Anda di halaman 1dari 15

IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR TANAH DAN DAMPAKNYA

DI KELURAHAN SUMBERSARI KECAMATAN LOWOKWARU KOTA


MALANG

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Geografi Lingkungan, Sumber Daya Alam dan Mitigasi Bencana
yang dibimbing oleh Prof. Dr. Sugeng Utaya, M. Si.

Oleh:
KELOMPOK 1
Mahviro Vivi Andriani 150721806973
Natalia Adel Hando N.M 150721805987
Yusnia Nurrohmi 150721806000

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
APRIL 2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Seseorang
tidak dapat bertahan hidup tanpa air, karena itulah air sebagai salah satu
penopang hidup bagi manusia. Ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah
ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum
sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya lima persen saja yang
tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut. Selain itu,
kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air
bersih itu dari hari ke hari. Semakin meningkatnya populasi, semakin besar pula
kebutuhan akan air minum. Sehingga ketersediaan air bersih pun semakin
berkurang. Dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan air yang bersih
untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya.
Pencemaran air tanah atau penurunan kualitas air tanah berhubungan erat
dengan tingkat kepadatan penduduk. Jumlah penduduk yang semakin padat akan
menyebabkan limbah yang dibuang ke lingkungan akan semakin besar
(Trisnawulan, 2007). Penurunan kualitas air bawah tanah ataupun pencemaran
ini akibat sanitasi yang kurang baik seperti adanya rembesan air limbah dari
rumah tangga termasuk rembesan dari septictank. Pencemaran ini ditandai
adanya Bakteri E.Coli pada salah satu sumur di kelurahan sumbersari sebesar
50.000 per 100 ml. Tingginya kandungan Bakteri E.Coli pada air sumur
dikarenakan jarak septictank dan saluran drainase yang sangat dekat dengan
sumur. Penggunaan air yang mengandung bakteri E.Coli untuk dikonsumsi akan
menyebabkan diare.
Kelurahan Sumbersari termasuk wilayah Kecamatan Lowokwaru.
Kelurahan Sumbersari memiliki luas wilayah 0.924 km2. Kelurahan Sumbersari
terdiri atas 40 RT dan 7 RW. Batas wilayah Kelurahan Sumbersari sebelah Utara
adalah Kelurahan Dinoyo, sebelah selatan adalah Kelurahan Gading Kasri,
sebelah Barat adalah Kelurahan Dinoyo dan sebelah timur adalah Kelurahan
Oro-oro Dowo. Jumlah penduduk di Kelurahan Sumbersari adalah 14,652 jiwa,
jumlah kepala keluarga 3,183 jiwa, jumlah penduduk laki-laki adalah 7.222 jiwa
dan jumlah penduduk perempuan adalah 7.430 jiwa (Monografi Kecamatan
Lowokwaru, 2015).
Kepadatan penduduk yang ada di kota malang juga terdapat di sekitar
perguruan tinggi, salah satunya di wilayah Sumbersari yang dekat dengan salah
dua perguruan tinggi di Kota Malang. Keadaan wilayah tersebut dipadati dengan
bangunan kos-kosan mahasiswa, sehingga berdampak pada lingkungan sekitar.
Salah satunya yaitu pencemaran air tanah sehingga persediaan air bersih yang
minim. Pencemaran air tanah ini disebabkan oleh kepadatan bangunan rumah
sehingga pembuangan air limbah rumah tangga yang tidak sesuai aturan yang
ada.
Kurangnya sarana dan prasarana tempat pembuangan akhir (TPA) juga
merupakan masalah lingkungan lingkungan hidup di pemukiman. Masih belum
terpenuhinya standart kebutuhan minimal dari pembangunan sanitasi di
pemukiman juga merupakan masalah utama lingkungan hidup. Hal tersebut
tercermin bila kita mendatangi beberapa RW di Kelurahan Sumbersari, Malang.
Masih kurangnya sosialisasi tentang standar sanitasi yang baik kepada warga
Sumbersari dan masih kurangnya kesadaran akan pentingnya standart kebutuhan
minimal dari pembangunan sanitasi masih perlu ditinjau ulang dan diperhatikan.
Pencemaran ke badan air dan lahan di Kelurahan Sumbersari karena buruknya
sistem sanitasi dan sampah dapat berakibat terancam rusaknya sumber air
minum dan memperburuk estetika lingkungan hidup.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi suatu permukiman ketika
permukiman tersebut dikatakan kumuh antara lain tidak tersedianya fasilitas
seperti sanitasi, tempat pembuangan sampah, kondisi kualitas air minum jelek
yang dicirikan dengan bewarna, berbau, dan memiliki rasa, kondisi permukiman
yang padat dan tidak teratur, terletak di sekitar bantaran sungai, sempadan kereta
api, kawasan industri maupun pusat-pusat perekonomian dan jasa.
Kelurahan Sumbersari merupakan kelurahan yang padat penduduk.
Pembangunan permukiman dilakukan karena wilayah tersebut dekat dengan
kampus-kampus ternama di Malang. Rosyidah (2013) menyatakan Perubahan
penggunaan lahan dan perbedaan sifat – sifat tanah yang meliputi alih fungsi
lahan yang semula ada vegetasi menjadi lahan yang tak ada atau minim vegetasi
mengakibatkan laju infiltrasi dan perkolasi pada tanah menjadi berubah. Pada
awalnya merupakan lahan yang memungkinkan terjadinya infiltrasi yang besar
berubah menjadi pemukiman penduduk dan jalan – jalan desa yang kurang
memungkinkan terjadinya proses infiltrasi yang cukup besar, menyebabkan
semakin berkurangnya daerah resapan air hujan secara langsung.
Kondisi lokasi kawasan kumuh dapat digambarkan dengan penilaian
tingkat kekumuhannya yaitu status legalitas tanah, penggunaan penguasaan
lahan dan pencemaran lingkungan. Kondisi kependudukan menggambarkan
tingkat kepadatan penduduk yang berada di kawasan kumuh yaitu tingkat
kepadatan penduduk, rata-rata anggota rumah tangga, jumlah KK perrumah,
tingkat pertumbuhan penduduk. Kondisi bangunan menggambarkan kualitas
bangunan pada kawasan kumuh yaitu tingkat kualitas struktur bangunan,
kepadatan bangunan, kesehatan dan kenyamanan bangunan, penggunaan luas
lantai bangunan. Kondisi sarana dan prasarana dasar untuk memenuhi kebutuhan
akan fasilitas umum pada kawasan kumuh yaitu tingkat pelayanan air bersih,
kondisi sanitasi lingkungan, kondisi persampahan dan saluran air hujan, kondisi
jalan, besarnya ruang terbuka hijau. Kondisi sosial ekonomi untuk mengetahui
tingkat kesejahteraan di kawasan kumuh yaitu tingkat kemiskinan, pendapatan,
pendidikan, keamanan. Pemukiman kumuh juga akan berdampak pada
penurunan kualitas lingkungan masyarakat di sekitarnya pada khususnya dan
masyarakat kota Malang pada umumnya. Pada masyarakat sekitar selain
pembangunan rumah yang tidak sesuai dengan UU No. 4 Tahun 1992 adanya
pemukiman kumuh tersebut.
Sanitasi lingkungan merupakan hal yang penting. Prasarana sanitasi
lingkungan permukiman kumuh seperti pembuangan limbah cair rumah tangga
jarang sekali dirancang dengan baik oleh penduduk di lingkungan permukiman
kumuh, hal ini diakibatkan oleh minimnya lahan dan rendahnya pengetahuan
yang dimiliki masyarakat. Fungsi sanitasi lingkungan terutama sekali MCK
merupakan kebutuhan dasar permukiman dan sangat mempengaruhi tingkat
kesehatan masyarakat. Untuk itu sangat diperlukan adanya perencanaan
pengelolaan sanitasi lingkungan yang melibatkan masyarakat yang sesuai dengn
standar kesehatan.
Adanya permukiman-permukiman yang kurang terencana, maka dapat
mengakibatkan sistem pembuangan limbah rumah tangga seperti pembuangan
limbah kamar mandi/wc dan dapur tidak terkoordinasi dengan baik, sehingga
limbah tersebut dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah yang
dapat mengakibatkan terjadinya penyebaran beberapa penyakit menular. Selain
mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah dapat juga mengakibatkan
lingkungan di daerah permukiman tersebut menjadi tercemar. Oleh karena itu
dalam pembuangan limbah domestik di daerah permukiman tersebut sebaiknya
dilakukan pembuatan sistem jaringan pembuangan limbah yang dapat
menampung dan mengalirkan limbah tersebut secara baik dan benar, agar dapat
mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air
yang sangat diperlukan untuk keperluan hidup sehari-hari.
Hasil penelitian Puspitasari (2009) menyatakan bahwa kegiatan
pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko untuk menimbulkan
pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup sehingga fungsi ekosistem
menjadi terganggu dan tidak berfungsi sesuai peruntukkannya. Hal ini
berpengaruh terhadap keberadaan sumber daya air yang semakin menurun
