Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN

Identitas Perusahaan Nama Usaha : Unagi Park Alamat : Kampung Cikiruh Rt 03 Rw 05, Desa Neglasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Kegiatan Usaha : Budidaya Belut Swah di Air Bersih Identitas Pemilik Nama Pemilik Alamat

: Siti Nursolihat : Kampung Cikiruh Rt 03 Rw 05, Desa Neglasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor

Visi Usaha Menjadi satu-satunya perusahaan yang bergerak dibidang budidaya belut sawah yang amanah, sinergi dan profitable dengan mengunggulkan sistem franchise Syariah Misi Usaha a. Menjadi salah satu perusahaan yang menyuplai kebutuhan belut (unagi) di daerah Jawa Barat pada khususnya dan pulau Jawa pada umumnya. b. Membudidayakan belut sawah yang berkualitas tinggi dan terjangkau harganya oleh masyarakat. c. Menjadi lahan dakwah untuk memajukan ekonomi syariah. Gambaran Umum Usaha Kami adalah perusahaan yang bergerak dalam budidaya belut sawah (Monopterus albus). Kami memiliki sumberdaya-sumberdaya manusia yang handal dan memiliki kapabilitas di dalamnya. Produk yang kami hasilkan dari budiddaya berupa benih belut dan belut konsumsi. Dalam budidaya belut membutuhkan waktu persiapan yang lama hingga bibit yang dihasilkan memenuhi qualitas dan quantitas standar untuk pembesaran sehingga ada masa kosong yang tidak produktif. Masa itu memiliki periode selama kurang lebih 6 bulan. Untuk mengisi masa tidak produktif tersebut menjadi masa yang produktif maka kami memanfaatkan kolam-kolam yang kosong tersebut dengan pembesaran bibit belut yang kami beli yaitu berupa benih belut berukuran 3-5 cm. Benih belut tersebut nantinya akan kami budidayakan hingga pada akhirnya bisa mengahasilkan belut dalam jumlah yang lebih banyak. Media budidaya belut yang kami gunakan adalah media air bersih. Selain membutuhkan biaya yang relatif lebih murah, penggunaan media air bersih juga memiliki keunggulan lainnya, yaitu: belut mudah dikontrol, penebaran benih belut lebih banyak, meminimalkan angka kanibalisme, serta lebih efektif dan efisien. Dalam budidaya belut, kami akan memberikan pakan berupa cacing lor, cacing merah, cacing lumbricus, ikan cere. Untuk menunjang proses produksi belut, nantinya kami akan membangun budidaya cacing sebagai sumber pakan bagi budidaya belut. Selain mempermudah dalam proses pemberian pakan pada belut, dengan adanya budidaya cacing tersebut kamipun akan lebih menghemat biaya. II. RANGKUMAN EKSEKUTIF

Sejarah singkat Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor. Sentra Perikanan Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan. Jenis Belut Terdapat tiga jenis belut yang dikenal selama ini, yaitu: Belut Sawah (Monopterus albus), Belut Rawa (Synbrancus bengalensis) dan Belut laut (Macrotema caligans). Belut sawah memiliki ukuran panjang tubuh 20 kali dari lebar badannya, serta memiliki tiga lengkung insang.Sedangkan belut rawa memiliki ukuran panjang tubuh 30 kali dari lebar badannya, serta memiliki 4 lengkung insang. Sedangkan belut laut memiliki mata yang sangat kecil dan 4 lengkung insang. Belut sawah memiliki ukurang panjang rata-rata antara 25-40 cm dengan diameter sekitar 1,5 cm. Manfaat Belut Manfaat dari budidaya belut adalah: 1. Sebagai penyediaan sumber protein hewani. 2. Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari. 3. Sebagai obat penambah darah. Spesies belut mempunyai nilai pemakan yang tinggi. Khasiatnya dikatakan setanding dengan ikan tengiri dan selar, mengandungi 14 g protein dan 27 g lemak. Belut juga kaya dengan lemak, kalsium, vitamin B, Vitamin C dan zat besi. Tidak heranlah banyak yang percaya belut boleh membantu mengobati penyakit seperti sakit pinggang, lelah, darah tinggi, lemah tenaga batin dan penyembuhan luka pembedahan. Spesies ikan ini jika dikonsumsi secara rutin miniman 100 gram/hari dikatakan boleh menguatkan daya tahan tubuh, menormalkan tekanan darah, menghaluskan kulit, mencegah penyakit mata, menguatkan daya ingatan dan membantu mencegah hepatitis. Tabel 1. Perbandingan Kandungan gizi belut, telur, daging sapi per 100 kg Zat Gizi Belut Telur Daging Sapi Kalori 303 162 207 Protein 14,0 g 12,8 g 18,8 g Lemak 27,0 g 11,5 g 14,0 g Karbohidrat 0,0 g 0,7 g 0,0 g Fosfor 200 mg 180 mg 170 mg Kalsium 20 mg 54 mg 11 mg Zat Besi 2,0 mg 2,7 mg 2,8 mg Vitamin A 1600 SI 900 SI 30 SI

Vitamin B1 Vitamin C Air

0,1 mg 2,0 mg 58,0 mg

0,1 mg 0,0 mg 74, 0 mg

0,08 mg 0,0 mg 66,0 mg

Teknis Budidaya Dalam budidaya belut yang kami kembangkan, dilakukan beberapa teknis berikut: 1. Penyiapan Sarana dan Peralatan a. Kolam Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri. Adapun jenis kolam budidaya belut yang kami bangun adalah sebagai berikut: Jenis Kolam Kolam pendederan Kolam belut remaja Kolam belut konsumsi tahap 1 Kolam belut konsumsi tahap 2 Kolam pemijahan Ukuran belut 1-2 cm 3-5 cm 5-8 cm s.d. 15-20 cm 15-20cm s.d. 30-40 cm 30-40 cm Kapasitas kolam/ m2 500 ekor 250 ekor 100 ekor 50 ekor 6 ekor

b. Air Dalam budidaya belut yang kami kami kembangkan, digunakan media air yang berasal dari sumur (bukan sumur bor). Air yang kami gunakan bersih, jernih, bersuhu 25-28 derajat C, tidak tercemar oleh zat-zat kimia (kaporit) seperti yang terkandung di dalam air PDAM/PAM dan juga mengandung banyak oksigen. Selain penggunaan air yang sesuai, kami juga mengganti air kolam selama 3 hari sekali. Hal ini dilakukan agar terjadi sirkulasi dan pembuangan air kotor sehingga kolam tetap bersih (tidak keruh dan tidak kotor). 2. Penyiapan Bibit Pemilihan bibit belut yang berkualitas merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan budi daya belut. Dalam penyiapan belut di perusahaan kami, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan: a. Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan. Bibit diperoleh dari bak/kolam pembibitan, pada awal usaha bibit tersebut kami peroleh dari sentra penjualan bibit belut. b. Pemilihan bibit diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Belut yang kami pijahkan adalah belut betina berukuran 30 cm dan belut jantan berukuran 40 cm. c. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2. Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5 2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama 1 (satu) bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.

3.Penyiapan Pakan Pakan termasuk salah satu faktor yang sangat penting untuk perkembangan serta pertumbuhan belut. Belut harus diberikan pakan secukupnya jangan sampai kekurangan atau jangan berlebihan. Jika dalam pemberian pakan pada belut terlalu banyak bisa mengakibatkan air cepat kotor(karena sisa makanan) dan bisa mengakibatkan effek negatif pada belut, sehingga belut mudah sakit dan lama kelamaan bisa mengakibatkan kematian. Jika pemberian pakan pada belut kurang, maka bisa menimbulkan sifat kanibalisme pada belut. Jenis-jenis pakan belut yang kami berikan antara lain: cacing lor, cacing merah, dan cacing lumbricus. Pakan diberikan selama 3 kali sehari dengan (pagi, siang dan malam) sebanyak 5 % dari jumlah belut yang diberi pakan. 4. Hama dan Penyakit Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut. Di dalam budidaya belut yang kami kembangkan, hama yang sering menyerang adalah katak dan kuicng. Untuk menanggulangi hama tersebut, kami membangun pagar di sekitar kolam dan melakukan pemeliharaan secara intensif Penyakit yang umum menyerang belut adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil. Untuk menanggulangi penyakit tersebut kami melakukan pengontrolan pada air yang menjadi media budidaya belut dan memberikan vitamin unutk meningkatkna daya tahan tubuh belut yang kami budidayakan. 5. Panen Pada perusahaan kami, hasil panen budidaya belut berupa: a. Benih/ bibit belut yang dijual untuk diternak/dibudidayakan kembali. b. Belut konsumsi (besarnya/ panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen). Cara Penangkapan belut yang kami lakukan sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja. 6. Pasca Panen Penanganan pasca panen yang kami lakukan adalah dengan membangun jaringan pemasaran yang luas, mulai dari pasar tradisional, pasar modern, home industry dan restoranrestoran. Hal ini kami lakukan sendiri agar belut yang kami budidayakan dapat diterima oleh konsumen dalam kualitas yang baik sehingga terbangun jaringan yang baik pula anatara kami dengan konsumen.

III. ANALISIS PRODUKSI, PERSAINGAN DAN PEMASARAN

Perspektif masa depan Budidaya belut memiliki prospek masa depan yang bagus. Pada awalnya, belut sawah dikenal sebagai hama pada tanaman padi di sawah. Namun seiring berjalnnya waktu, hingga saat ini belut telah menjadi primadona / andalan ekspor yang tak kalah unggul dibandingkan dengan jenis ikan lainnya. Disamping rasanya yang lezat ternyata belut banyak mengandung protein dan

bahkan di negara - negara seperti Jepang, Korea Selatan, Hongkong dan Taiwan, dimana belut diyakini sebagai sumber makanan berprotein tinggi yang dapat membangkitkan stamina tubuh. Disamping negara - negara tersebut, ternyata sekarang permintaan belut dari Indonesia juga mulai diminati di negara Amerika serikat, Australia dan Singapura, Selandia baru, Perancis, Italia, Spanyol, Belanda, Inggris, Denmark , dimana belut di konsumsi sebagai menu tambahan dalam setiap hidangan. Bagi masyarakat yang ada di negara - negara tersebut , belut merupakan masakan papan atas yang hanya bisa dijumpai di restoran mewah dan hotel berbintang. Jadi disini sudah jelas pangsa pasar kosumen belut yang masih terbuka sangat luas , kemungkinan juga akan semakin meningkat jumlah negara yang ingin mengimpor belut dari Indonesia. Biasanya, belut yang dipesan oleh negara - negara tersebut adalah belut segar (fresh eels ), belut beku ( frozen eels ) dan belut asap ( smoked eels ). Permintaan belut segar dan hidup pada tahun ini di sejunlah negara - negara Asia sebanyak 60 ton per hari, akan tetapi pada saat ini hanya dapat terpenuhi sebanyak 5 ton saja per harinya dari 3 eksportir belut yang ada di Indonesia. Sedangkan untuk negara - negara di kawasan benua Eropa , permintaan belut asap ( smoked eels ) sebanyak 2 - 4 ton per hari. Ini semua belum termasuk permintaan belut untuk konsumen lokal yang ada di kota besar seperti Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Solo dan Malang. Tabel 2. Permintaan Belut di Beberapa Kota Besar di Jawa Kota Jumlah Penduduk Jabodetabek Surabaya Semarang Yogyakarta Tabel 3. Permintaan Belut di Luar Negeri Negara Jepang Hongkon Cina Malaysia Taiwan Korea Singapura 15 juta orang 5 juta orang 4 juta orang 3 juta orang
Sumber : M. Fajar Junariyata, PKBM Baitul Ilmi

Kebutuhan (ton per hari) 7.5 2.5 2 1.5

Kebutuhan (ton per minggu) 1.000 350 300 80 20 10 5

Drs Ruslan Roy, MM, Ir R. M. Son Son Sundoro, www.eelstheband.com,

Saat ini pemasaran belut hasil peternakan banyak di pasarkan di pasar pasar tradisional hingga supermaket. Harga belut sangat bagus baik untuk pasar lokal maupun ekspor. Harga belut konsumsi saat ini untuk pasar ekspor berkisar antara Rp 40.00 Rp 60.000 per kg. sementara untuk pasar lokal berkisar Rp 24.000 Rp 30.000 per kg. Analisis persaingan Saat ini belut belum terlalu banyak persaingan di pasar , meskipun banyAk petani di daerah Bogor yang telah melakukan budidaya belut tetapi kesempatan dan peluang bisnis masih sangat

terbuka lebar karena produksi belum sampai dengan saat ini masih belum mampu memenuhi permintaan pasar yang ada. Segmentasi pasar yang akan dimasuki Segmentasi pasar yang ingin kami tuju adalah pedagang belut di pasar tradisional dan pasar modern, home industry dan aneka restoran yang menyediakan menu makanan berasal dari belut. Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam bisnis ini adalah agar seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dapat mengkonsumsi daging belut yang bergizi tinggi sehingga kesehatan masyarakat Indonesia semakin meningkat. Pemasaran Unagi Park akan melakukan pemasaran dengan memasang iklan pada majalah agribisnis, memasang iklan di situs jejaring sosial internet seperti Indonetwork, Facebook, twitter dll, dan nantinya akan membuat website agar nama Unagi Park dapat semakin dikenal oleh konsumen dan masyarakat. Produk yang akan dihasilkan Produk yang dhasilkan oleh Unagi Park dan siap untuk dipasarkan berupa: Benih/ bibit belut yang siap dijual untuk diternak/dibudidayakan Belut konsumsi (besarnya/ panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen) Kedepannya akan dilakukan usaha belut terpadu, yaitu dengan membangun budidaya cacing sebagai sumber pakan belut, pengolahan keripik belut, abon belut dan restoran yang menyediakan menu olahan belut.

IV.

ORGANISASI

1. Manajemen & Organisasi a. Direktur (Siti Nursolihat) Deskripsi pekerjaan: sebagai pengawas dan penanggung jawab atas semua kegiatan yang dilakukan oleh para pegawai. Memiliki kewenangan sebagai seorang eksekutif untuk mengambil keputusan yang dianggap terbaik bagi perusahaan. b. Administrasi dan Keuangan (Santi Sagita) Deskripsi pekerjaan: bertugas menjaga pembukuan dan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran untuk semua bagian kegiatan yang dilakukan dalam budidaya belut. c. Staff Pembelian (Yulianah) Deskripsi pekerjaan: bertanggung jawab atas segala macam bentuk pembelian mengenai kebutuhan untuk budidaya belut kepada pihak-pihak terkait. d. Staff Pemasaran (Nur Hikmah) Deskripsi pekerjaan: bertugas membangun jaringan pasar, memasarkan belut dan bertanggung jawab untuk mengirim belut yang sudah siap untuk dikirim kepada para konsumen. e. Staff Teknis (Nia Daniati) Deskripsi pekerjaan: bertugas memelihara kolam belut, memberi makan belut, memindahkan belut pada kolam yang sesuai, panen belut.

2. Struktur Organisasi

V.

ANALISIS SWOT

Kelebihan (strenght) 1. Masih tingginya permintaan pasar terhadap belut terlihat dari mahalnya harga belut di pasar. 2. Banyaknya restoran dan home industri yang menjual aneka olahan belut 3. Tingginya kebutuhan belut di dalam dan luar negeri Kekurangan (weakness) 1. Jauhnya jarak antara pasar dengan tambak menambah biaya transportasi. 2. Angka penyusutan penjualan yang dikarenakan jauhnya jarak ke pasar sehingga banyaknya belut yang mati membuat pengurangan nilai produksi. 3. Sulitnya pemenuhan pakan bagi belut (cacing) karena banyak lahan/ tanah yang sudah tidak subur atau dijadikan bangunan. Ruang kesempatan yang tersedia (opportunity) 1. Banyaknya penjual belut di pasar menjadi nilai tambah karena berarti belut masih mudah dalam pemasaran. 2. Belum banyaknya pengembangan hasil produk makanan/olahan berbahan dasar belut menjadi wilayah olah sendiri. Ancaman dan penanggulangannya (threat) Banjir menjadi ancaman besar terhadap segala jenis tambak tidak terkecuali belut. Untuk itu kami mencari lahan yang aman dari banjir. 2. Hama seperti katak dan kucing menjadi penting untuk di khawatirkan karena dapat menurunkan jumlah produksi. Untuk itu kami menanggulanginya dengan membuat pagar hingga mengadakan jebakan guna mengurangi jumlah kerugian yang dihasilkan karena kemungkinan terserang oleh hama ini. 3. Penyakit juga biasa meyerang perikanan. Untuk itu kami menganalisis kualitas air dari kemungkinan tumbuhnya penyakit dikarenakan adanya bibit-bibit penyakit, juga persiapan lahan yang matang menjadi salah satu faktor penekanan terhadap penyerangan penyakit ini. Kami juga 1.

mengadakan pemeriksaan rutin terhadap belut dikarenakan kemungkinan terserang wabah juga besar sehingga penting untuk segera ditanggulangi Analisis pengembangan Dikarenakan masih sangat tingginya permintaan pasar terhadap belut sehingga untuk pengembangan lahan dalam jumlah besarpun masih dirasa memungkinkan jika hanya mengincar pasar yang sudah ada. Seperti misalanya diciptakannya frencise peternakan belut yang nantinya kita hanya bermodalkan bibit yang kita produksi sendiri sehingga kita dapat menjual hasil bibit, peralatan dan pangan terhadap orang yang mengikuti frencise kita. 2. Menciptakan pasar sendiri juga dinilai penting guna melewati batas equlibrium penjualan dengan cara mengolah hasil pembudidayaan jadi produk olahan yang dapat dikonsumsi secara instan. 3. Menciptakan suatu usah terpadu guna menunjang budidaya belut. Yaitu dengan menciptkan budidaya cacing sebagai sumber pakan belut, menciptakan home indusrti yang mengolah belut menjadi keripik dan abon serta membangun restoran yang menjual berbagai olahana menu belut. VI. ANALISIS KEUANGAN

1.

Pembiayaan Terdapat dua jenis biaya yang dikeluarkan dalam budidaya belut di perusahaan kami, yaitu biaya awal dan biaya operasional. Perincian dari masing-masing biaya tersebut dapat dilihat dalam uraian berikut. Biaya Awal Biaya awal adalah biaya yang hanya dikeluarkan satu kali, perinciannya adalah sebagai berikut: Uraian Qty Satuan Harga @ Total Kolam (terpal dan bambu) 20 kolam Rp 300.000 Rp 6.000.000 Selang Air 200 meter Rp 5.000 Rp 1.000.000 Bambu untuk pagar 100 batang Rp 5.000 Rp 500.000 Peralatan (bubu, jarring, saringan, dll) 1 set Rp 200.000 Rp 200.000 Jumlah Rp 7.7000.000 Biaya Operasional Biaya operasional dalam budidaya belut kami terbagi menjadi biaya operasional awal dan biaya operasional berjalan. Biaya tersebut kami bagi karena dalam masa pembesaran dibutuhkan biaya operasional awal sementara pada masa peternakan hanya dibutuhkan biaya operasional berjalan saja. Seh Uraian Qty Satuan Harga @ Total ing Biaya operasional Awal ga Pembelian bibit belut 20.000 ekor Rp 150 Rp 3.000.000 mo Biaya operasional berjalan dal Upah pekerja teknis 2 orang 6 bulan Rp 300.000 Rp 3.600.000 yan Pakan 1.200 kg Rp 10.000 Rp 12.000.000 g Vitamin dll 1 Paket Rp 500.000 Rp 500.000 dib Jumlah Rp 19.100.000 utu kan meliputi:

BiayaAwal + Biaya Operasional = Rp7.700.000 + Rp19.100.000 =

Modal Rp 26.800.000

Keuntungan Dari investasi awal tersebut maka dapat dihitung cash flow (dengan asumsi bahwa minimalbelut panen 2 kali dalam setahun dan jumlah tingkat kehidupan hanya 70% yang nantinya dapat kami tekan hingga dibawah 80% karena kami memiliki sumberdaya yang mendukung) Bibit Tingkat Jumlah belut Jumlah Harga/ Total kehidupan hidup 5 belut/ kg Kg 20.000 ekor 70% 14.000 ekor 2.800 kg Rp 25.000 Rp 70.000.000 Maka Keuntungan bersih yang didapat pada panen pertama adalah = Penjualan modal awal = Rp 70.000.000 Rp 26.800.000 = Rp 43.200.000 Jadi terlihat pada panen pertama saja kita sudah dapat balik modal dan bahkan sudah memiliki keuntungan sebesar Rp 43.400.000 setara dengan Rp 7.200.000 per bulan. Pada panen kedua keuntungan bersih yang didapat persekali panen adalah = Keuntungan Biaya operasional total = Rp 70.000.000 Rp 19.100.000 = Rp 50.100.000 Sehingga keuntungan bersih sebelum zakat pertahun adalah akumulasi keuntungan bersih pada: = Panen Pertama + Panen Kedua = Rp 43.200.000 + Rp 50.100.000 = Rp 94.100.000 Karena kami menggunakan syariah sebagai perhitungan ekonominya sehingga wajib dikenakan zakat pertanian sebesar 10% (dalam bentuk hasil panen) sehingga perhitungan keuntungan bersih setelah zakat menjadi sebagai berikut = Keuntungan zakat pertanian (10%) = Rp 94.100.000 - Rp 9.410.000 = Rp 84.690.000 Keuntungan ini merupakan perhitungan minimal karena kita menghitung tingkat Mortalitas (kematian) sebesar 30 %, pada kenyataannya mortalitas dapat diminimalisir sampai 8 %. Permodalan Sumber-sumber permodalan seluruhnya berasal dari investor yaitu sebesar Rp 26.800.000. Pembagian hasil antara pengelola dengan investor adalah sebesar 60 : 40. Perbandingan ini lebih besar dari perbandingan yang dikeluarkan oleh BI untuk system syariah yaitu sebesar 65 : 35 sehingga lebih menguntungan investor dibandingan dengan investasi syariah konvesional Jika investor hanya sebagian maka perhitungan profit sharingnya adalah :

Contoh:

Rp 1.000000 1.264.028,7 Rp 26.800.000 40+60

x 84.690.000 x

40

Rp

Jadi, Investor mendapatkan keuntungan setiap Rp 1,000,000.00 sebesar Rp 1.264.028,7 setiap tahunnya sehingga dana yang dikembalikan kepada investor jika investor tidak mau memperpanjang kontraknya sebesar Rp2.264.000 (dengan pembulatan sebesarRp 28,7) yang akan diakumulasikan dengan yang lain dan hasilnya akan disumbangkan keorang yang membutuhkan). Keuntungan yang diberikan kepada investor sudah dipotong zakat pertanian sebesar 10% dan investor masih harus membayarkan zakat harta kepada orang-orang yang membutuhkan sebesar 2.5% yang akan dibayarkan investor masing-masing. VII. KESIMPULAN

Dilihat dari segala alasan yang telah dikemukakan dan prospek bisnis budidaya belut di air bersih, dapat disimpulkan bahwa pengembangan bisnis budidaya belut akan memberikan keuntungan yang cukup besar dan mampu memberikan manfaat yang cukup besar bagi masyarakat khususnya dalam upaya peningkatan gizi dan pengembangan perekonomian masyarakat. Selain tingkat keuntungan yang memuaskan, proses budidayapun tidak terlalu sulit, dengan media air bersih budidaya belut dapat lebih mudah dikontrol dan dapat menghasilkan produksi yang lebih banyak. Meskipun budidaya belut sangat menjanjikan tetapi apabila tidak dijalankan dengan baik dan tidak adanya perencanaan yang matang besar kemungkinan bisnis tersebut akna gagal. Maka dari itu selain dibuatnya susatu perencanaan yang baik dalam proses budidaya perlu dilakukan usaha yang baik agar dapat dihasilkan keuntungan yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai