BANJARMASIN INDONESIA
Disusun Oleh:
Hafizah Asby
227030012
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang merupakan
kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi. Manusia menggunakan air untuk memenuhi
berbagai kebutuhan, seperti keperluan rumah tangga, pertanian, industri dan lain-lain. Oleh
karena itu sumberdaya air tersebut harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik
oleh manusia dan makhluk hidup lainnya.
3.2 Jumlah Pemukiman Sampah Domestik Tepi Sungai Kota Banjarmasin
Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan lingkungan hidup menjadi
buruk sehingga akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan manusia serta mahluk hidup
lainnya. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, hasil guna, produktivitas, daya
dukung dan daya tampung dari sumberdaya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan
sumberdaya alam. Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi
barang yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam macam limbah dari
berbagai hasil kegiatan manusia, sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami
penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang
terus meningkat.
Air sungai yang keluar dari mata air biasanya mempunyai kualitas yang sangat baik.
Namun dalam proses pengalirannya air tersebut akan menerima berbagai macam bahan
pencemar. Beberapa tahun terakhir ini, kualitas air sungai di Indonesia sebagian besar dalam
kondisi tercemar, terutama setelah melewati daerah pemukiman, industri dan pertanian.
Meningkatnya aktivitas domestik, pertanian dan industri akan mempengaruhi dan memberikan
dampak terhadap kondisi kualitas air sungai 3 terutama aktivitas domestik yang memberikan
masukan konsentrasi BOD terbesar ke badan sungai (Priyambada (dkk), 2008).
Perhitungan jumlah sampah domestik dibagi menjadi sampah padat (sampah organik
dan sampah anorganik) dan sampah cair (mandi, cuci, dan kakus). Hasil rata-rata jumlah sampah
per rumah dari sampel penelitian berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran diperoleh nilai
0,37 Kg/hari/orang, terdiri dari sampah organik 0,13 Kg/hari/orang dan sampah anorganik 0,24
Kg/hari/orang. Hasil rata-rata jumlah limbah cair per rumah dari sampel penelitian berdasarkan
hasil pengamatan dan pengukuran diperoleh nilai 69,58 liter/hari/orang, yang terdiri dari limbah
cair mandi 34,72 liter/hari/orang, cairan pencuci limbah 21,21 liter/hari/orang, dan limbah cair
jamban 13,65 liter/hari/orang.
Besarnya timbulan sampah domestik pada permukiman di bantaran sungai Kota
Banjarmasin berdasarkan perkiraan jumlah penduduk sebanyak 43.618 jiwa, diperoleh perkiraan
jumlah sampah padat sebesar 16,14 ton/hari, terdiri dari sampah organik sebanyak 5,67 ton/hari
dan sampah anorganik sebanyak 5,67 ton/hari. sebanyak 10,47 ton/hari, sedangkan perkiraan
jumlah limbah cair sebesar 3.034,94 m3/hari, terdiri dari limbah cair bak mandi sebesar 1.514,42
m3/hari limbah cair cuci sebesar 925,14 m3/hari dan limbah jamban sebesar 595,39 m3/hari.
Baud, I., Grafakos, S., Hordijk, M. and Post, J. 2001. Quality of Life and Alliances in Solid
Waste Management: Contributions to Urban Sustainable Development. Cities. 18(1) :
3–12. https://doi.org/10.1016/ S0264-2751(00)00049-4
Boyko, C. T., Gaterell, M. R., Barber, A. R. G., Brown, J., Bryson, J. R., Butler, D., Caputo, S.,
Caserio, M., Coles, R., Cooper, R., Davies, G., Farmani, R., Hale, J., Hales, A. C.,
Hewitt, C. N., Hunt, D. V. L., Jankovic, L., Jefferson, I., Leach, J. M. and Rogers, C.
D. F. 2012. Benchmarking sustainability in cities: The role of indicators and future
scenarios. Global Environmental Change. 22(1) : 245–254. https://doi.org/
10.1016/j.gloenvcha.2011.10.004
Guirguis, M. N. and Moussa, R. R. 2019. Investigation on utilizing garbage as a resource for a
sustainable neighbourhood: Case study of a neighbourhood in New Cairo, Egypt. IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science. 397: 012018. https://doi.org/
10.1088/1755-1315/397/1/012018
Hoornweg, D., Bhada-Tata, P. and Kennedy, C. 2013. Environment: Waste production must
peak this century. Nature. 502(7473): 615–617. https://doi.org/ 10.1038/502615.
Novico, F., Ali, A., Saputro, E., Sinaga, A. and Egon, A. 2018. Morfodinamika Jangka Pendek
Pendangkalan di Alur Pelayaran Barito, Kalimantan Selatan. Jurnal Geologi Kelautan.
15(2). https://doi.org/10.32693/ jgk.15.2.2017.402
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah
Satu Indikator Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Bidang Dinamika Laut
Pusat Penelitian Oseanografi (LIPI), Jakarta.
Straka, M., Khouri, S., Rosova, A., Caganova, D. and Culkova, K. 2018. Utilization of Computer
Simulation for Waste Separation Design as a Logistics System. International Journal of
Simulation Modelling. 17(4) : 583–596.
Soemarwoto , O., 2001, Ekologi Lingkungan dan Pembangunan, Djambatan, Jakarta
Supardi, 2003, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, PT Alumni Bandung.
Wiwoho, 2005, Model Identifikasi Daya Tampung Beban Cemaran Sungai dengan QUAL2E,
Universitas Diponegoro, Semarang.