Anda di halaman 1dari 11

Analisis Dampak Pembuangan Limbah Sampah dan Plastik Cemari

Sungai Martapura dan Mempengaruhi Kualitas Air Sungai


Siti Hapsah
e-mail: 2110128220002@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya cenderung berfluktuasi, dan tidak jarang sampah akibat
kurangnya pengelolaan menjadi permasalahan. Pola sikap, sikap dan perilaku yang salah terhadap
sampah menimbulkan masalah sosial, ekologi dan kesehatan. Masalah lingkungan meliputi rusaknya
sistem tata air yang mengakibatkan pencemaran air yang disebabkan oleh pembuangan sampah ke
badan air. Perubahan fungsi sungai terjadi di Sungai Martapura. Masyarakat yang berbatasan dengan
Sungai Martapura memanfaatkan sungai sebagai tempat mandi, mencuci, minum, memasak, buang air
kecil dan besar (BAB), dan pembuangan sampah. Tentu saja hal ini mempengaruhi kualitas air Sungai
Martapura. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, dari yang tertinggi hingga yang terendah,
adalah keyakinan dan kesiapan mental, fasilitator, konteks, dan sarana. Perlu adanya peningkatan
perilaku masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat khususnya di bantaran
Sungai Martapura. Artinya, kita perlu beralih dari perilaku moderat ke perilaku baik melalui tindakan
para pemuka agama dan adat. Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat membutuhkan peran
serta masyarakat. Kita mulai dari lingkungan terkecil: pengelolaan sampah rumah tangga berbasis
masyarakat. Manfaat pengelolaan sampah dapat berupa manfaat ekonomi dan manfaat non ekonomi
berupa lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Keywords: (11pt, Times New Roman, regular)

Abstract
The generation of waste from day to day tends to increase and vary, so that waste is often a problem
because of poor management. Thought patterns, attitude patterns, and patterns of action that are still
wrong towards waste have caused social, environmental, and health problems. Environmental
problems include damage to the water system, resulting in water pollution caused by the activity of
throwing garbage into water bodies. The shift in the function of the river occurred in the Martapura
River. Communities on the outskirts of the Martapura River use the river for bathing, washing,
drinking, cooking, a place to urinate and defecate (BAB) and a place for garbage disposal. This of
course affects the water quality of the Martapura River. The factors that influence the behavior from
the highest to the lowest are Mental Trust and Readiness, Precipitating Factors, Background and
Means. To create a clean and healthy environment, especially on the banks of the Martapura River, it
is necessary to improve community behavior, namely changing from moderate behavior to good
behavior through the approach of religious leaders and traditional leaders. Community participation is
needed to create a clean and healthy environment starting from the smallest environment, namely
community-based household waste management. The benefits of waste management can be in the
form of economic benefits and non-economic benefits in the form of a clean and healthy environment.

1
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Hidup-AKBK3308
Pendididkan Lingkungan Hidup-AKBK3308
PENDAHULUAN

Kemajuan industri & teknologi saat ini sudah membawa konsekuensi terjadinya
urbanisasi yg cepat & modernisasi dalam beberapa dekade terakhir. Faktor-faktor tersebut
sudah mendorong pertumbuhan ekonomidan pembangunan pada perkotaan, tetapi demikiandi
sisi lain jua mengakibatkan degradasi alam & lingkungan yg mempengaruhi kualitas hayati
masyarakat kota. Oleh karena itu kasus lingkungan perkotaan terkait menggunakan proses
urbanisasi yg cepat sudah sebagai bagian krusial pada pembangunan kota, Ada beberapa
alasan yg mengakibatkan rakyat membuang sampah ke sungai.

Ironisnya, pada beberapa keadaanbeberapa jenis sampah menggunakan sengaja


dibuang ke perairan (misalnya, ban, wadah plastik, barang rongsokan lainnya & bahkan
puing bangunan) menggunakan maksud menyediakan habita bagi organisme akuatik. Tetapi
demikian, material sampah yg tidak sedap dipandang & merupakan tanda kelalaian insan yg
mengabaikan nilai-nilai estetik & ekosistem alam. Walaupun upaya buat menaikkan
kesadaranlingkungan teru dilakukan, beberapa orang masih memakai sungai menjadi loka
pembuanganuntuk barang-barang yg telah nir diinginkan, termasuk sofa & kasur, sparepart
kendaraan, sepeda, keranjang belanja, tas, wadah bahan bakar, & kaleng cat.

Air adalah salah satu komoditas kehidupan yang paling penting. Banyak proses
kehidupan tidak dapat terjadi tanpa air. Air merupakan sumber daya alam yang dapat
diregenerasi oleh alam sendiri, namun kenyataannya ketersediaan air tanah tidak semakin
meningkat. Akses terhadap air bersih masih menjadi masalah di Indonesia. Sebagian besar air
tawar yang digunakan berasal dari sungai, danau, waduk dan sumur. Perkembangan wilayah
Indonesia yang pesat dan pertumbuhan penduduk yang tinggi membutuhkan air dalam jumlah
besar, yang seringkali tidak tersedia bagi penduduk. Oleh karena itu, pembangunan yang baik
juga mencakup penyediaan air bersih secara kualitatif dan kuantitatif. Tidak tersedianya air
bersih umumnya disebabkan oleh dua faktor yaitu alam dan manusia. Faktor alam sebenarnya
disebabkan oleh bentukan alam (keadaan) daerah yang sulit diairi, sehingga tidak tersedia air.

Faktor manusia disebabkan oleh pencemaran air bersih oleh aktivitas manusia.
Pencemaran air di sungai tidak hanya merugikan masyarakat yang tinggal di sepanjang
bantaran sungai, tetapi juga berdampak pada masyarakat lain seperti halnya air sungai
mengalir dari hulu ke hilir. Masalah lingkungan telah menjadi salah satu masalah yang paling
kompleks di dunia, termasuk di Indonesia. Masalah ini bukan tanggung jawab satu negara

2
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Siti Hapsah

saja, tetapi tanggung jawab semua negara di dunia. Oleh karena itu, berbagai upaya terus
dilakukan untuk mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut.

Desa-desa di Kalimantan Selatan tersebar dan terbentuk di sepanjang sungai, dengan


rumah-rumah yang dibangun di atas rakit dan di atas tebing. Namun, sungai sebagai pusat
budaya masyarakat Martapura di masa lalu telah kehilangan semangatnya. Saat ini, sungai
bukanlah pusat aktivitas masyarakat, sungai digunakan sebagai halaman belakang rumah dan
tidak banyak diperhatikan keberadaannya. Masyarakat sudah terbiasa membuang sampah di
halaman belakang (sungai) karena sungai kini dipandang kurang bermanfaat. Keadaan ini
tidak terlepas dari perkembangan yang membuat sungai tidak lagi menjadi sarana kegiatan
atau transportasi.

Perubahan fungsi sungai juga terjadi di Sungai Martapura. Masyarakat di bantaran


Sungai Martapura memanfaatkan sungai tidak hanya untuk mandi, mencuci, minum dan
memasak, tetapi juga untuk buang air kecil dan besar (BAB). Masyarakat menggunakan
sungai untuk membuang limbahnya. Ada beberapa alasan warga sekitar membuang sampah
ke sungai. Diantaranya membuang sampah di sungai dianggap lebih nyaman dan gratis, dan
sudah menjadi budaya bahwa tidak ada fasilitas untuk membuang sampah di sekitar sungai
(Setiawan, 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN

SAMPAH
Sampah adalah benda berwujud atau padat yang sudah tidak digunakan lagi oleh
manusia, atau benda padat yang telah digunakan kembali dalam kegiatan manusia dan
dibuang. Pakar kesehatan masyarakat Amerika telah menetapkan batasan. Sampah adalah
segala sesuatu yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak menghasilkan dirinya sendiri
serta tidak dapat digunakan, tidak digunakan, dibenci, atau dibuang (Notoatmodjo, 2003).
Sampah merupakan hasil nyata dari aktivitas manusia yang dilakukan manusia dalam
kehidupannya karena hampir semua aktivitas manusia meninggalkan residu atau jejak yang
disebut sampah (Norival, 2018).
Sampah umumnya merupakan hasil kegiatan manusia dan juga termasuk kegiatan
industri. Limbah memiliki bentuk limbah cair dan limbah padat, limbah cair biasa disebut
limbah dan limbah padat disebut limbah padat. Sungai merupakan sumber kehidupan dan
cikal bakal awal dari lingkaran kehidupan masyarakat. Pengertian sungai sebagai arus terbuka

3
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Hidup-AKBK3308
Pendididkan Lingkungan Hidup-AKBK3308
yang dapat berubah dari waktu ke waktu tergantung pada limpasan, dasar dan material
batuan, serta jumlah dan jenis batuan sedimen yang dibawa oleh air (A. S. Putra, 2014).

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMBUAH SAMPAH


Kondisi sosial budaya menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan
kebiasaan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah. Selain itu, perilaku konsumsi dan
gaya hidup masyarakat juga mempengaruhi jumlah dan komposisi sampah (Sigit Setyo
Pramono, 2005).

DEFINISI SUNGAI
Sungai adalah daerah dari mata air sampai muara sungai yang dikelilingi oleh batas-
batas, waduk, dan jaringan drainase (Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991). Dari hulu,
sungai mengalir di sepanjang lereng tanah yang curam, cukup curam, dan menjadi relatif
datar dengan kemiringan yang landai. Arus bergerak relatif cepat di hulu dan semakin lambat
di hulu. Sungai adalah titik pengumpulan air lokal untuk mengalir ke lokasi yang lebih
rendah.
Daerah di sekitar sungai yang mensuplainya dengan air disebut daerah tangkapan air
atau buffer zone. Ketersediaan air dari suatu buffer zone dipengaruhi oleh aktivitas dan
perilaku penghuninya (Wardhana, 2001). Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu
sumber daya alam yang memiliki fungsi ganda dalam kehidupan dan penghidupan manusia.
Sungai memiliki peranan penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat, salah satunya
adalah Sungai Martapura yang melintasi Kota Banjarmasin.

FAKTOR YANG MEMENGARUHI SIKAP MASYARAKAT DALAM AKTIVITAS


MEMBUANG SAMPAH

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat terhadap kegiatan pengelolaan


sampah antara lain: Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

4
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Siti Hapsah

SEBAB PENCEMARAN SUNGAI

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,


sampah merupakan benda padat dari kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam, dan
sumber sampah perkotaan pada umumnya adalah perkotaan, hal ini terkait dengan
penggunaan lahan seperti pemukiman. , kawasan komersial (pasar, pertokoan, restoran,
tempat hiburan), kawasan kelembagaan (perkantoran, sekolah, tempat ibadah dan tempat
non-komersial lainnya), kawasan industri, dan limbah dari jalan, taman, dan tempat terbuka
lainnya.

1. Limbah rumah tangga

Limbah rumah tangga yang dimaksud bukan hanya pemborosan kegiatan


penghuni di rumah masing -masing, tetapi termasuk restoran, kantor, pasar, toko dan
rumah sakit yang lalai dilemparkan ke sungai. Limbah termasuk sisa makanan,
sanitasi yang digunakan, sabun air atau cuci bekas, plastik dan lainnya.

2. Limbah Industri

Ketika limbah industri yang mengandung senyawa berbahaya dari kegiatan


industri yang tersisa yang ditolak di sungai dapat menyebabkan polusi. Akibatnya, air
sungai akan mengalami perubahan warna dan akan menyebabkan aroma pedas.
Contoh limbah industri adalah minyak yang mengandung cairan dan akan
mengganggu kelangsungan hidup sungai biote

3. Limbah pertanian

Obat pemusnahan hama lainnya seperti insektisida yang ditolak di sungai


dapat hilang dari oksigen dan akhirnya mengganggu ekosistem sungai.

4. Perusahaan di tepi sungai


Semakin banyak populasi manusia dan urbanisasi sering kali mengibaskan
orang untuk membangun rumah di tepi sungai. Akibatnya, sisi sungai dipenuhi
dengan daerah kumuh, tempat penduduk sering melempar. Melihat empat penyebab
polusi sungai di atas, tentu saja, dapat memiliki dampak buruk pada lingkungan,
khususnya:

5
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Hidup-AKBK3308
Pendididkan Lingkungan Hidup-AKBK3308
a. Terjadinya banjir karena akumulasi limbah di dasar sungai.
b. Lahir munculnya berbagai penyakit mikroba patogen yang berkembang di air
sungai yang tercemar
c. Mengurangi ketersediaan air bersih.
d. Air sungai tidak memiliki oksigen dan membahayakan kehidupan ikan.
e. Reaksi kimia dalam air sungai menjadi lebih cepat.
f. Produktivitas tanaman terganggu.

UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN SUNGAI OLEH SAMPAH

Pada prinsipnya, ada 2 (dua) upaya untuk mengatasi polusi, yaitu bukan teknis dan
secara teknis. Penanggulangan non-teknis dengan upaya untuk mengurangi polusi lingkungan
dengan menciptakan undang-undang dan peraturan yang dapat merencanakan, mengatur, dan
mengawasi semua bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak ada polusi. Undang -
undang dan peraturan ini harus dapat memberikan citra yang jelas tentang kegiatan industri
yang harus dilakukan, misalnya, termasuk analisis dampak lingkungan (AMDAL), peraturan
dan pengawasan kegiatan dan menanamkan disiplin perilaku.

Sementara penanggulangan teknis berasal dari penanganan limbah dengan benar,


termasuk pengolahan industri limbah, misalnya dengan memodifikasi proses, mengelola
limbah atau menambahkan alat yang dapat mengurangi polusi lingkungan. Kontrol dan
kontrol polusi air di Indonesia diatur oleh Nomor Peraturan Pemerintah 82 tahun 2001
mengenai manajemen kualitas dan pengendalian polusi air. Secara umum, ini termasuk polusi
air baik oleh agensi maupun non-instances. Salah satu upaya serius yang dilakukan
pemerintah dalam mengendalikan polusi air adalah program kali bersih (PROKASIH).

Program ini adalah upaya untuk mengurangi beban limbah cair, khususnya yang dari
kegiatan komersial skala menengah dan besar, dan terjadi secara bertahap untuk
mengendalikan beban polusi sumber lain. Program ini juga berupaya mengatur koloni di tepi
sungai dengan melibatkan komunitas lokal (KLH, 2004). Namun, setelah bertahun -tahun
harapan, belum terwujud. Keadaan air sungai tetap bermasalah, bahkan di sungai -sungai
tertentu, kondisi air berwarna hitam, penghapusan sampah dan kotoran lainnya masih tersebar
luas, pembangunan koloni ilegal tetap tersebar luas, bahkan penyempitan sungai terus
berlanjut.

6
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Siti Hapsah

Dalam hal kebijakan atau peraturan tentang polusi air, ada kasus. Jika Anda benar -
benar ingin ini diterapkan, polisi juga harus dilakukan. Pada akhirnya, ada banyak pilihan
baik secara pribadi atau sosial (secara kolektif) yang harus ditentukan, secara sadar atau
tidak, yang akan mempengaruhi tingkat polusi. Meskipun demikian, tindakan pencegahan
lebih efektif dan bijaksana. Berkat upaya untuk mengendalikan polusi ini, polusi diperkirakan
akan berkurang dan kualitas hidup manusia masih akan ditingkatkan, sehingga air yang aman,
bersih dan sehat akan diperoleh.

Selain mempertahankan kelangsungan hidup manusia lain dan makhluk hidup


lainnya, polusi air dapat dihindari sebagai berikut, yaitu:
1. Lakukan pengolahan limbah dengan benar
2. Penggunaan bahan yang ramah lingkungan
3. Jangan membuang sampah ke sungai atau sumber air lainnya
4. Penggunaan deterjen yang ramah lingkungan
5. Secara teratur melakukan upaya untuk membersihkan sumber air
6. Tanam pohon di semua tanah yang tersedia
7. Simpan sumber polutan sumber air
8. Jangan mendirikan zona industri yang dekat dengan sumber air
9. Jangan gunakan pupuk dan pestisida kimia berbahaya yang berlebihan

Air bersih adalah air yang dapat digunakan untuk keperluan harian di mana kualitas
telah menyelesaikan persyaratan kesehatan dan dapat diambil ketika telah dimasak.
Akibatnya, air bersih menjadi aset yang diperlukan oleh makhluk hidup karena fungsi
umumnya diperlukan untuk setiap aktivitas sehari -hari. Untuk mencari nafkah, simpan
kebersihan pribadi, di tempat untuk melipatgandakan hewan sehingga polusi air dihindari
sesegera mungkin dan jangan lupa untuk segera menemukan pengolahan limbah ketika
dilepaskan dengan pelatihan dalam pengolahan air limbah air limbah.

7
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Hidup-AKBK3308
Pendididkan Lingkungan Hidup-AKBK3308
KESIMPULAN

Faktor -faktor yang mendorong orang untuk menghilangkan sampah di sungai karena
kurangnya perawatan masyarakat untuk sampah dan tidak adanya fasilitas eliminasi limbah di
wilayah sungai sehingga penduduk tidak memiliki pilihan karena desa Pesaguen Kanan tidak
memiliki pelepasan. Dampak penghapusan sampah di sungai, khususnya:
1. Limbah dapat digunakan untuk mengakumulasi lahan seperti rawa dan dataran
rendah, limbah dapat digunakan untuk pupuk, limbah dapat diberikan untuk
makanan ternak setelah menjalani proses yang telah ditentukan untuk
menghindari efek buruk limbah pada sapi.
2. Kesehatan, lingkungan dan kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat
seperti: pengelolaan limbah yang buruk akan membuat limbah sebagai tempat
reproduksi faktor penyakit seperti lalat atau tikus, kejadian malaria dan
demam berdarah Hidup dan mengembangkan faktor penyakit pada kaleng atau
ban yang digunakan mengandung air hujan, gangguan psikosomatik, seperti
sesak napas, insomnia, dll.
Masalah lingkungan, kesehatan masyarakat dan penyakit menular yang buruk karena
limbah dapat terjadi jika kondisi lingkungan tercemar. Dengan demikian, kita dapat
menyimpulkan bahwa dengan masalah limbah yang ada di masyarakat. Perusahaan dapat
mengubah model perilaku perekaman, termasuk, mereka semakin prihatin dengan kesehatan
dan lingkungan tempat mereka tinggal. Dalam kepedulian mereka terhadap sampah, mereka
menjadi sadar akan kebersihan dan mengubah model perilaku mereka yang tidak
menguntungkan. Tetapi sikap masyarakat harus didukung oleh nasihat dan fasilitasi yang
dapat menjamin kebersihan tempat mereka dalam pemeliharaan keadaan alam.

8
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Siti Hapsah

Daftar Pustaka

Asrun, A. M., Sihombing, L. A., & Nuraeni, Y. (2020). Dampak Pengelolaan Sampah Medis
dihubungkan dengan Undang-undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. PAJOUL (Pakuan Justice Journal Of Law), 1(1), 33-46.

Astari, A. F. T. (2016). Analisis Daya Tampung Beban Pencemar Sungai Code


Menggunakan Software Qual2kw (Doctoral dissertation, UII).

Indrawati, D. (2011). Upaya pengendalian pencemaran sungai yang diakibatkan oleh


sampah. Indonesian Journal of Urban and Environmental Technology, 5(6), 185-192.

Nst, A. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Membuang Sampah


Sembarangan Pada Siswa SMP IT Al-Ikhwan Tanjung Morawa (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).

Penny, L., Bijaksana, U., Yunita, R., & Itta, D. (2012). Kajian perilaku masyarakat
membuang sampah di bantaran sungai martapura terhadap lingkungan
perairan. EnviroScienteae, 8(3), 117-126.

Puspitasari, D. E. (2009). Dampak pencemaran air terhadap kesehatan lingkungan dalam


perspektif hukum lingkungan (Studi kasus sungai Code di Kelurahan Wirogunan
Kecamatan Mergangsan dan Kelurahan Prawirodirjan Kecamatan Gondomanan
Yogyakarta). Mimbar Hukum-Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 21(1), 23-
34.

Putra, T. P., Adyatma, S., & Normlenai, E. (2016). Analisis perilaku masyarakat bantaran
sungai martapura dalam aktivitas membuang sampah rumah tangga di Kelurahan
Basirih Kecamatan Banjarmasin Barat. JPG (Jurnal Pendidikan Geografi), 3(6).

Ramazarsyah, A. (2011). Dampak pembuangan limbah ke sungai terhadap pola prilaku


mayarakat: study di daerah Muararajeun Lama RT 04 RW 14 Bandung (Doctoral
dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung).

Suherdiyanto, S., & Prihadi, A. (2021). ANALISIS PEMBUANGAN SAMPAH RUMAH


TANGGA DI BANTARAN SUNGAI. Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS
Indonesia), 6(2), 54-62.

9
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Hidup-AKBK3308
Pendididkan Lingkungan Hidup-AKBK3308
Rusmaniah, R., Mardiani, F., Handy, M. R. N., Putra, M. A. H., & Jumriani, J. (2021). Social
Services Based on Institutional for Youth Discontinued School. The Innovation of
Social Studies Journal, 2(2), 151-158.
Sari, L., Putro, H. P. N., Putra, M. A. H., Syaharuddin, S., & Rusmaniah, R. (2022). Culinary
Distribution in Minggu Raya Banjarbaru as a Learning Resource on Social
Studies. The Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 128-134.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Jumriani, J., Handy, M. R. N., & Mutiani, M. (2021).
Business Development Strategies for Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM)
in Kampung Purun. The Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 23-32.
Riswan, R., Rajiani, I., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). The Role of
Economic in Social Studies Education. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2),
144-151.
Abbas, E. W., Jumriani, J., Syaharuddin, S., Subiyakto, B., & Rusmaniah, R. (2021). Portrait
of Tourism Based on River Tourism in Banjarmasin. The Kalimantan Social Studies
Journal, 3(1), 18-26.
Istika, M., Subiyakto, B., Rusmaniah, R., Handy, M. R. N., & Ilhami, M. R. (2022).
Economic Activities of Tanggui Craftsmen on the Riverbanks of South Alalak
Village. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 101-109.
Niliyani, N., Subiyakto, B., Mutiani, M., Rusmaniah, R., & Ilhami, M. R. (2022). River
Utilization for Communities in Kampung Hijau in Fulfilling Primary Needs. The
Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 126-133.
Abbas, E. W., Rusmaniah, R., Rival, M., Yusup, Y., & Maulana, M. (2021). Training in
Making Learning Media in The Form of Attractive Photos for Teachers to Increase
Student Learning Motivation At SMPN 7 Banjarmasin. The Kalimantan Social
Studies Journal, 3(1), 27-35.
Lasdya, D., Pebriana, P. H., Rizal, M. S., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). Improving
Beginning Reading Skills Using Word Card Media for Grade 1 Students at SDN 004
SALO. The Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 83-91.
Rusmaniah, R. (2017). PEMBINAAN MORAL REMAJA PUTUS SEKOLAH PADA PSBR
BUDI SATRIA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. Jurnal Socius, 6(02).
Nadia, N., Syaharuddin, S., Jumriani, J., Putra, M. A. H., & Rusmaniah, R. (2022).
Identification of The Process for Establishing Tourism Awareness Group (Pokdarwis)
Kampung Banjar. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 116-125.

10
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Siti Hapsah

Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Mutiani, M., Abbas, E. W., Jumriani, J., & Ilhami, M. R.
(2022). Social Capital of Micro, Small and Medium Enterprises in Kampung Purun
for Improving Entrepreneurship Education. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(2),
1669-1680.
Syaharuddin, S., Mutiani, M., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022).
Building Linking Capital Through Religious Activity to Improve Educational
Character. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(1), 367-374.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., & Mutiani, M. (2022). The Relevance of Social Capital in
Efforts to Develop Entrepreneurship Education. Journal of Education and Learning
(EduLearn), 16(2).
Putro, H. P. N., Rusmaniah, E. W. A., Subiyakto, B., & Putra, M. A. H. (2022). PERAN
MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN UMKM KERAJINAN DI
KAMPUNG PURUN. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN
LAHAN BASAH (Vol. 7, No. 3).
Rusmaniah, R. SOCIAL CAPITAL CONTRIBUTION IN THE CONTINUOUS
STRATEGY OF JENGKOL MANUFACTURERS IN THE COVID-19
PANDEMIC. JURNAL SOCIUS, 11(1), 1-11.
Rusmaniah, R., Herman, H., Indriyani, P. D., Sari, R. M., & Nugroho, D. A. (2022).
PELESTARIAN KULINER LOKAL JENGKOL TAHILALA SEBAGAI WARISAN
DAN PERWUJUDAN NILAI BUDAYA BANJAR DI DESA PINGARAN. Anterior
Jurnal, 21(3), 57-61.

11
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM

Anda mungkin juga menyukai