OLEH :
Leni Anggraini
Segala puji bagi Allah swt, yang senantiasa memberikan kepada kita
taufik, hidayah daninayah-Nya, sehingga kita berada di atas jalan-Nya. Shalawat
beserta salam selalu kita haturkan kepada Nabi kita Muhammad saw, keluarganya,
para sahabatnya dan seluruh umatnya yang istiqamah menjalankan dan
mendakwahkan sunah-sunahnya. Dalam makalah ini saya mencoba menyajikan
materi yang berjudul Pencemaran lingkungan akibat peternakan babi
Saya menyadari dalam menyusun makalah ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu saya mengharapkan kepada dosen pembimbing agar
memberikan masukan demi perbaikan dan kesempurnaan paper ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Pembahasan
1.4 Manfaat
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha peternakan mempunyai prospek untuk dikembangkan karena
limbah yang dapat menjadi sumber pencemaran. Oleh karena itu, seiring
menggali segala potensi baik potensi sumber daya alam maupun potensi
sumber daya manusia. Dengan demikian potensi sumber daya alam dan
kesejahteraan masyarakat.
Selama ini banyak keluhan masyarakat akan dampak buruk dari kegiatan
berupa bau tidak enak yang menyengat, sampai keluhan gatal-gatal ketika
dalam tulisan ini adalah potensi pencemaran oleh usaha peternakan babi
(feses dan urine), pakan dan minum babi, dan air cucian. Potensi
hidup masyarakat.
1.5 Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kesehatan Lingkungan
2. Sebagai syarat tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kesehatan Lingkungan
3. Melatih diri dalam menyusun dan mengerjakan karangan ilmiah.
BAB II
LANDASAN TEORI
cepat tumbuh dan cepat menjadi dewasa serta bersifat prolific yang
lard type, tipe sedang bacon type dan tipe daging meat type
berkualitas baik tanpa melihat tipe babi yang dipeliharanya. Babi asli
hutan. Jadi babi-babi Indonesia yang sekarang ini adalah keturunan babi
hutan (celeng sus verrucosus). Ciri-ciri yang dimiliki bebi Idonesia yaitu
: berwarna hitam atau belang hitam, atas hitam dan bawah putih, kepala
kecil, moncong runcing dengan telinga yang pendek dan berdiri tegak,
perut hampir menyusur tanah, karena tulang punggung yang panjang dan
lemah serta kaki yang pendek. Beberapa bangsa babi yang telah terkenal
suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah padat dan cairan, gas,
maupun sisa pakan. Limbah yang berasal dari peternakan berupa kotoran
ternak, urine, sisa pakan, dan gas metan CH4 baik yang berasal dari
akan sangat menganggu jika tidak dikelola secara baik, karena dapat
bijaknya setiap pelaku usaha peternakan baik skala rumah tangga maupun
besar harus memiliki rasa tanggung jawab untuk mengelola limbah hasil
canggih diiring dengan modal yang kuat, tetapi tidak demikian dengan
skala rumah tangga atau usaha ternak skala kecil dimana faktor modal
diolah menjadi pupuk organik, pakan untuk organisme lain, biogas. Tetapi
sumber daya lain yang sebenarnya mungkin lebih potensial. Sumber daya
penyakit dan parasit ini adalah salah satu dari alasan mengapa daging babi
selalu harus dimasak sempurna atau diasini dan diasapi sebelum dimakan.
bersih merujuk isu ini sebagai pendukung pandangan mereka. Babi rentan
lungs), terkait dengan ukuran tubuh. Dengan alasan ini, bronchitis atau
influenza bersifat endemic dalam babi. dan babi juga bisa mendapatkan
influenza manusia. Babi bisa agresif dan luka akibat babi relatif umum di
area dimana babi didompak atau dimana babi membentuk bagian dari
dengan membeli anak babi lepas sapih untuk dikerem selama kurang lebih
setahun, dan dijual pada waktu butuh uang tunai. Sedangkan pembibitan
memelihara pejantan yang dapat disewakan dengan imbalan satu anak babi
bila lahir. Induk babi rata-rata dapat menyapih 4 ekor anak perkelahiran.
Anak babi disapih rata-rata 50 hari, dengan bobot sapih rata-rata 6 kg.
campur tangan karena babi tidak perlu mandi dan kandang tidak perlu
mengganti alas kandang. Setiap hari lantai kandang yang berupa tanah
harus ditaburi rumput kering agar tidak becek, juga sering ditambah daun
jagung kering, daun kubis, tergantung waktu dan tenaga untuk merumput
(rata-rata 5 kg /hari).
kotoran babi harus ada penampungnya yang baik dan jauh dari kandang.
Sistem pengairan dalam kandang harus baik dan dialirkan dalam bak
penampungan yang jauh dari kandang. Beberapa penyakit yang sering
bidang peternakan.
peternakan babi adalah berupa kotoran (feses dan urine), ceceran pakan dan
minum babi, dan air cucian untuk memandikan babi atau pembersihan
kandang.
Pencemaran udara oleh peternakan babi berupa bau yang menyengat dan
Sedangkan virus yang tersebar ke udara dari babi yang sakit bisa menular ke
perombakan kotoran babi (hidrokarbon ringan terutama CH4, CO2, dan NOx)
pemanasan global disebabkan oleh tiga gas yaitu methana, karbon dioksida
dan nitrogen oksida. Ketiganya berasal dari peternakan besar. Dua belas
persen emisi gas methana dihasilkan hanya oleh milyaran ternak yang
dipelihara di seluruh dunia.Hal ini jauh lebih berbahaya, jika kita tahu bahwa
Pencemaran air terutama terjadi pada musim hujan akibat kotoran, darah,
dan urine babi yang mengalir terbawa air hujan. Karena membawa senyawaan
organik, limbah cair peternakan babi akan meningkatkan BOD air yang
menyebabkan turunnya kadar oksigen dalam air. Jika kadar oksigen suatu
perairan turun sampai kurang dari 5 mg/liter, maka kehidupan biota air seperti
ikan terancam. Selain itu, air tercemar limbah peternakan babi tidak sehat
Babi
Konsep produksi bersih merupakan pemikiran baru yang pertama kali
produksi, produk dan jasa mulai dari hulu ke hilir untuk meningkatkan
adalah :
1. Re-think (berpikir ulang), adalah suatu konsep pemikiran yang harus
adanya perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari
pengusaha.
2. Elimination (Pencegahan) adalah upaya untuk mencegah timbulan
bahan bahan yang masih mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu
Namun ada hal yang harus diperhatikan menurut Purwanto (2004) bahwa
dari 5R diatas ada 2R pertama (rethink dan reduce) yang harus ditekankan.
Penggunaan nitrogen yang lebih efisien pada peternakan babi dan pakan
dekade yang akan datang. Oleh karena itu penting untuk menyelidiki
apakah ada bagian dari proses produksi babi yang dapat dioptimalkan
produksi daging babi dengan dampak lingkungan yang paling besar yang
peningkatan keasaman.
global, sedangkan rumah jagal dan transportasi daging dengan kapal laut
pemanasan global berasal dari gas ketawa, yang terutama gas emisi dari
sekitar lima persen per kg daging babi. Ini dapat dilakukan dengan
menambahkan enzim pencernaan xylanase ke pakan babi. Namun, enzim
mencerna makanan mereka lebih baik dan dengan demikian makan lebih
biogas juga dipelajari dalam tesis ini. Pemisahan slurry babi menjadi fraksi
cairan dan fraksi fiber atau degassing slurry dalam pabrik biogas
dampak lingkungan.
sebagai pihak penerima akhir, pengurangan emisi gas rumah kaca sangat
biogas dari slurry dan menggunakan energi untuk menghasilkan listrik dan
panas, bagaimanapun, bisa mengurangi emisi gas rumah kaca per kg babi
secara signifikan. Di sisi lain, produksi biogas tidak memiliki potensi yang
lanjut metode untuk mengukur emisi gas ketawa dan fosfor serta emisi
CO2 yang disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan dalam rangka
pertanian.
racun. Selain itu, penerapan teknologi terapan biogas dari kotoran babi
polusi udara.
Untuk pengolahan limbah cair, peternakan babi harus dilengkapi
dengan unit pengolahan limbah seperti septic tank dan pengolahan limbah
khusus menjadi pupuk Unit pengolahan limbah harus ada agar tidak
cair, dan ampas padat. Proses fermentasi biasa ditandai dengan pelepasan
panas sehingga akan meningkatkan suhu dan lantai lebih hangat. Ampas
padat hasil perombakan pada proses fermentasi inilah yang disebut pupuk
padat, cair dan gas sekaligus memproduksi biogas, pupuk kompos dan
pupuk cair.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Hari pertama
Hari ke 2
Hari ke 3
BAB IV
SOLUSI
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Produksi babi yang berlangsung intensif sering terkait dengan beban
bentuk usaha peternakan yang lain, peternakan babi juga tidak terlepas dari
tidak ada perbedaan khas antara peternakan babi dan jenis binatang
dan kompos.
5.2. Saran
1. Diperhatikan kebersihan dan sanitasi kandang terhadap lingkungan