Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR KERJA PRAKTIKAN

MATAKULIAH

MANAJEMEN PEMBENIHAN IKAN


(FISH BREEDING MANAGEMENT)

NAMA MAHASISWA : RAHMAT SULNI


NIM : 190594030015

DOSEN PENGAMPU MK
1.AFRIZAL HENDRI, S.Pi., M.Si
2.RADHI FADHILLAH, S.Pi., M.Si
3.MAHENDRA, S.Pi., M.Si

PRODI AKUAKULTUR
UNIVERSITAS TEUKU
UMAR
2021
KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Persipan wadah inkubasi telur (buatan/induced breeding)
2. Persiapan wadah pemijahan (semi buatan)
3. Seleksi induk betina dan jantan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus)
4. Penimbangan bobot induk
5. Penentuan dosis hormon
6. Induksi induk betina dan jantan
7. Pemijahan semi buatan
8. Pemijahan buatan
9. Evaluasi embriologi sampai menetas (1 sel – menetas/larva)
10. Pemeliharaan larva
11. Pemeliharaan benih sampai 45 hari (nilai mengikuti angka SR, misal SR kelompok 1
mencapai 45% maka nilai kelompoknya adalah 45 point)
12. Evaluasi praktikum, kelompok memaparkan hasil capaiannya
13. Finish

2
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar Indikator

1 Melakukan persipan wadah  Menguraikan tahapan kegiatan persiapan wadah


inkubasi telur (buatan/induced pemijahan
breeding) dan  Menentukan jumlah kakaban yang digunakan
Persiapan wadah pemijahan (semi dalam pemijahan semi buatan
buatan)  Menentukan volume air wadah pemijahan
2 Melakukan seleksi induk betina  Menunjukkan kriteria induk betina dan jantan
dan jantan ikan lele sangkuriang matang akhir (fully mature) berdasarkan
(Clarias gariepinus) karakter sekunder
 Pengisian air bak induk
3 Penimbangan bobot induk,  Menyiapkan peralatan,
Penentuan dosis hormon dan  Melakukan penimbangan induk
Induksi induk betina dan jantan  Pengambilan dosis hormon (sGnRH-analog) →
ovaspec
 Melakukan induksi secara intramuskular
4 Pemijahan secara semi buatan  Melaksanakan kegiatan pemijahan:
 Pasangkan induk sesuai dengan bobot
(proporsioanl)
 Masukkan induk kedalam wadah pemijahan,
yang telah diberi kakaban
 Rasio 2♀:1♂
 Angkat kakaban setelah 12-17 jam
 Tempatkan kakaban pada wadah inkubasi
telur
5 Pemijahan secara buatan  Melaksanakan kegiatan pemijahan:
(induced breeding)  Ambil induk betina, kondisi fully mature,
lakukan hand stripping, tampung telur pada
mangkok
 Ambil induk jantan, lakukan pembiusan,
setelah pingsan, lakukan pembedahan, ambil
testis, dan lakukan pengenceran
 Segera lakukan fertilisasi, aduk dengan bulu
ayam/bebek/angsa
 Terbar telur kedalam wadah inkubasi
 Biarkan ± 24 jam
6 Evaluasi embriologi sampai  Menganalisis proses perkembangan sel –
menetas (1 sel – larva menetas) menetas (embriologi ikan lele)
 Mendeskripsikan tahapan perkembangan embrio
7 Pemeliharaan larva  Melakukan perhitungan larva
No Kompetensi Dasar Indikator

 Melakukan pemeliharaan larva:


 U4-U10 → diberi pakan suspensi kuning
telur bebek
 U11-U30 → diberi pakan buatan feng Li F0
 Sifon wadah, penambahan air wadah, setiap 5
hari sekali
8 Pemeliharaan benih sampai 45  Melakukan perhitungan benih
hari  Melakukan pemeliharaan benih:
 U1-U45 → diberi pakan buatan PF
100/200/300
 Sifon wadah, pergantian air wadah, grading
benih, setiap 6 hari sekali
 Melakukan perhitungan pertumbuhan dan
survival rate (SR) benih
9 Evaluasi praktikum, kelompok  Mempresentasikan hasil kegiatan praktek
memaparkan hasil capaiannya  Membuat laporan praktikum

KRITERIA INDUK FULLY MATURE

Berikut kriteria induk lele sangkuriang yang baik digunakan secara morfologis
(sekunder) :
a) Betina :
 Umumnya memiliki alat kelamin (getinal pore) berupa lubang, jika matang ditandai
dengan lubang kelamin kemerahan (seperti gambar 1), jika dicek dengan kanulasi untuk
mengukur diameter telurnya (1 mm), jika dengan mikrosko : telur → petridisk →
larutan sera → inti menepi = berada pada TKG siap dipijahkan
 Umumnya memiliki perut buncit (gambar 2), bila diraba terasa lembek dan tidak keras
 Belakang sirip dada kasar, gerakan lamban.
b) Jantan :
 Umumnya memiliki alat kelamin berupa tonjolan (gambar 1B), jika matang ujung
tonjolan tersebut kemerahan (jika berwarna pucat = belum matang)
 Umumnya memiliki perut relatif ramping
betin janta
a n

Gambar 1. Morfologis genital pore induk betina dan jantan ikan lele (Sudrajat dan Rasid,
2020)

betin
a janta
n

Gambar 2. Morfologis tubuh induk betina dan jantan ikan lele (Priharto, 2019)

JENIS HORMON

Penggunaan hormon sintetis atau preparat hormon dalam merangsang proses ovulasi
dan pemijahan ikan paling banyak dilakukan orang sekarang ini, karena pengerjaannya lebih
mudah dan praktis bila dibandingkan dengan penggunaan ekstrak kelenjar hipofisa. Diantara
hormon buatan yang telah beredar di Indonesia yaitu GnRHa (Ovaprim, Ovaspec, Ovopel,
Ovatide, Aquaspawn, Oodev).
Ovaprim, Ovaspec, Ovopel, Ovatide dan Aquaspawn merupakan merek dagang dari
preparat hormon. Dalam ovaprim terkandung GnRHa Ikan Salmon + Domperidone, Ovapel
mengandung GnRHa mamalia + Domperidone, dan Ovatide mengandung GnRH Ikan +
Domperidone. Gonadotropin-Releasing Hormone analog (GnRHa) yang terdapat dalam
preparat hormon tersebut fungsi dan kerjanya sama dengan Gonadotropin-Releasing
Hormone (GnRH) yang dihasilkan oleh hipothalamus. Menurut Harvey dan Carolsfeld
(1993), Gonadotropin-releasing hormone (GnRH), didalam tubuh ikan dihasilkan oleh
kelenjar hypothalamus akibat ransangan atau perintah dari Central Nervous System (otak).
Dalam GnRH ada dua jenis hormon, yaitu FSH-RH (Folikel Stimulating Hormone Releasing
Hormone) yang berfungsi merangsang pelepasan hormon FSH (Folikel Stimulating
Hormone), dan LH-RH (Luteinizing Hormone Releasing Hormone) yang berfungsi
merangsang pelepasan hormon LH (Luteinizing Hormone) dari kelenjar hipofisa. Dalam
proses ovulasi yang berperan adalah LH atau disebut juga dengan Hormon Gonadotropin II
(GtH-II). Secara strukturnya, GnRH terdiri dari 10 asam amino dan setiap hewan mempunyai
rangkaian asam amino yang berbeda-beda (Kakufu, 1983).

Gambar 3. Jenis hormon buatan yang dapat digunakan untuk perangsangan dalam pemijahan
ikan

DOSIS HORMON

Tabel 1. Formula penentuan dosis hormon


Dosis 0.2 mL/kg bobot induk
No Induk ikan
♀ ♂
1 Ikan 1
2 Ikan 2
3 Ikan 3
Dosis merupakan kadar dari sesuatu (kimiawi, fisik, biologis) yang dapat
mempengaruhi suatu organisme secara biologis, makin besar organismenya, makin besar
pula dosisnya.
 Penggunaan ovaprim (syndel laboratories ltd, Canada)
Dosis ovaprim (mL/bobot induk) Bobot induk (g)
= 1000 (g) x 0.5 mL

 Penggunaan ovaprim (pengalaman di kampus)

Dosis ovaprim
1000 x 0.2 mL

Penyuntikan dilakukan satu kali secara intramuscular atau pada bagian otot sirip
punggung. Setelah penyuntikan selesai induk betina dikembalikan pada bak penampungan.

Gambar 4. Induksi secara intramuskular

Dalam 12-15 jam akan terlihat dengan jelas telur yang telah dibuahi maupun telur yang
tidak dibuahi. Telur yang dibuahi terlihat dari warnanya yang hijau bening, sedangkan telur
yang tidak dibuahi berwarna buram atau putih susu.
EMBRIOLOGI

pembelahan inti blastulasi


1 sel – 64 sel

pembelahan blastulasi
inti banyak sel

pembelahan
gastrulasi
inti banyak sel

morula gastrulasi

morula gastrulasi

neurul
a

organogenesi
s

organogenesi
s

embrio

larva
menetas

Gambar 5. Perkembangan embrio pada ikan lele (± 0 jam – 24 jam)


PERTUMBUHAN

 Pertumbuhan benih
1) Bobot

= 100%
Ket: Hariati (1989)
SGR: laju pertumbuhan harian (%)
Wt: bobot ikan diakhir pemeliharaan (g)
Wo: bobot ikan diawal pemeliharaan (g)
T: waktu pemeliharaan (hari)

2) Panjang
= 1−
Ket:
Lm: panjang mutlak (cm)
TL1: panjang total pada akhir pemeliharaan (cm)
TLo: panjang total pada awal pemeliharaan (cm)

SURVIVAL RATE

= 100%
Ket: Mudjiman (2005)
SR: tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt: jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)
No: jumlah ikan yang hidup pada awal pemeliharaan (ekor)

Anda mungkin juga menyukai