Anda di halaman 1dari 4

CARA PEMELIHARAAN BELUT

A. Biologi singkat dan jenis-jenis belut


Ada tiga jenis ikan yang disebut dengan belut di Indonesia yaitu :
1. Fluta alba disebut juga belut sawah
2. Synbranchus bengalensis disebut juga kirai atau lindung
3. Macrotema caligans disebut juga belut.

Ketiganya temasuk Familia Synbranchidae dan Ordo Synbranchoidae. Faluta alba hidupnya di
sawah, Synbranchus bengalensis kebanyakan mediami sungai-sungai, sedangkan Macrotema
caligans biasanya mendiami rawa dan danau-danau.

Belut mempunyai cirri-ciri bentuk badan panjang dan bundar seperti ular namun tidak bersisik.
Sirip punggung dan sirip dubur berubah bentuk menjadi sembulan kulit yang tidak berjari- jari.
Matanya kecil dan lengkung . insangnya tiga pasang punggung berwarna kehijauan dan bagian
perut kekuning-kuningan. Hidupnya di air tawar.

Menurut cara perkembang biakannya termasuk golongan binatang hermaprodit protogeni,


yaitu dalam daur hidupnyaterjadi perubahan jenis kelamin dari betina menjadi jantan,
makanannya terdiri darianak ikan , siput,cacing , udang, serta insekta . belut termasuk hewan
carnivore.

Belut sawa dapattahan hidup dalam lumpurbila sawah telah kering airnya, karena belut
menpunyai alat pernafasan tambahan berupa kulit tipis yang berlipat-lipat dalam rongga
mulutnya. Dengan adanya alat bantu ini belut dapat mengambil oksigen secara langsung dari
udara.

Pemijahan belut sawah yang masih liar hanya terjadi satu kali dalam setahun , tetapi masa
pemijahannya sangat panjang yaitu dari awal musim hujan sampai awal musim kemarau saat
pemijahan terjadi pada malam hari yang panas jika suhu air naik sampai 28C⁰ atau lebih.

Sebagai sarang pemijahan induk jantan akan membuat lubang berbentuk U didaerah tepian
yang dangkal serta menyusun busa/buihdidepan salah satu ujung sarang kemudian menunggu
betina. Pemijahan akan terjadi bila induk betina terpikat ale busa yang disusun tersebut.
Setelah telur dikeluarkan dan dibuahi, induk betina pergi mencari sarang jantan yang lain,
demikian pula induk jantan akan menunggu betina lain dating kesarangnya.

Telur dijaga oleh induk jantan dan akan menetas dalam waktu 8 s/d 10 hari dalam keadaan
suhu air 28C⁰ sampai 32C⁰. Anak belut yang baru menetas masih diasuh oleh induknya sampai
kira-kira umur 2 minggu. Setelah itu baru meninggalkan sarang untuk mencari makan sendiri.
B. Sumber dan cara memperoleh benih.

Benh dapat diperoleh baik dari hasil pemijahan dikolam atau dapat pula ditangkap di alam
terutama disawah. Dalam mencari benih di alam harus dapat memperkirakan saat yang tepat
kapan pemijahan terjadi

Bila kita temukan pembentukan busa di tepi sawah yang dangkal maka dapat dijadikan tanda
bahwa pemijahan belut sudah mulai. Tempat tersebut sudah sering diawasi dan diberi tanda.
Bila busa telah hilang maka pemijahan pun berakhir. Jadi anak belut tersebut dapat kita ambil
sebelum lepas sarang yaitu kurang lebih 16 hari sejak busa pemikat hilang dari permukaan air.

Penangkapan benih dapat dilakukan dengan denganjala sodoran atau bubu yang bermata
anyaman halus, kemudian dipindahkan kedalam wadah penampungan belut yang telah berisi
air.

C. Teknik Pemeliharaan
1. Penyiapan wadah budidaya
Wadah budidaya berupa bak kecil ataupun besar asalkan dibuat permanen. Sisi-
sisimaupun dasarnya disemen . Untuk memudahkan pemeliharaan dan pemanenan ,
dianjurkan bak tidak terlalu besar ukurannya misalnya denga panjang 3 m lebar 1 m
dan kedalam an 1,20m.
Bangunan bak, masuk kedalam tanah sekitar 70cm agar media dalam bak selalu dalam
keadaan dingin. Belut sawah dalam kehidupannya tidak menyukai lingkungan panas.
2. Penyiapan dan perawatan saranan budidaya
Sarana pemeliharaan disusun dari bahan-bahan yang mudah membusuk seperti
lumpur sawah, jerami , pupuk kandang, pelepah pisang, dan dedak halus.
Pupuk kandang yang di gunakan adalah yang telah berwarnah hitam kelam. Perlu di
perhatikan sebaiknya tidak digunakan kotoran kuda atau kotoran ayam karena proses
penguraiaannya relatif lebih lama dan serat kotoran tersebut relative lebih besar.
Pelepah pisang digunakan sebagai salah satu komponen penyusun media karena
mengandung kalsium , kalium dan magnesium yang dapat berfungsi sebagai unsur
penyangga agar suasana media tidak terlalu asam . sebelum digunakan pelepah pisang
dicacah dahulu agar mudah lapuk.
Penyusunan sarana diatur berurutan mulai dari bawah keatas yaitu lumpur sawah,
jerami, pupuk kandang, dan pelepah pisang. Lapisan ini di ulang-ulang sampai
mencapai 80 cm. pada bagian atas disebarkan dedak halus secara merata, terakhir
ditutup dengan lumpur sawah.
Setelah media tersusun maka kolam di isi air selama kurang lebih satu bulan agar
terjadi pelapukan dan pembusukan. Pada waktu-waktu tertentu perlu dilakukan
pergantian air atau diaerasi agar media memperoleh cukup oksigen dan menghilangkan
gas beracun sebagai efek samping dari proses pelapukan .
Untuk mengetahui proses pembusukan telah sempurna atau belum perlu
pengontrolan. Cara yang paling mudah yaitu dengan menggunakan jentik-jentik
nyamuk sebagai parameternya. Masukkan jentik-jentik nyamuk kedalam bak , bila
ternyata dapat tetap hidup berarti proses pembusukan telah selesai dan medianya siap
untuk di gunakan.
3. Penebaran benih dan pemberian makanan
Ada tiga ukuran belut yang dapat ditebar berdasarkan lama pemeliharaan, yaitu :
a. Belut sawah berukuran 18 s/d 23 cm selama 5 s/d 6 bulan padat tebar 40 s/d 80
ekor/m².
b. Belut sawah berukuran 12 s/d 16 cm selama 8 s/d 10 bulan tebar 80 s/d 140
ekor/m².
c. Belut sawah berukuran 5 s/d 8 cm selama 10 s/d 12 bulan tebar 140 s/d 200
ekor/m².

Pada lima bulan pertama, belut tidak perlu diberi pakan tambahan karena sudah
tersedia /tercukupi dalam bak pemeliharaan. Pakan tambahan diperlukan pada periode
pemeliharaan selanjutnya berupa cincangan daging bekicot atau cincanga daging yang
berkualitas rendah.

D. Panen dan Produksi


1. Panen secara bertahap
Cara ini dilakukan untuk memanen belut yang berukuran besar saja, juga dapat
digunakan sebagai seleksi karena kecepatan pertumbuhan belut tidak sama. Caranya
dengan memindahkan sebagian lumpur ke bak yang lain dengan bantuan papan kayu
sebagai pembatas. Belut yang merasa terganggu akan menyingkir ketempat yang lebih
aman kemudian pemungutan dapat dilakukan . yang berukuran besar yang diambil
sedangkan yang kecil dibiarkan untuk di pungut beberapa minggu kemudian . cara ini
dapat digunakan untuk menyeleksi calon induk.
2. Panen total
Cara ini dilakukan pada akhir masa pemeliharaan, yaitu dengan memindahkan air
beserta lumpur ke bak penampungan. Setelah pemindahan selesai dilakukan
pemanenan. Belut yang kecil perlu dipisahkan wadah penampungannya dan dapat
dipasarkan bersama belut yang berukuran besar. Belut kecil ini tidak perlu dipelihara
lebih lanjut karena pertumbuhannya akan tetap lambat.
3. Produksi
Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan diperoleh data produksi sebagai berikut :
a. Belut sawah berukuran 18 s/d 23 cm selama 5 s/d 6 bulan padat tebar 40 s/d 80
ekor/m², di peroleh rata-rata pertambahan berat perbulan sebesar 4.1 %.
b. Belut sawah berukuran 12 s/d 16 cm selama 8 s/d 10 bulan tebar 80 s/d 140
ekor/m², di peroleh rata-rata pertambahan berat perbulan sebesar 3,7 %.
c. Belut sawah berukuran 5 s/d 8 cm selama 10 s/d 12 bulan tebar 140 s/d 200
ekor/m², di peroleh rata-rata pertambahan berat perbulan sebesar 2,4 %.

Anda mungkin juga menyukai