Anda di halaman 1dari 3

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS DI SUNGAI NAGAN

PENDAHULUAN

Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat berperan penting dalam
memenuhi kebutuhan hidup manusia sehingga kualitas airnya harus tetap terjaga. Menurut
Widianto (2001) sungai yang melintasi pedesaan sangat berperan penting bagi manusia yang
bermukim di tepi sungai sebab sungai memenuhi kebutuhan air bersih untuk memasak, minum,,
mandi dan mencuci.

Makrozoobentos adalah organisme yang hidup pada dasar perairan dan merupakan
bagian terpenting dalam rantai makanan yang keberadaannya bergantung pada populasi
organisme yang tingkatnya lebih rendah (Noortiningsih dan Handayani, 2008)

Menurut Pratiwi, dkk (2007) Tingkat keanekaragaman makrozoobentos yang terdapat di


lingkungan perairan dapat di gunakan sebagai indikator pencemaran. Jadi kelompok bentos yang
hidup menetap (sesile) dan daya adaptasi bervariasi lingkungan, membuat hewan bentos sering
kali di gunakan sebagai petunjuk bagi penelitian kualitas air. Makrozoobentos memiliki manfaat
yaitu membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik..

Sebagai organisme yang hidup di perairan, hewan makrozoobentos sangat peka terhadap
perubahan kondisi lingkungan tempat hidupnya, sehingga akan berpengaruh terhadap komposisi
dan kelimpahannya. Indeks keanekaragaman makrozoobentos menunjukan kondisi perairan
sungai tersebut (Angelier, 2003).

Sungai di kawasan nagan raya merupakan salah satu habitat dari makrozoobentos.
Permasalahan yang ada di lokasi tersebut pada saat ini adalah belum adanya data tentang
makrozoobentos, padahal sungai yang berada pada kawasan ini sangat penting sabagai salah satu
habitat dari makrozoobentos. Perubahan ekosistem seperti alih fungsi lahan hutan menjadi lahan
pertanian, perikanan serta aktivitas pengunjung wisata akan berpengaruh terhadap kondisi
lingkungan ekosistem sungai (Pelealu, 2018). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
struktur komunitas makrozoobentos yang hidup di sungai nagan raya.
BAHAN DAN METODE

Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 27 september sampai dengan tanggal 18


november di perairan sungai Krueng Lanca, Nagan Raya. Pengambilan makrozoobentos di
lakukan dengan metode purposive random sampling. Pengambilan sampling di lakukan pada 3
stasiun dengan 3 kali pengulangan data pada setiap stasiun. jarak antar stasiun kurang lebih
sekitar 200 m.

Pengambilan sampling makrozoobentos menggunakan metode purposive random


samping. Jaring surber yang digunakan berukuran 25 cm x 35 cm yang di lengkapi dengan jaring
penampung. Jaring surber diletakan menghadap arah datangnya arus, kemudian sedimen yang
ada di luasan petak di kerok dan digosok. Hal ini dilakukan agar makrozoobentos dan sedimen
dapat terapung dalam jaring surber. Jaring surber selanjutnya diangkat dan hasil dari sampel
tersebut dimasukan kedalam plastik sampel berlabel, dengan diberi alkohol 70%............. setelah
itu sampel yang sudah di seleksi di masukan kedalam botol sampel kemudian di amati di
mikroskop dengan perbesar 10x10 selanjutnya di identifikasi dengan menggunakan buku
identifikasi immature insect, Aquatic insect dan buku pengenalan pelajaran serangga (Boror et
al., 1996).

Anda mungkin juga menyukai