Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN PRAKTIS BUDIDAYA BELUT SAWAH

A. PENDAHULUAN

Belut adalah salah satu komoditas yang menjadi primadona di banyak negara, saat ini kantong
produksi belut dunia dipegang oleh negara China dan Vietnam.

Disana 90% belut yang beredar di pasar adalah belut budidaya, berbanding terbalik dengan
kondisi di negara kita, dimana belut budidaya baru 10% sementara yang 90% adalah belut tangkapan
alam. kondisi ini sangat memprihatinkan, karena secara geografis negara kita adalah negara tropis
yang mestinya adalah habitat belut yang sangat bagus. Jika tidak segera dilakukan perubahan, maka
bukan tidak mungkin 5-10 tahun kedepan saat anak cucu kita ingin makan daging belut, yang ada
adalah daging belut yang berasal dari kedua negara diatas, yang tentu di jual ke kita dengan harga
yang hanya bisa dijangkau oleh orang orang dengan kemampuan ekonomi menengah keatas. Padahal
secara historis, khususnya kita yang lahir ditahun 80 an kebelakang, belut adalah ikan yang sangat
mudah didapat, dan tersedia melimpah dialam.

Disinilah kita harus bergerak, selain dalam upaya untuk melestarikan belut di alam,
menghentikan penangkapan belut alam dan mulai membudidayakannya juga merupakan upaya yang
bernilai ekonomi tinggi. Karena permintaan belut dalam negeri setiap harinya sangat tinggi, baik di
pasar lokal, regional maupun nasional, belum lagi angka permintaan belut dari negara lain kepada
Indonesia juga dari tahun ke tahun semakin tinggi (selama ini dicukupi dengan belut tangkapan alam,
yang makin hari makin sedikit ketersediaanya).

Belut sawah (Monopterus Albus) adalah jenis ikan yang hidup didalam air berlumpur, dimana
kemampuan ini dimiliki karena belut mempunyai alat pernapasan tambahan, yakni berupa kulit tipis
berlendir yang terdapat di bawah rongga mulut (kepala bagian bawah). Alat tersebut berfungsi untuk
menyerap oksigen secara langsung dari udara, selain insangnya yang digunakan untuk menghirup
oksigen di dalam air.

Belut sawah adalah hewan hermaphrodit protogini, artinya belut memiliki dua jenis kelamin
selama hidupnya, dimana di usia nol sampai sekitar 3 bulan semua belut berjenis kelamin betina, dan
usia sekitar 3 bulan sampai 6 bulan semua belut berjenis kelamin jantan. Selain berdasar usia, untuk
membedakan jenis kelamin belut juga bisa dilihat dari ciri ciri sebagai berikut:

a. Belut Betina kepala agak lancip, warna tubuh lebih terang, dan ukuran lebih kecil, lubang
genital berbentuk segitiga
b. Belut Jantan, kepala agak bulat, warna tubuh lebih gelap dan ukuran lebih besar, lubang
genital berbentuk bulat

Setelah mencapai usia lebih dari enam bulan, belut menjadi tidak produktif lagi (Jenis kelamin netral),
sehingga jika dia berumur Panjang, maka hanya akan semakin besar dan Panjang saja tanpa bisa
bereproduksi lagi.

Belut adalah hewan carnivora yang memiliki karakter dasar kanibal (Suka memakan sesama),
untuk menghindari kanibalisme, kita bisa mengupayakan dengan cara :

a. Pastiakan ukuran belut yang akan kita budidayakan (Baik itu bibit maupun Indukan) memiliki
ukuran tubuh yang seragam.
b. Pastikan belut mendapatkan cukup pakan.

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
c. Usahakan agar kepadatan belut di dalam kolam 50-100 ekor / meter untuk budidaya dengan
media lumpur dan sampai 500 ekor / meter untuk budidaya dengan media air bersih.

Belut memiliki usia produktif sejak usia 3 bulan sampai 6 bulan, dan kawin sepanjang musim
hujan. Namun dengan Teknik budidaya kita bisa membuat belut kawin sepanjang tahun selama masa
produktifnya.

Belut hidup nyaman di dalam air yang memiliki tingkat keasaman / pH (Potential Of Hydrogen
/ Power Of Hydrogen) antara 6,5 – 7,5 pH. lihat dalam table berikut:

Dari tahun ke tahun, permintaan akan belut terus meningkat. Apalagi disaat musim kemarau
dimana ketersediaan belut di alam bebas menurun, harga belut naik drastis dan jadi keuntungan
tambahan bagi para pembudidaya belut.

B. PERSIAPAN BUDIDAYA

Dalam Teknik budidaya belut, ada dua metode yang lazim di gunakan, yaitu :

a. Budidaya belut dengan media lumpur


b. Budidaya belut dengan media air bersih

Masing masing Teknik memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri. Mana yang akan anda ambil,
silahkan pelajari caranya dibawah ini.

Budidaya belut dengan media lumpur, masih menjadi pilihan kebanyakan para pembudidaya
belut di Indonesia. Selain karena pemahaman bahwa budidaya adalah membuat tiruan tempat hidup
alami belut (Ekosistem Alami) di kolam buatan, budidaya belut dengan media lumpur juga sudah
menjadi kebiasaan sehingga dirasa lebih mudah.

Banyak orang belum tahu, bahwa ternyata belut juga bisa dibudidayakan hanya dengan media
air bersih. Selain lebih praktis juga memiliki banyak keuntungan diantaranya sebagai berikut :

1. Mudah Dalam Pengontrolan

Belut mudah dikontrol pada saat proses pembesaran, misalnya belut yang terlihat sakit
atau mati akan mudah terlihat di air bersih sehingga bisa segera diambil dari kolam
budidaya.

2. Jumlah Padat Tebar Benih Belut Lebih Banyak

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
Budidaya belut di air bersih juga dapat meningkatkan jumlah belut yang dibesarkan di
kolam hingga mencapai 5 kali lipat per meter persegi dibanding budidaya belut di media
lumpur.

Menggunakan lahan yang berukuran satu meter persegi dapat ditebar benih belut sekitar
5-10 kg, sedangkan di media lumpur penebaran benih untuk ukuran satu meter per
segi hanya dapat ditebar sekitar 1 kg-1,5 kg saja.

3. Mengurangi resiko kanibalisme.

Sejak ditebar, bibit belut yang dibudidayakan dengan air bersih biasa bersinggungan satu
sama lain, sehingga akan mengurangi sifat teretorial dan superior khususnya bagi belut
yang lebih besar dan ini membuat angka kanibalisme menuirun drastic. Namun untuk
pencegahan kanibalisme lebih efektif, anda harus memperhatikan hal hal dibawah ini :

a. Usahakan ukuran bibit saat penebaran seragam


b. Pastikan cukup pakan, apalagi di media air bersih belut tidak memiliki sumber pakan
lain selain yang kita beri
c. Perhatikan kepadatan ideal dalam budidaya, jangan terlalu padat.

4. Lebih mudah dan sederhana

Dengan budidaya belut menggunakan media air bersih, kita tidak perlu mencari lumpur,
gedebok pisang, jerami dan kotoran hewan. Juga tidak perlu menunggu proses fermentasi
media yang sering memakan waktu lama.

C. PERSIAPAN MEDIA
1. BUDIDAYA BELUT DENGAN MEDIA LUMPUR

Untuk budidaya belut dengan media lumpur, hal yang harus dipersiapkan adalah:

a. Kolam. Untuk kolam anda bisa sesuaikan dengan ketersediaan lahan, modal dan skala
budidaya yang akan anda lakukan. Anda bisa memilih menggunakan kolam permanen
bertembok dan berlantai semen, Kolam terpal, Drum atau wadah lain yang
memungkinkan, buat sedemikian rupa agar kolam memiliki saluran pembuangan air.
Terkait kolam, pastikan bebas dari zat kimia (Cat, semen dll) yang mungkin masih
terkandung didalam kolam / wadah yang mau digunakan. Untuk menetralkan anda
bisa mencuci kolam / wadah menggunakan gedebog pisang, buah nanas, atau kalau
mau lebih aman, rendam kolam / wadah dengan air sampai tumbuh lumut.

b. Lumpur sawah (Pastikan lumpur tidak terpapar pestisida paling tidak selama satu
bulan terakhir).

Atur ketinggian lumpur minimal 30 cm dan maksimal 50 cm, dan pastikan antara
permukaan lumpur dengan bibir kolam berjarak minimal 30cm juga untuk
menghindari belut kabur keluar kolam.

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
Buat saluran pembuangan air didalam kolam, setting agar ketinggian pipa
pembuangan berada minimal 5cm dari ketinggian air yang kita inginkan. Lihat gambar
dibawah ini :

Banyak pembudidaya yang merekomendasikan penambahan kompos (Jerami,


gedebok pisang dan kotoran hewan) kedalam lumpur dengan maksud untuk
menyediakan media bagi cacing agar tumbuh, namun disini kami tidak
merekomendasikan karena ini sering menjadi penyebab kematian masal bibit di awal
penebaran.

Hal ini terjadi karena bibit belut keracunan gas metana (CH4) yang dihasilkan dari
proses fermentasi (pembusukan) jerami, gedebok pisang dan kotoran hewan yang
belum selesai (Belum busuk sempurna).

Jadi cukup lumpur murni saja, dan sumber pakan kita berikan dari luar. Kecuali anda
mau bersabar dan menunggu kompos benar-benar membusuk sempurna (ditandai
dengan sudah munculnya cacing berlimpah didalam kompos) yang biasanya
memakan waktu 1 hingga 4 bulan maka anda bisa tambahkan kompos.

Baik lumpur murni maupun lumpur dengan kompos, anda wajib melakukan
pengetesan kadar ammoniac didalam media (jika tidak maka kemungkinan panen
dini / Bibit mati tidak lama setelah ditebar sangat besar) dengan cara :

1. Tusuk permukaan lumpur dengan kayu atau paralon, lihat apakah muncul
gelembung dari dasar kolam? jika ada berarti masih terkandung ammoniac.
Aduk lumpur didalam kolam, biarkan beberapa saat lalu kuras airnya, diamkan
tanpa air 1-6 jam, lalu isi air lagi dan biarkan 2-3 hari, jika sudah cek ulang kadar
ammoniac seperti awal tadi. Ulangi proses ini sampai tidak muncul gelembung lagi
saat lumpur ditusuk.
2. Gunakan Hydrion Amoniac tester, atau alat test ammoniac lain yang bisa anda beli
di marketplace atau toko pertanian terdekat. Jika hasil pembacaan alat
menunjukkan kadar ammoniac di atas ambang batas aman, lakukan proses seperti
point nomor 1 diatas.
3. Lakukan pengetesan menggunakan ikan kecil dan belut (5-10 ekor) tebarkan di
kolam, dan amati setiap hari sampai maksimal 7 hari.
a. Apakah belut dan ikan kecil baik baik saja tidak mati?
b. Apakah belut mau masuk ke dalam lumpur?
c. Apakah belut mengeluarkan kepala dari lumpur dan diam saat diganggu?

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
d. Apakah belut memilih diam di air dan tidak mau masuk kedalam lumpur di
siang hari?
e. Apakah belut mau makan?
Amati dengan teliti sebelum memutuskan untuk memasukkan bibit kedalam
kolam dan konsultasikan dengan tim ahli kami melalui group whatsapp jika anda
mengalami kesulitan.

Kondisikan lumpur sedemikian rupa agar didalam kolam terdapat dua ekosistem,
yaitu ekosistem lumpur yang tidak terendam air, dan ekosistem lumpur yang
terendam air, penataan lumpur bisa dibuat miring atau dibuatkan parit atau
pematang (galengan-jawa)

c. Tanaman air, ini selain berfungsi agar media menyerupai habitat aslinya, juga
berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar matahari didalam kolam, dan menjaga
suhu kolam tetap dingin.
Selain itu tanaman air juga berdungsi untuk mensuply oksigen kedalam lumpur.
khususnya di siang hari.

2. BUDIDAYA BELUT DENGAN MEDIA AIR BERSIH

Untuk budidaya belut dengan media air bersih, hal yang harus anda persiapkan adalah:
a. Pastikan bibit atau indukan yang akan anda budidayakan di media air, belum pernah
hidup di media lumpur untuk menghindari resiko kematian karena gagal adaptasi. Jadi
tanyakan ke penjual, apakah dari menetas bibit / indukan tersebut pernah di media
lumpur? jika iya, hindari ! carilah bibit / indukan yang dari menetas sampai ke tangan
kita full di air.

Bergabunglah kedalam komunitas BELAJAR BUDIDAYA BELUT INDONESIA (B3I) yang


kami sediakan, untuk bertemu penjual yang sudah kami verifikasi orang dan
produknya.

Jika anda kesulitan untuk mendapatkan bibit / indukan yang full di air, maka pilihan
anda adalah memulai budidaya dengan indukan dan menggunakan media lumpur dulu
untuk dipijahkan dan menghasilkan bibit sendiri, yang kemudian bibit yang anda
tetaskan itu yang dari menetas sampai pembesaran anda budidayakan full di air.

Pastikan anda tidak mendapat bibit atau indukan dari tangkapan alam yang
menggunakan setruman. pilihan terbaiknya adalah hasil tangkapan bubu, seser,serok
atau paling tidak hasil pancingan (masih ada kemungkinan di budidayakan)

b. Kolam, sama dengan Teknik budidaya menggunakan lumpur, hanya saja selain
dibuatkan saluran pembuangan air, kita juga harus menyiapkan saluran air masuk dan
sistem sirkulasi air, Lebih jelasnya silahkan lihat diagram kolam dibawah ini:

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
Siapkan juga tanaman air, shelter dengan tali Ravia atau buatkan rangkaian kayu atau
bambu yang dibuat sedemikian rupa yang akan menjadi tempat bersembunyi belut

c. Air yang ideal untuk budidaya belut adalah air dengan tingkat keasaman 6,5-7,5 pH.
Anda bisa menggunakan air sumur atau sumber air lain asal tingkat keasamannya
sesuai dan tidak mengandung zat kimia seperti kaporit atau lainnya.
Jika terpaksa menggunakan air PDAM, maka buatlah bak penampungan air untuk
mengendapkan kaporit sebelum air dimasukkan ke kolam.

Idealnya budidaya belut menggunakan media air bersih dilakukan di dalam ruang atau
buatkan atap diatas kolam untuk memudahkan menjaga pH air agar tetap stabil,
karena pH air akan sangat mudah berubah terutama saat hujan.

Atur volume air didalam kolam dengan ketinggian sekitar 15-20 cm, dan buat
ketinggian saluran pembuangan sekitar 20 cm dengan tujuan agar ketika debit air
meningkat baik karena hujan maupun kran air yang lupa dimatikan, air didalam kolam
akan terbuang melalui saluran pembuangan dan tidak meluap. Air baru tidak harus
terus menerus dialirkan kedalam kolam, asalkan sistem sirkulasi hidup maka
penggantian air bisa dilakukan 3 hari sekali, seminggu sekali atau melihat kondisi pH

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
air didalam kolam. Sediakan alat pengetes pH air (ph Meter) yang bisa anda beli di
marketplace atau toko pertanian terdekat.

Dalam budidaya belut menggunakan air bersih, ketersediaan oksigen didalam air juga
sangat penting, maka dari itu buatlah sistem sirkulasi air menggunakan pompa air
aquarium dengan output berupa pancuran (membantu memperkaya oksigen terlarut
didalam air) dengan terlebih dahulu air masuk kedalam bak filter yang akan
menjernihkan air dan menyaring kotoran agar tidak masuk kembali kedalam kolam.

Pembuatan filter air bisa menggunakan ember bekas cat, kami sarankan pakai yang
ukuran 25kg, untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar dibawah ini:

D. PERSIAPAN PAKAN

Idealnya sambil kita menyiapkan kolam, kita juga sekalian menyiapkan sumber pakan untuk
belut nantinya. Perlu diketahui bahwa pakan alami belut adalah Cacing, Keong, Bekicot, Katak kecil,
Berudu, kepiting kecil dan juga bisa diberi campuran antara pellet dengan pakan alami.

Dari sekian pakan alami yang disukai belut, silahkan anda pilih pakan mana yang paling
mungkin anda budidayakan Bersama dengan belut. Misalnya anda memilih cacing, maka anda bisa
menyiapkan media budidaya cacing seperti tanah, baglog jamur tiram, cocopeat, serat pohon aren
dan lain lain.
Siapkan kotak untuk menaruh media tersebut, lalu cari atau belilah bibit cacing tanah di
daerah terdekat anda untuk di tebar di media, dan berilah pakan seperti ampas tahu, buah atau
sayur busuk dan semua bahan organik lainnya.

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
Jika anda memilih menggunakan pakan pelet (pelet ikan berprotein tinggi), anda bisa
memberikannya secara bertahap dalam komposisi dengan cara diawal pellet 10% dan pakan alami
90%, kemudian secara bertahap komposisi pelet ditingkatkan sementara pakan alami dikurangi
hingga komposisi pelet dengan pakan alami 50:50. Pakan digiling dan berikan ke belut dengan
jumlah sesuai berat belut, dikira kira saja kurang lebih 3% dari berat belut.

Berikan pakan secara bertahap sambil melihat reaksi belut, jika pakan sebelumnya belum
dimakan, jangan dikasih pakan lagi, bisa jadi belut masih dalam masa penyesuaian (Sehingga belum
mau makan). Coba lagi hari berikutnya, biasanya paling lama 1 minggu setelah tebar benih, belut
sudah mau makan. Jika sudah normal, berikan pakan 1x sehari di sore atau malam hari (untuk
budidaya belut media lumpur) dan 3x sehari di pagi, siang sore (untuk budidaya belut media air
bersih).
Jangan biarkan pakan menumpuk didalam kolam, ini akan menyebabkan munculnya asam
ammonia didalam media yang akan meracuni belut.

C. PERSIAPAN BIBIT BELUT

Setelah persiapan kolam, media dan pakan dirasa cukup dan siap, kini saatnya anda
mempersiapkan bibit belut yang mau anda budidayakan.

Sebelum dibahas lebih lanjut, ada baiknya anda tentukan terlebih dahulu target dari
budidaya yang akan anda lakukan.

Dalam budidaya ini anda akan memproduksi bibit belut (belut berusia 1 bulanan), belut
konsumsi ukuran standar (belut berusia 3-4 bulanan) atau belut konsumsi ukuran super (6 bulan
lebih) atau bahkan memproduksi semua?

Ada dua pilihan yang bisa anda pertimbangkan saat memulai budidaya belut, yaitu mulai
budidaya dengan belut indukan yang nanti akan menghasilkan telur, telur anda tetaskan dan
menghasilkan bibit untuk dijual dalam bentuk bibit, atau dibesarkan hingga usia 3-4 bulan atau
sekalian anda besarkan menjadi belut super berusia 6 bulan keatas.

Keuntungan dari pilihan ini, anda akan memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dan
praktek ilmu lebih banyak, karena di awal yang anda budidayakan adalah indukan belut yang
cenderung memiliki daya tahan lebih baik dibanding bibit atau anakan belut, serta anda akan
belajar membuat benih sendiri sehingga kedepan anda tidak akan bergantung kepada penyedia
bibit.

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
Bibit hasil menetaskan sendiri, memiliki tingkat keberhasilan budidaya yang lebih tinggi di
banding bibit yang didatangkan dari luar daerah. Karena begitu bibit di tebar di kolam pembesaran,
dia sudah tidak membutuhkan proses adaptasi ekstrim lagi, namun tentu saja untuk sampai bisa
menghasilkan bibit sendiri butuh waktu yang lama.

Atau anda bisa juga mengambil pilihan kedua yaitu memulai budidaya dengan bibit belut
yang bisa anda beli dari para pembudidaya lain (di Sanjaya Farm juga menyediakan bibit belut,
namun saat ini baru bisa melayani pengiriman ke area Jawa Tengah dan DIY, untuk info
ketersediaan bibit silahkan kontak kami di nomor yang tersedia di bagian bawah halaman ).
Jika pilihan kedua ini yang anda pilih, maka anda wajib memahami proses karantina yang
akan kita bahas selanjutnya.

PROSES KARANTINA

Saat anda memutuskan untuk membeli bibit dari pembudidaya belut lain, pastikan saat itu
kolam, media budidaya, pakan dan tempat karantina sudah anda siapkan, jangan sampai bibit
datang semuanya belum siap, karena ini akan menyebabkan tingkat kematian bibit semakin tinggi.

Setelah anda mendapatkan kepastian bibitnya (waktu pengiriman, lama perjalanan, wadah
yang digunakan untuk mengirim, dan ketentuan garansi bibit jika ada), anda segera siapkan wadah
atau tempat untuk mengkarantina bibit. Proses ini berguna untuk proses pemulihan dan sortir bibit
belut sebelum ditebar ke kolam budidaya.

Tempat / wadah harus lebih besar dari wadah yang digunakan dalam pengiriman atau
minimal ukuran 1x1 meter, dan pastikan memiliki sistem sirkulasi air untuk menjamin ketersediaan
oksigen selama proses karantina. (lihat gambar dibawah ini)

Begitu bibit datang, tuang bibit kedalam wadah lain atau gunakan seser (serok) agar air
didalam wadah pengiriman tidak ikut masuk ke kolam karantina, lalu masukkan bibit perlahan ke
dalam kolam karantina.

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
Tutup permukaan air di kolam karantina menggunakan daun papaya (selain belut merasa
nyaman karena ada tempat bersembunyi, daun papaya juga merupakan anti biotik alami untuk
membantu proses pemulihan belut).

Biarkan belut memulihkan diri, jangan di kasih pakan dulu, cukup amati saja kondisi bibit dan
pastikan air mengalir lancar dan tempat karantina tidak terpapar langsung oleh terik matahari.

Tidak ada ketentuan berapa lama proses karantina ini berlangsung, yang menjadi patokan
adalah apakah benih sudah pulih atau belum. Bisa 1 jam, 1 hari atau bahkan 1 minggu untuk
menyelesaikan proses ini tergantung seberapa cepat bibit belut tersebut pulih.

Amati bibit apakah ada yang mati, terluka atau cacat, jika ada segera pisahkan diwadah lain,
ini akan menjadi bukti dokumentasi terkait garansi bibit yang biasanya diberikan oleh penjual. Kalau
di tempat kami, kami memberikan garansi pembeli hanya membayar bibit yang hidup saat sampai
di pembeli (DOA Guarantee / Dead on Arived guarantee / Garansi belut hidup saat sampai di
pembeli) jadi misal beli 10 kg yang mati saat sampai di pembeli 1 kg, maka pembeli hanya
membayar yang 9 kg.

Lakukan penyortiran terhadap bibit yang tidak segera pulih atau bahkan malah semakin
parah. Pisahkan juga bibit yang masih terlalu kecil atau terlalu besar dibanding ukuran rata rata
bibit belut yang mau ditebar.

Saat banyak bibit yang mulai lincah (lebih dari 75% bibit mulai bergerak lincah), anda bisa
memberikan pakan ringan seperti cacing sutera, cacahan cacing tanah / cacing merah / cacing ANC
kedalam kolam karantina. Berikan sedikit-sedikit dan Lihat apakah bibit mau makan? Jika mau, ini
pertanda belut sudah pulih sempurna dan siap di pindahkan ke kolam pembesaran.

Pindahkan bibit belut kedalam kolam pembesaran hanya yang sudah sehat dan lincah,
sukur-sukur sudah mau makan dan biarkan dulu yang masih lemes atau diam saja.

Bersabarlah di tahap ini….


Kesabaran anda akan terbayar dengan kepuasan saat tidak ada atau sedikit (dibawah 20%)
bibit yang mati usai ditebar.

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
PROSES PERAWATAN

Usai penebaran benih, hal yang harus kita lakukan adalah perawatan yang meliputi
pemberian pakan, proses pemijahan dan penetasan, penanganan masalah dan penanganan
penyakit.

A. PEMBERIAN PAKAN

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa pakan belut yang paling baik dan
mendukung pertumbuhan paling cepat adalah pakan alami, diantaranya adalah cacing, keong,
bekicot, berudu, katak kecil, kepiting kecil dan ikan kecil.

Namun kadang ketersediaan pakan alami lebih sulit didapatkan dibanding pakan buatan, sehingga
perlu diupayakan bagaimana caranya agar belut mau makan pakan buatan menggunakan pelet ikan
berprotein tinggi seperti pelet ikan lele atau pelet udang (pastikan kadar proteinnya minimal 40%)

Cara agar belut mau makan pelet sudah dibahas di tulisan sebelumnya, jika belum paham
silahkan anda tanyakan di group.

Untuk pemberian pakan alami, cukup anda tebarkan kedalam area air di kolam 1-2x sehari
di sore atau malam hari jika budidaya menggunakan media lumpur, dan 2-3x sehari ditebar pagi,
siang dan sore / malam jika budidaya menggunakan media air bersih, pakan di taruh di tempat
makan yang bisa anda buat menggunakan jaring apung, lihat gambar dibawah ini:

B. PROSES PEMIJAHAN DAN PENETASAN

Seperti yang sudah kami bahas di materi persiapan bibit tentang target budidaya yang mau
anda lakukan. Anda bisa memulai budidaya dengan indukan maupun bibit yang mana jika anda
memilih memulainya dari indukan makan anda akan memiliki pengetahuan dan praktek budidaya
lebih lengkap dan lebih cepat dalam belajarnya.
Indukan belut yang berusia produktif biasanya dalam waktu paling lama 1 bulan sejak di
masukkan ke kolam sudah mulai kawin dan bertelur, semua akan kita bahas di bab ini.

1. Memilih indukan belut

Untuk membedakan jenis kelamin belut, anda bisa melihat perbedaan ukuran dan
warna kulitnya, dimana belut jantan memiliki warna tubuh lebih gelap, ukuran lebih

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
besar dan kepala agak bulat sementara belut betina warna tubuhnya lebih terang,
ukuran tubuh lebih kecil dan mulut meruncing. Proses seleksi ini bisa anda lakukan saat
proses karantina.

Untuk mendapatkan jumlah telur yang optimal dalam budidaya belut idealnya 1
pejantan disatukan dengan 4-5 betina. Jadi misal kolam anda berukuran 2x1 meter maka
anda bisa memasukkan 10 ekor belut jantan dan 40-50 ekor belut betina (jangan terlalu
padat, dimasa kawin belut sangat sensitive dan cenderung kanibal).

2. Pemijahan
Belut hanya kawin saat kelembaban udara tinggi dan suhu hangat (dihabitat aslinya belut
kawin di akhir musim kemarau menjelang dan selama musim hujan), artinya saat
kelembapan udara rendah dan tidak atau jarang terjadi hujan belut tidak kawin.
Agar belut tetap mau kawin meski jarang hujan, kita bisa mengakalinya dengan membuat
hujan buatan di dalam kolam menggunakan sprinkle air.

Buatlah air seperti hujan di area kolam menggunakan saluran pipa atau selang dengan
sprinkle di ujungnya dan di tata sedemikian rupa agar percikan air banyak jatuh di kolam
dan sekitarnya, nyalakan springkel di siang hari saat panas atau saat jarang hujan di
malam hari.
Secara alami belut akan membaca ini sebagai hujan, karena kelembapan tinggi dan suhu
hangat , sehingga asal belut masih di usia produktif mereka akan kawin dan bertelur
sepanjang tahun tanpa mengenal musim dan belut akan membuat sarang untuk
meletakkan telurnya di area lumpur yang tidak terendam air.

Ciri ciri belut bertelur.

1. Di alamnya, dalam pertumbuhannya belut berkembang biak setelah mencapai


dewasa, belut memasuki masa perkawinan lalu bertelur dan menetaskan telurnya,
biasanya ditandai dengan busa seperti busa sabun yang terlihat diatas permukaan
lobang di sawah atau dipinggir pematang sawah.

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
2. Setelah melakukan perkawinan belut membuat sarang dan menyimpan telurnya
di dalam pematang sawah (area lumpur yang tidak tergenang air), sarang tersebut
dipenuhi juga dengan gumpalan busa. Gumpalan busa tersebut membantu
penetasan telur-telur belut dan menjaga agar telur tetap terapung. Bila busa
tersebut rusak dan telur belut terendam air maka telur belut gagal menetas.
3. Telur-telur belut akan menetas setelah ± 3-7 hari, setelah menetas anak belut tidak
akan langsung pergi karena masih lemah dan masih berbentuk larva selama itu pula
gumpalan busa bisa bertahan asal tidak terkena gangguan seperti percikan air
hujan dan gangguan lainnya.
4. Anak-anak belut akan keluar dari sarang tempat penetasan setelah ± 2 minggu yang
ukuran tubuhnya mencapai ± 3 – 4 cm kira-kira sebesar biji korek api.
5. Pematang adalah salah satu syarat untuk pengembangbiakan belut. Kolam
budidaya belut harus dibuatkan pematang-pematang untuk belut bertelur dan
berkembangbiak.
6. Di habitat aslinya Bisa dipastikan masa perkawinan belut ramai terjadi pada saat
pergantian musim dari musim kemarau ke musim hujan, pada saat musim kemarau
datang belut ramai-ramai memburu lokasi tanah yang masih berair pada saat
selama musim kemarau, pada saat itu belut berkumpul bergerombol dan sebagian
ada yang melakukan perkawinan, maka dari itu pada saat musim hujan tiba belut
kembali menyebar di areal tanah persawahan yang sudah kembali berair sambil
membuat sarang dan menetaskan telurnya.

Gambar sarang belut yang sudah bertelur

Saat belut mulai bertelur, anda bisa memilih untuk membiarkan telur menetas sendiri di
dalam kolam bersama induknya, dengan begitu maka anda tidak perlu melakukan upaya apapun,
nanti tau tau saat panen banyak anakan belut di kolam kita. Namun hal ini beresiko anakan atau
telur belut dimakan oleh belut lain, sehingga tingkat menetas telur belut bisa sangat kecil
(dibawah 25%).

Untuk meningkatkan prosentase menetas telur belut hingga 75%, kita bisa melakukan
penetasan terpisah. Caranya setiap kali belut bertelur, ambil telur telur tersebut bersama
gelembungnya menggunakan sendok lalu taruh di wadah menggunakan baskom atau nampan
yang anda kasih air dengan busa cuci piring (atau busa lain) di taruh ditengah nampan untuk
meletakkan telurnya.

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
Gambar media penetasan telur belut, telur belut ditaruh diatas busa kuning, gelas hanya
sebagai pemberat, jika sudah ada telurnya gelas disingkirkan, agar busa tidak mengapung, bisa di
lem bawahnya dengan nampan (pastikan lem sudah tidak berbau lagi saat digunakan)

Telur mulai matang, ditandai dengan warna berubah kekuningan dan ada gurat merah di
tengahnya, tidak lama lagi telur akan menetas. Jagalah agar permukaan telur di atas busa tidak
kejatuhan semut atau hewan lainnya dan tidak kering atau tenggelam selama proses penetasan.

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
Telur belut menetas, jangan dikasih pakan sampai kuning telur yang nempel di tubuhnya
lepas sendiri. Gunakan aerator untuk mensuply oksigen di dalam air.
Pakan terbaik untuk belut yang baru menetas adalah kuning telur (telur ayam atau telur
bebek) di kocok di dalam air. berikan pakan ini sedikit demi sedikit dan hanya dikasih lagi jika
sudah habis.
Saat dikasih kuning telur sudah semakin cepat habis, atau lebih cepat habis dari
sebelumnya, ini pertanda belut sudah minta makanan lebih banyak, saat itu berarti pakan terbaik
adalah cacing sutera atau cacing merah yang di giling / dicacah halus.
Biarkan bibit belut tetap di nampan atau baskom tempat dia menetas, setelah usia 1-2
minggu bisa dipindahkan ke tempat yang lebih besar dengan sirkulasi air atau oksigen yang
memadai (gunakan aerator sangat kami rekomendasikan)
Setelah bibit berusia 1 bulan, normalnya bibit akan berukuran 10-15 cm, kini bibit sudah
siap ditebar ke kolam pembesaran. lakukan sortir ukuran belut terlebih dahulu, pastikan yang
dimasukkan ke kolam pembesaran adalah bibit belut ukuran seragam.

Jika anda akan menjual bibit belut tersebut, maka anda butuh 1 kolam lagi khusus untuk
penampungan bibit belut. anda bisa menggunakan kolam, tong atau wadah lain yang penting
perlu diperhatikan:
a. Semakin banyak bibit belut, semakin butuh tempat yang luas
b. Jaga sirkulasi air tetap baik
c. Beri pakan yang cukup

Usahakan pengiriman belut menggunakan wadah yang cukup luas, sesuaikan besar nya
wadah dengan jumlah bibit, jangan terlalu berhimpitan. Untuk amannya, lebih baik pengiriman
menggunakan plastik tebal dan diberi Oksigen dari tabung Oksigen yang banyak tersedia di
pasaran.

Pastikan hal- hal berikut sebelum pengiriman:


a. Waktu tempuh aman adalah 4 jam, jika lebih dari 4 jam, lakukan penggantian air dan
isi ulang oksigen didalam wadah .
b. Puasakan bibit selama 2 hari sebelum pengiriman, ini untuk mengurangi keluarnya
feses (kotoran belut) selama perjalanan, yang dapat meracuni bibit itu sendiri
c. Tempatkan wadah di tempat yang dingin (tidak dekat mesin atau sumber panas lain)
selama perjalanan.

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
C. MASALAH DAN PENANGANANNYA

Pada pemeliharaan hewan ternak, tentu ada berbagai kendala yang muncul termasuk
penyakit pada budidaya belut. Penyakit tersebut biasanya ditularkan oleh hama yang sering
kali menyerang belut itu sendiri, seperti berang-berang, katak dewasa, serangga, burung, ikan
gabus, musang air, dan ular.
Bagi Anda yang ingin budidaya belut, maka perlu untuk memperhatikan beberapa
penyakit yang paling sering muncul.

Setidaknya ada 3 jenis penyakit pada budidaya belut yang perlu Anda waspadai
sebelum memberikan risiko yang lebih parah, antara lain:

1. Protozoa

Protozoa sering kali menyerang belut. Jenis parasit ini biasanya disebut bercak putih yang
sering menempel pada tubuh belut. Pada awal terjangkitnya, bintik tersebut biasanya muncul
sekitar 0.5-1 mm yang kemudian tumbuh membesar. Penyakit ini biasanya menyerang pada
bagian insang atau mulut belut.

Pencegahan protozoa dapat dilakukan dengan melakukan karantina pada individu yang
terjangkit menggunakan senyawa kimia, dan pemberian malachite pada kolam dengan dosis
1 gram setiap 10 m2 air.

2. Jamur

Serangan jamur menjadi salah satu penyakit pada budidaya belut yang cukup umum. Jamur
akan menyerang bagian tubuh belut yang terluka. Selain itu, jamur juga bisa menyerang telur,
kemudian menyebabkan telur mati dan gagal menetas.

Untuk pencegahannya bisa dilakukan dengan mempertahankan kualitas air. Sedangkan untuk
pengobatan belut yang terkena jamur, Anda bisa menggunakan malachite green, garam
dapur, atau kalium permanganat ( PK ) dengan dosis 1 gram setiap 100 liter air.

3. Bakteri

Jenis bakteri yang paling sering menyerang balut adalah jenis aeromonas dan pseudomonas
di mana mikroorganisme ini menyerang limpa dan hati. Bakteri sering kali muncul jika pola
perawatan belut tidak tepat, seperti pemberian pakan yang terlalu banyak, belut yang terlalu
padat dalam satu tempat, dan lain sebagainya. Gejala bakteri yang muncul pada belut biasanya
ditandai dengan kemunculan bercak merah, lendir, hingga pendarahan.

Pengobatan pada jenis penyakit ini bisa dilakukan dengan pemberian antibiotik, seperti
chloramphenicol, tetracyclin, dan lain sebagainya dengan dosis 250 gram pada 500 liter air,
diamkan selama dua jam kemudian ganti kembali airnya. Untuk hasil yang maksimal,
pengobatan bisa Anda lakukan 3-5 hari.

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567
Itulah beberapa penyakit pada budidaya belut yang paling sering ditemui. Untuk menghindari
penyakit-penyakit tersebut, Anda tentu harus memerhatikan pola pemeliharaan belut dengan
baik dan benar. Lakukan cek secara berkala untuk memastikan kondisi belut Anda.

D. PENUTUP

Demikian buku panduan praktis budidaya belut ini kami tulis, 90% berdasar pengalaman kami
selama membudidayakan belut dan 10% berdasar literatur dan pengalaman para pembudidaya lain.
Tentunya sangat jauh dari sempurna, sehingga update akan selalu kami lakukan dalam buku di
versi berikutnya dan dalam diskusi didalam group.

Untuk anda pembaca buku ini, dengan senang hati kami sambut kehadiran anda di GROUP
BELAJAR BUDIDAYA BELUT INDONESIA di Whatsapp yang kami asuh dan kami adakan dalam rangka
memberikan pendampingan dan media diskusi yang akan memberikan solusi atas persoalan-persoalan
yang anda hadapi selama budidaya dan perkembangannya dari waktu ke waktu.

Group ini bersifat non profit dan terbuka untuk siapa saja, namun tetap diwajibkan menjaga tata
tertib dan mematuhi semua aturan di group.

Untuk bergabung ke group, silahkan anda chat admin kami di WA:


085 640 827 567
Atau scan barcode yang ada di cover buku ini

Salam hangat dan salam budidaya, teriring doa kesehatan, keberkahan dan
keberlimpahan selalu menyertai kita semua

Pak Han
Founder Sanjaya Farm Wonosobo

SANJAYA FARM
Jl. Raden Syahid No.105 Dusun Klurahan Desa Kadipaten Kec. Selomerto Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah 56361
sanjayafarm66@gmail.com WA. 0856 4082 7567

Anda mungkin juga menyukai