Anda di halaman 1dari 14

Budidaya Ikan Lele (Pembesaran)

Lengkap dan Urut


by Verra Okti Purwananti

Budidaya ikan lele menjadi primadonanya bisnis perikanan di Indonesia.


Warung makan makin banyak yang menyajikan lele. Supermarket dan
pasar tradisional juga menyediakan lele setiap hari.

Ikan yang satu ini banyak digemari masyarakat. Tidak sedikit para pebisnis
ikan yang memilih ikan ini sebagai muara penghasilan sekaligus budidaya.

Artikel ini akan menuntun anda untuk memulai budidaya ikan lele. Saya
membagi 7 langkah ini menjadi 3 bagian + 1 Bonus.
1. Persiapan (Termasuk Kolam)
2. Memilih Benih
3. Pemeliharaan dan Panen
4. Bonus (Lele Jenis Baru: Lele Mutiara)
Daftar Isi [Tampilkan Daftar Isi]
Persiapan Budidaya Ikan lele
Pilih Jenis Ikan Lele yang Mudah
Dewasa ini, banyak pembudidaya ikan lele yang beralih ke jenis ikan Lele
Dumbo jenis Sangkuriang. Lele yang satu ini berhasil mencuri hati para
pelaku budidaya karena memiliki beberapa keistimewaan.
Kelebihan Lele Sangkuriang
 Produktivitas jenis lele Sangkuriang terbilang tinggi.
 Kualitas daging yang lebih empuk
 Lebih tahan terhadap serangan penyakit.
 Teknik budidayanya pun tidak terlalu sulit, asalkan mau belajar dan
menekuninya dengan sabar.
Usaha pembesaran ikan lele merupakan budidaya yang paling mudah
dilakukan. Anda tidak perlu menyiapkan lahan luas untuk bisa menjalankan
budidaya pembesaran ikan lele. Selain itu, pemeliharaannya mudah dan
tidak perlu menunggu lama untuk panen.

Bagi Anda yang masih newbie alias baru mengenal budidaya lele, berikut
ini panduan lengkap, pas dan mudah Anda lakukan. Let’s check it, guys!
Panduan dalam bentuk video juga menarik loh. yuk lihat.

Jika anda kurang suka video. silahkan ikuti panduan detail berupa
tulisan berikut ini.

1. Perhatikan Syarat Hidup Ikan Lele

sumber gambar :
tulisbaca.com
Ikan lele merupakan jenis ikan yang mudah dipelihara. Kondisi air seperti
apapun dapat dijadikan media pembesaran ikan lele.

Tunggu dulu, bukan berarti Anda mengabaikan kualitas airnya. Justru,


semakin baik kualitas air maka semakin baik pula pertumbuhan ikan lele.

 Suhu
Menurut Debby Ratnasari (2011), ikan lele dapat hidup pada suhu
26-32oC. Jika suhunya terlalu rendah, maka akan mengganggu
proses pencernaan makanan pada ikan lele. Sebaliknya, apabila
suhunya tinggi (hangat), pencernaan makanan pada ikan lele akan
berlangsung cepat.
 Lokasi
Soal syarat lokasi budidaya, tidak ada ketentuan khusus. Ikan lele
dapat hidup di segala tempat, termasuk yang berada di ketinggian
1000 mdpl. Hal yang harus Anda perhatikan benar-benar selain
suhu, yaitu pH. Kondisi tempat harus berada dalam kisaran pH 7-8.
Dua itu yang paling penting, anda juga bisa membaca syarat lengkap hidup
ikan lele di laman Litbang Kementerian Pertanian
2. Membuat Kolam Untuk Pembesaran

alvindwiputra.id

Kolam untuk pembesaran ikan lele tidak serumit dan seluas kolam
pembenihan. Anda cukup menyiapkan kolam 5×2 meter untuk menampung
kurang lebih 1000 ekor benih ikan lele. Jika ukuran kolam lebih dari itu,
hitung saja menggunakan syarat minimal daya tampung per-meter kolam.

Setiap per-meter persegi kolam pembesaran dapat menampung kurang


lebih 100 ekor benih ikan lele.

Jadi, kalau ukuran kolam yang Anda buat adalah 7×4 meter, berarti bisa
menampung sekitar 2000 ekor ikan lele. Sebaiknya, jangan terlalu padat
karena akan mudah terserang penyakit.

Kolam yang digunakan dalam pembesaran ikan lele banyak jenisnya, yaitu
kolam terpal, kolam semen dan kolam tanah. Dari ketiga bahan pembuat
kolam tersebut, jenis kolam terpal merupakan yang paling murah.

Di samping itu, kolam terpal mudah dalam pembuatannya, praktis dan


produktivitas ikan lele tetap tinggi. Dilihat sepintas, kolam tanah mungkin
lebih murah karena bisa mengurangi biaya pakan ikan lele. Namun,
bahaya hama dan penyakit jauh lebih rentan di kolam tanah sehingga
hasilnya tidak optimal.

Lalu, bagaimana cara membuat kolam terpal yang baik?

 Pertama, Anda harus menyiapkan terpal khusus untuk budidaya lele.


Harga terpal di pasaran sekarang sekitar Rp9000 per-meter. Jika
Anda ingin membuat kolam ukuran 10×5 meter, berarti hanya
mengeluarkan biaya Rp.450.000.
 Langkah kedua, dasar kolam sesuai ukuran kolam yang diinginkan.
Untuk para pemula, sebaiknya menggunakan ukuran kolam 5×2
meter supaya ketika mengalami kegagalan tidak mengalami kerugian
besar.
 Ada dua jenis dasar kolam yang bisa Anda pilih, yaitu dasar kolam
dengan menggali tanah dan di permukaan tanah. Sebaiknya, Anda
memakai dasar kolam dengan menggali tanah agar tidak mengalami
kesulitan ketika pemberian pakan.
 Galilah tanah sedalam 70 cm sampai dengan 1 meter. Lalu, letakan
tanah hasil galian di bibir kolam sebagai tanggul setinggi 30-50 cm
agar kolam tidak mudah jebol.
 Selanjutnya, buatlah beberapa reng dari bambu (seperti pagar) yang
disusun di atas tanggul kolam setinggi kurang lebih 35 cm. Untuk
bagian sudut kolam, gunakan potongan bambu utuh (jangan
dibelah). Jadi, tinggi kolam nantinya sekitar 125-130 cm.
Benih Ikan Lele
3. Memilih Benih yang Berkualitas

jualbibitlele.wordpress.com
Benih ikan lele untuk pembesaran berbeda dengan pembenihan. Anda
harus pilih benih ikan lele untuk pembesaran yang ukurannnya 5-7 cm.
Upayakan ukurannya seragam. Misalnya, Anda memilih benih berukuran 6
cm, berarti semua benih ikan lele ukurannya harus sama.

Kemudian, perhatikan ciri-ciri benih ikan lele yang berkualitas berikut :

 Ikan lele berkualitas mempunyai tubuh yang seimbang, antara kepala


dan badannya. Selain itu, benih ikan lele harus bebas dari cacat,
tubuh mengkilap, gerakannya lincah dan sungut berseri (tidak pucat).
 Amati pula tingkah laku benih ikan lele. Ikan lele berkualitas tidak
akan menggantung atau berdiri ketika di dalam air. Keaktifan ikan
lele juga turut mempengaruhi kualitasnya.
Selengkapnya mengenai benih ikan lele silahkan baca : 7 Ciri Bibit Lele
Unggul
Jadi, Anda harus perhatikan dengan cermat, apakah benih ikan lele yang
Anda beli sudah memenuhi syarat di atas.
4. Persiapan Sebelum Menebar Benih di Kolam
wirausahasangkuriang.blogspot.com
Kalau Anda sudah selesai membuat kolam, langkah berikutnya yakni
mempersiapkan kondisi kolam sehingga siap menampung benih ikan lele.
Ada dua tahapan yang harus Anda lakukan, yaitu mengisi air di kolam dan
melakukan pemupukan.

Langkah pertama, kolam diisi dengan air bersih dan bebas cemaran limbah
apapun. Isilah kolam hingga ketinggian kurang lebih 60 cm.

Langkah kedua, siapkan pupuk kandang yang berasal dari kotoran


kambing atau domba. Masukan pupuk kandang tersebut ke dalam karung
dengan ukuran 1-1,5 kg/m2. Jika kolam ikan lele yang Anda buat
berukuran 5×2 meter, berarti Anda bisa pakai pupuk sekitar 10-15 kg.
daunijo.com
Selanjutnya, isi karung tersebut dibagi menjadi dua sama berat. Jadi,
dalam satu kolam ada dua karung pupuk kandang. Masukan pupuk
kandang tersebut (jangan dikeluarkan dari karungnya) ke dalam kolam.
Anda boleh meletakannya di pinggir atau di tengah, yang penting posisi
karung itu nantinya mengambang dan bergerak bebas.

Setelah seminggu, angkatlah kedua karung berisi pupuk tersebut. Namun,


sebelum diangkat, celupkan karung berulang ke dalam kolam supaya
kandungan dalam pupuk terserap total oleh air. Anda bisa menebarkan
benih ikan lele saat karung sudah diangkat total.

5. Bagaimana Cara Menebar Benih Lele?

mancingikan.net
Penebaran benih ikan lele baik dilakukan pada saat pagi atau sore hari
supaya terhindar dari terik matahari. Mengapa tidak boleh ditebar pada
siang hari? Karena saat itu, kondisi air sedang sangat panas sehingga
berpotensi mengakibatkan kematian benih ikan lele karena stress.

Sebelum menebarkan benih ikan lele ke kolam, letakanlah benih tersebut


di dalam wadah dari bahan plastik. Lalu, tebarkan benih dengan cara
memiringkan wadahnya dan mengeluarkan sedikit demi sedikit benih ikan
lele.

6. Poin Penting Dalam Pemeliharaan

jatimprov.go.id
 Benih ikan lele kini sudah ditebar di kolam. Saatnya menjalankan
proses pemeliharaan. Ada dua poin penting yang harus Anda
perhatikan dalam pemeliharaan, yakni pengelolaan air dan
pemberian pakan.
 Air yang digunakan di dalam kolam lele, tidak disarankan untuk
diganti sebelum masa panen. Kondisi air pun harus tenang dan
tergenang. Hindari melakukan pengurasan air dengan cara sirkulasi
karena berpotensi mengurangi kestabilan pH kolam.
 Anda boleh melakukan penambahan air setelah benih dimasukan
dan diberikan pakan pertama kali (kalau pellet, jenis L1). Lakukan
secara bertahap setinggi 20-30 cm setiap pergantian pakan jenis
tertentu hingga akhirnya mencapai 120 cm yang dipakai sampai
masa panen.
 Poin kedua yang harus Anda perhatikan adalah pemberian pakan.
Ada banyak jenis pakan yang bisa Anda berikan, misalnya pellet,
keong mas, plankton, cacing dan lain-lain. Apapun jenis pakannya,
yang paling penting adalah teknik dan waktu pemberiannya.
 Pakan diberikan sebanyak 5-6 kali sehari. Jarak pemberian pakan
sekitar 2-3 jam. Sebaiknya, berikan pakan ketika matahari sudah
terbit supaya polusi yang mencemari daerah sekitar kolam dapat
hilang terlebih dahulu terpapar sinar matahari.
 Jika pada jadwal pemberian pakan ternyata turun hujan, sebaiknya
jangan menebarkan pakan. Pemberian pakan saat hujan berpotensi
pencemaran zat asam pada pakan yang diberikan. Pakan yang
tercemar akan mengganggu kesehatan ikan lele. Jadi, tunggulah
hingga hujan reda kalau ingin memberikan pakan.

7. Waktunya Panen Ikan Lele

pertanian.go.id
Budidaya pembesaran ikan lele hanya memerlukan waktu 2-3 bulan untuk
panen. Saat waktu panen tiba, takaran ikan lele 1 kg sudah berjumlah 7-8
ekor. Gunakanlah peralatan memanen yang berbahan licin dan halus agar
tidak menimbulkan lecet pada ikan lele.

Cara memanennya, yaitu dengan menyurutkan air kolam terlebih dahulu.


Kemudian, gunakan serokan untuk menangkap ikan lele dan masukan
dalam wadah berbahan plastik. Anda juga bisa memakai jaring kalau air
kolam masih cukup banyak.

Budidaya Bebek untuk Pemula


Ternak Bebek – Bebek atau itik merupakan unggas yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi.
Permintaan daging dan telur bebek setiap hari semakin meningkat, terutama pasca semakin
menjamurnya pecel ‘lele’ yang hampir ada di stiap wilayah, bahkan penjajak pecel ‘lele’ berjejer saling
berdekatan dan hampir semuanya ramai.

Selain itu, permintaan bebek juga meningkat karena restoran atau rumah makan semakin bertambah.
Selain permintaan rumah makan yang semakin tinggi, tingkat konsumsi masyarakat juga semakin
tinggi. Hal ini tentu menjadikan usaha ternak bebek menjadi peluang usaha yang tidak bisa
diremehkan.

Perlu sama-sama kita ketahui, hasil utama dari ternak bebek adalah telurnya. Telur bebek menjadi
fokus utama dari budidaya bebek yang kita lakukan. Sementara untuk dagingnya, menjadi hasil
sampingan setelah bebek atau itik sudah tidak produktif lagi.

Usia produktif bebek dari usia 20 minggu hingga satu tahun kedepannya. Nah, setelah melewati masa
bertelur selama 1 tahun, biasanya bebek tidak akan produktif lagi. Produksi telur rata-rata bebek lokal
berkisar antara 200-300 butir per tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Bahkan, bebek alabio memiliki
produktivitas tinggi di atas 250 butir per tahun dengan masa produksi telur hingga 68 minggu.

Untuk bisa memulai usaha ternak bebek, tidak banyak modal yang diperlukan. Namun meskipun
demikian, penyediaan lokasi ternak itik menjadi syarat mutlak agar budidaya yang kita lakukan bisa
sukses dan membuahkan hasil yang maksimal.

Cara Ternak Bebek (Itik) Step by Step

Cara Ternak Bebek (Itik) Step by Step


Berikut ini SentraBudidaya bagikan panduan cara ternak bebek step by step sehingga mudah untuk
dipahami oleh siapa saja, bahkan oleh pemula yang belum pernah berkecimpung dalam budidaya
bebek sekalipun:

1. Jenis Bebek yang Diternak


Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenia cara ternak bebek, ada baiknya kalau ktia ketahui lebih
dahulu jenis bebek yang bisa kita budidayakan. Karena jenis bebek akan sangat berpengaruh terhadap
teknis budidaya yang akan kita lakukan. Berikut ini jenis bebek berdasarkan tipenya, yaitu:
 Bebek petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;
 Bebek pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
 Bebek ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun,
Blue Swedish, Crested, Wood.

Kalau di Indonesia, jenis itik atau bebek dibagi menjadi beberapa type, yaitu:

 Itik Tegal (Tegal) – Ciri-ciri : warna bulu putih polos sampai cokelat hitam, warna paruh dan
kaki kuning atau hitam.
 Itik Mojosari (Mojosari Jawa Timur) – Ciri-ciri : warna bulu cokelat muda sampai cokelat tua,
warna paruh hitam dan kaki berwarna hitam.
 Itik Alabio (Amuntai Kalimantan Selatan) – Ciri-ciri : badan lebih besar dibandingkan dengan
itik Tegal.
 Itik Asahan dikembangkan di Tanjung Balai, Sumatera Utara.
 Itik Persilangan

Untuk jenis bebek yang banyak dibudidayakan di Indonesia biasanya adalah bebek tegal, bebek khaki
campbell, bebek alabio, bebek mojosari, bebek bali, bebek CV 2000-INA dan jenis-jenis bebek petelur
unggul lainnya yang merupakan produk hasil pengembangan dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi,
Bogor.

2. Persiapan Lokasi Ternak Bebek


Untuk tempat budidaya bebek, sebaiknya agak jauh dari pemukimam penduduk namun akses jalan
menuju juga mudah dijangkau dengan mobil atau motor. Pastikan lokasi anda aman dari predator, baik
itu biawak, berang-berang, ular dan hewan pemangsa lainnya. Jika disekitar lokasi ada tempat mandi-
mandi bebek akan lebih baik lagi.

3. Kandang Bebek
Berikut ini beberapa persyaratan kandang bebek agar produktivitas bisa optimla:

 Penyiapan Sarana dan Peralatan


 Persyaratan temperatur kandang ± 39 ° C.
 Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
 Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang
sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang.

Untuk model kandang sendiri, setidaknya ada 3 tipe kandang yang bisa anda gunakan, berikut ini
diantaranya:

1. Kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan
ukuran 1 m 2 mampu menampung 50 ekor DOD
2. Kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan
ukuran 16-100 ekor perkelompok
3. Kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau
dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap
meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan
ukuran kandang 3 x 2 meter).

Perlengkapan kandang yang diperlukan seperti tempat makan, tempat minum dan perelengkapan
tambahan lainnya.

*Daya tampung untuk 100 ekor itik :

 Umur 1 hari – 2 minggu 1 -2 m.


 Umur 2 minggu 2 – 4 m.
 Umur 2 – 4 minggu 4 – 6 m.
 Umur 4 – 6 minggu 6 – 8 m.
 Umur 6 – 8 minggu 8 – 10 m.
 Itik dara sampai umur 6 bulan, 5 – 10 ekor/m.

4. Bibit Bebek
Ada 3 cara memilih bibit bebek yang bisa kita lakukan, diantaranya:

1. Membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya


2. Memelihara induk itik yaitu pejantan + betina unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian
meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
3. Membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang
telah mendapat rekomendasi dari Dinas Peternakan setempat.

Pastikan anda benar-benar memiulih bibit yang unggul dan sudah diuji keunggulannya, agar produksi
ternak kita bisa optimal. Untuk ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu
kuning mengkilap.

5. Perawatan Bibit Bebek


Setelah kita memiliki kandang dan bibit, maka langkah selanjutnya adalah tindakan perawatan bibit
bebek. Perlu sama-sama kita ketahui, biasanya peternak memilih bibit DOD karena dianggap lebih baik
dan lebih jelas kualitasnya.

a. Perawatan Bibit
Untuk bibit sebaiknya segera ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder
diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m² mampu
menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan
itik fase stater.

b. Perawatan calon Induk


Untuk calon indukan bebek sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu induk untuk produksi telur konsumsi
dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk
untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.

6. Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan sendiri kita sesuaikan dengan usia itik. Pada fase bertelur itik membu tuhkan
pakan dengan kandungan protein 17% – 20% dan energi sebesar 2.700kkal – 2.88kkal. Bahan pokok
pakan sumber karbohidrat antara lain dedak, jagung,karak atau aking (nasi yang dikeringkan) serta
menir.

Sedangan sumber protein hewani (segar): ikan rucah, kerang, remis, kulit udang, diberikan oleh peter
nak di dekat pantai. Bekicot dan keong sawah diberikan oleh peternak di areal pertanian dan rawa.
Untuk mengantisipasi kurangnya ikan segar bisa dikeringkan dan dibuat tepung.

Junkah pakan yang diberikan juga bervariasi. Patokannya seekor itik membutuhkan 155 g/hari (kering).
Pada kadar air 15% – 20% bobotnya kurang lebih 220 g. Ada peternak membi pakan 20kg/100 ekor/
hari. Peternak lain memberi 7 kg aking, 5 kg katul, 15 kg ikan segar atau 5 kg tepung ikan. Atau 25 kg
– 27 kg per hari.

Berikut ini teknis pembagian pakan sesuai dengan usia bebek:


1. Umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
2. Umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
3. Umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
4. Umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu : 7 hari pertama secara pakan peralihan
dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah
itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).

Sebagian peternak member pakan di dalam ruang istirahat. Sebaiknya pakan jangan kepanasan.
Pemberian pakan dua kali (pukul 07.00 dan 17.00) atau tiga kali (plus pukul 12.00) sehari,
tergantung kebiasaannya. Di antara jam pakan dua kali, biasanya diselingi dengan camilan protein
hewani.

Jangan mengganti jenis pakan, petugas pakan dan jadwal pakan tiba-tba, sebab ini bisa membuat itik
stress. Hindari pemberian pakan di luar jadwal dan memaksa itik berhenti makan. Pemberian pakan
sebaiknya diberikan saat semua itik dalam keadaan terjaga.

7. Pengendalian Penyakit
Pada saat itik atau bebek sakit, biasanya akan menampakkan ciri-ciri seperti nafus makan hilang, tidak
bersuara, gerakannya lamban atau pasif. Berikut ini beberapa penyakit yang mungkin saja bisa muncul
dan penanganan yang bisa anda lakukan:

a. Penyakit Berak Kapur


Penyebab : Bakteri Salmonella Pullorum. Tanda-tanda : Berak putih, lengket seperti pasta.

Pencegahan: Kebersihan kandang, makanan, minuman, vaksinasi, dan itik yang sakit dipisahkan.

b. Penyakit Cacing
Penyebab : Berbagai jenis cacing.

Tanda-tanda : Nafsu makan kurang, kadang-kadang mencret, bulu kusam, kurus, dan produksi telur
menurun. Pencegahan: Kandang harus bersih, kering tidak lembab, makanan dan minuman harus
bersih dan sanitasi kandang.

c. Lumpuh
Penyebab : Kekurangan vitamin B.

Tanda-tanda : Kaki bengkak dibagian persendian, jalan pincang dan lumpuh, kelihatan ngantuk,
kadang-kadang keluar air mata berlebihan.

Pencegahan : Pemberian sayuran / hijauan dalam bentuk segar setiap hari.

8. Perkawinan
Setelah memasuki usia 20 minggu, biasanya bebek akan siap untuk dikawinkan. Sistem perkawinan
dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating/perkawinan itik dengan bantuan tangan manusia dan
nature mating (perkawinan itik secara alami).

9. Panen
Setelah proses itik betina dibuahi maka itik akan bertelur. Itik bisa bertelur 200-250 butir pertahun.
Waktu memanen yang tepata adalah pada pukul 06.00 – 07.00. Wadah telur berupa keranjang atau
wadah lain yang cekung. Hendaknya telur segera dipasarkan. Unuk meningkatkan nilai tambah, telur
bisa diasinkan terlebih dahulu untuk dijual sebagai telur asin. Telur tidak boleh disimpan lebih dari lima
hari.

10. Pasca Panen


Hasil akhir dari ternak bebek bisa berupa:

 Telur bebek
 Telur asin, telur pindang, dll.
 Daging bebek
 Bebek dapat diolah menjadi bebek panggang dll
 Bulu dapat diolah menjadi kerajinan tangan
 Tinja/kotoran itik dapat menjadi pupuk.

11. Tips Pasca Pemanenan Bebek


Untuk menjaga agar telur bebek bisa tahan lama, karena biasanya telur yang tidak diberi perlakuan
khusus hanya bisa bertahan 2 minggu saja. Maka dari itu telur harus ‘diawetkan’, yaitu dengan cara:

1. Cara pertama dengan mengguanakan air hangat. Pengawetan dengan air hangat merupakan
pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20
hari.
2. Selain dengan air hangat juga bisa dengan menggunakan daun jambu biji. Perendaman telur
dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur
yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
3. Minyak kelapa kelapa juga bisa kita gunakan untuk mengawetkan telur. Pengawetan ini
merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak
berubah.
4. Pengawetan telur bebek selanjutnya adalah dengan menggunakan natrium silikat. Bahan
pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak berbau.
Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5
bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10%
selama satu bulan.
5. Cara mengawetkan yang juga bisa anda lakukan adalah dengan bentuan garam dapur. Garam
direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25-40% selama 3 minggu.

Bagaimana, anda tertarik untuk membudidayakan bebek? Hasil yang kita dapatkan jugacukup
lumayan. Apalagi kalau ktia kombinasikan dengan membuka bisnis kuliner, pasti akan lebih jos
hasilnya. Demikianlah panduan cara ternak bebek dari kami, semoga bermanfaat untuk ktia semua.
Jangan lupa juga untuk membagikan artikel ini kepada yang lainnya agar yang lian juga tahu
bagaimana cara budidaya bebek yang benar.

Anda mungkin juga menyukai