Anda di halaman 1dari 12

Cara Mudah Budidaya Belut di Kolam

Terpal untuk Pemula


, BUDIDAYA † 3 Komentar

Budidaya Belut Kolam Terpal – Salah satu prospek bisnis yang tidak ada matinya adalah bisnis
budidaya hewan ternak, karena pangsa pasar yang sangat luas. Akan tetapi bila kamu ingin sukses
di bisnis budidaya, kamu harus fokus untuk menjalankan satu saja dari sekian bisnis budidaya
yang ada.

 Hal ini dikarenakan bila menjalankan semua jenis budidaya hewan, kamu tidak akan bisa optimal
karena fokus kamu akan terpecah. Kamu hanya perlu fokus di satu jenis budidaya, maka kamu
akan menjadi pakar di bidang budidaya yang kamu jalani.
Salah satu budidaya yang cukup menggiurkan secara keuntungan dan pangsa pasarnya luas adalah
budidaya belut dengan kolam terpal. Saat ini belut banyak dikonsumsi karena memiliki beragam
manfaat untuk manusia, seperti proteinnya yang tinggi serta rasanya yang gurih dan lezat.

Selain itu belut bisa bertahan cukup lama asalkan kulit belut dijaga agar tetap lembab. Dengan
berbagai kelebihan belut tersebut tidak heran jika hewan ini menjadi salah satu komoditas utama
bidang perikanan.

 Jika kamu ingin serius membudidaya belut di kolam terpal, kamu perlu memperhatikan beberapa
hal berikut ini, agar budidaya yang kamu jalankan bisa berhasil dan mendapat keuntungan
melimpah.
Contents [hide]
 Lokasi yang Baik untuk Budidaya Belut di Kolam Terpal
 Persiapan Alat dan Tempat Budidaya Belut Kolam Terpal
 Persiapan Bibit Belut Kolam Terpal
 Pemeliharaan Belut Kolam Terpal
 Pemanenan Belut Kolam Terpal

Lokasi Yang Baik Untuk Budidaya Belut Di Kolam Terpal


Budidaya belut agak sedikit lebih sulit, tidak seperti budidaya lele atau ikan lain yang
pemeliharannya tidak membutuhkan perhatian khusus. Berikut beberapa ketentuan lokasi
yang baik untuk budidaya belut:
 Secara umum belut bisa dibudidaya di segala tempat, tidak terpengaruh oleh kondisi iklim dan
kelembaban udara.
 Meski tidak terpengaruh dengan kondisi iklim dan kelembaban udara, tetapi belut sangat
rentan terhadap lingkungan yang tidak kondusif, seperti limbah, sampah beracun dan obat-
obat kimia.
 Temperatur udara yang paling baik untuk budidaya belut berkisar antara 25-31 derajat
celcius.
 Pilih lokasi yang tidak terkena matahari secara penuh, belut hanya membutuhkan sinar
matahari secukupnya saja, terlebih untuk pembibitan belut.
BACA  Cara Mudah Budidaya Belut yang Baik dan Benar
Persiapan Alat Dan Tempat Budidaya Belut Kolam Terpal

persiapan kolam terpal untuk belut


Langkah pertama adalah menyiapkan alat dan tempat untuk budidaya belut. Karena kita
mengulas budidaya belut di kolam terpal, maka yang harus kita persiapkan adalah terpal untuk
membuat kolam. Untuk pembuatannya kamu bisa improvisasi sendiri, bisa menggunakan bambu
atau kayu untuk menopang terpalnya agar tidak roboh ketika diisi air.

Dalam budidaya belut ini kita membutuhkan minimal 4 kolam terpal. Kolam-kolam ini kita
gunakan untuk pemijahan belut, pendederan (benih belut 1-2 cm), kolam untuk belut remaja dan
untuk pemeliharaan belut konsumsi. Perlu diperhatikan juga untuk rutin menyortir belut
berdasarkan ukurannya karena belut mempunyai sifat karvivora, ia akan memakan belut lain yang
ukurannya lebih kecil.

Persiapan Bibit Belut Kolam Terpal

cara memilih bibit belut yang berkualitas


Bibit belut yang unggul dan berkualitas akan mempengaruhi kesuksesan budidaya belut. Salah
dalam memilih bibit akan menyebabkan belut yang kita budidaya kurang optimal dalam
pertumbuhannya. Bibit belut yang unggul dan berkualitas setidaknya memiliki ciri fisik sehat,
gerakannya lincah, kulitnya cerah dan tidak berpenyakit (seperti jamur, bintik merah dan penyakit
lainnya).

Pemeliharaan Belut Kolam Terpal


Belut merupakan hewan yang rentan terhadap perubahan cuaca yang ekstrim. Selama proses
budidaya selalu jaga kondisi lingkungan dan temperatur kolamnya, usahakan selalu menjaga suhu
optimal antara 25-31 derajat celcius.

Pemanenan Belut Kolam Terpal


Cara memanen belut di kolam terpal sangat mudah. Kita bisa langsung menjaring tanpa khawatir
belutnya bersembunyi di lubang, tidak seperti belut di kolam tanah yang sering bersembunyi di
lubang tanah.

Umumnya belut dapat dipanen setelah 3 bulan sejak penebaran bibit. Belut yang sudah dipanen
sebaiknya disortir menurut besar atau panjangnya, karena kisaran harga belut bisa berbeda-beda
tergantung dari kualitas belutnya.

Demikian ulasan budidaya belut dalam kolam terpal, semoga bermanfaat.


Petunjuk Praktis Budidaya Belut bagi Pemula
Belut yang mempunyai nama latin Monopterus albus sudah lama dikenal oleh masyarakat baik indonesia

maupun diluar negeri karena kandungan protein dan gizi yang tinggi. Sebagian orang berangapan dengan

mengkonsumsi belut akan menambah vitalitas tubuh, dan sebagian lagi menjadikannya sebagai obat untuk

beberapa jenis penyakit. Belut di habitat aslinya hidup disawah, rawa atau tempat yang berlumpur, belut

mampu hidup dalam kondisi habitat yang kurang air karena mampu untuk menyerap oksigen langsung dari

kulitnya…

Selama ini belut yang ada dipasaran adalah belut hasil tangkapan alam, namun untuk memenuhi

kebutuhan pasar mulai dikembangkan budidaya belut. Apa yang harus dipersiapkan untuk memulai

budidaya belut ini, sedikit sharing ilmu soal budidaya belut.

Kolam

Gambar kolam terpal.

Kolam pembesaran belut dapat menggunakan kolam permanen ( tembok ) dengan ukuran ideal 500 cm X

500 cm kedalaman 120 cm, kolam dari Drum bekas / tong , kolam jaring namun demikian anda juga bisa

menggunakan kolam terpal dengan ukuran 400 cm X 200 cm dengan kedalaman 100 cm. Menggunakan

kolam terpal memang lebih efisien dan mudah dipindahkan apabila ingin dipindahkan ke tempat lain.

Kondisi air ph ideal bagi belut adalah 5 – 7 dengan suhu air antara 16 – 21 derajat Celcius. Untuk

menghindari suhu kolam naik akibat sinar matahari langsung sebaiknya kolam diberi atap atau di beri

tanaman eceng gondok di atas permukaan air.

Media Pemeliharaan

Media hidup belut dibuat sebaik mungkin mendekati kondisi alam yang sesungguhnya. Setelah anda

menyiapkan kolam tersebut di atas, langkah selanjutnya adalah mengisi kolam dengan media pemeliharaan

dengan urutan dan ukuran sebagai berikut :

1. Jerami setinggi 25 – 40 cm.

2. Pupuk Urea 5 kg dan NPK 5 kg (kolam berukuran 500 cm X 500 cm atau perbandingannya).

3. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.

4. Pupuk Kandang setinggi 5 cm.

5. Pupuk kompos setinggi 5 cm.


6. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.

7. Cincangan Batang Pisang setinggi 10 cm.

8. Lumpur/tanah setinggi 15 cm.

9. Air setinggi 5 cm.

Untuk mempercepat fermentasi media diatas pupuk kandang dan kompos dapat digunakan Fermentor atau

pupuk cair dg kandungan Microba Organik untuk membuat kompos seperti EM 4, Nasa, Superfarm ,atau

NOPKOR yang paling effective, murah dan mudah di dapat ( tuangkan secara merata dg dosis 1 liter untuk

kolam berukuran 500 cm X 500 cm atau perbandingannya ),

Media pemeliharaan ini di diamkan agar terjadi proses permentasi selama kurang lebih 2 sampai 3 minggu,

atau paling lama 1 bulan sehingga siap untuk ditaburi bibit/benih belut yang akan dibudidayakan. Untuk

mengetahui media sdh matang dgn menencapkan bambu / peralon sampai kedasar kolam angkat pelan-

pelan keatas bila gelembung bening dan tdk ada bau maka media sudah matang. Setelah media matang

alirkan air selama 3 – 4 hari untuk menghilangkan racun diamkan selama sehari bibit baru boleh ditebar.

Persiapan benih / bibit belut

Gambar bibit belut.

Pelaksanaan pembesaran dapat dimulai setelah kolam dan media pemeliharaan siap. Langkah berikutnya

adalah memilih bibit belut yang baik agar hasilnya dapat masimal. Bibit belut ini harus dipilih yang

sempurna atau normal dan singkirkan yang tidak normal. Belut yang berkualitas ini akan menghasilkan
hasil yang baik, sehingga akan berkembang dengan baik pula.

Belut berkualitas memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Anggota tubuh utuh dan mulus yaitu tidak ada luka gigitan atau goresan.

2. Gerakan lincah dan agresif.

3. Penampilan sehat yang dicirikan tubuh yang keras dan tidak lemas manakala dipegang.

4. Tubuh dan kepala seimbang / kecil dan berwarna kuning kecoklatan.

5. Umur antara 2-4 bulan. Tidak dianjurkan benih berwarna hitam dgn bagian perut berwarna kemerahan

benih seprti ini akan tumbuh kerdil, hindari membeli benih dgn cara setrum, benih yg baik adalah hasil

tangkapan dgn wuwu / bubu.

Pakan dan kebiasaan makan belut

Belut merupakan hewan karnifora alias pemangsa binatang lain, secara alami memakan binatang kecil

yang masih hidup seperti siput, cacing, anak ikan, bekicot dll. Pakan mulai diberikan setelah benih masuk

ke kolam perbesaran setelah 3 hari atau hari ke 4 jadi tidak di benarkan memberikan pakan buatan / palet

setiap hari harus berseling 2 atau 3 hari sekali ini di maksud untuk mendapatkan hasil produktivitas secara

maximum. Jumpah pakan yang diberikn harus sesuai dengan pertumbuhan belut itu sendiri. Sebagai

gambaran bulan pertama pemeliharaan diperlukan 5 % dr jumplah / berat benih yang di tebar ( misalkan

40 kg benih diperlukan 2 kg pakan).umur 1~2 bulan sebanyak 6,5 %, bulan ke 2~3 sebanyak 8 % dan 3~4

bulan sebanyak 10 %.
Hama dan Penyakit

1) Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.

2) Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang,

ular, katak,burung, serangga, musang air dan ikan gabus.

3) Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing.

Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.

Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti

virus, bakteri,jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.

Panen

Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :

1) Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.

2) Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai

denganpermintaan pasar/konsumen 10 ~15 ekor / kg).

Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain :

bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga

belut tinggal diambil saja.

Semoga dapat menjadi tuntunan bagi para pemula dan beguna bagi kita semua
Ikatlah amalmu dengan ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat

Ditulis ulang dr berbagai sumber

oleh: Agus mst ( agusmst@gmail.com)

Pengurus Koperasi Agrobisnis Sukajaya dan pemerhati budidaya belut di Kendal-Jateng

Sumber : http://mutiarasani.blogspot.com
Pelatihan Budidaya Belut Tanpa Lumpur I
Meneruskan topik pelatihan budidaya belut, saya akan coba ceritakan  runtutan acara dan hasil pelatihan

budidaya belut yang diadakan oleh BKM  Pandawa Winong kec. winong kabupaten Pati, dengan nara

sumber Bapak  Ahmad Sarkan SE, M.ag.

Acara ini termasuk sepektakuler, karena jumlah peserta yang sangat banyak  ada lebih dari 300 orang

peserta. Pelatihan yang berlokasi di ruang  pertemuan balai desa winong ini penuh sesak, sebagian besar

peserta  berasal dari kec Winong terutama warga desa winong sendiri, dan beberapa

peserta dari luar kota. Acara ini dihadiri oleh Bapak camat Winong mewakili ibu wakil Bupati yang sedianya

akan membuka pelatihan ini, pejabat dari dinas perikanan dan para pamong praja. acara baru dimulai

pukul 10.00 mundur satu jam dari jadwal yang direncanakan,karena masih menunggu beberapa peserta

yang dari luar kota, termasuk rombongan saya beserta teman-teman beluter dari Kendal. walaupun waktu

untuk menyiapkan acara tersebut sangat terbatas, hanya 3 minggu (penuturan dari bapak ketua panitia)

namun karena kepanitian tersusun dengan rapi, kerja sama dan kerja keras menghasilkan lingkungan

pelatihan yang rapi dan teratur.

Acara dimulai dengan sambutan-sambutan dari bapak ketua panitia, bapak wakil dari dinas perikanan dan

sambutan dari bapak camat. Harapan yang disampaikan dari bapak camat sebagai wakil dari ibu wakil

bupati mengharapkan kepada perserta untuk benar-benar memperhatikan materi yang akan disampaikan

oleh bapak nara sumber, yang nantinya akan sangat bermanfaat setelah menekuni budidaya belut

nantinya. Harapan berikutnya beliau mengharapkan Pati sebagai sentra budidaya Belut, yang nantinya

dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pati. Beliau juga memberikan angin segar bagi para

kelompok tani yang kekurangan modal agar jangan kwatir, pemerintah akan memberikan kucuran dana

jika memang kelompok tani tersebut mempunyai prospek kedepan yang bagus.

Setelah acara seremonial dan lomba pidato dilanjutkan dengan paparan budidaya belut oleh narasumber

bapak Ahmad Sarkan. Paparan dimulai dengan sejarah perbelutan nasional, ada empat orang narasumber

yang sampai sekarang dijadikan acuan bagi para beluter. Dimulai dari Bapak Roy, Bapak Son son, Bapak

Ardiyant dan yang baru naik daun Bapak Sarkan. Kemudian dilanjutkan dengan paparan prospek budidaya

belut ini, masalah bibit dan hasil panen akan ditangani oleh Bapak Sarkan, diharapkan petani yang sudah

membudidayakan tidak akan kebigungan untuk mendapatkan bibit dan kemana akan memasarkan hasil

panen. Beliau mampu untuk menyediakan bibit dalam jumlah besar, karena sudah banyak daerah-daerah

yang mengambil bibit dari Bapak Sarkan. Untuk pengambilan bibit akan diberikan garansi kematian, dan

bibit yang dihasilkan merupakan bibit hasil pemijahan, demikian garansi yang diberikan oleh bapak Sarkan

kepada para peserta pelatihan.

Membahas masalah teknik budidaya diawali dengan menguraikan jenis-jenis belut yang bisa

dibudidayakan, dilanjutkan dengan hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya belut.

Beberapa hal Yang perlu diperhatikan :

Pakan Awal

Pakan Lanjutan

Kolam

Media

Air

Tanaman Air

Pakan ditekankan sekali, karena budidaya belut tanpa pemberian pakan yang bagus belut tidak akan

berkembang baik. Sebelum memulai budidaya belut pakan berupa cacing perlu kita siapkan dulu minimal
14 hari sebelum tebar , karena jenis cacing tersebut akan berkembang setelah 14 hari. Tidak ada

pemberitahuan jenis cacing yang disediakan oleh Bapak Sarkan. Pemberian pakan minimal 5 % pada bulan

pertama 10% pada bulan kedua, 15 % pada bulan ke tiga, untuk bulan ke empat perlu ditambahkan

makanan lain selain cacing, karena kebutuhan pakan semakin besar. Makanan tambahan ini dapat berupa

belatung, yuyu, keong dan banyak macamnya.

Menginjak kemasalah Kolam, dijelaskan ada empat tipe kolam:

Kolam Sawah

Kolam Pemanen/Tembok

Kolam Jaring

Kolam Terpal

Dari beberapa tipe kolam tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri, yang umum dipakai

adalah kolam permanen dan kolam terpal. Kelebihan dari kolam permanen adalah memudahkan dalam

merawat belut, tahan lama yang menjadi kendala adalah biaya pembuatan yang butuh dana cukup besar.

sebagi alternatif dapat digunakan

Kolam Terpal, yang mempunyai kelebihan harga pembuatan yang cukup murah.

Media hidup belut sangat memegang peranan dalam budidaya belut ini karena sebgai rumah dari belut,

yang namanya rumah haruslah nyaman untuk tempat tinggal, sehingga kita harus membuat media ini

cocok dengan belut. Media dibuat semaksimal mungkin mendekati media asli dialam. Ada empat jenis

media yang direkomendasikan Oleh Bapak Sarkan :

Murni 100% Tanah (sebaiknya tanah sawah)

Campuran 80% tanah, 10% gedebog pisang busuk dan 10% jerami

Campuran 80% tanah dan 20% Gedebog pisang busuk

Murni 100% gedebog busuk

Dari keempat media tersebut semuanya telah dicoba oleh bapak Sarkan dan sudah cocok untuk budidaya

belut, semua dikondisikan sesuai dengan keadaan lingkungan masing-masing.

Air tidak boleh lepas dari pantaun, Air yang bersih sanagt dibutuhkan dalam budidaya belut ini, karena

banyak sisa hasil metabolisme, atau kotoran belut yang harus dikeluarkan. Kondisi air mengalir sangat di

rekomendasikan, minimal 2 hari sekali ada sirkulai air.

Yang disebut sebagai Budidaya belut tanpa media Lumpur adalah point ke empat, media 100% gedebog

pisang yang busuk, namun amat disayangkan ulasan tentang media tanpa lumpur ini sangat terbatas.

Ulasan tentang cara panen masih belum lengkap, bagaimana cara penanganan hasil panen, cara

mengangkat belut dari lumpur, pengangkutan. Yang masih belum dibahas adalah masalah penyakit.

Setelah paparan disampaikan oleh bapak Sarkan dilanjutkan dengan sesion tanya jawab.

Saya akan coba tuliskan apa saja yang banyak ditanyakan oleh peserta dan kebetulan ada sedikit gambar

yang bisa memberikan gambaran pada kita.

Sumber : http://mutiarasani.blogspot.com
Pelatihan Budidaya Belut Tanpa Lumpur II
Berikut Gambar hasil tangkapan dalam Pelatihan Budidaya Belut Tanpa Lumpur dengan nara sumber Bapak

Ahmad Sarkan. Untuk gambar lebih jelasnya akan saya coba upload di forum BelutJawa.

Kolam Dan Media

Bapak Sarkan mencoba menerangkan proses pembuatan kolam dan penyiapan media, walaupun di bawah

terik matahari tapi para peserta antusias untuk mendengarkan.

Bibit Belut yang disiap untuk didistribusikan ke petani.

Kolam Budidaya dari terpal, kolam tersebut milik bapak Kokok. Kolam terbuat dari terpal, media 100%

Gedebog pisang busuk. Kedalaman media 25 cm.


Agar ketersediaan pakan buat belut terjamin, maka dibuat peternakan cacing.

Close up dari cacing yang belum masuk kemedia, karena cacing ini baru saja didatangkan.

Diskusi di kolam bersama panitia dan peserta.

Sumber : http://mutiarasani.blogspot.com

Advertisements
Pelatihan Budidaya Belut Tanpa Lumpur III
Melajutkan topik pelatihan belut yang diadakan di pati, setelah sesion paparan yang disampaikan oleh

bapak Sarkan dilanjutkan dengan sesion tanya jawab. Dalam kesempatan ini peserta bisa menyampaikan

langsung pertanyaan seputar budidaya belut, dalam sesion ini pertanyaan dari peserta akan langsung

dijawab oleh Bapak Sarkan. Tapi mohon maaf mungkin tidak semua pertanyaan dari peserta dapat saya

tangkap, maklum sambil ngelamun soalnya. Berikut beberapa pertanyaan dan jawaban yang masuk dalam

pantauan saya:

Q : Jenis Kolam yang tepat untuk budidaya Belut

A : kolam terpal lebih murah namun tidak awet dibanding kolam permanen, namun membutuhkan banyak

biaya

Q : Bagaimana cara menghilangkan bau semen pada kolam permanen

A : biasanya di gosok-gosok dengan gedebog pisang dan direndam dengan air gedebog yang coklat itu.

(pengalaman saya pernah mencoba dengan menggunakan larutan PK, jadi kolam dipenuhi air kemudian

dimasukkan larutan PK secukupnya, sampai berwarna ungu tua)

Q : Jenis media apa yang paling bagus

A : media yang pernah dicoba oleh bapak Sarkan adalah media dengan lumpur dan media tanpa lumpur,

atau gedebog pisang busuk, semuanya bagus

media diusakan ada yang kering, artinya tidak semua tergenang sama air, dengan tujuan jika nantinya pas

memberikan pakan cacing jika ada cacing yang tidak termakan bisa hidup di tempat yang kering tadi.

Q : Kreteria gedebog pisang yang dibuat media

A : Gedebog pisang busuk tersebut bukan dibusukkan di dalam kolam, namun dibusukkan diluar kolam.

Gedebog yang bagus adalah gedebog yang berasal dari batang pisang yang sudah tua, setelah panen

batang pisang dipotong kira-kira 30-50 cm, kemudian disimpan sampai busuk, kemudian baru bisa

digunakan untuk media. setelah masuk ke kolam tambahkan air, namun media tidak bisa langsung

dimasukki bibit. Ganti air 3-4 kali sampai tidak ada bau dan air lebih jernih. Hal ini difungsikan untuk

mengurangi getah dalam batang.

Q : Karena daerah pati terutama winong kurang air dalam musim kemarau, bagaimana cara mengatasinya

A : Air harus ada, tidak bisa di toleransi, cara agar kebutuhan belut akan air terpenuhi maka minimal 2 hari

sekali air diganti, atau dialirkan.

(saya ada ide bagaimana kalau air tersebut disirkulasi seperti di aquarium, jadi nantinya setelah sirkulasi

terbentuk dengan baik kita tidak usah menambahkan air banyak-banyak, hanya menambahkan sedikit air

yang menguap)

Q : Apakah bibit yang dari Bapak Sarkan ada garansinya

A : pembelian bibit dari bapak sarkan diberikan garansi selama 1 bulan jika ada kematian akan diganti,

untuk daerah pati dan sekitarnya pembelian bibit dikoordinasi oleh BKM Pandawa. Minimal penggantian

jika membeli bibit 25 kg.

Q : Pertanyaan dari rekan beluter Kendal yang mempunyai kendala banyak bibit belutnya yang mati setelah

1 bulan.

A : dimungkinkan karena media yang belum matang dan kondisi air


Q : masih dari rekan dari kendal,kematian belut ini ditandai dengan bercak-bercak putih pada tubuh belut

A : bapak Sarkan belum memberikan jawaban yang cukup memmuaskan penanya, karena kebetulan beliau

belum pernah mengalami penyakit tersebut. di perkirakan karena tergores oleh media yang belum matang.

Q : Kenapa kalau ada hujan dimalam hari banyak belut mati di pagi harinya, tapi kalau hujan tersebut siang

hari tidak ada masalah dengan belut.

A : Bapak Sarkan memberikan jawaban, biasanya belut malah lebih suka dengan air hujan.

(menurut saya, jenis hujan sekarang khan banyak kandungan kimianya atau lebih asam karena banyak

pencemaran dimana-mana, apalagi pada daerah tertentu yang banyak pabrik, artinya air hujannya sudah

tidak sehat lagi)

Q : Jenis pakan apakah yang cocok selain Cacing? apakah ikan rucah bisa?

A : karena belut tidak suka dengan asin, maka untuk jenis ikan rucah yang berasal dari laut kurang cocok

bagi belut.

Demikian sedikit tangkapan dari sesion tanya jawab yang sempat saya ingat-ingat, semoga bisa

memberikan informasi tambahan bagi para Beluter.

Sumber : http://mutiarasani.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai