Anda di halaman 1dari 55

PEMIJAHAN IKAN LELE

Sujaka Nugraha

Prodi Ilmu Perikanan & Budi Daya Ikan


Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas PGRI Palembang
Lele ?...
• Ikan yang sudah lama beradaptasi di indonesi
• Sumber protein (gizi) masyarakat di indonesia
• Mudah dikembangkan
• Hemat lahan, sumber air dan modal usaha relatif rendah
• Dapat dikembangkan dengan kepadatan tinggi
• Teknologi budidaya mudah dikuasai masyarakat
Lele masuk ke Indonesia tahun
1984/85

Hasil persilangan C. fuscus (taiwan) dan C.geriepinus dari benua Afrika

Kelebihan :
•Pertumbuhan cepat
•Memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi
•Rasanya enak
•Kandungan gizinya cukup tinggi
Manajemen Induk
• Induk tidak berasal dari satu keturunan
• Minimal berat Betina 700 gram dan berumur 12 bulan,
panjang 25-30 cm.
• Minimal berat jantan 500 gram dan panjang 30-35 cm
• Antara induk jantan dan betina harus terpisah
• Kolam tanah atau bak semen (padat tebar 5 ekor/m2)
• Tinggi air 60-100 cm
• Dapat air mengalir atau air diam
• Pakan protein diatas 30% sebanyak 2-3 % diberikan 2
kali/hari
SELEKSI INDUK MATANG GONAD

• Umur minimal 1 tahun, berat 0,7 – 1,0 kg panjang


standar 30 – 35 cm
• Tidak cacat, lengkap sirip dada, sirip perut dan mulut
simetris
• Tidak berasal dari satu keturunan (Outbreeding)
• Cairan spermanya sedikit dan pada organnya terdapat
rumbai-rumbai sehingga sulit untuk diurut (striiping)
• Diameter telur 1.1 -1.4 mm
CIRI-CIRI INDUK MATANG GONAD
BETINA JANTAN
• Induk betina ditandai • ditandai dengan papila yang
dengan bentuk perut yang berwarna kemerahan dan
gendut dan bila diraba memiliki panjang melewati
terasa lembek ditekan pangkal sirip dubur
sedikit keluar telur.
INDUK SIAP PIJAH
Betina Jantan
Umur 12-18 bulan 12-18 bulan
Berat 0,70 – 1,5 kg 0,50 – 1,5 kg
Panjang standar 25 – 40 cm 30 -45 cm
Kelamin Tidak menonjol Menonjol
Perut Perut buncit dan lembek Perut ramping
Fekunditas Telur 40.000-70.000 butir/kg -
Diameter Telur 1,1-1,4 mm -
TELUR LELE

Telur muda Telur Siap pijah


Pemijahan Lele

Secara buatan Secara alami Secara Semi Alami


“induce breeding” “Natural spawning” “Induce Spawning”

Keuntungan dan kerugian


Buatan Alami Semi Alami
Induk jantan Mati Tidak Mati Tidak Mati
Telur Dipaksa Tidak dipaksa Tidak dipaksa
Hormon hipofisa Pakai Tidak Pakai Pakai
Kakaban/ Pakai Pakai Pakai
penempel telur
Kepastian Lebih terjamin Kurang Terjamin
Waktu prngeluaran Dapat diatur Tidak dapat diatur Tidak dapat diatur
telur
Pemijahan Buatan
• Induk jantan dan betina disimpan terpisah
• Dengan penyuntikan hormon ovaprim/ kelenjar hipofisa
• Hipofisa lele 1 Kg donor/Kg induk betina
• Hipofisa Ikan mas 2 kg donor/kg induk betina
• Ovaprim 0,2 ml/kg induk betina
• Penyuntikan hanya satu kali
• Penyuntikan pada bagian punggung ikan
• Rentang waktu ovulasi telur 10-14 jam setelah penyuntikan
• Sebelum penyuntikan atau striping induk sebaiknya dibius
Perencanaan
Sebelum seleksi Persiapan peralatan

Hari pertama Seleksi induk

21.00 wib Penyuntikan

Hari kedua
Pengecekan ovulasi (setiap jam),
ovulasi (stripping),
inseminasi/pembuahan, penetasan.

Stadia gastrula
(6 jam setelah pembuahan, Pengamatan derajat
suhu air 30ºC) pembuahan

24 jam setelah Panen larva


Hari ke tiga pembuahan

Gambar 1. Flow Chart Kegiatan Pemijahan Buatan Lele Dengan


Penyuntikan Hormon Ovaprim
Penyiapan Sperma
Kantung Sprema

•Siapkan sperma untuk proses pemijahan


•Kantung sperma disobek/dibelah untuk
mengeluarkan cairan sperma dan dicampur
dengan larutan NaCl 0,9%
•Yang harus diperhatikan dalam pengambilan
sperma semua peralatan harus kering (tidak
ada air)
Pengeluaran Telur
 Setelah 10-12 jam dari penyuntikan I, dilihat
telur sudah ovulasi atau belum.
 Caranya:
 pijit perut ikan, apabila:
o telur keluar dengan mudah, ikan siap
distripping.
o Telur sulit keluar atau tidak keluar, tunggu 1
jam lagi.
o Striping/ penyalinan mengeluarkan telur
sampai telur yang ada habis
o Wadah untuk menampung telur harus
kering
Pembuahan

•Aduk telur dan sperma hingga rata


•Setelah tercampur rata dibuahi dengan menambahkan air bersih
•Diaduk rata kemudian disebarkan pada hapa penetasan
Penetasan Telur

• Inkubasi telur 24-48 jam suhu 24-30C


• Wadah aquarium/corong penetasan
• Padat tebar 6-10 butir/cm2
• Derajat penetasan 60-80%
Pemijahan Alami dan semi alami
• Memasangkan induk jantan dan induk betina sebanyak 1
pasang/bak.
• Memberi kakaban sebanyak 4 buah/bak disimpan
didasar bak.
• Ketinggian air 20-40 cm
• Menutup bak secara baik sehingga induk yang sedang
dipijahkan tidak loncat keluar bak.
• Induk akan memijah 12-15 jam setelah dipasangkan
• Mengembalikan induk pasca pemijahan ke kolam induk,
PEMIJAHAN ALAMI/SEMI ALAMI
• Hampir sama dengan pemijahan buatan
namun tidak dilakukan striping
• Sebelum dipasangkan terlebih dahulu induk
betina disuntik hormon ovaprim 0,2 ml/kg
induk
• Dipasangkan perbandingan 1 : 1
• Proses selanjutkan hampir sama dengan
pemijahan alami
Penghitungan Dosis Ovaprim Ikan Lele

• Berat : 9,0 kg
• Jumlah : 12 ekor
• Dosis Ovaprim : 0,2 ml/kg betina
• Jumlah Ovaprim : 0,2 x 9,0 = 1,8 ml (Pengambilan 1 ovaprim)
• Dosis Campuran : 0,5 ml/ekor betina
(Campuran = ovaprim + NaCl 0,9%)
• Jumlah Campuran : 0,5 x 12 = 6,0 ml (Pengambilan 3
campuran)
• Jumlah NaCl 0,9% : Campuran – Ovaprim
6,0-1,8 = 4,2 ml (Pengambilan 2 NaCl 0,9%)
Terima Kasih
Larva dan Pakan
Sujaka Nugraha, S.Pi., M.Si.
Larva…?
 Punya cadangan makanan
 Saluran pencernaan belum sempurna
 Mula-mula mulut belum terbuka
 Saluran pencernaan berupa tabung lurus
sederhana
 Lambung belum berbeda dengan usus halus
Perkembangan Larva Ikan
Perkembangan Usus Larva
KRITERIA PAKAN
• Mengandung gizi seimbang
• Mudah dicerna dan disukai ikan
• Ukuran sesuai dengan bukaan mulut ikan
• Stabil dalam air
• Ramah lingkungan
• Tidak beracun
• Memacu pertumbuhan
• Menguntungkan
Larva lele

Zooplankton

Artemia 0.57 x 0.19mm


Moina 0.52 x 0.26mm Larva umur 2 hari
Cacing tubifek
Pakan Alami

Brachionus sp.

Artemia. Tubifex.
Moina sp.
Wadah Pemeliharaan Larva
PEMELIHARAAN LARVA
&
PENDEDERAN I & II

PENDEDERAN DI KOLAM TANAH

Faktor penting yang harus diperhatikan :

1. Ketersediaan jumlah besar zooplankton / HEWAN KECIL sebagai pakan alami


hewani

2. Padat tebar larva berumur tiga hari

3. Lama waktu pemeliharaan

4. Ukuran kolam atau rasio panjang pematang dan pemukaan kolam


Persiapan Pendederan I dan II

Pengeringan kolam dan


membersihkan kompetitor Pembuatan caren

Pengapuran dan pemupukan


Pemupukan …?
• Menumbuhkan pakan alami

• Meningkatkan produktivitas kolam melalui peningkatan

aktivitas biologi dan ketersediaan mineral di dasar kolam

• Pengapuran dosis 50 gr/m2

• Pemupukan dosis 500 gr/m2

• Pemupukan dilakukan minimal 7 hari sebelum larva ditebar


Pendederan di kolam
• Padat tebar 2500 ekor/m2
• Pemeliharaan selama 14 – 21 hari,
• Pemberian pakan buatan yang dihancurkan atau
pelet tepung dengan dosis 10 – 15% bobot biomass
dengan frekuensi pemberian empat kali per hari,
• kedalaman air bak 30 – 50 cm
• melakukan seleksi ukuran.
Pengelolaan Pemberian Pakan

• Memberikan pakan secara teratur pada setiap


tingkatan pemeliharaan
• pakan secara merata di seluruh bagian bak pada
pemeliharaan pendederan 1 dan di bagian pinggir
kolam pada pendederan 2
• Melatih ikan agar terbiasa makan pada titik tertentu
di bagian kolam pada pemeliharaan pembesaran dan
pematangan induk.
Pendederan di Bak
• Menebar larva dengan padat tebar 20 – 30 ekor/liter (2000-3000 ekor/m2)
• Pemeliharaan dalam bak plastik atau bak tembok selama 14 – 21 hari,
• Memberi pakan alami cacing Tubifex sp. (minggu pertama), kombinasi cacing
Tubifex sp. dengan pakan buatan yang dihancurkan atau pelet tepung
(minggu kedua) dan pakan buatan (minggu ketiga). Pakan alami diberikan
secara ­ad libitum
• Pakan buatan dengan dosis 10 – 15% bobot biomass dengan frekuensi
pemberian empat kali per hari,
• Kedalaman air bak 20 – 40 cm
• Melakukan seleksi ukuran.
Bak Terpal
Pemijahan Buatan/Alami
Penetasan Telur, Pemeliharaan
DIAGRAM PRODUKSI BENIH LELE
Larva 4-5 hari

Pendederan 1
Lama Pemeliharaan 21 hari

SELEKSI

Ukuran < 3 cm Ukuran 3-4 cm Ukuran 4-5 cm Ukuran < 5 cm

Pendederan 2 Pendederan 2
Lama pemeliharaan 14 hari Lama pemeliharaan 14 hari

Ukuran < 5 cm Ukuran 5-6 cm Ukuran 6-7 cm Ukuran 7-8 cm Ukuran > 5 cm

Pendederan 3
Lama pemeliharaan 14 hari

Ukuran 7-8 cm Ukuran > 8 cm


Pembesaran
• Kolam Terpal
• Kolam Tanah
• Bak semen
Kolam terpal adalah kolam yang dasarnya maupun
sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal.
Kolam terpal dapat digunakan untuk budi daya
pembesaran semua jenis ikan air tawar seperti mujair,
nila, mas, dan lele lokal
Keunggulan Kolam Terpal
• SANGAT TEPAT UNTUK LELE DUMBO
• DAPAT DIBUAT DI LAHAN YANG RELATIF SEMPIT
• TERHINDAR DARI PEMANGSA IKAN
• TINGKAT KEMATIAN JAUH LEBIH RENDAH
• DILENGKAPI PENGATUR VOLUME AIR
• MUDAH DIPINDAH-PINDAHKAN
• DAPAT DIJADIKAN PELUANG USAHA SKALA MIKRO
DAN MAKRO
• HASIL LEBIH BERKUALITAS
PEMBESARAN 1
Sistem Bak/kolam :
- Padat tebar benih : 100-200 ekor.m²
- Wadah : bak/kolam
- Pakan : pelet butiran diameter 2-3 mm. Pakan diberikan secara od libitum, frekuensi
pemberian tiga kali
per hari, penyesuaian 7-10 hari
- Lama pemeliharaan : 60 – 90 hari
- Panen dan seleksi ukuran

PEMBESARAN 2
• Sistem Bak/kolam :
- Padat tebar benih : 100-150 ekor.m²
- Wadah : bak/kolam
- Pakan : pelet butiran diameter 2-3 mm. Pakan diberikan secara od libitum, frekuensi
pemberian tiga kali per hari, penyesuaian 7-10 hari
- Lama pemeliharaan : 30 – 60 hari
- Panen dan seleksi ukuran
Penggantian Air di Bak Terpal
• Penggantian air yang baik adalah tepat kuantitas dan
kualitas. Jika penggantian air tak tuntas, hasilnya
takkan maksimal. Jika penggantian air terlalu banyak,
yaitu lebih dari separuh ketinggian, maka bisa
mengubah keasaman (pH) kolam, sehingga ikan yang
tak sehat akan segera mati
• sampai usia tebar 20 hari, penggantian sekali
seminggu; usia 21 sampai 40 hari, penggantian air
dua kali seminggu; dan usia 40 hari hingga panen,
penggantian air dua hari sekali.
Pakan
1. FCR nya rendah
2. Laju pertumbuhannya tinggi
3. Hasil panennya tinggi
4. Kesehatan ikan semakin baik
5. Limbah yang masuk ke dalam lingkungan rendah
6. Kualitas air semakin baik
7. Semakin rendah kemungkinan ikan berbau tidak enak
Beberapa hal tentang
pakan yang harus dimengerti
• Adlibitum, semakin banyak pakan maka ikan
semakin cepat besar
• Kadar protein tinggi atau daya cerna tinggi
• Makan malam hari karena lele bersifat Nocturnal
• Frekuensi pakan per-hari, ikan semakin sering
makan maka ikan cepat besar
• Budidaya dengan pakan pabrikan identik dengan
kerugian, maka dibutuhkan pakan alternatif
• Pakan tidak berkaitan dengan kualitas air
PROGRAM PAKAN
• PAKAN BERKUALITAS
-Protein sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan ikan
-Mempunyai daya cerna tinggi
-Terbuat dari bahan – bahan yang layak konsumsi
manusia (food grade)

• Porsi pakan sesuai dengan daya tumbuh/


penambahan berat badan perhari/ ADG ( Average
Daily Gain)
• PORSI PAKAN 80% DARI DAYA KENYANG

Disediakan ruang di lambung untuk memaksimalkan enzym-


enzym pencernaan (protease, amilase, lipase, dan selulose)
agar pakan terserap sempurna
Ikan lele memiliki kodrat, mulutnya selebar badan/ kepalanya
filosofinya, ikan ini rakus makan ikan akan makan sampai
lambung penuh. Lambung akan membengkak yang
mengakibatkan luka selanjutnya terjadi infeksi oleh bakteri
yang ada dalam organ pencernaan (Edwardsiella Ichtalurii)
Efek lain dari kekenyangan ikan akan berdiam bila terjadi
sesuatu yang mengejutkan pakan akan dimuntahkan kembali
(merusak media)
Ikan yang diam menggantung di permukaan akan mudah
diserang parasit
• Ukuran pakan sesuai dengan bukaan mulut ikan

Porsi pakan menyesuaikan dengan perubahan


cuaca dan media
pada cuaca mendung terjadi penurunan DO di
media yang diikuti menurunnya nafsu makan dan
melambatnya metabolisme ikan
kondisi media yang tidak layak berpotensi terjadinya
inefisiensi pakan, sebagian asupan nutrisi dari pakan
digunakan untuk adaptasi dan mempertahankan diri
dari serangan organisme pathogen.
Target Pakan
• Pakan disesuaikan dengan populasi yang
ditebar
• Jumlah populasi dan jumlah pakan disesuaikan
dengan kebutuhan pasar
• Padat tebar disesuaikan dengan proyeksi pasar
• Pakan diperhitungkan dengan harga pokok
produksi
PROGRAM PAKAN
Umur (Hari) Berat Panjang Ukuran pakan Dosis pakan Frekuensi (x
badan (gr/ (cm) (mili) (% x berat / hari)
ekor) badan)

1-10 <1 <3 Pakan benih > 10 2

10-20 1-2 3-5 Pakan benih 10-8 2

20-40 2 – 3,5 5-7 1 8-6 2


40-50 3,5-5 7-9 2 6-5 2
50-60 5-20 9-12 2 5-4,5 2
60-70 20-50 12-15 2 4,5-4 2
70-80 50-80 15-12 3 4-5 2
80-120 80-100 25-30 3 3-2 2
>120 >100 >30 3 2 2
BEBERAPA HAL YANG MENYEBABKAN PAKAN
TIDAK EFISIEN
1. Perbedaan tekanan pada tubuh ikan dan media
(Osmoregulasi)
2. Kerusakan media
3. Benih yang tidak unggul
4. Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan jam
biologis makan ikan
5. DO yang terlalu rendah
6. Suhu rendah
7. Gangguang Stressor fisik (cahaya, suara dan
temperatur)
Efek dari Over Feeding
• Kerugian finansial akibat pakan tidak efisien
• Kerusakan media
Benih Unggul

Manajemen
Media Sehat Limbah
Organik

Program Pakan
C : N : P Ratio

Panen Maksimal

FCR Rendah, SR Tinggi Target Pakan

PAKAN EFISIEN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai