Anda di halaman 1dari 64

BIMTEK

BUDIDAYA KEPITING BAKAU


SPECIES KEPITING BAKAU (Keenan et al,. 1998) :
Scylla serrata (Forskal, 1775),
Scylla tranquiberica (Fabricius, 1798),
Scylla paramamosain (Estampador, 1949)
Scylla olivacea (Herbst, 1796).
Beberapa spesies kepiting bakau (Keenan et al, 1998)

S. paramamosain S. tranquebarica

S. olivacea S. serrata
Ekspor : 23.089 ton (th 2011)
17.934 ton (th 2012)
Taiwan 4 ton/hari dari Sulsel
(2013)

PENANGKAPAN INTENSIF
MANGROVE RUSAK
POPULASI DI ALAM MENURUN

BOLEH DITANGKAP
PERMEN KP
>300 g
No. 1 Th 2015 BERTELUR DILARANG
Scylla tranquebarica dari Pangkep
Kepiting S. paramamosain dari Simbur Naik,Tanjung Jabung Timur
Propinsi Jambi
HASIL TANGKAPAN
20 KG/2 HARI/ORANG
UKURAN : 50-300g/ekor
Terdiri : 5-10 ekor >200 g
selebihnya <200 g

KEPITING BAKAU, S. tranquebarica DARI TELUK SEMANTING,


BERAU, KALTIM
BUDIDAYA KEPITING BAKAU DI
INDONESIA
PEMBENIHAN
 Taraf penyempurnaan teknologi masih dipelajari,
belum diadopsi, taraf kunjungan belajar
 Komitmen pemerintah untuk membangun hatcheri
khusus kepiting bakau (spt : India, Vietnam)

BUDIDAYA KEPITING BAKAU CANGKANG LUNAK


(Ukuran kepiting 100-150 g)
 Berkembang di masyarakat petani dan pengusaha

BUDIDAYA PEMBESARAN (50 s/d 300 g)


Berkembang di masyarakat
di daerah penghasil kepiting bakau

BUD. PENGGEMUKAN/PEMATANGAN GONAD (>200g)


Berkembang di masyarakat
UPAYA PEMBENIHAN KEPITING BAKAU
PENELITI NEGARA Spesies
Chen dan Cheng, 1985 Taiwan S, serrata
Yunus et al, 1997 Indonesia S. serrata, S. pramamosain
Quinitio et al, 2001 Filiphina S. serrata, S. olivacea
Mann, D. L. 2001 Australia S. Serrata
Hamasaki et al, 2002 Jepang S. Serrata
Churchill, G. J. 2003 Afrika Selatan S. Serrata
Karim, M.Y. (2006). Indonesia S. serrata
Truong et al, 2007 Vietnam S. Paramamosain
Anuar et al, 2011 Malaysia S. Serrata
Sulaiman dan Widodo, 2010 Indonesia S. pramamosain, S.olivacea
Gunarto dan Herlinah. 2012 ... Indonesia S. pramamosain, S.olivacea
sekarang S. tranquebarica
Thirunavukkarasu et al, 2014 India S. tranquebarica
ovarium
insang Kelenjar
pencernaan

jantung

KEPITING BAKAU BETINA BELUM MATANG GONAD


(OVARIUM WARNA PUTIH)
KEPITING BAKAU BETINA MATANG GONAD
(OVARIUM WARNA KUNING ORANYE)
Hatcheri Kepiting Bakau, IPT Marana, Maros

Bak induk
Bak larva dan bak megalopa

Bak kultur plankton Tambak pentokolan& pembesaran


TAHAPAN PEMBENIHAN S/D PEMBESARAN

- INDUK MATANG GONAD - DIPIJAHKAN


- INKUBASI INDUK MEMIJAH  LARVA MENETAS
- PEMELIHARAAN LARVA  ZOEA-1 S/D ZOEA-5
- PEMELIHARAAN MEGALOPA
- PEMELIHARAAN KRABLET d-10
- PENTOKOLAN KRABLET  d-30
- PEMBESARAN DI TAMBAK
- PRODUKSI KEPITING SOKA
- PRODUKSI KEPITING UKURAN KONSUMSI
- PENGGEMUKKAN
- PEMATANGAN GONAD
Induk matang gonad TKG
III & IV siap dipijahkan
(>200g)
PRODUKSI INDUK MEMIJAH

BAK RESIRKULASI
INDUK BETINA MATANG GONAD
TKG II & III, IV BERAT 200-400g
TIDAK DIABLASI
- DASAR BAK PASIR
- SATU INDUK/BAK/PETAK
PAKAN : IKAN RUCAH/CUMI/
KEKERANGAN
(BERGANTIAN) 2X
(PAGI& SORE)
TAMBAK 250m2
PEMBESARAN KRABLET HINGGA
INDUK, PAKAN : IKAN RUCAH 1x
INDUK BETINA MATANG GONAD
TKG II & III, BERAT 200-300g
INDUK MEMIJAH
Induk memijah dari tambak
ITP Marana (MSM KEMARAU)
- induk berlumut
- telur kotor
- vitalitas larva rendah

Induk memijah dari bak


resirkulasi
- induk bersih, telur bersih
- vitalitas larva lebih tinggi
a) b)

Induk memijah sebelum telur menempel ke endopodit (a) dan


memijah dimana telur sudah menempel ke endopodit (b)

Sebelum ditebar di bak penetasan, induk direndam larutan formalin


10-20 mg/L selama 2-3 menit dalam baskom dan diberi aerasi
Bak 500 L
Air steril 30 ppt
1 ekor/bak
Aerasi
Induk tanpa
diberi pakan

Bak inkubasi induk memijah

Perkembangan warna telur induk kepiting yang memijah (9-12 hari)


c)

a)
b)

a)

Bak fiber untuk kultur massal rotifer, rotifer diambil dari kolam (a), bak kultur
Nannochloropsis sp untuk pakan rotifer (b) dan individu rotifer (c)
Masukan
PEMELIHARAAN LARVA larva di bak
pemeliharaan
yang
dipersiapkan
Digunakan
mangkuk untuk
mengambil
larva dari
baskom
Kepadatan
larva
50-100 ind./L
Diberi aerasi
Larva diberi pakan
Rotifer kepadatan
20-40 ind./mL
• (

Wadah pemeliharaan larva : bak kerucut volume 250 L, bak fiber volume 4
ton dan bak beton volume 4 ton (c). (dibuat sirkulasi)
Pemeliharaan larva
Bak fiber bulat 3 ton
Resirkulasi
Suhu air 30oC
Rotifer 40 ind./mL
Pop zoea-1 : 100 ind/L
Zoea-2 : 90 ind/L
Zoea-3 : 24+7,16 ind./L
Zoea-4 : 20 + 6,32 ind/L
Zoea-5 :18,5+10,87 ind./L
PAKAN UNTUK LARVA STADIA ZOEA-1 HINGGA
STADIA MEGALOPA
_______________________________________________________
_____
Stadia Frekuensi Kepadatan Kepadatan Naupli
rotifer Artemia diperkaya
diperkaya dengan HUFA
dengan HUFA (ind/mL)
(ind./mL)
Zoea-1 1 40 -
Zoea-2 1 40 -
Zoea-3 1 30 1
Zoea-4 1 20 2
Zoea-5 1 10 4
Mgalpa 1 - 5
Rotifer : Pakan larva kepiting bakau

rotifer yang bertelur


Penurunan populasi larva hingga stadia zoea-5
pada suhu air yang berbeda
PERKEMBANGAN LARVA KEPITING BAKAU

Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Megalopa Crab

18 35 HARI
PENYAKIT, LINGKUNGAN
KANIBALISME, VITALITAS MEGALOPA RENDAH

KANIBALISME PENJARANGAN

BAK FIBER BULAT BAK BETON SEGI 4 BAK BETON MINIATUR


TAMBAK
Perkembangan Larva Kepiting Bakau

Zoea-1 Zoea-2 Zoea-3 Zoea-4 Zoea-5


4 plomuse 6 plomuse 8 plomuse 10 plomuse 12 plomuse
setae. setae. setae. setae setae
. .

Plomuse
Pleopod
LARVA SEHAT

LARVA TERSERANG PARASIT,


Zoothamnium Sp
(a)
(b)

Larva stadia zoea-5 yang diberi pakan rotifer dan naupli artemia yang
dikayakan dengan vitamin C (a), dan larva yang diberi pakan tanpa
pengayaan (b)
Zoea-4 abnormal
Tabel 2. Penurunan populasi larva dari stadia zoea-1 hingga stadia
zoea-5 pada larva yang dipelihara dengan padat tebar
berbeda

Prlkuan Penurunan Kepadatan larva (ind./L) dari zoea-2 ke zoea-5


19/2/016 23/2/016 25/2/016 29/2/016 2/3/016
(saat tebar) Z-3 Z-3 Z-4 Z-5
Z-2 (ind./L) (ind./L) (ind./L) (ind./L) (ind./L)
(hari ke 7) (hari ke 11) (hari ke 13) (hari ke 18) (hari ke 20)

A). 34+2,8 28+5,6 28+5,6 14+2,8 13+ 4,2

B). 39+5,6 36+1,4 32+4,8 28+3,9 21+6,3

C). 58+4,2 54+8,5 42+8,5 38+4,3 36+5,6

D) 76+11,3 61,5+9,2 58+8,5 50+6,1 48+5,6


HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Persentase (%) perkembangan larva dari stadia zoea-2 sd megalopa.


(A). Kepadatan larva 34+2,8 ind./L, B). Kepadatan larva 39+5,6 ind./L, C). Kepadatan
larva 58+4,2 ind./L, dan D). Kepadatan larva 76+11,3 ind./L).
Tabel 4. Nilai Indeks Kemunculan megalopa dan produksi krablet

Perlakuan Nilai Indeks Kemunculan megalopa (ind./L) dan


produksi crablet-D-7 (ind./bak)
2/3/016 3/3/016 15/3/016
IK M IKM Krablet-D-7
(hari ke 1) (hari ke 2) (ind./bak
(hari ke 22) (hari ke 23) (hari ke 35)

A). 0,01a 0,04a 48,5+4,9a

B). 0,07a 0,40b 167,5+10,6b

C). 0,05a 0,17c 218,3+10,4c

D) 0,2b 0,44b 495,3+22,5d


(A). Kepadatan larva 34+2,8 ind./L, B). Kepadatan larva 39+5,6 ind./L, C). Kepadatan larva
58+4,2 ind./L, dan D). Kepadatan larva 76+11,3 ind./L).
Perkembangan populasi zoea-5 menjadi
megalopa
3. PEMELIHARAAN LARVA ZOEA-5
DAN MEGALOPA KEPITING BAKAU,
Scylla olivacea DENGAN WADAH BERBEDA

(PENJARANGAN)
Zoea-5 (a) dan megalopa (b)
STADIA MEGALOPA
Kanibalisme yang tinggi 
penurunan drastis populasi
larva

Megalopa sangat aktif, bebas


berenang dan predator
SINTASAN CRABLET D-7, S. paramamosain DI WADAH
PEMELIHARAAN YANG BERBEDA

Prlkn Padat Flktsi periode crablet di Sintasan


tebar suhu Meglop hari-1 Crablet-D7
mglopa (oC) (hari) (%) (%)
(ekor)

A 5000 30-32 5-6 8-10 40,14 + 0,42


B 1500 29-30 5-6 3-5 22,67 + 0,95
C 1360 27-30 5-6 <3 34,65 + 11,1

A B C
PENTOKOLAN KRABLET
• Rumput laut, Gracilaria sp sebagai shelter
(1 bulan) sintasan 49,9% &
• Tanpa shelter sintasan 23%
• Pentokolan crablet secara individu
menggunakan sistem rakit sintasan 90%
 tidak efisien waktu dan tenaga
PENTOKOLAN KRABLET

shelter Gracilaria sp  49,9%


& tanpa shelter  23% (15 hari)

sistem rakit/ind.
0,05-0,1g/ind.
 0,6-0,8g/ind
(1 bulan)
20-30 ppt Bak Semen shelter
80-100% Gracilaria sp  56,4% (18 hari)
(0,02 g/ind.  1,6g/ind.
Salinitas : 7-10 ppt
PENTOKOLAN DI HAPA DAN BAK SEMEN

0,03g/ekor (D-10) 
1,505-2,92 g/ekor 0,02 g/ekor (D-10)  D-40 (3,01+1,361
Sintasan D-40 = 55,3- g/ekor & lebar karapas 27,256+3,78 mm)
64,15% Sintasan 77,92%
PENTOKOLAN KRABLET
0,9
0,8
0,7

berat kepiting (g) 0,6


0,5 25-Feb
0,4 11-Mar
0,3 25-Mar
0,2
0,1
0
A (5 ppt) B (10 ppt) C (20 ppt) D (30 ppt)
PERTUMBUHAN KRABLET YANG DITOKOLKAN SELAMA 1 BULAN
120

100

sintasan (%)
80

60
25-Feb
11-Mar
40 25-Mar
20

0
A (5 ppt) B (10 ppt) C (20 ppt)D (30 ppt)
salinitas

SINTASAN KRABLET YANG DITOKOLKAN


SELAMA 1 BULAN
PENEBARAN KRABLET DI TAMBAK
PEMBESARAN KEPITING DI TAMBAK

Kod Luas lokasi Jumlah Waktu Ukuran Ukuran Lama Sntasan


tambak Kepiting Penebaran krablet Panen (g) pmlihraan (%)
(m2) (ekor) (bulan)
A 1000 Marana, 1000 Juni 2014 Tokolan 120-140 4 30-50
Maros (1,0-1,5 g)
B 3000 Marana, 500 Desember Tokolan 200-500 5 31,2
Maros 2014 (1,0-1,5 g)
C 2000 Tambua, 500 Juni 2014 Tokolan 100-150 3 -
Maros (1,0-1,5 g)
D 1000 Kajuara, 500 Desember Tokolan 200-250 3 35
Bone 2015 (1,0-1,5 g)
E 20000 Kajuara, 2000 Januari Tokolan 200-350 3 40
Bone 2015 (1,0-1,5 g)
F 2000 Mangkoso 500 Januari Tokolan 150-200 4 40
Barru 2015 (1,0-1,5 g)
G 300 Mangkoso 500 Desember Tokolan 80-200 3 30
Barru 2015 (1,0-1,5 g)
H 4000 Takalasi 1100 Januari Tokolan Tidak -
Barru 2015 (1,0-1,5 g) panen
PERIODE PRODUKSI KRABLET DAN
PEMBESARANNYA DI TAMBAK

LARVA Z-1....5 – MEGALOPA - KRABLET D-10 = 40 HARI


D-10 ...30 = 1-3 g/EKOR  ditebar di tambak
90 HARI DI TAMBAK = 200 g/EKOR
- Kontruksi dibuatkan caren dibagian
dalam sekeliling pagar dengan
kedalaman 60 – 80 cm dan lebar
60 – 90 cm
- Pematang keliling petakan
pemeliharaan.
- Saluran masuk dg pipa pralon 8 inci
- Kemudahan untuk mendapatkan air
dengan salinitas yang ideal yaitu
pada kisaran 5 – 25 ppt.
Kesuksesan
tergantung
kepatuhan pada
larangan yang
diterapkan, mamp
u Diatur waktu
3 bulan pertambahan biomassa 67,2 g panen, ukuran
5 bulan pertambahan biomassa 101, 4 g.
kepiting yang
dipanen,.
PERTUMBUHAN KEPITING BAKAU DI TAMBAK

Parameter S. olivacea S. Serrata


Rata-rata berat awal (g/ind) 11,08+2,41 2,1+0,71
Rata-rata berat akhir (g/ind) 57,7+18,5a 69,7+9,6b
Lama pemeliharaan (hari) 60 60
Laju tumbuh harian (g/hari) 0,78a 1,13b
Laju tumbuh spesifik (%/hari) 1,191a 2,535b
Lebar karapas awal (cm) 3,9+0,4 2,3+0,2
Lebar karapas akhir (cm) 6,6+0,7 7,2+0,4
L tmbuh harian p kraps (cm/hari) 0,045a 0,081b
L tmbuh spesifik Lrapas (%/hari) 0,381a 0,825b
Sintasan (%) 67,2 64
Budidaya pembesaran kepiting bakau di tambak bakau
Lahan tambak bakau ITP Marana.
Pemberian pakan yaitu :
A = kepiting diberi pakan ikan rucah 5% dari total
biomassa/hari
B = kepiting diberi pakan ikan rucah 5% dari total
biomassa/2hari
C = kepiting diberi pakan ikan rucah 5% dari total
biomassa/3hari
160

140

Berat kepiting bakau (g)


120

100

80 A (tiap hari)
B (tiap 2 hari)
60 C (tiap 3 hari)

40

20

13-Jun Juli Agt Sept 01-Okt


PERTUMBUHAN KEPITING BAKAU
160

berat kepiting (g)


140
120
100
80
60
40
20
0
A B C
45
40
35
sintasan (%)

30
25
20
15
10
5
0
A B C
BERAT KEPITING DAN SINTASAN SETELAH 110 HARI
PERTUMBUHAN, SINTASAN DAN NILAI KONVERSI PAKAN PADA
BUDIDAYA KEPITING BAKAU DI MAROS TH 2015

Parameter
A B C
Luas petakan (m2) 100 100 100
Padat tbr (ind./m2) 1 1 1
Berat awal (g/ekor) 1.36 1.36 1.36
Berat akhir (g/ekor) 123.8 + 12.05a 108.1 + 7.8a 117.8 + 10.8a
Pertumb Mutlak (g) 122.5 + 12.05a 106.7 + 7.8a 116.5 + 10.8a
Pertumb harian (g/hari) 1.05 + 0.1a 0.91 + 0.06a 1 + 0.09a
Laju pertumb harian (%) 3.963 + 0.08a 3.842 + 0.06a 3.919 + 0.07a
Note : huruf
Sintasan (%) yang sama pada
15.66baris yang
+ 11.59 a sama
39.7menunjukkan
+ 8.02a 29 + 10.14a
perlakuan tidak berbeda nyataa(P>0.05)
Produksi (kg) 1.85 + 1.19 4.27 + 0.86a 3.35 ­­+ 0.96a
FCR 11.02 + 5.405a 1.87 + 0.347b 1.65 + 0.426b
Gambar 10. Sebaran ukuran kepiting bakau berdasarkan berat
pada setiap perlakuan (A=n39, B=n62, C=n58)
WAKTU YANG DIBUTUHKAN DARI STADIA
LARVA HINGGA MENJADI INDUK

larva z-1....z-5 – megalopa - krablet d-10 = 40 hari


d-10 ...40 = 1-3 g/ekor  ditebar di tambak
90-120 hari di tambak = 200-350 g/ekor
KEGIATAN BUDIDAYA KEPITING BAKAU HASIL PEMBENIHAN
DI TAMBAK MASYARAKAT (2016)
[PT1]nilai standar deviasi

PERTUMBUHAN, SINTASAN DAN PRODUKSI KEPITING BAKAU


YANG DIPELIHARA PADA TIGA LOKASI TAMBAK.

Lokasi tambak
Parameter
Maros Pangkep Polman
Luas petakan (m2) 800 3000 2800

Padat penebaran (ekor/m2) 1.22 0.47 0.275

Masa pemeliharaan (hari) 92 91 101

Berat awal rata-rata + (g/ekor) 0.1 0.05 0.1

Berat akhir rata-rata (g/ekor) 158.96 199.50 131.05

Pertumbuhan Mutlak (g) 158.86 199.45 130.95

Pertumbuhan harian (g/hari) 1.72 2.19 1.29

Laju pertumbuhan harian (%) 8.01 8.21 7.11

Sintasan (%) 32.31 36.94 22


Produksi (kg) 42 93.6 22.19
PENYERAHAN TOKOLAN KEPITING BAKAU
KE PETAMBAK DI KAB MAROS, BONE & BARRU
(2015), POLMAS, PANGKEP, LUWU TIMUR (2016)
ANALISA USAHA BUDIDAYA KEPITING BAKAU
Item Maros (Rp) Pangkep (Rp) Polman (Rp)

A Investasi (a + b) 2.238.000 3.800.000 2.935.000

a) Lahan dan Peralatan 800.000 1.500.000 1.100.000

1. Lahan Tambak (milik sendiri) 0 0 0

1. Waring hitam (disesuaikan dengan luas lokasi) 600.000 1.200.000 850.000

1. Bambu (disesuaikan dengan luas lokasi) 100.000 200.000 150.000


2. Sero, baskom, dll 100.000 100.000 100.000

b) Modal kerja (biaya variabel) 638.000 800.000 735.000

B Biaya tetap 80.000 150.000 110.000


Penyusutan alat 80.000 150.000 110.000

C Biaya variabel 638.000 800.000 735.000


Krablet kepiting bakau (@ Rp.500/ek) 488.000 600.000 385.000

Transportasi benur 50.000 100.000 250.000


Pakan (memanfaatkan ikan liar sekitar tambak) 0 0 0

Lain-lain 100.000 100.000 100.000

D Total biaya produksi (B+C) 718.000 950.000 845.000

E Penjualan kepiting 2.100.000 4.680.000 1.109.500


(jumlah panen (kg) x Rp.50.000 x 1 siklus)

F Nilai produksi total (E) 2.100.000 4.680.000 1.109.500

G Keuntungan usaha total (F - D) 1.382.000 3.730.000 264.500


PELATIHAN BUDIDAYA KEPITING BAKAU
PENYEMPURNAAN FASILITAS
HATCHERI KEPITING DI KAB. BARRU

lab =hatcheri Hatcheri yang


di ITP Marana, Maros dibangun di Siddo, kab. Barru
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai