Anda di halaman 1dari 5

Tersumbatnya Saluran Drainase akibat dari Kurangnya Kesadaran Masyarakat

Kecamatan Kota Baru Jambi serta Tinjauannya dalam Islam


Adya Lendi Pramesti C1F021039
R-10 Ekonomi Islam

PENDAHULUAN

Saluran drainase yang ada di lingkungan perumahan padat penduduk merupakan


sarana yang digunakan untuk mengalirkan air menuju pembuangan akhir. Air yang ada pada
lingkungan perumahan merupakan air dari limbah rumah tangga maupun air hujan.
Konstruksi saluran drainase dapat dalam bentuk saluran terbuka dan saluran tertutup. Saluran
terbuka biasanya digunakan jika air yang mengalir merupakan air biasa yang bukan limbah
berbahaya dan tidak berbau menyengat, sedangkan saluran tertutup digunakan untuk air
limbah yang mengganggu lingkungan sekitar. (Sari et al., 2021)

Saat ini begitu banyak saluran drainase yang keadaannya tidak baik dan kurang
terawat, serta sudah tidak mampu menampung air hujan, sehingga air meluap dan
menyebabkan terjadinya genangan (Ade putri & Prawati, 2023). Genangan air hujan ini bisa
menjadi permasalahan serius yang memiliki sejumlah dampak negatif salah satunya yaitu
kerusakan lingkungan misalnya dapat membuat air tercemar, air genangan hujan dapat
mengandung pencemar yang terdapat di permukaan tanah, seperti minyak, bahan kimia, dan
limbah. Ketika genangan air ini mencampur dengan sumber air alami, dapat mengakibatkan
pencemaran air. Genangan air hujan yang lama juga dapat merusak ekosistem dan vegetasi.
Air yang menggenangi tanaman dan tanah dapat merusak ekosistem alami.

Permasalahan ini terjadi salah satunya di kecamatan Kota Baru Kota Jambi tepatnya
di daerah Mayang Lorong Tegal Sari. Seringkali terjadi genangan air jika hujan deras karena
saluran drainase yang tersumbat dikarenakan banyaknya tumbuh tanaman liar dan banyaknya
sampah yang menumpuk. Disamping itu kurangnya kesadaran masyarakat sekitar terhadap
kelestarian lingkungan yang akhirnya menyebabkan drainase tersebut tersumbat yang
berujung menjadi pencemaran lingkungan. Selain pencemaran lingkungan jalan di lorong
tegal sari pun banyak sekali yang berlobang yang merupakan salah satu dampak dari
genangan air tersebut, sampai saat ini pun belum ada perbaikan jalan yang dilakukan oleh
pemerintah.
KAJIAN TEORI

1. Pengertian Drainase
Drainase berasal dari kata drainage yang mempunyai arti mengalirkan, mengeringkan,
menguras, membuang dan mengalihkan air. Dalam bidang teknik sipil drainase secara umum
dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang
berasal dari air hujan, rembesan maupun air irigasi dari suatu kawasan lahan sehingga fungsi
kawasan lahan tidak terganggu. Sistem drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan
air yang berfungsi untuk mengurangi dan membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau
lahan, sehingga lahan dapat berfungsi secara optimal. (Ilham Utama, 2018)
2. Fungsi Drainase
Adapun fungsi drainase untuk menerima dan mengalirkan air yang berlebih kesaluran
pembuang. Drainase perkotaan mempunyai fungsi. (Beni Setiawan, 2018)
1. Untuk mengalirkan air hujan / air secepat mungkin keluar dari kawasan perkotaan dan
selanjutnya dialirkan lewat saluran samping menuju saluran pembuang akhir.
2. Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar masuk ke daerah
yang bersangkutan.
3. Untuk mencegah kerusakan jalan dan lingkungan yang diakibatkan oleh genangan air/
banjir.

PEMBAHASAN

1. Kebijakan dan Solusi

Akibat saluran drainase yang tersumbat di daerah kecamatan kota baru jambi banyak
sekali menimbulkan permasalahan mulai dari genangan air yang menyebabkan pencemaran
lingkungan hingga jalan berlobang yang cukup parah sehingga menyulitkan pengguna
kendaraan untuk berlalu lalang. Kurangnya kesadaran masyarakat pun menjadi salah satu
penyebab dari saluran drainase ini tersumbat, maka dari itu untuk mengatasi masalah
penyumbatan saluran drainase akibat sampah dan tumbuhan liar, diperlukan kolaborasi antara
pemerintah dan masyarakat. Berikut adalah beberapa kebijakan dan tindakan yang dapat
diambil oleh pemerintah dan masyarakat.
Kebijakan Pemerintah:

1) Pemerintah dapat mengeluarkan peraturan yang mengharuskan pemilahan sampah di


rumah tangga. Ini dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di
saluran drainase.
2) Pemerintah dapat meluncurkan kampanye penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat
tentang tindakan yang benar dalam membuang sampah dan bagaimana mengelola
tumbuhan liar yang tumbuh di sekitar saluran drainase.
3) Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan rutin pada
sistem drainase. Ini melibatkan membersihkan sampah dan tumbuhan liar secara
teratur.
4) Pemerintah dapat menerapkan peraturan yang membatasi pembangunan di sekitar
saluran drainase dan mendorong tata guna lahan yang lebih bijak.
5) Pemerintah perlu memastikan bahwa sistem drainase yang dibangun memadai dan
sesuai dengan perkembangan wilayah. Ini termasuk pembangunan saluran drainase
yang cukup besar dan efisien.

Peran Masyarakat:

1) Masyarakat dapat memilah sampah organik dan non-organik, serta mendaur ulang
atau membuang sampah dengan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2) Masyarakat dapat berpartisipasi dalam kampanye kesadaran yang diselenggarakan
oleh pemerintah atau LSM terkait untuk meningkatkan pemahaman tentang masalah
penyumbatan saluran drainase.
3) Masyarakat dapat berpartisipasi dalam kegiatan pembersihan lingkungan di sekitar
saluran drainase.
4) Warga dapat saling mengawasi dan mengingatkan tetangga yang tidak membuang
sampah dengan benar atau memiliki tumbuhan liar yang merusak saluran drainase.
5) Masyarakat dapat berpartisipasi dalam program pemeliharaan saluran drainase yang
diorganisir oleh pemerintah atau LSM setempat.
6) Warga dapat melaporkan penyumbatan atau masalah lainnya terkait drainase kepada
otoritas setempat sehingga tindakan dapat segera diambil.

Kolaborasi aktif antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya menjaga dan merawat
sistem drainase adalah kunci untuk mengatasi penyumbatan yang disebabkan oleh sampah
dan tumbuhan liar. Dengan kebijakan yang tepat dan partisipasi aktif dari masyarakat,
masalah penyumbatan ini dapat diminimalkan.

2. Pemeliharaan Lingkungan dalam Tinjauan Islam

Prinsip pemeliharaan alam, penggunaan sumber daya yang bijaksana, dan menjaga
keberlanjutan ekosistem merupakan kewajiban yang mengikat seluruh umat manusia. Oleh
karena itu, menjaga dan melestarikan lingkungan adalah bagian dari kewajiban moral dan
etika. Islam mengajarkan bahwa manusia adalah khalifah (pemelihara) di bumi dan bahwa
kita bertanggung jawab atas apa yang kita warisi dari lingkungan alam. Dengan demikian,
kerusakan lingkungan adalah tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam, dan setiap
muslim diharapkan untuk berperan dalam menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

Seperti yang disebutkan dalam salah satu ayat yaitu pada QS. Al-Ahzab ayat 72 yang
berbunyi “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir
akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu
Amat zalim dan Amat bodoh Dalam Islam”

Dalam konteks ayat di atas, amanat berarti mandat dan kepercayaan yang diberikan
oleh Allah kepada manusia sebagai makhluk yang berakal. Langit bumi dan gunung tidak
bersedia menerimanya. Karena manusia bersedia menerima mandat tersebut, maka setiap
individu mempunyai kewajiban untuk memelihara kelestarian lingkungan serta mencegah,
menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup sesuai dengan (Pasal 6 ayat (1)
UU No 23 Tahun 1997). Kewajiban tersebut mengandung makna bahwa setiap orang turut
berperan serta dalam pengembangan budaya bersih, kegiatan penyuluhan dan bimbingan di
bidang lingkungan hidup. (Istianah, 2015)

KESIMPULAN

Perlunya kesadaran masyarakat disini merupakan faktor utama agar permasalahan di


lingkungan tidak terjadi seperti pada pemaparan diatas menjelaskan bagaimana
tersumbatnyasaluran drinase yang akhirnya menyebabkan kerusakan lingkungan, sebagai
masyarakat yang bermartabat dan memegang prinsip agama haruslah lebih aware terhadap
pemeliharaan lingkungan sekitar mulai dari hal kecil seperti tidak membuang sampah
sembarangan.
DAFTAR PUSTAKA

Ade putri, D. M., & Prawati, E. (2023). Evaluasi Sistem Drainase. JUMATISI: Jurnal
Mahasiswa Teknik Sipil, 4(1), 262–265. https://doi.org/10.24127/jumatisi.v4i1.4018

Beni Setiawan. (2018). Tinjauan Perencanaan Drainase DiJalan Melati Kecamatan


Mempura Kabupaten Siak Sri Indrapura. 1–35.

Ilham Utama. (2018). Tinjauan Drainase Terhadap Pembangunan RSUD Madani Kota
Pekanbaru Pada Jalan Garuda Sakti KM 2. Repository.Uir.Ac.Id.

Istianah. (2015). Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hadis. Riwayah,
No. 1(2), 249–270.

Sari, C., Wardani, R., Partono, W., Muhrozi, M., Priastiwi, Y. A., Setiaji, A. R. A., Akbar, M.
R., & Rohman, I. H. T. (2021). Perbaikan Saluran Drainase Sebagai Upaya
Pengendalian Banjir Di Kelurahan Tlogosari Wetan Semarang. Jurnal Pasopati :
Pengabdian Masyarakat Dan Inovasi Pengembangan Teknologi, 3(2), 89–95.

Anda mungkin juga menyukai