Anda di halaman 1dari 27

PANDUAN PRAKTIS BUDIDAYA BELUT

Belut merupakan binatang air yang digolongkan dalam kelompok ikan. Berbeda
dengan kebanyakan jenis ikan lainnya, belut bisa hidup dalam lumpur dengan sedikit air.
Binatang ini mempunyai dua sistem pernapasan yang bisa membuatnya bertahan dalam
kondisi tersebut.
Jenis belut yang paling banyak dikenal di Indonesia adalah belut sawah (Monopterus
albus). Di beberapa tempat dikenal juga belut rawa (Synbranchus bengalensis). Perbedaan
belut sawah dan belut rawa yang paling mencolok adalah postur tubuhnya. Belut sawah
tubuhnya pendek dan gemuk, sedangkan belut rawa lebih panjang dan ramping.
Terdapat dua segmen usaha budidaya belut yaitu pembibitan dan pembesaran.
Pembibitan bertujuan untuk menghasilkan anakan. Sedangkan pembesaran bertujuan untuk
menghasilkan belut hingga ukuran siap konsumsi.
Kali ini alamtani akan menguraikan tentang budidaya pembesaran belut di kolam tembok.
Mulai dari pemilihan bibit hingga pemanenan. Semoga bermanfaat.

Memilih bibit belut


Bibit untuk budidaya belut bisa didapatkan dari hasil tangkapan atau hasil budidaya.
Keduanya memiliki kekurangan dan keunggulan masing-masing. Bibit hasil tangkapan
memiliki beberapa kekurangan, seperti ukuran yang tidak seragam dan adanya kemungkinan
trauma karena metode penangkapan. Kelebihan bibit hasil tangkapan adalah rasanya lebih
gurih sehingga harga jualnya lebih baik.
Kekurangan bibit hasil budidaya harga jualnya biasanya lebih rendah dari belut
tangkapan. Sedangkan kelebihannya ukuran bibit lebih seragam, bisa tersedia dalam jumlah
banyak, dan kontinuitasnya terjamin. Selain itu, bibit hasil budidaya memiliki daya tumbuh
yang relatif sama karena biasanya berasal dari induk yang seragam.
Bibit belut hasil budidaya diperoleh dengan cara memijahkan belut jantan dengan betina
secara alami. Sejauh ini di Indonesia belum ada pemijahan buatan (seperti suntik hormon)
untuk belut. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pembibitan, silahkan baca kiat sukses
pembibitan belut.
Bibit yang baik untuk budidaya belut hendaknya memiliki kriteria berikut:

Ukurannya seragam. Ukuran bibit yang seragam dimaksudkan untuk memudahkan


pemeliharaan dan menekan risiko kanibalisme atau saling memangsa.

Gerakannya aktif dan lincah, tidak loyo.

Tidak cacat atau luka secara fisik.

Bebas dari penyakit.


Budidaya belut untuk segmen pembesaran biasanya menggunakan bibit belut
berukuran panjang 10-12 cm. Bibit sebesar ini memerlukan waktu pemeliharaan sekitar 3-4
bulan, hingga siap konsumsi. Untuk pasar ekspor yang menghendaki ukuran lebih besar,
waktu pemeliharaan bisa mencapai 6 bulan.
Menyiapkan kolam budidaya belut
Budidaya belut bisa dilakukan dalam kolam permanen maupun semi permanen.
Kolam permanen yang sering dipakai antara lain kolam tanah, sawah, dan kolam tembok.

Sedangkan kolam semi permanen antara lain kolam terpal, drum, tong, kontainer plastik dan
jaring.
Kali ini kita akan membahas budidya belut di kola tembok. Kolam tembok relatif
lebih kuat, umur ekonomisnya bisa bertahan hingga 5 tahun.
Bentuk dan luas kolam tembok bisa dibuat berbagai macam, disesuaikan dengan keadaan
ruang dan kebutuhan. Ketinggian kolam berkisar 1-1,25 meter. Lubang pengeluaran dibuat
dengan pipa yang agak besar untuk memudahkan penggantian media tumbuh.
Untuk kolam tembok yang masih baru, sebaiknya dikeringkan terlebih dahulu selama
beberapa minggu. Kemudian direndam dengan air dan tambahkan daun pisang, sabut kelapa,
atau pelepah pisang. Lakukan pencucian minimal tiga kali atau sampai bau semennya hilang.
Media tumbuh untuk budidaya belut
Di alam bebas belut sering dijumpai dalam perairan berlumpur. Lumpur merupakan
tempat perlindungan bagi belut. Dalam kolam budidaya pun, belut membutuhkan media
tumbuh berupa lumpur.
Beberapa material yang bisa dijadikan bahan membuat lumpur/media tumbuh antara
lain, lumpur sawah, kompos, humus, pupuk kandang, sekam padi, jerami padi, pelepah
pisang, dedak, tanaman air, dan mikroba dekomposer.
Komposisi material organik dalam media tumbuh budidaya belut tidak ada
patokannya. Sangat tergantung dengan kebiasaan dan pengalaman. Pembudidaya bisa
meramu sendiri media tumbuh dari bahan-bahan yang mudah didapatkan.
Berikut ini salah satu alternatif langkah-langkah membuat media tumbuh untuk budididaya
belut:

Bersihkan dan keringkan kolam. Kemudian letakkan jerami padi yang telah dirajang
pada dasar kolam setebal kurang lebih 20 cm.

Letakkan pelepah pisang yang telah dirajang setebal 6 cm, di atas lapisan jerami.

Tambahkan campuran pupuk kandang (kotoran kerbau atau sapi), kompos atau tanah

humus setebal 20-25 cm, di atas pelepah pisang. Pupuk organik berguna untuk memicu
pertumbuhan biota yang bisa menjadi penyedia makanan alami bagi belut.
Siram lapisan media tumbuh tersebut dengan cairan bioaktivator atau mikroba

dekomposer, misalnya larutan EM4.


Timbun dengan lumpur sawah atau rawa setebal 10-15 cm. Biarkan media tumbuh

selama 1-2 minggu agar terfermentasi sempurna.


Alirkan air bersih selama 3-4 hari pada media tumbuh yang telah terfermentasi

tersebut untuk membersihkan racun. Setel besar debit air, jangan terlalu deras agar tidak
erosi.

Langkah terakhir, genangi media tumbuh tersebut dengan air bersih. Kedalaman air 5
cm dari permukaan. Pada kolam tersebut bisa diberikan tanaman air seperti eceng gondok.
Jangan terlalu padat.

Dari proses di atas didapatkan lapisan media tumbuh/lumpur setebal kurang lebih 60
cm. Setelah semuanya selesai, bibit belut siap untuk ditebar.
Catatan: Dengan metode lain, budidaya belut bisa dipelihara dalam air bersih tanpa
menggunakan lumpur.
Penebaran bibit dan pengaturan air
Belut merupakan hewan yang bisa dibudidayakan dengan kepadatan tinggi.
Kepadatan tebar untuk bibit belut berukuran panjang 10-12 cm berkisar 50-100 ekor/m2.
Lakukan penebaran bibit pada pagi atau sore hari, agar belut tidak stres. Bibit yang berasal
dari tangkapan alam sebaiknya dikarantina terlebih dahulu selama 1-2 hari. Proses karantina
dilakukan dengan meletakkan bibit dalam air bersih yang mengalir. Berikan pakan berupa
kocokan telur selama dalam proses karantina.
Aturlah sirkulasi air dengan seksama. Jangan terlalu deras (air seperti genangan
sawah) yang penting terjadi sirkulasi air. Atur juga kedalaman air, hal ini berpengaruh pada
postur tubuh belut. Air yang terlalu dalam akan membuat belut banyak bergerak untuk
mengambil oksigen dari permukaan, sehingga belut akan lebih kurus.

Pemberian pakan
Belut merupakan hewan yang rakus. Keterlambatan dalam memberikan pakan bisa
berakibat fatal. Terutama pada belut yang baru ditebar.
Takaran pakan harus disesuaikan dengan berat populasi belut. Secara umum belut
membutuhkan jumlah pakan sebanyak 5-20% dari bobot tubuhnya setiap hari.
Berikut kebutuhan pakan harian untuk bobot populasi belut 10 kg:

Umur 0-1 bulan: 0,5 kg

Umur 1-2 bulan: 1 kg

Umur 2-3 bulan: 1,5 kg

Umur 3-4 bulan: 2 kg


Pakan budidaya belut bisa berupa pakan hidup atau pakan mati. Pakan hidup bagi
belut yang masih kecil (larva) antara lain zooplankton, cacing, kutu air (daphnia/moina),
cacing, kecebong, larva ikan, dan larva serangga. Sedangkan belut yang telah dewasa bisa
diberi makanan berupa ikan, katak, serangga, kepiting yuyu, bekicot, belatung, dan keong.
Frekuensi pemberian pakan hidup dapat dilakukan 3 hari sekali.
Untuk pakan mati bisa diberikan bangkai ayam, cincangan bekicot, ikan rucah,
cincangan kepiting yuyu, atau pelet. Pakan mati untuk budidaya belut sebaiknya diberikan
setelah direbus terlebih dahulu. Frekuensi pemberian pakan mati bisa 1-2 kali setiap hari.
Karena belut binatang nokturnal, pemberian pakan akan lebih efektif pada sore atau malam
hari. Kecuali pada tempat budidaya yang ternaungi, pemberian pakan bisa dilakukan
sepanjang hari.
Pemanenan
Tidak ada patokan seberapa besar ukuran belut dikatakan siap konsumsi. Tapi secara
umum pasar domestik biasanya menghendaki belut berukuran lebih kecil, sedangkan pasar
ekspor menghendaki ukuran yang lebih besar. Untuk pasar domestik, lama pemeliharaan
pembesaran berkisar 3-4 bulan, sedangkan untuk pasar ekspor 3-6 bulan, bahkan bisa lebih,
terhitung sejak bibit ditebar.

Terdapat dua cara memanen budidaya belut, panen sebagian dan panen total. Panen
sebagian dilakukan dengan cara memanen semua populasi belut, kemudian belut yang masih
kecil dipisahkan untuk dipelihara kembali.
Sedangkan pemanenan total biasanya dilakukan pada budidaya belut intensif, dimana
pemberian pakan dan metode budidaya dilakukan secara cermat. Sehingga belut yang
dihasilkan memiliki ukuran yang lebih seragam.

CARA TERNAK BELUT DI RUMAH

Cara Ternak Belut Di Rumah : Belut adalah jenis ikan yang rasanya nikmat, dengan rasa
khasnya dan banyaknya gizi yang di kandungnya. Belut merupakan salah satu sumber protein
hewani yang sangat digemari banyak orang saat ini, dahulu di tahun 60-an masyarakat hanya
mengenal belut sawah atau belut liar, sehingga sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi belut
setiap hari. Saat ini sudah sangat banyak orang yang membudidayakan belut ini sehingga
belut dengan mudah dapat dijumpai di pasar. Budidaya belut ternyata tidak sulit, dan tidak
membutuhkan lahan yang luas, dengan media tong saja belut sudah dapat dibudidayakan
dalam jumlah yang besar.

Budidaya belut lebih mudah daripada memelihara ikan, apakah itu sebagai ikan ternak
ataupun hanya sekedar ikan peliharaan. Saat ini hanya masalah bibit saja yang menjadi
kendala utama dalam budidaya belut, sulitnya mendapatkan bibit ini juga membatasi jumlah
peternak belut saat ini. Bibit belut ini dapat diambil langsung di alam atau bisa juga dibeli di

pembibitan belut. Namun pembibitan belut secara komersil saat ini sanagt sulit ditemukan,
bahkan

mungkin

belum

ada

di

daerah

anda.

Lokasi ideal budidaya belut


Belut dapat dipelihara di semua jenis daerah, baik dataran tinggi maupun rendah, baik
daerah dengan curah hujan tinggii maupun curah hujan rendah. Hal ini wajar saja karena padi
bisa tumbuh di semua daerah, setiap ada sawah yang bisa ditumbuhi oleh padi maka daerah
itu kemungkina besar dapat dijadikan sebagai lokasi budidaya belut. Begitu juga dengan
kondisi air, syarat budidaya belut hanyalah terdapat air bersih dalam artian bersih dari
pencemaran limbah pabrik, pestisida dan detergen. Suhu 25-31C adalah suhu terbaik untuk
membudidayakan belut. Kondisi air yang bersih ini terutama untku anak belut atau sering
disebut dengan bibit, ukuran bibit yang baik antara 1 2 cm. ketika belut sudah tumbuh
dewasa maka kondisi air tidak lagi menjadi masalah karena umumnya belut dewasa dapat
hidup di air yang keruh (akibat lumpur).

UNTUNG MELIMPAH DARI BUDIDAYA BELUT DI KOLAM DRUM

BUDIDAYA BELUT Kebutuhan akan belut nampaknya terus bertambah seiring dengan
bertambah peminatnya. Jika kita lihat dari segi bisnis, ini merupakan sebuah peluang besar
karena masih banyaknya permintaan belut di pasaran, sedangkan permintaan tidak bisa
disanggupi semuanya. Hal ini tentu kita bisa manfaatkan, kita bisa membuat usaha budidaya
belut tentunya.
Belut termasuk dalam jenis kategori ikan. Namun begitu, belut berbeda dengan jenis
ikan pada umumnya. Belut bisa hidup di air yang tidak terlalu banyak serta bisa hidup di
lumpur. Mengapa bisa begitu? Karena belut memiliki dua sistem pernafasan. Belut biasanya
suka ditemukan di sawah dan rawa, namun jika di sawah belut memang susah sekali untuk
ditemukan, akibat persawahannya kini mulai tercemar oleh bahan kimia seperti pemakaian
pupuk kimia yang berlebihan.
Dalam budidaya belut, terbagi menjadi dua bagian, yaitu budidaya belut di kolam
semen dan budidaya belut di kolam drum. Di kesempatan kali ini, inshaa Allah akan berbagi
tentang cara budidaya belut di kolam drum. Tentu jika budidaya belut ini berhasil, pastinya
kamu akan mendapatkan untung yang luar biasa dari usahamu ini. Langsung saja, ini dia cara
budidaya belut di kolam drum.

1Siapkan Kolam Budidaya Belut

Cara budidaya belut di kolam drum ini termasuk ke dalam golongan semi permanen,
artinya cara ini tidak seawet dengan budidaya di kolam semen atau tanah yang termasuk ke
dalam golongan permanen. Selain menggunakan drum, bisa juga memakai tempat yang
lainnya seperti kolam terpal, kontainer plastik atau tong.
Adapun langkah-langkahnya dalam memanfaatkan drum untuk dijadikan tempat budidaya
adalah sebagai berikut.

Bersihkan dulu drum hingga benar-benar bersih, terutama bagian dalamnya.

Buatlah sebuah lubang yang memanjang pada bagian atas drum.

Selanjutnya, simpan drum pada bidang tanah yang datar. Agar drum tidak
terguling, berilah pengganjal pada bagian kanan dan kiri dram.

Jangan sampai lupa juga, buatlah sebuah saluran pembuangan di bawah drum.

Buat juga sebuah peneduh di atas drum, agar belut tidak kepanasan terkena sinar
matahari.

2Media Tumbuh Ternak Belut

Salah satu kunci kesuksesan budidaya belut adalah penggunaan media tumbuh belut yang
tepat. Di luar faktor pakan, jika kompisisi media tumbuh ini pas, maka akan mempercepat
pertumbuhan belut. Untuk kolam dari drum, kamu bisa menggunakan media berupa jerami
padi pupuk TSP, kompos, lumpur kering danmikroorganisme starter.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini ada langkah-langkah membuat media tumbuh belut dari
kolam drum.

Beri lapasan jerami dengan ketebalan sekitar 50 cm pada bagian dasar drum.

kemudian,

siramlah

jerami

itu

menggunakan mikroorganisme

starter dengan

komposisi 1 liter per drum.

Kemudian berilah lapisan kompos setinggi 7 cm, jika tidak ada bisa juga
menggunakan tanah humus atau pupuk kandang.

Nah, di lapisan yang terakhir diberi lumpur kering yang sebelumnya sudah dicampur
dengan pupuk TSP 5 kg. Lapisan ini mempunyai tinggi sekitar 25 cm.

Langkah terakhir, masukanlah air bersih ke dalam drum setinggi 17 cm, namun
jangan dulu dimasukkan belut, diamkan selama 14 hari untuk melalui proses
fermentasi terlebih dahulu.

3Pemilihan Bibit Belut

Setelah kolam drum dan medianya sudah disiapkan, langkah selanjutnya adalah memasukan
bibit belut. Namun begitu, pilihlah bibit belut yang sehat. Jika kamu kebingungan dalam
memillih bibit belut yang bagus dan sehat, berikut ini beberapa kriteria bibit belut yang sehat.

Pilihlah bibit belut yang mempunyai ukuran seragam, jangan yang tidak seragam. Hal
ini di maksudkan agar saat panen kelak, hasilnya pun bisa seragam. Selain itu, hal
inipun bertujuan agar tidak adanya saling memangsa antar belut yang ada di kolam
drum.

Gerakannya tidak loyo, aktif dan lincah.

Tentunya bibit belut itu bebas dari penyakit.

Ukurannya kurang lebih 10-12 cm.

4Pemberian Pakan

Selain dengan memilih bibit yang sama, pemberian yang cukup dan teratur bisa
menghindarkan terjadinya saling mangsa antara belut yang ada. Untuk takarannya, bisa
disesuaikan

dengan

berat

populasi

belut

itu

sendiri.

Kalau

paling

aman

sih

diberikan pakan itu sebanyak 5-20% dari bobotnya perhari.


Untuk waktu pemberian pakannya bisa dilakukan pada sore hari. Karena biasanya belut
mencari mangsa pada sore atau malam hari. Adapun pakannya sendiri bisa berupa ikan kecil,
kecebong, kacing ataupun bekicot yang sebelumnya sudah dicacah kecil-kecil terlebih
dahulu.
5Panen Belut

Dalam satu drum, biasanya bibit belut bisa masuk sebanyak 2 kg dengan ukuran bibit 11-13
cm. Untuk masa panen belut itu sendiri bisa dilakukan setelah 3-4 bulan. Adapun harga bibit

belutnya rata-rata memiliki panjang 7-12 cm yang dijual kisaran 55.000/kg (isi 76-111
ekor/kg). Sedangkan jika membeli belut konsumsi itu rata-rata kisaran 32.000/kg isi 4-6 ekor.
6Pemasaran Belut

Dewasa ini belut telah menjadi salah satu makanan konsumsi yang banyak disukai orang,
baik diolah menjadi makanan ringan seperti keripik belut atau langsung dimasak menjadi
belut goreng. Belut memiliki rasa yang sangat gurih jika dimakan, mungkin hal inilah yang
menyebabkan belut banyak dicari orang. Permintaan pasar yang sangat besar membuat
penyedia belut sering kekurangan stok. Padahal di Indonesia terdapat banyak sekali tempattempat pembudidayaan belut.
Mungkin sebagian dari pembudidaya belut masih kesulitan untuk proses
pemasarannya. Namun sebenarnya cara pemasaran belut tergolong mudah sebab belut sangat
diminati di pasaran. Cara pemasaran belut adalah dengan cara langsung dijual ke tengkulak
dalam jumlah besar atau kamu juga bisa mencari pelanggan dari pedagang-pedagang kecil di
pasar namun dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Jika kamu punya banyak pelanggan,
maka cara kedua adalah yang lebih banyak mendatangkan margin.
7Belut Sawah

Belut sawah adalah hewan sejenis ikan yang memiliki bentuk tubuh memanjang
seperti ular. Belut sawah atau biasa disebut moa atau lindung adalah hewan yang memiliki
nilai ekologi dan juga nilai ekonomi. Hewan ini mudah beradaptasi pada lingkungan yang
kurang baik sehingga menjadi indikator pencemaran di suatu lingkungan.
Sesuai namanya, belut sawa hidup di persawahan, sungai dan juga rawa. Makanan
utamanya adalah cacing dan ikan kecil. Belut adalah hewan nokturnal atau hewan yang aktif
di malam hari. Tubuh belut berwarna kecoklatan, licin dan tidak bersisik sehingga kamu akan
kesulitan memegangnya. Karena memiliki nilai ekonomi, belut biasanya dimanfaatkan
dagingnya untuk diolah menjadi makanan bernilai jual tinggi seperti keripik belut.
8Kandungan Gizi Belut

Belut dimasukkan ke dalam kelompok ikan sehingga halal untuk dimakan umat
muslim. Sama halnya dengan ikan, daging belut memiliki banyak kandungan gizi yang baik
untuk tubuh. Daging belut mengandung protein yang tinggi sehingga baik untuk masa
pertumbuhan anak. Selain itu belut juga mengandung mineral, vitamin, karbohidrat, kalsium,
fosfor dan juga lemak sama halnya seperti ikan. Berikut tabel gizi ikan belut yang kami ambil
dari direktorat gizi (Depkes).
Zat Gizi

Belut

Kalori (cal)

303

Protein (gr)

14

Lemak (gr)

27

Karbohidrat (g)

Fosfor (mg)

200

Kalsium (mg)

20

Zat besi (mg)

20

Vitamin A (SI)

1600

Vitamin B (mg)

0,1

Vitamin C (mg)

Air (gr)

58

9Manfaat Belut

Selain budidaya-nya menguntungkan, memakan daging belut juga akan menimbulkan


banyak manfaat bagi tubuh kita. Lalu apa aja sih kandungan yang ada di dalamnya? Mari
simak poin-poin berikut.
1. Mencegah pengroposan
Daging belut mengandung fosfor dan kalsium yang baik untuk tulang sehingga
mencegah terjadinya pengeroposan tulang atau osteoporosis. Zat besi yang terdapat pada
daging belut berfungsi untuk mencegah penyakit anemia atau kurang darah dan membantu
pengangkutan oksigen ke seluruh tubuh, sehingga baik dikonsumsi untuk penderita anemia.
2. Sumber Kalori
Selain itu pada daging belut mengandung kalori yang cukup tinggi yaitu sekitar 330
kilo kalori, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kalori harian, sehingga kamu bisa
melakukan segala aktivitas dengan lancar. Kandungan vitamin A pada belut baik untuk
kesehatan mata, memperbaiki fungsi jaringan saraf yang rusak serta membantu menormalkan
tekanan darah. Nah, jadi makanan ini akan sangat cocok untuk kamu yang punya aktifitas
harian yang padat.
3. Protein yang melimpah
Protein yang ada pada tubuh belut akan sangat bermanfaat bagi perkembangan tubuh
manusia. Di setiap 100 gram daging belut, terkandung protein sebesar sekitar 18,4 gram.
Angka ini menunjukan bahwa kandungan protein yang dimiliki belut setara dengan

kandungan protein yang dimiliki oleh sapi (18,8g/100gram daging). Perotein yang ada, akan
membangun semua sel-sel yang rusak dalam tubuh. Selain itu, belut juga sangat aman
dikonsumsi oleh semua umur.
4. Meningkatkan kesehatan otot
Kandungan arigin (asam amino non-esensial) yang ada pada belut akan membantu
proses peningkatan kesehatan otot dan mengurangi resiko penumpukan lemak pada tubuh.
Yang dimaksud arigin disini ialah hormon yang dapat memengaruhi pertumbuhan manusia
atau biasa disebut Human Growth Hormon (HGH). Beberapa penelitian juga menyebutkan
bahwa HGH ini dapat menghambat sel-sel kanker payudara.
5. Mencegah anemia
Selain keempat hal diatas, belut juga memiliki kandungan zat besi yang cukup
banyak. Jumlah yang ada pada daging belut melebihi kandungan zat besi yang ada pada
daging dan telur. Dengan mengkonsumsi 125 gram belut perhari, mampu mencegah resiko
timbulny penyakit anemia.
10Keripik Belut

Salah satu olahan makanan dari daging yang bernilai ekonomi adalah keripik belut.
Saat ini sudah banyak industri rumahan yang membuat makanan ringan keripik belut. Selain
makanan yang lezat, keripik belut adalah makanan yang bergizi karena mengandung protein
yang tinggi. Makanan ini sangat cocok dijadikan buah tangan atau hanya untuk sekedar lauk
makan.
Sebenarnya membuat keripik belut ini tidaklah sulit, kamu juga bisa membuatnya
sendiri di rumah. Sediakan daging belut sebanyak 2 kg, jangan gunakan belut yang berukuran

terlalu besar. Keluarkan isi perut belut dan cuci hingga bersih. Buat bumbunya dengan
menghaluskan bawang putih, ketumbar dan garam, kamu juga bisa menambahkan kunyit
sebagai pewarna.
Kemudian campurkan bumbu yang sudah dihaluskan dengan tepung dan beri air
secukupnya sampai menjadi adonan. Siapkan penggorengan dan panaskan minyak hingga
benar-benar panas. Lalu celupkan belut kedalam adonan tepung dan goreng dengan
menggunakan api sedang, jika belut sudah berubah warna menjadi kuning keemasan itu
tandanya sudah matang.

11Hama, Penyakit & Cara Menanggulanginya

Hama belut merupakan salah satu binatang tingkat tinggi yang mengganggu
kehidupan ekosistem belut secara langsung. Seperti berang-berang, ular dan musang air
misalnya, mereka kerapkali menjadi hama pada belut saat berada di alam bebas dan kolam
terbuka.
Sementara itu, katak dan kucing menjadi penggangu ekosistem belut di daerah
perkotaan. Setidaknya diperlukan pemeliharaan secara baik dan intensif agar belut tidak
terserang oleh berbagai hama yang mengganggu ekosistemnya.
Umumnya belut terserang penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah,
seperti bakteri, virus, jamur dan protozoa yang berukuran sangat kecil. Namun, bakteri yang
paling sering menyerang belut adalah Aeromonas dan Pseudomonas.

Jika belut yang dipelihara sudah terinfeksi oleh bakteri jenis ini, maka akan timbul gejala,
seperti bercak-bercak merah pada permukaan belut dan terjadi pendarahan pada bagian organ
dalam seperti hati atau limpa.
Kedua bakteri ini memang sangat mematikan, jika tidak ditangani dengan cepat maka
akan menimbulkan kematian.
Gejala awal yang akan dialami belut ketika terserang bakteri ini biasanya akan
ditandai dengan pendarahan hebat dibagian bawah kulit, rongga mulut, insang dan bahkan
menjalar ke seluruh bagian tubuh. Selain itu, lendir yang ada pada belut akan berkurang
akibat sekresi yang berlebihan.
Sehingga sebagian tubuhnya akan terasa kering dan kasar. Selanjutnya, belut akan
mengalami pembekakan pada organ limpa, hati dan empedu. Belut yang sudah terinfeksi
akan kehilangan energi dan keseimbangan.
Sehingga, posisi belut akan cenderung diam dan terbalik (punggung dibawah). Jika
belut yang kamu pelihara kemungkinan besar akan mati dikemudian hari.
Cara penanggulangan:
Tapi jangan khawatir karena masih ada langkah-langkah penanganan yang harus
kamu lakukan sebelum belut mengalami kematian. Hal yang bisa kamu lakukan untuk
menangani berbagai macam gejala diatas adalah membeli obat antibiotik (amoksilin atau
ampicilin).
Namun, penggunaan dosis yang salah akan hanya menambah penderitaan sang belut
saja. Sebaiknya, jika kamu ingin mendapatkan hasil yang lebih maksimal maka
gunakanlah gedebog (batang pohon) pisang yang sudah mengalami pembusukan.
Gedebog pisang adalah media antiseptik alami yang dipercaya mampu meredam
pertumbuhan kedua bakteri tersebut. Selain itu, dengan adanya gedebog pisang ini maka akan
timbul cacing-cacing kecil yang akan menjadi asupan nutrisi dan protein pada belut.
Tapi tunggu dulu, kamu harus hati-hati memakainya. Sebelum diaplikasikan kedalam kolam,
gedebog pisang yang ada harus diproses terlebih dahulu.

Mengapa demikian? Karena getah yang masih ada pada gedebog pisang baru (segar)
akan menyebabkan air kolam menjadi asam. Hal ini akan memperngaruhi kehidupan sang
belut nantinya.
12Jenis Belut yang Dapat Dibudidayakan

Hampir semua belut dapat dibudidayakan, tetapi alangkah baiknya jika belut yang sedang
dibudidayakan tersebut merupakan salah satu hasil rekomendasi dari para peternak belut yang
memperoleh hasil maksimal saat musim panennya.
Berikut ini beberapa jenis belut yang sangat direkomendasikan untuk dibudidayakan.
1.

Belut Eropa, atau dalam bahasa latin disebut dengan belut Anguila. Belut ini hidup
dalam ekosistem danau air tawar dan payau di kawasan Inggris, Mediterania, Irlandia
hingga pertengahan Norwegia.

2.

Belut Longfin, memiliki nama latin Anguila Reinnardtii. Belut ini dapat ditemukan di
perairan air payau Australia dan Selandia Baru. Belut Longfin merupakan spesies yang
paling banyak dibudidayakan di semua negara.

3.

Belut Jepang, belut ini bernama latin Anguilla Japong. Belut Jepang ini umumnya
dibudidayakan di perairan payau kawasan Jepang, Korea, Taiwan dan Cina.

4.

Belut Amerika atau biasa disebut Anguilla Rostrata, merupakan salah satu belut yang
hidup pada habitat perairan air payau di Amerika Serikat, Kanada dan Teluk Meksiko.

13Pakan Belut

Hal utama yang tak kalah penting untuk diperhatikan dalam budidya belut yakni cara
pemberian pakan belut. Belut tidak akan bisa berkembang dengan baik jika terjadi kesalahan
dalam mengatur setiap pola pemberian pakannya.
Cukup sehari sekali saja saat pemberian pakan terhadap hewan belut. Lakukan
pemberian pakan tersebut pada sore hari. Hal dikarenakan belut merupakan hewan pencari
makan saat malam hari, khususnya belut sawah.
Cacing sutra, bekicot dan keong emas merupakan sekumpulan dari berbagai jenis
pakan ternak belut terbaik. Untuk menambahkan kandungan nutrisi pada belut, campurkan
pelet atau pakan buatan dengan menggunakan perbandingan 1 : 1.
Misal, jika kamu memberikan pakan seberat 1 kilogram, maka campurkan pelet atau pakan
buatan tersebut 1 kilogram juga. Sesuaikan jumlah populasi ternak belut dengan jumlah
pakan yang akan dibagikan saat mengatur pola pemberian pakan.
Jika kamu masih penasaran, yuk cek video dibawah ini.
14Problematika Budidaya Belut di Indonesia

Di Indonesia, perkembangan budidaya belut masih belum banyak dilakukan walaupun


permintaan pasar ekspor dan domestik kian besar. Mengapa demikian? Tak lain hal tersebut
diakibatkan karena sulitnya mendapatkan benih berkualitas.

