MATAKULIAH
DOSEN PENGAMPU MK
1.AFRIZAL HENDRI, S.Pi., M.Si
2.RADHI FADHILLAH, S.Pi., M.Si
3.MAHENDRA, S.Pi., M.Si
PRODI AKUAKULTUR
UNIVERSITAS TEUKU
UMAR
2021
KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Persipan wadah inkubasi telur (buatan/induced breeding)
2. Persiapan wadah pemijahan (semi buatan)
3. Seleksi induk betina dan jantan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus)
4. Penimbangan bobot induk
5. Penentuan dosis hormon
6. Induksi induk betina dan jantan
7. Pemijahan semi buatan
8. Pemijahan buatan
9. Evaluasi embriologi sampai menetas (1 sel – menetas/larva)
10. Pemeliharaan larva
11. Pemeliharaan benih sampai 45 hari (nilai mengikuti angka SR, misal SR kelompok 1
mencapai 45% maka nilai kelompoknya adalah 45 point)
12. Evaluasi praktikum, kelompok memaparkan hasil capaiannya
13. Finish
2
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar Indikator
Berikut kriteria induk lele sangkuriang yang baik digunakan secara morfologis
(sekunder) :
a) Betina :
Umumnya memiliki alat kelamin (getinal pore) berupa lubang, jika matang ditandai
dengan lubang kelamin kemerahan (seperti gambar 1), jika dicek dengan kanulasi untuk
mengukur diameter telurnya (1 mm), jika dengan mikrosko : telur → petridisk →
larutan sera → inti menepi = berada pada TKG siap dipijahkan
Umumnya memiliki perut buncit (gambar 2), bila diraba terasa lembek dan tidak keras
Belakang sirip dada kasar, gerakan lamban.
b) Jantan :
Umumnya memiliki alat kelamin berupa tonjolan (gambar 1B), jika matang ujung
tonjolan tersebut kemerahan (jika berwarna pucat = belum matang)
Umumnya memiliki perut relatif ramping
betin janta
a n
Gambar 1. Morfologis genital pore induk betina dan jantan ikan lele (Sudrajat dan Rasid,
2020)
betin
a janta
n
Gambar 2. Morfologis tubuh induk betina dan jantan ikan lele (Priharto, 2019)
JENIS HORMON
Penggunaan hormon sintetis atau preparat hormon dalam merangsang proses ovulasi
dan pemijahan ikan paling banyak dilakukan orang sekarang ini, karena pengerjaannya lebih
mudah dan praktis bila dibandingkan dengan penggunaan ekstrak kelenjar hipofisa. Diantara
hormon buatan yang telah beredar di Indonesia yaitu GnRHa (Ovaprim, Ovaspec, Ovopel,
Ovatide, Aquaspawn, Oodev).
Ovaprim, Ovaspec, Ovopel, Ovatide dan Aquaspawn merupakan merek dagang dari
preparat hormon. Dalam ovaprim terkandung GnRHa Ikan Salmon + Domperidone, Ovapel
mengandung GnRHa mamalia + Domperidone, dan Ovatide mengandung GnRH Ikan +
Domperidone. Gonadotropin-Releasing Hormone analog (GnRHa) yang terdapat dalam
preparat hormon tersebut fungsi dan kerjanya sama dengan Gonadotropin-Releasing
Hormone (GnRH) yang dihasilkan oleh hipothalamus. Menurut Harvey dan Carolsfeld
(1993), Gonadotropin-releasing hormone (GnRH), didalam tubuh ikan dihasilkan oleh
kelenjar hypothalamus akibat ransangan atau perintah dari Central Nervous System (otak).
Dalam GnRH ada dua jenis hormon, yaitu FSH-RH (Folikel Stimulating Hormone Releasing
Hormone) yang berfungsi merangsang pelepasan hormon FSH (Folikel Stimulating
Hormone), dan LH-RH (Luteinizing Hormone Releasing Hormone) yang berfungsi
merangsang pelepasan hormon LH (Luteinizing Hormone) dari kelenjar hipofisa. Dalam
proses ovulasi yang berperan adalah LH atau disebut juga dengan Hormon Gonadotropin II
(GtH-II). Secara strukturnya, GnRH terdiri dari 10 asam amino dan setiap hewan mempunyai
rangkaian asam amino yang berbeda-beda (Kakufu, 1983).
Gambar 3. Jenis hormon buatan yang dapat digunakan untuk perangsangan dalam pemijahan
ikan
DOSIS HORMON
Dosis ovaprim
1000 x 0.2 mL
Penyuntikan dilakukan satu kali secara intramuscular atau pada bagian otot sirip
punggung. Setelah penyuntikan selesai induk betina dikembalikan pada bak penampungan.
Dalam 12-15 jam akan terlihat dengan jelas telur yang telah dibuahi maupun telur yang
tidak dibuahi. Telur yang dibuahi terlihat dari warnanya yang hijau bening, sedangkan telur
yang tidak dibuahi berwarna buram atau putih susu.
EMBRIOLOGI
pembelahan blastulasi
inti banyak sel
pembelahan
gastrulasi
inti banyak sel
morula gastrulasi
morula gastrulasi
neurul
a
organogenesi
s
organogenesi
s
embrio
larva
menetas
Pertumbuhan benih
1) Bobot
−
= 100%
Ket: Hariati (1989)
SGR: laju pertumbuhan harian (%)
Wt: bobot ikan diakhir pemeliharaan (g)
Wo: bobot ikan diawal pemeliharaan (g)
T: waktu pemeliharaan (hari)
2) Panjang
= 1−
Ket:
Lm: panjang mutlak (cm)
TL1: panjang total pada akhir pemeliharaan (cm)
TLo: panjang total pada awal pemeliharaan (cm)
SURVIVAL RATE
= 100%
Ket: Mudjiman (2005)
SR: tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt: jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)
No: jumlah ikan yang hidup pada awal pemeliharaan (ekor)