Secara umum indukan ikan mas betina yang ideal untuk dipijahkan berumur
1,5-2 tahun dengan bobot tubuh 2-3 kg. Sedangkan untuk ikan mas jantan
lebih cepat memasuki masa matang gonad, yaitu pada umur 10-12 bulan
dengan bobot tubuh 0,6 kg.
Kolam tanah paling cocok untuk melakukan pemijahan ikan mas. Persiapan
yang harus dilakukan adalah penjemuran kolam, pengolahan tanah,
pengapuran, pemupukan dan pengairan. Untuk mengetahui lebih lanjut.
Hal lain yang harus dipersiapkan adalah kakaban. Fungsi kakaban dalam
pemijahan ikan mas memberikan tempat untuk meletakkan telur-telur yang
telah dibuahi. Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan
dikasih pemberat agar tenggelam dalam air.
Kebutuhan kakaban untuk pemijahan ikan mas tergantung pada ukuran dan
jumlah indukan. Untuk kakaban berukuran 40×100 cm dibutuhkan 5-6
kakaban per kg induk ikan mas. Misalnya, indukan sebesar 5 kg
membutuhkan 25-30 kakaban.
Secara umum terdapat dua cara pemijahan ikan mas, yakni dengan proses
alami dan proses buatan. Proses pemijahan alami yaitu mengawinkan
indukan dengan meletakkan ikan jantan dan betina dalam satu kolam,
sehingga mereka melakukan perkawinan sendiri. Sedangkan proses buatan
yaitu indukan betina dibuahi dengan bantuan manusia dengan cara
penyuntikan hipofisa atau hormon dan pembuahan dilakukan secara in vitro.
Selain cara Sunda ada berbagai cara lain dalam memijahkan ikan mas.
Beberapa yang terkenal yaitu cara Cimindi, Rancapaku, Magek, Kantong,
Dubisch dan Hofer.
Kolam pemijahan ikan mas
Penetasan telur
Penetasan telur hasil pemijahan ikan mas bisa dilakukan di berbagai tempat
atau wadah. Tempat yang biasa digunakan adalah bak semen, kolam terpal,
akuarium, bak fiber atau kolam. Apabila kita ingin menetaskan telur di
kolam, misalnya di kolam pemijahan harus dilengkapi dengan hapa.
Hapa adalah jaring halus berukuran 1 mm atau lebih kecil dari ukuran telur
yang diletakkan di dalam kolam. Bentuk hapa seperti jaring apung yang ada
di waduk-waduk.
Pada suhu ideal yaitu 28-30oC, telur akan menetas dalam 1-3 hari. Setelah
menetas menjadi larva, tidak perlu langsung dikasih pakan. Karena larva
masih membawa nutrisi yang terdapat dalam kuning telur. Setelah berumur
2-3 hari, larva bisa diberi pakan.
Salah satu jenis pakan yang bisa diberikan untuk larva adalah kuning telur
yang telah direbus. Kemudian dilumat, satu butir kuning telur dicampur
dengan satu liter air lalu diberikan ke benih ikan. Pemberian makan sehari
dua kali setiap pagi dan sore.
Pemilihan Induk Yang Sudah Matang Gonad Pada umumnya umur ikan mas betina yang
ideal untuk dipijahkan adalah 1,5 hingga 2 tahun dengan berat 2 hingga 3 kg. Sedangkan
Jantan pada umur 10 hingga 12 bulan dengan berat 0,6 kg. Namun untuk mengetahui calon
indukan yang sudah matang gonad dapat dilihat dari ciri berikut:
Betina
Jantan :
Perut bagian bawah bila ditekan akan mengeluarkan sperma atau cairan berwarna
putih.
Tubuhnya ramping dan gesit.
Kolam yang cocok untuk melakukan pemijahan adalah kolam tanah. Lakukan persiapan
berupa pengolahan tanah, pengapuran kolam, pemupukan kolam, penjemuran kolam dan
pengairan kolam. Per Kg bobot tubuhnya Induk betina yang akan memijah membutuhkan
kolam seluas 6 m2 dengan kedalaman air 60 cm – 80 cm. Setelah kolam siap, siapkan pula
kakaban yaitu tempat untuk meletakan telur yang telah dibuahi agar tidak berserakan.
Kakaban tersebut dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dengan ukuran umum
sekitar 40 cm untuk lebarnya dan 1 hingga 2 meter untuk panjangnya. Kakaban diikatkan
pada patok yang menancap pada dasar kolam agar kakaban tidak mengapung dan tidak
tenggelam di dasar kolam.
Pemijahan ikan mas dapat dilakukan dengan proses alami dan juga proses buatan. Proses
pemijahan alami dilakukan dengan meletakkan indukan jantan dan betina dalam satu
kolam sehingga indukan melakukan perkawinan sendiri. Proses buatan dilakukan dengan
cara penyuntikan hormon atau hipofisa dan pembuahan invitro dengan bantuan manusia.
Pemijahan dengan cara penyuntikan hormon atau hipofisa dilakukan pada ikan yang sulit
memijah dan biasanya cara ini digunakan untuk menyediakan benih secara kontinu dan
dengan jumlah banyak, sedangkan ikan mas adalah ikan yang mudah memijah.
Kali ini kita akan membahas pemijahan ikan mas secara alami yaitu menggunakan cara
Sunda yang banyak dilakukan oleh pembudidaya di Jawa Barat. Berikut adalah Langkah-
Langkah Pemijahan
Dalam kolam sudah dipasang kakaban ijuk yang berada di sekitar 10 cm – 15 cm di bawah
permukaan air. Kemudian masukkan Indukan ikan mas jantan dan betina yang berbobot
seimbang secara bersamaan dalam kolam dengan perbandingan jumlah 1 : 2 atau 1 : 3.
Karena biasanya proses pemijahan berlangsung pada dini hari yaitu sekitar pukul 01.00-
06.00, maka pelepasan berlangsung pada sore hari yaitu sekitar pukul 16.00-17.00.
Pemijahan tersebut ditandai dengan ikan yang saling berkejaran dan air kolam berbau
amis. Jika sudah 24 jam sejak pelepasan indukan, maka amati kakaban karena dalam kurun
waktu tersebut seharusnya telur sudah menempel memenuhi kakaban. Angkat kakaban
kemudian goyangkan agar bersih dari lumpur. Selanjutnya, pindahkan kakaban ke hapa
atau kolam penetasan. Kolam penetasan tersebut setidaknya disiapkan sehari sebelum
pemijahan.
Selain Cara Sunda, beberapa cara pemijahan lain yang terkenal adalah cara kantong,
rancapaku, cimindi, magek, hofer dan dubisch.
Penetasan telur dapat dilakukan di berbagai tempat bisa bak semen, akuarium, kolam
terpal atau bak fiber. Tapi setiap tempat penetasan telur harus dilengkapi dengan hapa
atau jaring halus berukuran lebih kecil dari telur atau 1 mm yang dibentuk seperti jaring
apung pada waduk. Kolam penetasan tersebut sebaiknya terlindung dari panas dan air
hujan yang berlebihan.
Untuk mencegah jamur tumbuh, air pada kolam penetasan diberi Methylen blue dan untuk
penetasan di hapa maka kakaban yang berisi telur di rendam dahulu dalam air yang telah
dicampur dengan methylen blue dan kakaban diletakan sekitar 5cm-10cm dibawah
permukaan air.
Suhu yang ideal untuk menetaskan telur adalah 28°C-30°C, dalam 1 hingga 3 hari maka
telur akan menetas menjadi larva. Pada awal menetas larva tidak perlu diberi pakan karena
masih membawa nutrisi dari telur, setelah 2-3 hari barulah diberi pakan. Pakan yang
diberikan biasanya kuning telur rebus yang dilumatkan dan dicampur dengan air,
pemberian pakan tersebut dilakukan pada pagi dan sore hari. Larva tersebut dipelihara
dalam kolam penetasan hingga berumur seminggu atau berukuran sekitar 1cm-2cm,
kemudian dipindahkan dalam kolam pendederan untuk pembesaran benih.