kualitasnya sebagai akibat pemcemaran air dari kegiatan membuang limbah cair
tersebut ke sungai atau sumber air. Adanya pencemaran, maka lingkungan yang
ada disekitarnya, baik lingkungan abiotik, lingkungan biotik dan lingkungan
sosial akan terganggu peruntukkan fungsinya. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap kesehatan lingkungan disekitarnya. Air sumur yang tercemar oleh
bakteri E-Coli, yang berasal dari limbah domestik rumah tangga, yang langsung
dibuang ke sungai. Meskipun telah dibuat septic tank, tetapi jaraknya yang tidak
sesuai dengan ketentuan dimana harus diletakkan minimal 10 (sepuluh) meter
dari rumah.
Hasil penelitian Sudaryono (2000) menyatakan bahwa kualitas air di
Yogyakarta dari tahun ke tahun diperkirakan akan terus mengalami penurunan,
hal itu dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk, baik karean kelahiran
(alami) maupun perpindahan dari desa ke kota. Perpindahan penduduk inilah
yang diperkirakan akan mempercepat laju pencemaran lingkungan, karena
umumnya mereka adalah tenaga kerja in-formal yang menempati kawasan yang
kurang layak huni, seperti di sepanjang jalan kereta api, bantaran sungai, dan
lain-lain yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air. Hal ini
dimungkinkan karena pusat kota adalah sebagai tempat permukiman penduduk
dengan berbagai aktivitas sehingga telah menghasilkan berbagai limbah, baik
domistik (rumah tangga), industri, limbah pertanian, dan lain-lain.
Hasil penelitian Harmayani (2007) keadaan daerah Banjar Ubung Sari
sangat padat, hal ini dapat dilihat dari luas lahan yang dikuasai hampir sama
dengan luas bangunan yang ditempati yaitu 74,47 %. Saluran air/ drainasenya
tidak berfungsi dengan baik, karena saluran tersebut tersumbat oleh sampah dan
limbah yang dibuang oleh penduduk di sekitar. Ada juga penduduk yang
membuang air limbah dapur langsung ke tanah, sehingga hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Dan dari hasil
penelitian didapatkan bahwa air sumur yang berasal dari air sumur bor tidak
mengalami pencemaran oleh bakteri, sehingga air sumur bor dapat dikonsumsi
menjadi air minum. Untuk air yang berasal dari sumur gali sebagian besar
tercemar oleh bakteri E.Coli dan bakteri Coliforms, sehingga air sumur yang
berasal dari sumur gali sebagian tidak boleh dikonsumsi menjadi air minum.
Tetapi sebagian besar (82,98 %) penduduk Banjar Ubung Sari memakai air dari
PDAM untuk kebutuhan sehari-harinya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana kondisi pencemaran air tanah di Kelurahan Sumbersari
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang?
2. Bagaimana dampak pencemaran air tanah bagi lingkungan di Kelurahan
Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang?
3. Bagaimana dampak pencemaran air tanah bagi masyarakat di Kelurahan
Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang?
4. Bagaimana solusi pencemaran air tanah di Kelurahan Sumbersari
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang?
C. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian digunakan untuk membatasi permasalahan
yang akan diteliti. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumbersari Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang. Pembagian wilayah penelitian berdasarkan pada
wilayah terpadat dan lokasi yang terkena dampak pencemaran air tanah
berdasarkan hasil observasi awal. Variabel yang digunakan pada penelitian ini
adalah pencemaran air tanah dan dampak pencemaran air tanah. Jabaran variabel
penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Table 1.1 Jabaran Variabel Penelitian
Variabel Indikator Instrumen Sumber Data
Pencemaran Air 1. Kedalaman air Lembar observasi Primer
Tanah tanah.
2. Daya serap
permukaan air
tanah.
3. Permeabilitas
akuifer.
4. Kemiringan
permukaan air
tanah.
5. Jarak horizontal
dari air sumur ke
tempat
pembuangan
limbah.
Dampak Pencemaran 1. Dampak Lembar observasi Primer
Air Tanah pencemaran air
tanah bagi
lingkungan.
2. Dampak Pedoman wawancara Primer
pencemaran air
tanah bagi
masyarakat sekitar.
Sumber: Modifikasi dari Mulyani (2010)

D. Definisi Operasional
1. Pencemaran air tanah adalah masuk atau di masukkanya makhluk
hidup,zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air tanah oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu air tanah yang telah
ditetapkan, pencemaran air tanah di sini berada di Kelurahan Sumbersari
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Pencemaran yang di ukur seperti:
kedalaman air tanah, daya serap permukaan air tanah, permeabilitas
akuifer, kemiringan permukaan air tanah, dan jarak horizontal dari air
sumur ke tempat pembuangan limbah.
2. Dampak pencemaran air tanah, adalah kondisi merugikan atau di rugikan
yang terjadi pada kualitas air tanah dan masyarakat di Kelurahan
Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, yang dapat diukur
dengan kuesioner dan observasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pencemaran Air Tanah


1. Konsep Pencemaran Air Tanah
2. Indikator Pencemaran Air Tanah

B. Dampak Pencemaran Air Tanah


1. Dampak Pencemaran Air Tanah bagi Lingkungan
2. Dampak Pencemaran Air Tanah bagi Masyarakat

C. Solusi Penanggulangan Pencemaran Air Tanah


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan di
Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui: (a) pencemaran air tanah di Kelurahan Sumbersari
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang; (b) dampak pencemaran air tanah bagi
lingkungan di Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang; (c)
dampak pencemaran air tanah bagi masyarakat di Kelurahan Sumbersari
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang; dan (d) solusi permasalahan pencemaran
air tanah di di Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah pencemaran air tanah dan
dampak pencemaran air tanah.
B. Prosedur Penelitian
Prameter
Alur Proses Penelitian iniPencemaran Air Tanah:
dapat dilihat pada Gambar 3.1 Diagram alir
1. Kedalaman air tanah.
Penelitian. 2. Daya serap permukaan
air tanah.
3. Permeabilitas akuifer.
4. Kemiringan permukaan air
Identifikasi
tanah.Air Tanah & Dampaknya
Pencemran
5. Jarak horizontal dari air sumur
ke tempat pembuangan limbah.
Analisis Pencemaran Air Tanah

Dampak Pencemaran

Dampak Pencemaran Dampak Pencemaran


bagi Lingkungan bagi Masyarakat
Uji Laboratorium

Solusi

Hasil Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dijabarkan dalam beberapa langkah antara lain:
1. Observasi pra penelitian dilakukan untuk mengumpulkan data yang
menunjang latar belakang penelitian dan permasalahan penelitian. Data hasil
observasi dapat berupa catatan observasi dan foto hasil observasi.
2. Pengurusan izin penelitian dari Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Surat izin penelitian dibuat untuk perizinan melakukan penelitian di
Kelurahan Sumbersari Kecamatan Klojen Kota Malang.
3. Pengurusan izin penelitian di BAKESBANGPOLHUM Kota Malang.
Pengurusan izin ini menggunakan surat pengantar dari Pascasarjana
Universitas Negeri Malang.
4. Pengurusan izin penelitian di Kelurahan Sumbersari. Pengurusan izin ini
dengan membawa surat pengantar izin penelitian dari
BAKESBANGPOLHUM Kota Malang.
5. Kegiatan penelitian di Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota
Malang. Kegiatan penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel air
tanah di sumur warga. Wawancara juga dilakukan kepada Lurah Sumbersari
dan masyarakat yang terkena dampak negatif pencemaran air tanah.
6. Analisis data penelitian dilakukan dengan uji laboratorium. Uji laboratorium
sampel air tanah Kelurahan Sumbersari. Hasil uji laboratorium dianalisis
kelayakannya berdasarkan standar kelayakan dan kesesuaian air tanah untuk
dimanfaatkan warga.
7. Hasil penelitian dituliskan ke dalam hasil dan pembahasan penelitian.
D. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dan analisis uji laboratorium kualitas air. Penjelasan analisis data
tersebut antara lain:
1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan mendeskripsikan pencemaran air
tanah yang terjadi di Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota
Malang. Analisis deskriptif juga dilakukan dengan mendeskripsikan faktor-
faktor yang mempengaruhi pencemaran air tanah. Dampak pencemaran air tanah
bagi lingkungan dan masyarakat di Kelurahan Sumbersari juga dijabarkan secara
mendalam.
2. Analisis uji laboratorium kualitas air
Analisis uji laboratorium dilakukan dengan mengambil sampel air di
Kelurahan Sumbersari dan mengujinya di laboratorium. Hasil uji laboratorium
air tanah dianalisis dan dideskripsikan zat-zat yang terkandung di dalam air
tanah. Zat-zat yang terkandung di air tanah tersebut dianalisis kelayakannya
untuk dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2008. Kota Malang dalam Angka tahun 2008 (Malang
City in Figures), (Online),
(http://malangkota.go.id/wpcontent/uploads/2015/04/Malang-Dalam-
Angka-2008.pdf), diakses pada 28 Maret 2016.
Badan Pusat Statistik. Monografi Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
(Online), (http://keclowokwaru.malangkota.go.id/wp-
content/uploads/sites/42/2016/02/MONOGRAFI-KECAMATAN-II-
2015.xls_.xlsx_.pdf), diakses pada 11 April 2016.
Badan Pusat Statistik. Profil Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. (Online,
(http://keclowokwaru.malangkota.go.id/gambaran-umum/), diakses
pada 11 April 2016.
Harmayani, D Kadek, dkk. 2007. Pencemaran Air Tanah Akibat Pembuangan
Limbah Domestik Di Lingkungan Kumuh Studi Kasus Banjar Ubung
Sari, Kelurahan Ubung. Jurnal Pemukiman Natah Vol.5 No.2 Agustus
2007: 62-108. (Online),
(http://ojs.unud.ac.id/index.php/natah/article/viewFile/3037/2194),
diakses pada 11 April 2016.
Kementrian Lingkungan Hidup. 1997. Undang Undang No. 23 Tahun 1997
Tentang: Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Online),
(http://sipongi.menlhk.go.id/cms/images/files/1026.pdf), diakses pada
28 Maret 2016.
Kementrian Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan Dan Permukiman, (Online),
(http://www.pu.go.id/uploads/services/2011-11-29-12-28-45.pdf), diakses
pada 28 Maret 2016.
Mulyani. 2010. Faktor Lingkungan Fisik yang Paling Berpengaruh terhadap
Potensi Pencemaran Benzena pada Air Tanah di Sekitar SPBU
44.552.10 Yogyakarta. (Online), (http://eprints.upnyk.ac.id/6799/),
diakses pada 11 April 2016.
Puspitasari, D. Eka. 2009. Dampak Pencemaran Air Terhadap Kesehatan
Lingkungan Dalam Perspektif Hukum Lingkungan (Studi Kasus Sungai
Code di Kelurahan Prawirodirjan Kecamatan Gondomanan Jogyakarta).
MIMBAR HUKUM Volume 21, Nomor 1, Februari 2009, hal. 23-24.
(Online),
(mimbar.hukum.ugm.ac.id/index.php/jmh/article/download/338/192),
diakses pada 11 April 2016.
Rosyidah, Elsa dan Wirosoedarmo, Ruslan. 2013. Pengaruh Sifat Fisik Tanah
Pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh Di 5 Penggunaan Lahan (Studi
Kasus Di Kelurahan Sumbersari Malang), Agritech, Vol. 33, No. 3,
Agustus 2013, (Online), (http://www.jurnal-
agritech.tp.ugm.ac.id/ojs/index.php/agritech/article/viewFile/335/467),
diakses pada 11 April 2016.
Sudaryono. 2000. Tingkat Pencemaran Air Permukaan Di Kodya Yogyakarta.
Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 1, No.3, Desember 2000 ; 247-252,
(Online), (http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=62092&val=4561), diakses pada 11 April 2016.
Trisnawulan, I.A.M. 2007; Suyasa, I Wayan Budiarsa; dan Sundra I Ketut.
Analisis Kualitas Air Sumur Gali Di Kawasan Pariwisata Sanur, Jurnal
Ilmu Lingkungan, Ecotrophic., Vol.1 No.2,Hal-57-61, (Online),
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=16189&val=990),
diakses tanggal 28 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai