Anda di halaman 1dari 4

PEMIJAHAN IKAN PATIN SECARA BUATAN

Secara umum, pemijahan ikan di bedakan menjadi pemijahan alami dan pemijahan buatan.
pemijahan alami biasanya di lakukan pada jenis-jenis ikan yang mudah di pijahkan sepanjang
tahun seperti ikan mas, tawes, gurami, lele, dan lain sebagainya sebaliknya, pemijahan buatan
umunya di lakukan terhadap ikan-ikan yang di pelihara dalam lingkungan yang tidak sesuai
dengan faktor lingkunganya di alam.
Pemijahan buatan seringa kali di lakukan terhadap ikan patin (pangasius pangasius) maupun
jambal (Pangasius utchi). Namun, pemijahan buatan sering juga di lakukan pada ikan yang
mudah memijah dengan tujuan tertentu, misalnya untuk memper mudah pengontrolan,
menekan mortalitas dan lain sebagainya.
Ikan patin termasuk jenis ikan yang sulit untuk memijah maupung di pijah dengan buatan.
ikan ini sulit memijah di kolam atau wadah pemeliharaan dan termasuk pula ikan yang kawin
musiman.
Oleh karena itu, pemijahan ikan patin umumnya dilakukan secara buatan karena selama ini
belum ada yang berhasil untuk memanipulasi lingkungan untuk ikan patin memijah secara
alami. meskipun demikian pemijahan alami ikan patin di alam tidak mengalami hambatan.
buktinya di alam lingkungan ikan masih banyak di temukan benih-benih ikan patin begitu
pula patin yang berukuran sudah layak konsumsi. di dalam bab ini akan di uraikan tahap
tahap pemijahan ikan patin buatan.

A. Penyiapan Induk
Induk patin yang hedak di pijahkan bisa berasal dari hasil pemeliharaan di kolam sejak kecil
ataupun hasil dari penangkapan dari alam ketika musim pemiijahan tiba . induk yang sudah di
pelihara di kolam sejak kecil tentunya sudah beradaptasi dan tidak liar.
sementara yang di dapatkan dari alam umumnya masih liar dan harus melalui proses adaptasi
terlebih dahulu oleh karena itu induk yang di peroleh dari alam umunya masih luka-luka
karena perlakuan saat penangkapan maupun tingkah lakunya yang masih liar di kolam
penampungan. Induk yang ideal adalah dari kawanan putih dewasa hasil pembesaran di
kolam sehingga dapat di pilihkan induk yang benar-benar berkualitas baik.

B. Pemeliharaan Calon Induk

Induk yang akan di pijahkan sebaiknya di pelihara dulu secara khusus di dalam kolam atau
sangkar terapung. selama pemeliharaan, induk ikan di beri makanan khusus yang banyak
mengandung protein.
upaya untuk memperoleh induk matang telur yang pernah dilakukan oleh sub Balai Penelitian
Perikanan air tawar Ralembang adalah dengan memberikan makanan berbentuk gumpalan
(pasta) dari bahan-bahan pembuat makanan ayam dengan komposisi tepung ikan 35% dedek
halus 30% menir beras 25% tepung kedelai 10% serta vitamin 0,5% .
makanan di berikan lima hari dalam seminggu sebanyak 5% setiap hari dengan pembagian
pagi hari 2,5% dan sore hari 2,5% selain tiu di berikan juga ikan runcah dua kali dalam
seminggu du kali sebanyak 10 % dari bobot ikan induk langkah ini di lakukan untuk
mempercepat kematangan gonad.
Tempat pemeliharaan induk berupa bebrapa sangkar kayu dan masing-masing berukuran 3 m
X 1,5 m X 2 m Tempat pemeliharaan ini di lengkapi dengan rakit dan pelampung dari drum.
calon induk yang di pelihara berukuran 2 kg - 3 kg dengan padat penebaran 5 ekor/m3 air.
pemeliharaan calon induk ini di maksudkan untuk mendapatkan patin yang matang kelamin.
setelah sekitar empat bulan pemeliharaan ikan induk matang kelamin. hanya sekitar 20-30 %
dari jumlah calon induk yang matang kelamin. untuk itu perlu di lakukan seleksi lagi untuk
memilih induk yang siap di pijahkan.

C. Pemilihan Induk Matang Kelamin

Meskipun di pijahkan secara buatan dengan suntikan kelenjar hipofise, syarat utama dari
keberhasilan pemijahan patin yang di pijahkan harus matang kelamin. Adapun ciri-ciri ikan
patin yang sudah matang gonad dan siap di pijahkan adalah sebagai berikut :

1. Induk Betina
Umur ikan Kurang lebih 3 tahun
Ukuran 2 kg - 3 kg
Perut membesar ke arah anus
Perut terasa empuk dan lembut bila di raba
Kloaka membengkak dan berwarna merah tua
Kulit pada bagian perut lembek dan tipis
Kalau di sekitar kloaka di tekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan
seragam.
2. Induk Jantan
Umur ikan Kurang lebih 3 tahun
Ukuran 2 kg - 3 kg
Kulit pada bagian perut lembek dan tipis
Bila di urut akan keluar cairan sperma berwarna putih dan kelamin membengkak berwarna
merah tua.

D. Musim Pemijahan
Ikan patin ( Pangasius Pangasius ) memiliki kebiasaan memijah sekali dalam setahun
pemijahan biasanya terjadi pada musim ujan ( bulan November - Maret ) musim pemijahan
ini juga di pengaruhi oleh iklim di suatu daerah sehingga masing-masing daerah memiliki
masa atau waktu yang berbeda-beda.
Pada ikan patin bangkok (pngasius sutchi) hal ini terbukti cukup terpengaruh. di daerah yang
mempunyai curah hujan yang cukup seperti bogor, sukabumi, dan cianjur umumnya.
sehubungan dengan perbedaan waktu pemijahan tersebut maka di perlukan kejelian dari
seorang petani mengenai pemijahan ikan patin ini.

PENYUNTIKAN
Selain menggunakan larutan kelenjar hipofise yang mengandung
hormon Gonadotropin, perangsangan juga di lakukan dengan Pregnyi yang mengandung
human chrorionic gonadotropin ( HGC ) atau isa juga dengan ovaprim
Penyuntikan induk betina dilakukan dua kali. penyuntikan pertama sebanyak satu dosis
dilakukan pada siang hari sekitar pukul 11.00, maksudnya agar penyuntikan ke dua tidak
terlalu malam.
Penyuntikan ke dua sebanyak tiga dosis di lakukan setelah selang waktu 10 jam sejak
penyuntikan pertama.
Penyuntikan dapat dilakukan secara intramuskular di belakang pangkal sirip punggung.
Jarum suntik sebaiknya yang di gunakan berukuran 0,12 mm di usahakan agar induk ikan
tidak terlalu berontak atau jajtuh karena dapat mengakibatkan telur gugur. untuk itu maka
penyuntikan di lakukan oleh lebih dari satu orang dan pembagian tugasnya di tentukan
sebelumnya. ada yang bertugas memegang jarum suntuik dan ada yang menyuntiknya. dan
petugas lain memegan kuat ikan patin karena patin ini licin maka lebih baik di balut tubuhnya
dengan kain hapa agar tidak berontak. bagian kepalanya tidak ikut di bungkus karena akan
mengganggu pernapasanya.
Karena penyuntikan di lakukan dua kali maka lokasi penyuntikan di bedakan antara
penyuntikan pertama dan kedua, yaitu di sisi kiri dan kanan sirip punggung. supaya tidak
salah biasanya penyuntikan dilakukan pada bagian sebelah kiri terlebih dahulu sementara
yang kedua di lakukan pada bagian kanan sirip punggung.

I. Pemijahan
Pemijahan ikan patin tidak bisa di lakukan secara alami ikan patin yang sudah di suntik itu di
lepaskan di kolam pembenihan untuk menuggu pasangan induk patin kawin dengan
sendirinya, Pemijahan dengan suntikan ini harus di bantu lagi dengan lamgkah berikut yaitu
pengurutan (stripping).
cara maupun pengurutan harus sesuai dengan prosedur yang sudah di tentukan. yaitu perut di
urut pelan-pelan dari bagian depan (dada) ke arah belakan dengan menggunakan jari tengah
dan jempol. jika sudah waktunya yaitu dekat dengan tanda-tanda ovulasi atau sekitar 8 - 12
jam dari penyuntikan kedua, induk betina di tangkap dengan menggunakan kain hapa. hal
yang sama di lakukan juga untuk induk jatan. siapkan baremail yang bersih.
cara yang akan di lakukan ini dinamakan dengan metode dry stripping atau metode kering.
Perut induk betina di urut pelan-pelan belakang dan telur yang keluar di tampung dalam
piring beremail tersebut. setelah itu perut induk jantan juga diurut agar spermanya keluar.
kemudian telur dan sperma di aduk sampai rata dengan menggunkan bulu ayam selama
sekitar 0,5 menit selanjutnya kedalam campuran telur dan sperma itu di tuangkan air bersih
sedikit demi sedikit sambil terus di aduk selama kurang lebih 2 menit.
kemudian air di buang dan di ganti dengan air yang bersih baru atau di bilas. pembilasan di
lakukan dua atau sampai tiga kali hingga sisa sperma dan sebagian gelembung minyak pada
telur berkurang.

Pemijahan Ikan Patin Secara Buatan


J. Persiapan Bak Penetasan

Untuk mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi maka penetasan telur ikan patin ini perlu di
persiapkan alat-alat dan berikut langkah-langkahnya :
Bak pemijahan di cuci bersih dan di keringkan
Hapa di pasang untuk menetaskan telur
Kolam di isi dengan air bersih
Untuk menghindari timbulnya jamur maka perlu di tambahkan larutan penghambat
pertumbuhan jamur, antara lain dengan Emolin dan Blitz-ich dengan dosis 0,05 cc/1 setelah
itu aerator di tempatkan pada bak penetasan agar keperluan oksigen untuk larva dapat
tercukupi.
pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah di perlukan heater (pemanas) dengan
tujuan uuntuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.

K. Penetasan
Telur di sebarkan merata kedalam hapa yang telah di siapkan sebelumnya di dalam bak yang
berisi air bersih yang telah di lengkapi dengan aerator telur ikan ini di jaga agar jangan
sampai bertumpuk karena akan mengakinatkan telur menjadi busuk. Untuk itu telur-telur
tersebut di sebarkan dengan menggunakan bulu ayam agar telur-telur tidak pecah di bak
penetasan telur yang di buahi akan berkembang sedikit demi sedikit menjadi larva. telur patin
yang di buahi akan menetas dalam jangka waktu 28 jam. lihat juga

L. Perawatan Larva
Benih yang berumur 1 hari di pindahkan kedalam akuarium berukuran 80 cm x 45 cm x 45
cm. setiap akuarium di isi dengan air yang sudah di aerasi kepadatan penebaran benih adalah
500 ekor per akuarium sampai benih berumur satu hari belum tidak diberi makanan tambahan
dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur yang menepel di
perutnya.
pada hari kedua dan ketiga baru di beri makanan tambahan dari luar yang berupa kuning telur
ayam yang di rebus secukupnya.
Larva di pelihara di akuarium hingga berumur 15 hari kemudian binih di deder di dalam
kolam yang lebih luas . dan sip di budidaya atau pembesaran dengan berbagai metode

Anda mungkin juga menyukai