Belut merupakan binatang air yang digolongkan dalam kelompok ikan. Berbeda
dengan kebanyakan jenis ikan lainnya, belut bisa hidup dalam lumpur dengan sedikit air.
Binatang ini mempunyai dua sistem pernapasan yang bisa membuatnya bertahan dalam
kondisi tersebut.
Jenis belut yang paling banyak dikenal di Indonesia adalah belut sawah (Monopterus
albus). Di beberapa tempat dikenal juga belut rawa (Synbranchus bengalensis). Perbedaan
belut sawah dan belut rawa yang paling mencolok adalah postur tubuhnya. Belut sawah
tubuhnya pendek dan gemuk, sedangkan belut rawa lebih panjang dan ramping.
Terdapat dua segmen usaha budidaya belut yaitu pembibitan dan pembesaran.
Pembibitan bertujuan untuk menghasilkan anakan. Sedangkan pembesaran bertujuan untuk
menghasilkan belut hingga ukuran siap konsumsi.
Kali ini alamtani akan menguraikan tentang budidaya pembesaran belut di kolam tembok.
Mulai dari pemilihan bibit hingga pemanenan. Semoga bermanfaat.
Sedangkan kolam semi permanen antara lain kolam terpal, drum, tong, kontainer plastik dan
jaring.
Kali ini kita akan membahas budidya belut di kola tembok. Kolam tembok relatif
lebih kuat, umur ekonomisnya bisa bertahan hingga 5 tahun.
Bentuk dan luas kolam tembok bisa dibuat berbagai macam, disesuaikan dengan keadaan
ruang dan kebutuhan. Ketinggian kolam berkisar 1-1,25 meter. Lubang pengeluaran dibuat
dengan pipa yang agak besar untuk memudahkan penggantian media tumbuh.
Untuk kolam tembok yang masih baru, sebaiknya dikeringkan terlebih dahulu selama
beberapa minggu. Kemudian direndam dengan air dan tambahkan daun pisang, sabut kelapa,
atau pelepah pisang. Lakukan pencucian minimal tiga kali atau sampai bau semennya hilang.
Media tumbuh untuk budidaya belut
Di alam bebas belut sering dijumpai dalam perairan berlumpur. Lumpur merupakan
tempat perlindungan bagi belut. Dalam kolam budidaya pun, belut membutuhkan media
tumbuh berupa lumpur.
Beberapa material yang bisa dijadikan bahan membuat lumpur/media tumbuh antara
lain, lumpur sawah, kompos, humus, pupuk kandang, sekam padi, jerami padi, pelepah
pisang, dedak, tanaman air, dan mikroba dekomposer.
Komposisi material organik dalam media tumbuh budidaya belut tidak ada
patokannya. Sangat tergantung dengan kebiasaan dan pengalaman. Pembudidaya bisa
meramu sendiri media tumbuh dari bahan-bahan yang mudah didapatkan.
Berikut ini salah satu alternatif langkah-langkah membuat media tumbuh untuk budididaya
belut:
Bersihkan dan keringkan kolam. Kemudian letakkan jerami padi yang telah dirajang
pada dasar kolam setebal kurang lebih 20 cm.
Letakkan pelepah pisang yang telah dirajang setebal 6 cm, di atas lapisan jerami.
Tambahkan campuran pupuk kandang (kotoran kerbau atau sapi), kompos atau tanah
humus setebal 20-25 cm, di atas pelepah pisang. Pupuk organik berguna untuk memicu
pertumbuhan biota yang bisa menjadi penyedia makanan alami bagi belut.
Siram lapisan media tumbuh tersebut dengan cairan bioaktivator atau mikroba
tersebut untuk membersihkan racun. Setel besar debit air, jangan terlalu deras agar tidak
erosi.
Langkah terakhir, genangi media tumbuh tersebut dengan air bersih. Kedalaman air 5
cm dari permukaan. Pada kolam tersebut bisa diberikan tanaman air seperti eceng gondok.
Jangan terlalu padat.
