com
Makalah Penelitian
Kajian Kualitas Air Sungai Dalam Pengendalian Pencemaran Air: Studi Kasus Sungai
Talawaan Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara
Alfa Winny Pongoh1*, Fadillah Putra3, Soemarno2
1Sekolah Pascasarjana Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Lingkungan, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia.
2Jurusan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia.
3Dosen, Program Pascasarjana Interdisipliner, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia.
* Email penulis yang sesuai:alfapongoh@student.ub.ac.id
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kualitas air sungai dalam rangka pengendalian pencemaran air di Sungai
Talawaan Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-
kuantitatif. Penelitian lapangan dilakukan di Sungai Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Pengukuran kualitas air
meliputi parameter fisik: TSS, dan parameter kimia; BOD dan COD dilakukan di lima titik pantau. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kandungan BOD, COD, dan TSS pada air Sungai Talawaan memenuhi baku mutu air (air Tipe
B). Karakteristik limbah (BOD, COD dan TSS), nilai konsentrasi BOD, COD dan nilai konsentrasi TSS tidak melebihi
baku mutu sesuai peruntukannya. Potensi beban pencemaran limbah domestik mencapai 1, 495 kg/hari dari total
populasi 16.040 jiwa. Status kualitas air Sungai Telawan tergolong “tercemar ringan” berdasarkan parameter yang
diteliti; ada beberapa variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, seperti TP, Total Coli, dan Fecal Coli.
Kata kunci
Kualitas Air, Pencemaran, Sungai Talawaan
kegiatan tanaman; (3) laju penambahan senyawa kimia yang 2.1 Deskripsi Operasional
berasal dari kegiatan industri yang membuang limbahnya ke • Kualitas air sungai: Ini adalah sifat biofisik atau
perairan. Ketiga hal tersebut merupakan dampak dari kimia air yang terkandung dalam air sungai dan
peningkatan populasi manusia, kesejahteraan manusia, yang diukur berdasarkan parameter dan
pembangunan ekonomi dan industrialisasi.Wen dkk.,2017). metode tertentu. Dengan parameter fisik : TSS,
Berdasarkan hasil pemantauan Kementerian Negara dan Parameter Kimia; BOD dan COD.
Lingkungan Hidup terhadap 35 sungai di Indonesia, secara
umum sungai-sungai tersebut memiliki status kualitas air • Beban Pencemaran Limbah Domestik: jumlah suatu
tercemar sedang hingga berat (Keraf,2010). unsur pencemar yang terkandung dalam air limbah
Penurunan kualitas air sungai terjadi jika air tidak dapat domestik berdasarkan parameter TSS, BOD, COD.
digunakan sesuai dengan status kualitas air normal. Status
kualitas air adalah tingkat kondisi kualitas air yang 2.2 Titik Lokasi Sampling
menunjukkan kondisi tercemar atau baik pada suatu sumber Penelitian dilakukan di Sungai Talawaan Kabupaten
air dalam kurun waktu tertentu dengan membandingkannya Minahasa Utara. Pemilihan lokasi didasarkan pada titik
dengan baku mutu air yang berlaku. Penentuan status pantau yang ditentukan oleh Dinas Lingkungan Hidup
kualitas air dapat dilakukan dengan metode Storet Provinsi Sulut. Penentuan lokasi penelitian
(Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 mempertimbangkan kemudahan akses, biaya dan waktu
Tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Status Kualitas penelitian. Berikut lokasi pengambilan sampel air sungai
Air). di Sungai Talawaan Kabupaten Minahasa Utara:
Aliran Sungai Talawaan, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi
Sulawesi Utara, selama ini dimanfaatkan sebagai tempat Titik I : Lokasi ini terletak di sebelah Balai Budidaya Air
pembuangan limbah pertanian, perkebunan, pertambangan Tawar Tatelu, di bawah jembatan Desa Tatelu, Kecamatan
bukan logam dan batuan, limbah rumah tangga, limbah padat, Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, pada koordinat N
dan limbah kegiatan masyarakat. Berdasarkan beban 01°30'51,6” E 125°00'49,1”. Selain Pusat Budidaya Air
pencemaran yang terjadi diperkirakan dapat menyebabkan Tawar di sekitar lokasi ini juga terdapat pemukiman
penurunan kualitas air Sungai Talawaan. Hasil pemantauan penduduk, perkebunan dan perikanan.
kualitas air sungai yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Titik II : Lokasi titik pengambilan sampel ini berada di
Provinsi Sulawesi Utara tahun 2012 sampai dengan tahun 2018 Desa Tatelu Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa
menunjukkan bahwa parameter TSS, TDS, E Coli dan Total Coli Utara pada koordinat 01°30'59,9” E 125°00'58.2”. Lokasi ini
tidak memenuhi kriteria kualitas air Kelas II (Kriteria sesuai dapat dicapai dengan berjalan kaki±500 m dari jalan raya
Peraturan Pemerintah). Peraturan Nomor 82 Tahun 2001 Tatelu; akses jalan untuk sepeda motor hanya sampai±400 m
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran dari titik ini karena kondisi jalan yang tidak memadai.
Air). Data terbaru merupakan hasil pemantauan kualitas air Berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat di
Sungai Domoga dimana terdapat 7 parameter yang melebihi sekitar titik ini merupakan pertemuan dua anak sungai yang
baku mutu yaitu parameter TSS, TDS, Sulfida, Total Phosphate, pada akhirnya bermuara di Sungai Talawaan, Sungai
Total Chlorine, E. Coli dan Total Coliform. Perubahan Walinouw dan Sungai Malupu. Di hulu Sungai Malupu
penggunaan lahan di DAS yang ditandai dengan meningkatnya ditemukan Perusahaan Air Minum (PDAM). Kegiatan
kegiatan domestik, pertanian, dan industri dapat mempengaruhi masyarakat di sekitar lokasi ini adalah pemukiman,
dan berdampak pada kondisi kualitas air sungai.Priyambada, peternakan ayam, dan perkebunan kelapa.
2008; Santy dkk.,2020). Titik III : Titik ini terletak di Desa Tatelu Kecamatan
Untuk mencegah dan menanggulangi limbah industri, Dimembe Kabupaten Minahasa Utara pada koordinat N 01°
pemerintah harus berperan aktif, baik melalui peraturan perundang- 31'55,5” E 124°59'36.1”. Lokasi ini merupakan titik pertemuan
undangan maupun dengan cara lain. Pemerintah harus memajukan beberapa anak sungai. Menurut informasi dari penduduk
pembangunan berwawasan ke depan agar dapat dimanfaatkan oleh desa sekitar anak sungai tersebut mengalir dari desa Rondor
generasi sekarang dan generasi yang akan datang.Magfiro,2013). dan Wasian. Di sekitar titik 3, pemukiman penduduk cukup
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka perlu ramai, terdapat kegiatan peternakan ayam skala kecil, kolam
dilakukan penelitian tentang kualitas air Sungai Talawaan Kabupaten budidaya ikan dan pasar.
Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara guna mendukung upaya Titik IV Lokasi pengambilan sampel titik 4 berada di
pengendalian pencemaran air sungai. jembatan Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten
Minahasa Utara pada koordinat N 01°31'50,8” E 124°57'37,6”.
2. BAGIAN PERCOBAAN Menurut informasi warga, di sekitar lokasi titik pengambilan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel 4 terdapat kegiatan pengolahan emas. Selain itu
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif kegiatan utama yang memanfaatkan aliran sungai ini adalah
digunakan untuk menggambarkan kondisi kualitas air Sungai budidaya ikan air tawar, penangkapan ikan, persawahan dan
Talawaan. perkebunan.
Titik V : Berada di bawah jembatan yang merupakan batas bahan baku kualitas air menurut kelas airnya. Parameter yang
antara Desa Wusa dengan Desa Patokaan, secara administratif digunakan dalam mendeskripsikan kualitas air Sungai Talawaan
terletak di Desa Wusa Kecamatan Talawaan Kabupaten adalah BOD, COD, dan TSS. Parameter ini diambil karena
Minahasa Utara. Di sekitar lokasi ini terdapat kegiatan memberikan gambaran tentang kemampuan alami sungai
perkebunan kelapa dan jagung, sedangkan air sungai digunakan dalam mendegradasi bahan organik yang terkandung di
oleh masyarakat setempat untuk mandi dan mencuci. dalamnya. Pengambilan sampel air untuk analisis dilakukan
pada musim hujan pada tanggal 26 November 2020 dengan
2.3 Analisis Data rentang waktu pukul 06.00 hingga 15.00 WITA. Hasil analisis
Merupakan analisis untuk mengetahui kualitas air Sungai kualitas air Sungai Talawaan untuk setiap Ruas sungai dengan
Talawaan dengan melakukan beberapa pengujian terhadap parameter BOD, COD, dan TSS disajikan pada Tabel 1.
parameter pencemaran air yang terdiri dari TSS, BOD, COD,
dan tingkat konsentrasi parameter pengukuran kualitas air Kandungan BOD, COD, dan TSS air Sungai Talawaan
sungai. Hasil Pengujian Parameter tersebut kemudian menunjukkan bahwa kandungan limbah Sungai Talawaan
dibandingkan dengan Baku Mutu Air Menurut Peraturan secara umum memenuhi baku mutu air pada parameter
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan BOD dan TSS. Namun beban pencemaran maksimum
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. pada BOD kurang dari nilai ambang batas sesuai
peruntukan sungai kelas II yaitu sekitar 3 mg/L per hari.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Beban pencemaran BOD air sungai pada Segmen 1
3.1 Kondisi Kualitas Air Sungai Talawaan Aliran Sungai sekitar 2 mg/L, pada Segmen II sekitar 2 mg/L, pada
Talawaan merupakan daerah yang subur untuk pertanian Segmen III sekitar 2 mg/L, pada Segmen IV sekitar 2 mg/
dan perkebunan, di daerah Penambangan Emas Skala L, dan di Segmen V sekitar 2 mg/L, dengan nilai kisaran IP
Kecil (PESK) yang merupakan daerah Daerah Aliran 0,524-2,599. Sehingga dapat dikatakan status kualitas air
Sungai (DAS) Talawaan; ada tanaman kelapa, cengkeh, Sungai Telawan tercemar ringan.
buah-buahan dan musiman yang berarti bagi Beban pencemaran maksimum pada COD tidak melebihi
perekonomian desa. Serta sungai Talawaan penting batas normal yang ditetapkan jika dirata-ratakan sebesar 4
untuk kehidupan sehari-hari penduduk desa, baik untuk mg/L per hari, yang berarti kurang dari nilai ambang batas
air minum, mandi dan mencuci, dan juga digunakan yang ditetapkan untuk kelas II, yaitu sekitar 25 mg/L. Beban
untuk perikanan dan penangkapan ikan, udang dan pencemaran COD air sungai pada Segmen 1 Sungai sekitar 4
kepiting. Di Desa Talawaan terdapat sebuah bendungan mg/L, pada Segmen II sekitar 4 mg/L, pada Segmen III
yang dibangun pada zaman Belanda dan selanjutnya sekitar 4 mg/L, pada Segmen IV sekitar 5 mg/L ; dan di
dibenahi oleh Pemerintah untuk mengairi sekitar 500 ha Segmen V sekitar 4 mg/L. Dengan kisaran nilai IP rentan dari
sawah dan tambak ikan. Di muara di Kecamatan Wori, 0,524 hingga 2,599. Sehingga dapat dikatakan status kualitas
Desa Talawaan Bajo, warga memanfaatkan aliran sungai air Telawan tercemar ringan.
ini untuk menangkap ikan, kepiting dan berbagai jenis Beban pencemaran maksimum pada TSS tidak
ikan lainnya. melebihi batas normal, yaitu sekitar 50 mg/L per hari.
Beban TSS air sungai di Segmen I Sungai sekitar 10,
3.2 Kualitas Air Sungai Talawaan Segmen II sekitar 16, Segmen III sekitar 16, Segmen IV
Terdegradasinya kualitas air sungai Talawaan akibat adanya sekitar 24; dan di Segmen V sekitar 19. Kandungan TSS
Penambangan Emas Skala Kecil (PESK) di Kecamatan Dimembe cenderung berfluktuasi; bahkan di Segmen IV hampir
yang berkembang sejak tahun 1998. Usaha “PESK” ini telah mencapai ambang batas maksimal. Kemudian nilai range
membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan IP berada pada rentan 0.524-2.599. Sehingga dapat
masyarakat desa, khususnya pemilik lahan dan emas. usaha dikatakan status kualitas air Telawan tercemar ringan.
pengolahan yang menggunakan merkuri dan sianida. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh status mutu perairan
Peluang kerja begitu besar, mulai dari rambangan (penambang Telawan tercemar ringan berdasarkan kategori indeks polutan
berkelompok untuk menggali dan mencari repetisi), rempel (pekerja yaitu 1,0<2.0≤0,5. Nilai tersebut diperoleh tidak hanya
penumbuk repel yang disewa oleh pemilik drum dengan upah per berdasarkan COD, BOD dan TSS tetapi juga terdapat beberapa
karung repetisi), ternak dan kendaraan bermotor, penjual makanan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini seperti
dan jasa , pekerja drum juga bagian keamanan. Namun secara TP, Total Coli, dan Fecal Coli. BerdasarkanUyun(2020), indeks
umum tidak memberikan dampak yang signifikan dalam pencemaran air yang tinggi menyebabkan penurunan kualitas
meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa sekitar, karena hasil dari air sehingga dapat mengganggu kesehatan makhluk hidup.
usaha ini hanya didapatkan oleh pemilik tanah, pemilik galian Sesuai dengan standar klasifikasi air WQIMandalika(2018), status
lubang dan pemilik drum merkuri dan tangki sianida (Anjami dan mutu air Telawan tercemar ringan. Tidak cocok untuk minum
Nurhamlin,2018). dan pertanian, jika tidak ada pilihan maka perlu mengolah kedua
Evaluasi kualitas air dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kebutuhan tersebut sebelum dikonsumsi. Itu tidak memerlukan
air untuk peruntukan tertentu dibandingkan dengan pemrosesan jika
Tidak Segmen BOD (mg/L) COD (mg/L) TSS (mg/L) PI Status kualitas air
1 Segmen I 2 4 10 1.77 Lampu
2 Segmen I 2 4 16 0,524 Bagus
3 Segmen II 2 4 16 2.599 Lampu
4 Segmen IV 2 5 24 2.09 Lampu
5 Segmen V 2 4 19 2.253 Lampu
digunakan untuk tujuan peternakan, rekreasi dan olahraga. pertanian, peternakan dan pertanian. Semakin besar
Sehingga status kualitas air telawan yang tercemar tidak dapat konsentrasi BOD menandakan bahwa hasil penguraian telah
digunakan untuk keperluan konsumsi. tercemar, konsentrasi BOD yang memiliki tingkat pencemaran
Sungai Talawaan merupakan sungai dengan kualitas rendah dan dapat dikategorikan perairan yang baik memiliki
air kelas II, hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah kadar BOD berkisar antara 0 – 10 mg/L, sedangkan perairan
Nomor 81 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air yang memiliki konsentrasi BOD sebesar lebih dari 10 mg/L
dan Pengendalian Pencemaran Air. Oleh karena itu, air dianggap telah tercemar.
sungai ini diperuntukkan bagi sarana dan prasarana, Berdasarkan nilai BOD ternyata air Sungai Talawaan tidak
sarana rekreasi, dan budidaya biota air tawar, serta tercemar, meskipun berdasarkan perhitungan IP air sungai
pengairan untuk pertamanan. Kisaran nilai BOD dari tersebut dikategorikan “tercemar ringan”. Perlu diketahui
pengukuran setiap segmen diperoleh 2 mg/L, nilai COD bahwa perhitungan IP tidak hanya berdasarkan kandungan
dari pengukuran setiap segmen diperoleh 4 mg/L dan TSS bahan organik saja, tetapi ada beberapa parameter lain yang
dari pengukuran setiap segmen diperoleh 10 mg/L - 24 dijadikan indikator. Nilai BOD ini tidak dapat dijadikan
mg/L, tampaknya cenderung berfluktuasi. Isi BOD, COD, sebagai penentu bahwa air sungai tidak tercemar. Namun
dan TSS air Sungai Talawaan telah memenuhi ambang nilai BOD yang rendah menandakan perlunya penanganan
batas sesuai peruntukannya berdasarkan Peraturan lebih lanjut untuk mencegah peningkatan nilai BOD.
Pemerintah Nomor 81 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Pengolahan atau pengolahan air limbah yang kaya akan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk air bahan organik dianggap sebagai cara yang efektif untuk
dengan status kelas II. Nilai COD dan BOD berada pada mengendalikan BOD pada air sungai.Shon et al.,2006;
kisaran baku mutu sungai kelas 1. Krasner dkk.,2009). Serta kebiasaan membuang sampah ke
BOD untuk kelas II berdasarkan nilai baku mutu Peraturan saluran air harus dihindari, karena dapat berdampak pada
Pemerintah Nomor 81 Tahun 2001 yaitu sekitar 3 mg/L, namun tingginya nilai BOD air sungai (Yulida dkk.,2016;Nwaneri et
nilai BOD pengukuran untuk setiap ruas sungai sekitar 2 mg/L. al., 2018).
BOD atau sering disebut dengan Biological Oxygen Demand Nilai COD tertinggi terdapat pada Segmen IV yaitu 5 mg/L,
adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh nilai ini tidak melebihi ambang batas yang telah ditentukan yaitu
mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik dalam 25 mg/L per hari. Hasil tersebut juga menggambarkan bahwa
kondisi aerob (Santoso,2018). Semakin besar nilai BOD suatu pada setiap ruas aliran sungai nilai COD berfluktuasi, namun
perairan, berarti kandungan bahan organik di perairan tersebut secara keseluruhan nilai COD masih di bawah baku mutu air
juga semakin tinggi (Yudo,2010;Dewa,2016). Nilai BOD yang kelas I. Nilai COD yang tinggi menunjukkan tingkat pencemaran
tinggi secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi air sungai yang lebih besar (Yudo,2010;Dewa,2016). Hasil
kehidupan dan produktivitas hewan air yang terdiri dari ikan ( penelitian yang dilakukan peneliti di berbagai aliran sungai
Sharma dan Gupta,2014;Pawar,2017). Beberapa upaya dapat menunjukkan bahwa air sungai yang tercemar biasanya
dilakukan untuk mengendalikan nilai BOD air limbah sebelum memiliki nilai COD yang melebihi baku mutu sesuai kelas yang
dibuang ke perairan terbuka agar tidak membahayakan ditetapkan untuk air sungai (Pohan dkk.,2016; Christiana dkk.,
kehidupan hewan air. 2020).
Hasil penelitian sebelumnya berkaitan dengan nilai Ambang batas yang digunakan dalam penelitian ini
BOD air sungaiMahyudin dkk.(2015), didapatkan nilai BOD adalah Buku Mutu Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun
air sungai Metro pada titik pantau 1 sebesar 3,20 mg/L, 2001 yang membagi kelas air sungai sehingga konsentrasi
titik pantau 2 sebesar 4,98 mg/L dan pada titik pantau 3 COD Sungai Talawaan telah memenuhi baku mutu sesuai
sebesar 5,65 mg/L. Nilai konsentrasi BOD sungai Metro kategori wilayah sungai yang ditetapkan yaitu kelas II.
berkisar antara 3,2 hingga 5,65 mg/L. Nilai tersebut telah Namun kondisi fluktuasi nilai COD sangat rendah bahkan di
melampaui ambang batas kriteria mutu air sungai kelas II bawah baku mutu sungai kelas II, oleh karena itu perlu
sebesar 3 mg/L, sehingga air sungai tidak dapat perhatian dan pencegahan agar COD di Sungai Talawaan
dimanfaatkan untuk sarana rekreasi ikan air tawar. tidak berubah dan melebihi ambang batas.
et al.,2019;Liu dkk.,2020).
Berdasarkan gambar di atas, nilai COD yang tinggi tidak
dapat diidentikkan dengan jumlah penduduk, walaupun
terlihat jumlah penduduk yang proporsional, karena Desa
Wusa memiliki jumlah penduduk yang besar namun tidak
memberikan pencemar yang signifikan dari COD. Meskipun
jumlah penduduk tetap menjadi pertimbangan dalam
Gambar 4.Potensi Beban Polutan Domestik
melihat potensi pencemar COD di wilayah DAS. Hal yang
menjadi perhatian adalah jarak karena rata-rata
penyumbang beban pemohon berada di wilayah yang
berjarak 0-100 meter dari daerah aliran sungai (DAS). jumlah penduduk 16.040 orang. Desa Tatel dilihat dengan jumlah
Dengan demikian perhitungan parameter Beban Pencemar penduduk terbesar yaitu sebanyak 3.354 jiwa memberikan
Eksisting yang meliputi BOD, COD, dan TSS Sungai Talawaan kontribusi potensi sampah domestik sebesar 365 kg/hari. Kemudian
diketahui bahwa daerah yang menyumbang beban polutan tersebut disusul Desa Talawaan dengan jumlah penduduk 3.094 jiwa,
merupakan daerah yang memiliki jumlah penduduk yang besar menyumbang potensi sampah domestik sebesar 334 kg/hari. Desa
maka secara geografis berjarak 0-300 meter dari Daerah Aliran Warukapa dengan jumlah penduduk terbesar kedua sebanyak 3.101
Sungai Talawaan. jiwa menyumbang potensi sampah domestik sebesar 285 kg/hari.
Sebagian limbah domestik ini dihasilkan dari kegiatan rumah
tangga, berupa limbah padat (sampah) sisa makanan, kemasan,
sampah pekarangan, dan air limbah dari air yang digunakan untuk
mandi, mencuci, memasak dan kegiatan lainnya. Limbah rumah
tangga ini masuk ke selokan dan akhirnya masuk ke aliran sungai
dan menjadi beban pencemaran sungai.Mantaya dkk.,2016;Soeharto
dkk.,2019).
Beban pencemaran dari sektor domestik bersumber dari
kegiatan manusia, seperti limbah black water (kotoran manusia)
Gambar 3.Beban Pencemar TSS untuk Sungai Talawaan dan limbah grey water (air bekas mandi, cuci, dan dapur).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi beban
pencemaran dari aktivitas domestik antara lain jumlah
Desa Tetelu dengan jumlah penduduk 3.354 jiwa memiliki
penduduk, jumlah rumah tangga, jarak antar pemukiman atau
beban pencemar TSS pada air sungai sebesar 104 kg/hari. Di
rumah penduduk dan Aliran Sungai Cikapundung. Dalam hal ini
posisi kedua, Desa Talawaan dengan jumlah penduduk 3.094
diasumsikan bahwa semakin dekat jarak antara rumah dengan
jiwa memiliki beban pencemar TSS di air sungai mencapai 96 kg/
aliran sungai maka semakin besar kontribusinya terhadap beban
hari. Selanjutnya di posisi ketiga, desa warukapa dengan jumlah
pencemaran. Sebagian besar warga yang tinggal di bantaran
penduduk 3.101 jiwa memiliki beban pencemar TSS di air sungai
sungai membuang limbahnya langsung ke sungai (Rahayu-Yushi
Talawan mencapai 81 kg/hari.
,2018;Alhassan dkk.,2020). Hal ini menunjukkan pentingnya
Berdasarkan gambar di atas nilai TSS yang tinggi tidak
upaya untuk dapat mengubah perilaku rumah tangga dalam
dapat diidentikkan dengan jumlah penduduk meskipun
membuang limbahnya langsung ke aliran sungai. Persepsi
terlihat jumlah penduduk yang proporsional, karena desa
rumah tangga terhadap sampah (sampah) harus dapat diubah
Wusa memiliki jumlah penduduk yang besar namun tidak
menuju pemahaman bahwa “sampah” atau “sampah” rumah
memberikan polutan yang signifikan dari TSS. Meskipun
tangga merupakan objek yang memiliki nilai tambah ekonomi
jumlah penduduk tetap menjadi pertimbangan dalam
jika dikelola dengan baik (Padila dan Trujillo,2018;Tweneboah-
melihat potensi pencemar TSS di wilayah DAS. Hal yang
Koduah et al.,2020).
menjadi perhatian adalah jarak karena rata-rata
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat
penyumbang beban importir berada di wilayah berkisar
hidup orang banyak, sehingga harus dikelola secara tepat
0-100 meter dari DAS.
dan harus dilindungi dari variasi degradasi sehingga dapat
3.4 Perhitungan Potensi Beban Polutan Domestik membantu kehidupan dan kehidupan manusia serta
Berdasarkan hasil pengukuran Sungai Talawaan dari 10 makhluk hidup lainnya secara berkelanjutan (Putra,2017;
desa yang terdiri dari desa Tatelu, Warukapas, Kolongan, Larson dan Santelman, 2007). Pengelolaan kualitas air sungai
Talawaan, Winetin, Wusa, Tumbohon, Patokaan, Talawaan, dilakukan dengan pengendalian pencemaran air, guna
Bantik dan Kima Bajo dengan jarak 0-100 meter dari menjaga kualitas air agar memenuhi baku mutu (Azwir,2006;
sungai akan dideskripsikan seperti pada Gambar4. Potensi Pohan dkk.,2016). Agar air Sungai Talawaan tidak mengalami
Beban Polutan Domestik dijelaskan di bawah ini: penurunan kualitas, maka seluruh pemangku kepentingan
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa total harus bersinergi dalam mengelola limbah yang dibuang ke
potensi sampah domestik mencapai 1.495 kg/hari dari sungai setiap hari (Butterworth dkk.,2010;Dobriyal et al.,
Liu, D., Y. Du, S. Yu, J. Luo, and H. Duan (2020). Manusia Analisis kualitas air sungai guna menentukan peruntukan
kegiatan menentukan kuantitas dan komposisi bahan ditinjau dari aspek lingkungan.Jurnal Ilmu Lingkungan, 14(
organik terlarut di danau sepanjang Sungai Yangtze. 2); 63–71
Penelitian air,168;115132 Priyambada, OW. SR, IB (2008). Analisa pengaruh
Lumaela, AK, BW Otok, dan S. Sutikno (2013). Pemod- Fungsi fungsi Guna Lahan Terhadap Beban
elan kebutuhan oksigen kimia (cod) sungai di Surabaya Pencemaran BOD Sungai (Studi Kasus Sungai Serayu
dengan metode mixed Geographicly Weighted Regression. Jawa Tengah).Jurnal Presipitas,5(2); 55–62
Jurnal Sains dan Seni ITS,2(1); D100–D105 Magfiro, I. Putra, AS. NE, TP (2017). Analisis perilaku
(2013). Analisis Peran Pemerintah dalam Men- masyarakat bantaran sungai martapura dalam aktivitas
gatasi Limbah Industri Pabrik Gula Tjoekir (Studi pada membuang sampah rumah tangga di kelurahan Basirih
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang).Jurnal kecamatan Banjarmasin Barat.JPG (Jurnal Pendidikan
Administrasi Publik,1(3); 94–102 Geografi),3(6); 23–35
Mahyudin, M., S. Soemarno, dan TB Prayogo (2015). Anal- Rahayu-Yushi, J. . DM, Iwan (2018). Kajian perhitungan
isi kualitas air dan strategi pengendalian pencemaran air Beban Pencemaran Air Sungai Di Daerah Aliran Sungai
Sungai Metro di Kota Kepanjen Kabupaten Malang. Jurnal (DAS) Cikapundung dari Sektor Domestik.Jurnal
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan Rekayasa Hijau,2(1): 61-71
Indonesia,6(2); 105–114 Santoso, AD (2018). Keragaan Nilai DO, BOD dan COD
Mandalika, BA (2018).Studi Pemeliharaan Status Mutu Air di Danau Bekas Tambang Batubara Studi Kasus di
Dengan Menggunakan Metode Indeks Pencemaran Dan Danau Sangatta North PT. KPC di Kalimatan Timur.
Metode Water Quality Index (WQI) Di Sungai Dodokan Jurnal Teknologi Lingkungan,19(1); 89–96
Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ph.D. tesis, Universitas Santy, S., P. Mujumdar, dan G. Bala (2020). Potensi
Brawijaya dampak perubahan iklim dan penggunaan lahan terhadap
Mantaya, S., M. Rahman, dan ZY Yasmi (2016). Model kualitas air Sungai Gangga di sekitar kawasan industri
Storet Dan Beban Pencemaran Untuk Analisis Kualitas Kanpur.Laporan Ilmiah,10(1); 1–13
Air Di Bantaran Sungai Batu Kambing, Sungai Mali-Mali Sari, YS, DD Anggoro, HR Sunoko, and C. Ozel (2021).
Dan Sungai Riam Kiwa Kecamatan Aranio Kalimantan Pembuangan Sampah Komunal di Wilayah Aliran Sungai
Selatan.Ilmu Ikan,6(1); 35–52 Pada Permukiman Padat Penduduk. DiSeri Konferensi IOP:
McDonnell, J., J. Evaristo, K. Bladon, J. Buttle, I. Creed, Ilmu dan Teknik Material, Penerbitan TIO, 1053: 012078
S. Dymond, G. Grant, A. Iroume, C. Jackson, J. Jones, dkk.
(2018). Kelestarian air dan penyimpanan DAS. Setianto, H. dan H. Fahritsani (2019). Faktor Penentu
Kelestarian Alam,1(8); 378–379 Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Mus
Megdal, SB, S. Eden, dan E. Shamir (2017). Pemerintah air Kota Palembang.Media Komunikasi Geografi,20(2);
ernerance, keterlibatan pemangku kepentingan, dan pengelolaan 186–198
sumber daya air yang berkelanjutan.Air,9(3); 190 Mukharomah, E. Sharma, P. dan S. Gupta (2014). Studi tentang jumlah Oksigen
(2020). Analisis faktor-faktor yang mem- (BOD, OD, COD) dalam air dan pengaruhnya terhadap ikan.
pengaruhi pola perilaku masyarakat membuang Jurnal Penelitian Internasional Amerika dalam Ilmu
sampah di sungai musi (studi kasus kelurahan 10 ulu). Pengetahuan Formal, Terapan dan Alam,7(1); 53–58
Jurnal Teknik Lingkungan UNBARA (UEEJ),1(1); 1–6 Shon, H., S. Vigneswaran, dan SA Snyder (2006). Efflu-
Nugroho, S. (2008). Analisis Kualitas Air Danau Kaskade ent organic matter (EfOM) dalam air limbah: konstituen,
Sebagai Sumber Imbuhan Waduk Resapan di Kampus UI efek, dan pengobatan.Tinjauan kritis dalam ilmu dan
Depok.Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia,10;99–105 teknologi lingkungan,36(4); 327–374
Nwaneri, O., M. Nwachukwu, N. Ihua, dan C. Nwankwo Siahaan, R., A. Indrawan, D. Soedharma, and LB Prasetyo
(2018). Pengaruh pembuangan limbah padat di sungai (2011). Kualitas Air Sungai Cisadane, Jawa Barat-Banten.
Nworie. Jurnal Penelitian Lingkungan & Bioteknologi,7(2); Jurnal Ilmiah Sains,11(2); 268–273
23–29 Suharto, B., L. Dewi, AN Mustaqiman, and T. Marjo
Padilla, AJ dan JC Trujillo (2018). Pembuangan limbah (2019). Kajian Status Kualitas Air Sungai Ngebrong
dan heterogenitas rumah tangga. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dengan Parameter Fisika dan Kimia di Wilayah
membentuk sikap terhadap daur ulang yang dipisahkan sumbernya di Tawangsari Barat Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.
Bogotá, Kolombia.Penanganan limbah,74;16–33 Jurnal Teknologi Perkotaan dan Lingkungan Indonesia,
Pawar, S. (2017). Analisis beberapa parameter fisikokimia 2(2); 164–180
eters dan pengaruhnya terhadap produktivitas ikan di Suriawiria, U. (1996). Udara dalam kehidupan dan lingkungan
dua jenis perairan Unamgaon dan Seipargaon dari blok yang sehat. Bandung: Alumni
Patharkandi di distrik Karimganj, Assam, India. Tafangenyasha, C. dan T. Dzinomwa (2005). Implikasi penggunaan lahan
Internasional J. Ilmu Hayati,5(4); 587–592 Pohan, DAS, pakta tentang kualitas air sungai di sistem sungai pasir dataran
B. Budiyono, and S. Syafrudin (2016). rendah di tenggara Zimbabwe.Tata Guna Lahan dan Sumber Daya Air