Anda di halaman 1dari 3

MENGAPA KITA HARUS MENGAKHIRI KEBIASAAN MEMBUANG

SAMPAH KE SUNGAI

Disusun Oleh:

Nama: Kadek Nathalie Inggrid Stanovsky


Kelas: XII MIPA 5

SMA NEGERI 1 SINGARAJA


TAHUN AJARAN 2023/2024
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Sampah seringkali mengacu kepada material sisa yang tidak diinginkan atau tidak bermanfaat
bagi manusia setelah berakhirnya suatu kegiatan atau proses domestik.Jadi benda sisa yang
dihasilkan oleh manusia, hewan, bahkan tumbuhan semuanya berpotensi dianggap sebagai
sampah selama tidak digunakan lagi.Sampah juga bisa didefinisikan sebagai material sisa dari
rumah tangga dan produksi industri yang dibuang. Material sisa tersebut dapat berwujud zat
padat, cair, hingga gas.

Tidak jarang material seperti itu adalah bahan utama penyebab pencemaran lingkungan.
Membuang sampah sembarangan di sungai dapat membuat penumpukan sampah di dasar
sungai sampah yang menumpuk kemudian menghambat sedimen dan benda-benda lainnya
dalam aliran sungai menciptakan tumpukan sampah juga lumpur yang membuat sungai
menjadi dangkal. semakin banyak sampah yang dibuang ke dasar sungai, maka akan semakin
tinggi tumpukan sampah di dasar sungai. akibatnya akan semakin dangkal juga kedalaman
sungai tersebut, banjir pendangkalan air sungai akibat penumpukan sampah, akan membuat
volume tampungan air sungai berkurang. Sampah, sisa dari kegiatan sehari-hari manusia dan
proses alam, menjadi tantangan serius bagi lingkungan kita.

Sungai, sebagai salah satu ekosistem vital, sering menjadi tempat akhir bagi sampah-sampah
ini. Namun, kebiasaan membuang sampah ke sungai terus berlanjut, mengancam
keberlangsungan hidup alam dan kesehatan manusia.Material ini, dalam berbagai bentuknya,
sering kali menjadi penyebab utama pencemaran lingkungan. Tidak jarang, sampah-sampah
ini berakhir di sungai, menumpuk di dasarnya dan merusak ekosistem sungai secara
keseluruhan.

Sampah yang tidak terurai, seperti plastik, logam, dan bahan kimia beracun, menjadi
ancaman serius bagi kehidupan air. Sampah plastik yang terbawa arus sungai hingga
mencapai lautan merusak ekosistem laut dan mengancam kelangsungan hidup berbagai
spesies laut. Bahkan, hewan-hewan yang hidup di sungai terancam oleh sampah-sampah ini,
seperti hewan yang keracunan oleh sampah plastik.Dampaknya tidak hanya terbatas pada
alam, tetapi juga mencakup kesehatan manusia. Air sungai yang tercemar oleh sampah-
sampah ini dapat menjadi sumber penyakit yang membahayakan kesehatan masyarakat yang
menggunakan air sungai dalam kehidupan sehari-harinya. Ini menciptakan ancaman serius
bagi kesejahteraan masyarakat yang mengandalkan sungai sebagai sumber air.

Meskipun pemerintah telah berusaha mengatasi masalah ini, kebiasaan membuang sampah ke
sungai terus dilakukan oleh sebagian masyarakat. Kebiasaan ini, yang telah tertanam sejak
usia dini, sulit dihilangkan tanpa kesadaran kolektif dan aksi nyata.pemerintah telah
mengupayakan berbagai cara agar masyarakat tidak membuang sampah ke dalam sungai,
tetapi kebiasaan membuang sampah sembarangan ke dalam sungai telah tertananam dibenak
orang indonesia sejak masih usia dini. Parah lagi kebiasaan tersebut oleh orang dan sebagian
besar masyarakat kita tidak dianggap sebagai suatu hal yang salah.

contoh banjir yang terjadi di Jakarta, 17 Januari 2013 lalu. Debit air di Kanal Banjir Barat,
khususnya Manggarai dan Karet, sangat tinggi dibanding hujan pada tahun-tahun
sebelumnya. Sebabnya, curah hujan di Katulampa pada hari sebelum banjir Januari 2013
hanya 107 mm, jauh lebih rendah dibanding curah hujan saat banjir 2007 yang mencapai 409
mm. Hasil simulasi penelitian mengungkapkan bahwa tingginya debit air yang mencapai 180
meter kubik per detik dan ketinggian air di Manggarai dan Karet disebabkan oleh sampah
yang menyumbat aliran air. Sampah menutup tiga dari empat pintu air di Karet. Analisis
penelitian menyebutkan bahwa bila saja sampah tak menyumbat tiga dari empat pintu air di
Karet, ketinggian air takkan lebih dari enam meter.

Diperlukan pendekatan dalam mengatasi masalah ini. Selain sosialisasi dan edukasi
masyarakat, dukungan penuh dari pemerintah terkait masalah ini sangat diperlukan. Aksi
nyata dalam membersihkan sungai dan pencegahan penumpukan sampah harus didukung
dengan infrastruktur dan sumber daya yang memadai.

Kesadaran bersama merupakan adalah kunci untuk mengakhiri kebiasaan membuang sampah
ke sungai. Edukasi sejak dini, peran aktif dari pemerintah, dan partisipasi aktif dari
masyarakat adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkan lingkungan yang
bersih dan sehat. Hanya dengan kerja sama dan kesadaran bersama, kita dapat menjaga
keberlanjutan sungai-sungai kita untuk generasi mendatang, ditambah dengan masih adanya
masyarakat yang membuang sampahnya di Sungai menyebabkan makin sulitnya untuk
mewujudkan sungai dengan kawasan yang bersih. selain itu aksi bersih sampah di sungai juga
perlu dukungan penuh dari pemerintah untuk dapat menggerakkan lebih banyak masyarakat
serta bantuan bantuan seperti alat untuk mempermudah proses pembersihan.

Anda mungkin juga menyukai