Dari proses di atas didapatkan lapisan media tumbuh/lumpur setebal kurang lebih 60
cm. Setelah semuanya selesai, bibit belut siap untuk ditebar.
Catatan: Dengan metode lain, budidaya belut bisa dipelihara dalam air bersih tanpa
menggunakan lumpur.
Penebaran bibit dan pengaturan air
Belut merupakan hewan yang bisa dibudidayakan dengan kepadatan tinggi.
Kepadatan tebar untuk bibit belut berukuran panjang 10-12 cm berkisar 50-100 ekor/m2.
Lakukan penebaran bibit pada pagi atau sore hari, agar belut tidak stres. Bibit yang berasal
dari tangkapan alam sebaiknya dikarantina terlebih dahulu selama 1-2 hari. Proses karantina
dilakukan dengan meletakkan bibit dalam air bersih yang mengalir. Berikan pakan berupa
kocokan telur selama dalam proses karantina.
Aturlah sirkulasi air dengan seksama. Jangan terlalu deras (air seperti genangan
sawah) yang penting terjadi sirkulasi air. Atur juga kedalaman air, hal ini berpengaruh pada
postur tubuh belut. Air yang terlalu dalam akan membuat belut banyak bergerak untuk
mengambil oksigen dari permukaan, sehingga belut akan lebih kurus.
Pemberian pakan
Belut merupakan hewan yang rakus. Keterlambatan dalam memberikan pakan bisa
berakibat fatal. Terutama pada belut yang baru ditebar.
Takaran pakan harus disesuaikan dengan berat populasi belut. Secara umum belut
membutuhkan jumlah pakan sebanyak 5-20% dari bobot tubuhnya setiap hari.
Berikut kebutuhan pakan harian untuk bobot populasi belut 10 kg:
Terdapat dua cara memanen budidaya belut, panen sebagian dan panen total. Panen
sebagian dilakukan dengan cara memanen semua populasi belut, kemudian belut yang masih
kecil dipisahkan untuk dipelihara kembali.
Sedangkan pemanenan total biasanya dilakukan pada budidaya belut intensif, dimana
pemberian pakan dan metode budidaya dilakukan secara cermat. Sehingga belut yang
dihasilkan memiliki ukuran yang lebih seragam.
Cara Ternak Belut Di Rumah : Belut adalah jenis ikan yang rasanya nikmat, dengan rasa
khasnya dan banyaknya gizi yang di kandungnya. Belut merupakan salah satu sumber protein
hewani yang sangat digemari banyak orang saat ini, dahulu di tahun 60-an masyarakat hanya
mengenal belut sawah atau belut liar, sehingga sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi belut
setiap hari. Saat ini sudah sangat banyak orang yang membudidayakan belut ini sehingga
belut dengan mudah dapat dijumpai di pasar. Budidaya belut ternyata tidak sulit, dan tidak
membutuhkan lahan yang luas, dengan media tong saja belut sudah dapat dibudidayakan
dalam jumlah yang besar.
Budidaya belut lebih mudah daripada memelihara ikan, apakah itu sebagai ikan ternak
ataupun hanya sekedar ikan peliharaan. Saat ini hanya masalah bibit saja yang menjadi
kendala utama dalam budidaya belut, sulitnya mendapatkan bibit ini juga membatasi jumlah
peternak belut saat ini. Bibit belut ini dapat diambil langsung di alam atau bisa juga dibeli di
pembibitan belut. Namun pembibitan belut secara komersil saat ini sanagt sulit ditemukan,
bahkan
mungkin
belum
ada
di
daerah
anda.
BUDIDAYA BELUT Kebutuhan akan belut nampaknya terus bertambah seiring dengan
bertambah peminatnya. Jika kita lihat dari segi bisnis, ini merupakan sebuah peluang besar
karena masih banyaknya permintaan belut di pasaran, sedangkan permintaan tidak bisa
disanggupi semuanya. Hal ini tentu kita bisa manfaatkan, kita bisa membuat usaha budidaya
belut tentunya.
Belut termasuk dalam jenis kategori ikan. Namun begitu, belut berbeda dengan jenis
ikan pada umumnya. Belut bisa hidup di air yang tidak terlalu banyak serta bisa hidup di
lumpur. Mengapa bisa begitu? Karena belut memiliki dua sistem pernafasan. Belut biasanya
suka ditemukan di sawah dan rawa, namun jika di sawah belut memang susah sekali untuk
ditemukan, akibat persawahannya kini mulai tercemar oleh bahan kimia seperti pemakaian
pupuk kimia yang berlebihan.
Dalam budidaya belut, terbagi menjadi dua bagian, yaitu budidaya belut di kolam
semen dan budidaya belut di kolam drum. Di kesempatan kali ini, inshaa Allah akan berbagi
tentang cara budidaya belut di kolam drum. Tentu jika budidaya belut ini berhasil, pastinya
kamu akan mendapatkan untung yang luar biasa dari usahamu ini. Langsung saja, ini dia cara
budidaya belut di kolam drum.
Cara budidaya belut di kolam drum ini termasuk ke dalam golongan semi permanen,
artinya cara ini tidak seawet dengan budidaya di kolam semen atau tanah yang termasuk ke
dalam golongan permanen. Selain menggunakan drum, bisa juga memakai tempat yang
lainnya seperti kolam terpal, kontainer plastik atau tong.
Adapun langkah-langkahnya dalam memanfaatkan drum untuk dijadikan tempat budidaya
adalah sebagai berikut.
Selanjutnya, simpan drum pada bidang tanah yang datar. Agar drum tidak
terguling, berilah pengganjal pada bagian kanan dan kiri dram.
Jangan sampai lupa juga, buatlah sebuah saluran pembuangan di bawah drum.
Buat juga sebuah peneduh di atas drum, agar belut tidak kepanasan terkena sinar
matahari.
Salah satu kunci kesuksesan budidaya belut adalah penggunaan media tumbuh belut yang
tepat. Di luar faktor pakan, jika kompisisi media tumbuh ini pas, maka akan mempercepat
pertumbuhan belut. Untuk kolam dari drum, kamu bisa menggunakan media berupa jerami
padi pupuk TSP, kompos, lumpur kering danmikroorganisme starter.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini ada langkah-langkah membuat media tumbuh belut dari
kolam drum.
Beri lapasan jerami dengan ketebalan sekitar 50 cm pada bagian dasar drum.
kemudian,
siramlah
jerami
itu
menggunakan mikroorganisme
starter dengan
Kemudian berilah lapisan kompos setinggi 7 cm, jika tidak ada bisa juga
menggunakan tanah humus atau pupuk kandang.
Nah, di lapisan yang terakhir diberi lumpur kering yang sebelumnya sudah dicampur
dengan pupuk TSP 5 kg. Lapisan ini mempunyai tinggi sekitar 25 cm.
Langkah terakhir, masukanlah air bersih ke dalam drum setinggi 17 cm, namun
jangan dulu dimasukkan belut, diamkan selama 14 hari untuk melalui proses
fermentasi terlebih dahulu.
Setelah kolam drum dan medianya sudah disiapkan, langkah selanjutnya adalah memasukan
bibit belut. Namun begitu, pilihlah bibit belut yang sehat. Jika kamu kebingungan dalam
memillih bibit belut yang bagus dan sehat, berikut ini beberapa kriteria bibit belut yang sehat.
Pilihlah bibit belut yang mempunyai ukuran seragam, jangan yang tidak seragam. Hal
ini di maksudkan agar saat panen kelak, hasilnya pun bisa seragam. Selain itu, hal
inipun bertujuan agar tidak adanya saling memangsa antar belut yang ada di kolam
drum.
4Pemberian Pakan
Selain dengan memilih bibit yang sama, pemberian yang cukup dan teratur bisa
menghindarkan terjadinya saling mangsa antara belut yang ada. Untuk takarannya, bisa
disesuaikan
dengan
berat
populasi
belut
itu
sendiri.
Kalau
paling
aman
sih
Dalam satu drum, biasanya bibit belut bisa masuk sebanyak 2 kg dengan ukuran bibit 11-13
cm. Untuk masa panen belut itu sendiri bisa dilakukan setelah 3-4 bulan. Adapun harga bibit
belutnya rata-rata memiliki panjang 7-12 cm yang dijual kisaran 55.000/kg (isi 76-111
ekor/kg). Sedangkan jika membeli belut konsumsi itu rata-rata kisaran 32.000/kg isi 4-6 ekor.
6Pemasaran Belut
Dewasa ini belut telah menjadi salah satu makanan konsumsi yang banyak disukai orang,
baik diolah menjadi makanan ringan seperti keripik belut atau langsung dimasak menjadi
belut goreng. Belut memiliki rasa yang sangat gurih jika dimakan, mungkin hal inilah yang
menyebabkan belut banyak dicari orang. Permintaan pasar yang sangat besar membuat
penyedia belut sering kekurangan stok. Padahal di Indonesia terdapat banyak sekali tempattempat pembudidayaan belut.
Mungkin sebagian dari pembudidaya belut masih kesulitan untuk proses
pemasarannya. Namun sebenarnya cara pemasaran belut tergolong mudah sebab belut sangat
diminati di pasaran. Cara pemasaran belut adalah dengan cara langsung dijual ke tengkulak
dalam jumlah besar atau kamu juga bisa mencari pelanggan dari pedagang-pedagang kecil di
pasar namun dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Jika kamu punya banyak pelanggan,
maka cara kedua adalah yang lebih banyak mendatangkan margin.
7Belut Sawah
Belut sawah adalah hewan sejenis ikan yang memiliki bentuk tubuh memanjang
seperti ular. Belut sawah atau biasa disebut moa atau lindung adalah hewan yang memiliki
nilai ekologi dan juga nilai ekonomi. Hewan ini mudah beradaptasi pada lingkungan yang
kurang baik sehingga menjadi indikator pencemaran di suatu lingkungan.
Sesuai namanya, belut sawa hidup di persawahan, sungai dan juga rawa. Makanan
utamanya adalah cacing dan ikan kecil. Belut adalah hewan nokturnal atau hewan yang aktif
di malam hari. Tubuh belut berwarna kecoklatan, licin dan tidak bersisik sehingga kamu akan
kesulitan memegangnya. Karena memiliki nilai ekonomi, belut biasanya dimanfaatkan
dagingnya untuk diolah menjadi makanan bernilai jual tinggi seperti keripik belut.
8Kandungan Gizi Belut
Belut dimasukkan ke dalam kelompok ikan sehingga halal untuk dimakan umat
muslim. Sama halnya dengan ikan, daging belut memiliki banyak kandungan gizi yang baik
untuk tubuh. Daging belut mengandung protein yang tinggi sehingga baik untuk masa
pertumbuhan anak. Selain itu belut juga mengandung mineral, vitamin, karbohidrat, kalsium,
fosfor dan juga lemak sama halnya seperti ikan. Berikut tabel gizi ikan belut yang kami ambil
dari direktorat gizi (Depkes).
Zat Gizi
Belut
Kalori (cal)
303
Protein (gr)
14
Lemak (gr)
27
Karbohidrat (g)
Fosfor (mg)
200
Kalsium (mg)
20
20
Vitamin A (SI)
1600
Vitamin B (mg)
0,1
Vitamin C (mg)
Air (gr)
58
9Manfaat Belut
kandungan protein yang dimiliki oleh sapi (18,8g/100gram daging). Perotein yang ada, akan
membangun semua sel-sel yang rusak dalam tubuh. Selain itu, belut juga sangat aman
dikonsumsi oleh semua umur.
4. Meningkatkan kesehatan otot
Kandungan arigin (asam amino non-esensial) yang ada pada belut akan membantu
proses peningkatan kesehatan otot dan mengurangi resiko penumpukan lemak pada tubuh.
Yang dimaksud arigin disini ialah hormon yang dapat memengaruhi pertumbuhan manusia
atau biasa disebut Human Growth Hormon (HGH). Beberapa penelitian juga menyebutkan
bahwa HGH ini dapat menghambat sel-sel kanker payudara.
5. Mencegah anemia
Selain keempat hal diatas, belut juga memiliki kandungan zat besi yang cukup
banyak. Jumlah yang ada pada daging belut melebihi kandungan zat besi yang ada pada
daging dan telur. Dengan mengkonsumsi 125 gram belut perhari, mampu mencegah resiko
timbulny penyakit anemia.
10Keripik Belut
Salah satu olahan makanan dari daging yang bernilai ekonomi adalah keripik belut.
Saat ini sudah banyak industri rumahan yang membuat makanan ringan keripik belut. Selain
makanan yang lezat, keripik belut adalah makanan yang bergizi karena mengandung protein
yang tinggi. Makanan ini sangat cocok dijadikan buah tangan atau hanya untuk sekedar lauk
makan.
Sebenarnya membuat keripik belut ini tidaklah sulit, kamu juga bisa membuatnya
sendiri di rumah. Sediakan daging belut sebanyak 2 kg, jangan gunakan belut yang berukuran
terlalu besar. Keluarkan isi perut belut dan cuci hingga bersih. Buat bumbunya dengan
menghaluskan bawang putih, ketumbar dan garam, kamu juga bisa menambahkan kunyit
sebagai pewarna.
Kemudian campurkan bumbu yang sudah dihaluskan dengan tepung dan beri air
secukupnya sampai menjadi adonan. Siapkan penggorengan dan panaskan minyak hingga
benar-benar panas. Lalu celupkan belut kedalam adonan tepung dan goreng dengan
menggunakan api sedang, jika belut sudah berubah warna menjadi kuning keemasan itu
tandanya sudah matang.
Hama belut merupakan salah satu binatang tingkat tinggi yang mengganggu
kehidupan ekosistem belut secara langsung. Seperti berang-berang, ular dan musang air
misalnya, mereka kerapkali menjadi hama pada belut saat berada di alam bebas dan kolam
terbuka.
Sementara itu, katak dan kucing menjadi penggangu ekosistem belut di daerah
perkotaan. Setidaknya diperlukan pemeliharaan secara baik dan intensif agar belut tidak
terserang oleh berbagai hama yang mengganggu ekosistemnya.
Umumnya belut terserang penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah,
seperti bakteri, virus, jamur dan protozoa yang berukuran sangat kecil. Namun, bakteri yang
paling sering menyerang belut adalah Aeromonas dan Pseudomonas.
Jika belut yang dipelihara sudah terinfeksi oleh bakteri jenis ini, maka akan timbul gejala,
seperti bercak-bercak merah pada permukaan belut dan terjadi pendarahan pada bagian organ
dalam seperti hati atau limpa.
Kedua bakteri ini memang sangat mematikan, jika tidak ditangani dengan cepat maka
akan menimbulkan kematian.
Gejala awal yang akan dialami belut ketika terserang bakteri ini biasanya akan
ditandai dengan pendarahan hebat dibagian bawah kulit, rongga mulut, insang dan bahkan
menjalar ke seluruh bagian tubuh. Selain itu, lendir yang ada pada belut akan berkurang
akibat sekresi yang berlebihan.
Sehingga sebagian tubuhnya akan terasa kering dan kasar. Selanjutnya, belut akan
mengalami pembekakan pada organ limpa, hati dan empedu. Belut yang sudah terinfeksi
akan kehilangan energi dan keseimbangan.
Sehingga, posisi belut akan cenderung diam dan terbalik (punggung dibawah). Jika
belut yang kamu pelihara kemungkinan besar akan mati dikemudian hari.
Cara penanggulangan:
Tapi jangan khawatir karena masih ada langkah-langkah penanganan yang harus
kamu lakukan sebelum belut mengalami kematian. Hal yang bisa kamu lakukan untuk
menangani berbagai macam gejala diatas adalah membeli obat antibiotik (amoksilin atau
ampicilin).
Namun, penggunaan dosis yang salah akan hanya menambah penderitaan sang belut
saja. Sebaiknya, jika kamu ingin mendapatkan hasil yang lebih maksimal maka
gunakanlah gedebog (batang pohon) pisang yang sudah mengalami pembusukan.
Gedebog pisang adalah media antiseptik alami yang dipercaya mampu meredam
pertumbuhan kedua bakteri tersebut. Selain itu, dengan adanya gedebog pisang ini maka akan
timbul cacing-cacing kecil yang akan menjadi asupan nutrisi dan protein pada belut.
Tapi tunggu dulu, kamu harus hati-hati memakainya. Sebelum diaplikasikan kedalam kolam,
gedebog pisang yang ada harus diproses terlebih dahulu.
Mengapa demikian? Karena getah yang masih ada pada gedebog pisang baru (segar)
akan menyebabkan air kolam menjadi asam. Hal ini akan memperngaruhi kehidupan sang
belut nantinya.
12Jenis Belut yang Dapat Dibudidayakan
Hampir semua belut dapat dibudidayakan, tetapi alangkah baiknya jika belut yang sedang
dibudidayakan tersebut merupakan salah satu hasil rekomendasi dari para peternak belut yang
memperoleh hasil maksimal saat musim panennya.
Berikut ini beberapa jenis belut yang sangat direkomendasikan untuk dibudidayakan.
1.
Belut Eropa, atau dalam bahasa latin disebut dengan belut Anguila. Belut ini hidup
dalam ekosistem danau air tawar dan payau di kawasan Inggris, Mediterania, Irlandia
hingga pertengahan Norwegia.
2.
Belut Longfin, memiliki nama latin Anguila Reinnardtii. Belut ini dapat ditemukan di
perairan air payau Australia dan Selandia Baru. Belut Longfin merupakan spesies yang
paling banyak dibudidayakan di semua negara.
3.
Belut Jepang, belut ini bernama latin Anguilla Japong. Belut Jepang ini umumnya
dibudidayakan di perairan payau kawasan Jepang, Korea, Taiwan dan Cina.
4.
Belut Amerika atau biasa disebut Anguilla Rostrata, merupakan salah satu belut yang
hidup pada habitat perairan air payau di Amerika Serikat, Kanada dan Teluk Meksiko.
13Pakan Belut
Hal utama yang tak kalah penting untuk diperhatikan dalam budidya belut yakni cara
pemberian pakan belut. Belut tidak akan bisa berkembang dengan baik jika terjadi kesalahan
dalam mengatur setiap pola pemberian pakannya.
Cukup sehari sekali saja saat pemberian pakan terhadap hewan belut. Lakukan
pemberian pakan tersebut pada sore hari. Hal dikarenakan belut merupakan hewan pencari
makan saat malam hari, khususnya belut sawah.
Cacing sutra, bekicot dan keong emas merupakan sekumpulan dari berbagai jenis
pakan ternak belut terbaik. Untuk menambahkan kandungan nutrisi pada belut, campurkan
pelet atau pakan buatan dengan menggunakan perbandingan 1 : 1.
Misal, jika kamu memberikan pakan seberat 1 kilogram, maka campurkan pelet atau pakan
buatan tersebut 1 kilogram juga. Sesuaikan jumlah populasi ternak belut dengan jumlah
pakan yang akan dibagikan saat mengatur pola pemberian pakan.
Jika kamu masih penasaran, yuk cek video dibawah ini.
14Problematika Budidaya Belut di Indonesia
Selain itu, teknik budidaya yang belum dikuasai seutuhnya menjadi faktor kendala
tersendiri karena hasilnya panennya yang terbilang masih kurang memuaskan.
Lain halnya dengan Cina, negara ini justru dinilai telah berhasil mengembangkan
budidaya belut dengan baik pada sistem lumpur maupun sistem jaring apung atau hapa.
Pemanfaatan jaring apung ini dapat digunakan pada budidaya belut berskala besar bahkan
rumahan.
Dalam hitungan satu tahun, Cina telah berhasil memproduksi belut sebanyak 137.486
ton per tahunnya. Sementara itu, Indonesia masih terlalu mengandalkan hasil tangkapan alam
yang jumlahnya tak menentu.
T
erlebih jika hasil tangkapan tersebut hanya ada saat musim-musim tertentu, seperti
Tong atau Drum, disarankan yang terbuat dari bahan plastik agar tidak berkarat.
Paralon
Kawat Kasa
Bila drum yang digunakan terbuat dari besi atau kaleng, maka sebaliknya drum tersebut
sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu dari karat dan lakukan pengecetan ulang dan diamkan
sampai kering hingga tidak berbau cat lagi.
Cara mempersiapkan drum atau tong sebagai media budidaya belut dilakukan dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut ini:
Letakkanlah tong pada posisi tanah yang datar. Hal ini dilakukan agar media menjadi
lebih luas.
Buka bagian tengan drum dan sisakan 5 cm pada bagian sisi kiri dan kanan.
Pasang alat sebagai penganjal agar drum tidak menggelinding dan bergerak.
Buat saluran pembuangan dibawah tong. Letak saluran pembuangan ini dapat
disesuaikan dengan penampungan limbah pembuangan.
Buah peneduh tong, sehingga intensitas panas matahari tidak terlalu tinggi dan
mengenai langsung ke permukaan drum. Bahan ini dapat dibuat dengan net atau waring dan
bisa juga dibuat dengan bahan-bahan yang lebih sederhana lainnya.
B. Media Tanah
Media tanah yang digunakan adalah tanah yang tidak berpasir dan juga tanah yang tidak
terlalu liat dan memiliki kandungan hara yang cukup. Dalam hal ini disarankan untuk
menggunakan media tanah yang diambil dari sawah. Pematangan media tanah dapat
dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
Aduk tanah sebanyak 2 kali sehari hingga tanah menjadi lembut dan gembur.
Perlu diketahui bahwa perlakuan diatas tidak berlaku untuk bahan baku tanah yang diambil
dari sawah.
C. Media Instan Bokashi
Media ini dibuat diluar tong yang merupakan campuran dari bahan utama dan bahan
campuran. Penggunaan 100 kilo bahan akan menghasilkan 90 kilo media instan bokashi.
Untuk setiap tong ukuran 200 liter membutuhkan 40 kilo bokashi. Dalam pembuatan bokashi
dibutuhkan bahan-bahan utama sebagai berikut:
EM4
Air Sumur
Larutan 250 gram gula pasir untuk menghasilkan 1 liter larutan molases.
Cara pembuatan media instan bokashi dilakukan sebagai berikut:
Cacah jerami dan potongan batang pisang dan kemudian dikeringkan terlebih dahulu.
Tanda bahan yang sudah kering adalah hancur ketika digenggam.
Campurkan bahan cacahan diatas dengan bahan pokok lainnya dan aduk hingga
merata.
Campurkanlah bahan ini sedikit demi sedikit tetapi jangan terlalu basah.
Tutup media dengan karung goni atau terpal selama 4-7 hari. Bolak balik campuran
agar tidak membusuk.
D. Mencampur Media Tanah dan Media Bokashi
Untuk mencapur media tanah dan media bokashi dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
Masukkan air kedalam tong hingga ketinggian 5 cm dan diamkanlah hingga terdapat
plankton atau cacing (sekitar 1 minggu) selama proses ini berlangsung tong tidak perlu
ditutup.
Keluarkan air dari tong dan ganti dengan air baru dengan ketinggian yang sama.
Masukkkan tumbuhan air yang tidak terlalu besar sebanyak 3/4 bagian dan ikan-ikan
kecil.
Masukkan vetsin secukupnya sebagai perangsang nafsu makan belut dan diamkan
selama 2 hari.
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah ketinggian seluruh media, kecuali media
tumbuhan air tidak lebih dari 50 cm.
E. Masukkan bibit belut
Setelah seluruh media budidaya diatas dipersiapkan, maka tahapan selanjutnya adalah
menebarkan bibit belut. Bibit yang ditebar sebaiknya sebanyak 2 kg atau dengan jumlah bibit
sebanyak 160-200 ekor.
3. Perawatan
Perawatan belut yang dibudidayakan didalam tong relatif lebih mudah karena pemantauan
budidaya juga relatif kecil. Tetapi demikian perawatan harus tetapi diperhatikan, diantaranya
adalah:
a. Pemberian Pakan
Sebenarnya tidak ada aturan baku tentang volume pemberian pakan. Tetapi sebaiknya pakan
diberikan 5 persen dari jumlah bibit yang ditebarkan. Pakan yang diberikan sebaiknya terdiri
dari cacing, kecebong, ikan-ikan kecil, dan cacahan keong mas atau bekicot. Pemberian
pakan diberikan pada hari ke-3 setelah bibit ditebar didalam tong. Pemberian pakan
sebaiknya dilakukan pada sore hari seperti kebiasaan belut makan dialam bebas, yaitu sore
dan malah hari.
b. Pengaturan Air
Pengaturan air sangat diperlukan untuk membuang sisa makanan agar tidak menumpuk dan
menimbulkan penyakit bagi belut. Pengaturan air ini dapat dilakukan dengan cara
mengalirkan air bersih kedalam tong. Sebaiknya air yang masuk berupa percikan air, dan hal
ini sangat cocok dilakukan dengan menggunakan pipa paralon sebagai media aliran.
Sementara untuk saluran pembuangan dapat dilakukan dengan membuat lobang pada tong di
ketinggian 8 cm dari genangan air pada media. Selain itu untuk mengatur pembuangan sisa
kotoran percikan air juga sangat bermanfaat untuk menambah oksigen.
c. Perawatan Tanaman Air
Tanaman air ini juga digunakan sebagai penjaga kelembaban tempat budidaya dan juga
besar
kolam.
Bibit belut yang ingin diternakkan tersebut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam
kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah
terfermentasi akan menyediakan sumber pakan tambahan untuk ternak belut nantinya secara
alami seperti jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit
belut
yang
akan
diternakkan
dimasukkan.
Sifat kanibalisme dalam beternak belut di kolam dan drum yang dimiliki Monopterus albus
itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan dalam budidaya belut tersebut tersedia
dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal
muncul saat belut berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan
bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m x 1 m,
saya dapat memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya.
Pakan yang diberikan agar budidaya belut haruslah segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan
impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan diberikan minimal sehari
sekali
di
atas
pukul
17.00.
Untuk menambah nafsu makan dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g
temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke
kolam
pembesaran.
Pilih
tempat
yang
biasanya
belut
bersembunyi,
Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan belut yang
dibudidayakan. Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit
biasanya anakan belut segera menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu.
Dosisnya 5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikan
sekitar
kg.
Hama utama dalam budidaya belut di kolam dan drum adalah kehadiran hama seperti burung
belibis, bebek, dan berang-berang perlu diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk jika
kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak turut mendongkrak
naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat
kondisi
kolam
rapi
dan
pengontrolan
rutin
sehari
sekali,
Perlu diingat selain pakan, yang perlu diperhatikan dalam budidaya belut di kolam atau drum
adalah kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi
basa
sering
terjadi
di
kolam.
Air
basa
akan
tampak
merah
kecokelatan.
Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan
dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan cepat mati. Untuk
mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi perubahan, segera beri penetralisir.
Suhu air optimal untuk beternak belut perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak
di daerah panas bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, perlu hujan
buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Hanya dalam tempo 4 bulan sudah siap panen.