Anda di halaman 1dari 2

NAMA : KURNIA AZNAR PUTRA

NIM : 2110832016
MATA KULIAH : POLITIK LINGKUNGAN

Identifikasi masalah lingkungan yang ada di daerah masing-masing dan kemukakan apa
masalah dan bagaimana solusi atas permasalahan tersebut
1. Sampah di Kota Padang
Sampah di Kota Padang merupakan permasalahan yang cukup kompleks. Kota
Padang, yang menjadi ibukota sekaligus kota terbesar di Provinsi Sumatera Barat dengan
penduduk sekitar 914 ribu jiwa atau dengan kepadatan penduduk yaitu 1314.389 jiwa/Km2.
Sama seperti kota besar lainnya di Indonesia, permasalahan sampah juga menjadi masalah
lingkungan yang serius. Setiap harinya, Kota Padang menghasilkan total 640 ton sampah.
Dari angka tersebut, hanya sekitar 100 ton yang dapat dikelola menjadi kompos atau didaur
ulang, sementara 500 ton sampah lainnya harus ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Air Dingin per Juli 2022. Artinya terdapat 140 ton sampah setiap hari yang tidak dapat
dikelola, dan hanya akan dipungut oleh pemulung. Selain itu sampah juga bertebaran di
mana-mana, hingga menumpuk di selokan dan menyumbat sistem drainase yang berdampak
pada masalah baru yaitu Banjir.
Dampak Negatif yang ditumbulkan oleh sampah

 Gangguan Estetika: Tumpukan sampah di jalanan, sungai, dan pantai mengurangi


keindahan lingkungan. Pemandangan yang kotor dan bau tak sedap dapat mengganggu
warga dan pengunjung.
 Kesehatan Masyarakat: Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sarang
penyakit. Nyamuk, tikus, dan hewan lainnya dapat membawa penyakit dan mengancam
kesehatan masyarakat.
 Kerusakan Lingkungan: Sampah plastik yang tidak terurai dapat mencemari tanah dan
air. Ini berdampak pada ekosistem dan keberlanjutan lingkungan.
Solusi untuk Permasalahan sampah di Kota Padang

 Manajemen Pengelolaan sampah yang baik oleh pemerintah, seperti intensitas Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang untuk memungut sampah dan mendaur ulang
sampah agar tidak langsung ditumpuk ke Tempat Pemungutan Akhir.
 Peningkatan Kesadaran Masyarakat, Edukasi tentang pentingnya membuang sampah
pada tempatnya dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
 Pengelolaan Sampah yang Efisien, Pemerintah dan lembaga terkait harus bekerja sama
untuk meningkatkan sistem pengelolaan sampah. Ini melibatkan pengumpulan,
pemilahan, daur ulang, dan pengolahan sampah secara efisien.
 Partisipasi Aktif Warga, Warga juga harus berperan aktif dalam menjaga kebersihan
lingkungan. Mengurangi penggunaan plastik, membuang sampah pada tempatnya, dan
mengikuti program daur ulang adalah langkah yang dapat diambil. Serta masyarakat
dapat menanamkan perilaku memilah sampah nya berdasarkan kategori dan budaya
bank sampah pada rumah masing-masing.
Banjir di Kota Padang
Berada di daerah pesisir dengan iklim tropis menjadikan Kota Padang sebagai daerah
dengan intensitas curah hujan yang tinggi, apalagi pada periode oktober hingga Maret
yang merupakan musim hujan. Fenomena banjir tidak dapat terelakkan, permasalahan
banjir bukan merupakan permasalahan yang tidak bisa di carikan solusinya.
Permasalahannya adalah tata ruang kota dan sistem drainase yang belum memadai di Kota
Padang. Masyarakat dan pemerintah seakan setuju untuk mengabaikan permasalahan
drainase. Apalagi dengan budaya masyarakat yang gemar membuang sampah
sembarangan menjadi penyebab utama banjir masih menjadi sesuatu yang melekat di
kehidupan di Kota Padang. Banjir sebagai bencana disebabkan faktor geografis sedangkan
banjir yang umum terjadi merupakan dampak dari ulah tangan manusia.
Penyebab Banjir di Kota Padang

 Intensitas Curah Hujan yang tinggi yang berlangsung lama dan Kondisi gerografis kota
padang yang merupakan dataran rendah.
 Terdapat salah satu bendungan yang jebol, yaitu bendungan irigasi Kasang II Siakyan,
Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar. Jebolnya
bendungan tesebut meninggal material berupa beton yang menghambat arus air sungai
saat terjadinya hujan dengan intensitas tinggi. Akibatnya, kata dia, terjadi
penyumbatan arus sungai dan air sungai pun berbelok ke pemukiman masyarakat.
 Degradasi lahan dan Kurangnya Ruang terbuka hijau yang meyebabkan resapan air
tidak lagi maksimal yang menyebabkan lambat surutnya genangan air. Serta selokan
dan drainase yang tersumbat akibat sampah.
Solusi Banjir di Kota Padang

 Pemulihan area resapan, Ada lebih dari 4.000 hektare lahan kritis akibat penebangan
kayu dan alih fungsi lahan. Itu harus dipulihkan. Jika curah hujan tinggi di lereng,
banjir dan longsor sulit dielakkan. Alih fungsi area resapan menjadi salah satu
penyebab utama banjir yang berlarut.
 Optimalisasi Infrastruktur Pengendalian Banjir, pada saat ini kanal kanal yang ada
bahkan mayoritas merupakan peninggalan pada masa penjajahan belanda. Yang
memperlihatkan bahwa infrastruktur pengendalian banjir bukan menjadi konsen
pemerintah daerah.
 Kebiasaan masyarakat untuk saling menjaga lingkungan dengan membiasakan
membuat daerah resapan air dengan memiliki tanaman di rumah masing dan
membersihkan drainase dan selokan setempat. Dan tidak membuang sampah
sembarangan.

Anda mungkin juga menyukai