapasitas yang sangat
banyak masih bisa tertampung dahulu du dalam tanah lalu tanah mengalirkan ke sungai
sehingga debit air di sungai tidak secara cepat meluap dan terjadi banjir. Kedua, Pembuatan
Terasering. Terasering adalah lahan miring yang berundak-undak guna mencegah terjadinya
erosi lahan di bantaran sungai. Apabila erosi yang terjadi di daerah aliran sungai maka akan
menyebabkan sedimentasi di lembah sungai dan menyebabkan pendangkalan di sungai dan
kemudian sungai meluap lalu menimbulkan banjir. Maka dari itu pengolahan lahan yang
tepat dapat menggunakan metode terasering lahan. Ketiga, Penyuluhan kesehatan lingkungan
kepada masyarakat setempat. Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat sekitar mengenai
pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan sungai dari berbagai macam penyakit dan
pencemaran sungai yang memberikan dampak berkepanjanagn di kemudian hari. Penyuluhan
ini membutuhkan banyak orang yang berkontribusi seperti dinas kebersihan dan lingkungan
hidup, dinas kesehatan, dinas pendidikan, Pemuda-Pemudi, Tokoh Masyarakat yang
berpengaruh dan lainnya. yang memiliki kemampuan untuk mengajak, menyadarkan dan
melakukan perubahan pola hidup masyarakat untuk pola hidup bersih dan sehat guna
menghindari dari berbagai macam penyakit yang timbul.

Keempat, Pembersihan Sungai. Akibat dari sedimentasi tanah di sungai maka pengerukan
tanah wajib di lakukan untuk mengurangi tingkat sedimentasi. Upaya yang dapat dilakukan
selanjutnya adalah bekerjasama dalam membersihkan sungai dari sampah dan lumpr yang
mengendap. Dan di harapkan kepada masyarakat untuk meminimalisir pembuangan sampah
di sugai selain akan menyebabkan sedimentasi sungai juga berdampak buruk pada ekosistem
sungai yang kian lama kian punah. Kelima, mencegah penebangan vegetasi penyongkong
tanah di bantaran sungai. Seperti yang kita tahu vegetasi yang hidup di bantaran sungai
memiliki ciri akar yang kuat, batang pohon yang tebal, dan tanaman berumur panjang.
Apabila vegetasi tersebut di tebang secara membabi buta tanpa proses tebang pilih maka erosi
lahan di sekitar bantaran sungai semakin cepat hal tersebut juga mempercepat proses
sedimentasi lahan.

Akibat sedimentasi sungai yang begitu cepat maka berdampak pula dengan tumbuhnya
jentik-jentik nyamuk, yang di akibatkan dari pengendapan air dan tanah. Hal tersebut juga
membawa dampak di bidang kesehatan. Banyak masyarakat yang terserang penyakit DBD
( Demam berdarah ) yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti di setiap tahunya.

DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari
empat virus dengue. Demam berdarah merupakan penyakit yang mudah menular. Proses
penularan demam berdarah berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus.
Kedua nyamuk dapat menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang. Penularan terjadi
saat nyamuk menggigit dan menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue,
ketika nyamuk tersebut mengigit orang lain, maka virus akan tersebar. Hal tersebut terjadi
karena nyamuk berperan sebagai medium pembawa (carrier) virus dengue tersebut.

Penyebaran penyakit di daerah tersebut lebih mudah terkena kepada masyarakat dikarenakan
penduduk di daerah tersebut dikatakan dalam tingkat penduduk padat. Terlebih lagi wilayah
di daerah kabupaten bekasi merupakan wilayah suburban dengan kondisi masyarakat komuter
yaitu masyarakat yang bepergian ke suatu kota untuk bekerja dan kembali ke kota tempat
tinggalnya setiap hari, biasanya dari tempat tinggal yang cukup jauh dari tempat bekerjanya.
Apabila masyarakat di daerah tersebut memiliki pekerjaan yang berat serta melelahkan,
ketika mereka kembali ke rumahnya dengan keadaan lingkungan yang kotor, tidak sehat
sangat riskan untuk di tempati oleh masyarakat tersebut. Ketika sudah banyak masyarakat di
daerah tersebut yang jatuh sakit atau tumbang bahkan mencapai kematian karena penyakit
yang di akibatkan oleh ketidak bersihan lingkungan maka yang harus di lakukan oleh
masyarakat berserta pemerintah setempat adalah kembali hidup bersih dan sehat dengan
memperhatikan lingkungan sekitar baik dari sistem drainase, kesehatan air tanah, dan
kesehatan diri demi menjaga kebersihan guna mengurangi resiko kesehatan untuk mencegah
perkembangan vektor penyakit di lingkungan masyarakat.

Dalam menjalankan dan merealisasikan kegiatan pola hidup bersih dan sehat kita tak lupa
pula untuk menjaga lingkungan rumah melalui kegiatan 3M PLUS ini antara lain yaitu,
pertama, Menguras dan menyikat bak mandi secara rutin. Kedua, menutup rapat rapat tempat
penampungan air,agar tidak di tempati atau di singahi jentik nyamuk. Ketiga, Menyingkirkan
atau mendaur ulang barang barang bekas yang dapat menampung air. Maka dari itu PSN 3M
PLUS sangat memerlukan partisipasi semua lapisan masyarakat, kaena tempat tempat yang
berpotensi untuk menjadi habitat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti biasanya di
temukan di lingkungan pemukiman penduduk baik itu di dalam rumah atau di luar rumah.
Apabila dari rumah ke rumah sudah menerapkan PSN 3M PLUS maka secara sadar maupun
tidak sadar lingkungan masyarakat akan melalukan kegiatan pola hidup bersih dan sehat.

Selain menjalankan program PSN 3M PLUS juga terdapat kegiatan Mencuci tangan dengan
sabun sebelum dan sesudah makan, Mengkonsumsi jajanan sehat, Menggunakan jamban
bersih dan sehat, Olahraga yang teratur, Memberantas jentik nyamuk, Tidak merokok di
lingkungan, Membuang sampah pada tempatnya, dan Melakukan kerja bakti bersama warga
lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.
Apabila kita menjaga kebersihan dilingkungan sekitar maka kualitas kebersihan masyarakat
akan meningkat seiring dengan kualitas air tanah yang juga membaik dan angka kematian
akibat terserang penyakit pun rendah sehingga peta pertumbuhan penduduk di daerah tersebut
dikatakan ekspansif yaitu daerah yang memiliki angka kelahiran lebih tinggi dibandingkan
dengan angka kematian.

Komaruddin, N. (2008). Penilaian Tingkat Bahaya Erosi di Sub Daerah Aliran Sungai Cileungsi, Bogor.
Agrikultura, 19(3), 173–178. https://doi.org/10.24198/agrikultura.v19i3.1011
Sutapa, I. W. (2010). Analisis Potensi Erosi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) di Sulawesi Tengah.
SMARTek, 8, 169–181. Retrieved from http://www.jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/.../554
Umur, M. E. S., & Iopori, R. E. B. (n.d.). P b d k a s o m s r b. 11–16.
http://promkes.kemkes.go.id/phbs

https://www.halodoc.com/kesehatan/demam-berdarah

Anda mungkin juga menyukai