Selain itu, teknik budidaya yang belum dikuasai seutuhnya menjadi faktor kendala
tersendiri karena hasilnya panennya yang terbilang masih kurang memuaskan.
Lain halnya dengan Cina, negara ini justru dinilai telah berhasil mengembangkan
budidaya belut dengan baik pada sistem lumpur maupun sistem jaring apung atau hapa.
Pemanfaatan jaring apung ini dapat digunakan pada budidaya belut berskala besar bahkan
rumahan.
Dalam hitungan satu tahun, Cina telah berhasil memproduksi belut sebanyak 137.486
ton per tahunnya. Sementara itu, Indonesia masih terlalu mengandalkan hasil tangkapan alam
yang jumlahnya tak menentu.
T

erlebih jika hasil tangkapan tersebut hanya ada saat musim-musim tertentu, seperti

musim hujan misalnya.

CARA TERNAK BELUT DI RUMAH


1.Perlengkapan
Hal yang paling utama dan pertama sekali yang harus dipersiapkan dalam budidaya belut
didalam tong adalah peralatan-peralatan sebagai berikut:

Tong atau Drum, disarankan yang terbuat dari bahan plastik agar tidak berkarat.

Paralon

Kawat Kasa

Tandon sebagai penampung air

Ember, cangkul, baskom dan juga jerigen.


2. Persiapan dan Teknik Budidaya Belut
Persiapan dan teknik budidaya belut perlu diketahui agar kelak mendapatkan hasil yang
maksimal. Disini hal yang perlu diperhatikan adalah media pemeliharaan sebagai tempat
berkembang biak atau media tempat membesarkan belut. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
A. Drum atau Tong
Drum yang digunakan untuk budidaya belut harus yang tidak bocor dan juga tidak berkarat.

Bila drum yang digunakan terbuat dari besi atau kaleng, maka sebaliknya drum tersebut
sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu dari karat dan lakukan pengecetan ulang dan diamkan
sampai kering hingga tidak berbau cat lagi.
Cara mempersiapkan drum atau tong sebagai media budidaya belut dilakukan dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut ini:

Letakkanlah tong pada posisi tanah yang datar. Hal ini dilakukan agar media menjadi
lebih luas.

Buka bagian tengan drum dan sisakan 5 cm pada bagian sisi kiri dan kanan.

Pasang alat sebagai penganjal agar drum tidak menggelinding dan bergerak.

Buat saluran pembuangan dibawah tong. Letak saluran pembuangan ini dapat
disesuaikan dengan penampungan limbah pembuangan.

Buah peneduh tong, sehingga intensitas panas matahari tidak terlalu tinggi dan
mengenai langsung ke permukaan drum. Bahan ini dapat dibuat dengan net atau waring dan
bisa juga dibuat dengan bahan-bahan yang lebih sederhana lainnya.

B. Media Tanah
Media tanah yang digunakan adalah tanah yang tidak berpasir dan juga tanah yang tidak
terlalu liat dan memiliki kandungan hara yang cukup. Dalam hal ini disarankan untuk
menggunakan media tanah yang diambil dari sawah. Pematangan media tanah dapat
dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

Masukkan tanah kedalam tong hingga ketinggian 30-40 cm

Masukkan air hingga tanah becek namun tidak menggenang.

Masukkan EM 4 sebanyak 4 botol kedalam tong.

Aduk tanah sebanyak 2 kali sehari hingga tanah menjadi lembut dan gembur.

Perlu diketahui bahwa perlakuan diatas tidak berlaku untuk bahan baku tanah yang diambil
dari sawah.
C. Media Instan Bokashi
Media ini dibuat diluar tong yang merupakan campuran dari bahan utama dan bahan
campuran. Penggunaan 100 kilo bahan akan menghasilkan 90 kilo media instan bokashi.
Untuk setiap tong ukuran 200 liter membutuhkan 40 kilo bokashi. Dalam pembuatan bokashi
dibutuhkan bahan-bahan utama sebagai berikut:

Jerami padi (40 persen)

Pupuk Kandang (30 persen)

Bekatul (20 persen)

Potongan batang pisang (10 persen)


Bahan dan campurannya terdiri atas

EM4

Air Sumur

Larutan 250 gram gula pasir untuk menghasilkan 1 liter larutan molases.
Cara pembuatan media instan bokashi dilakukan sebagai berikut:

Cacah jerami dan potongan batang pisang dan kemudian dikeringkan terlebih dahulu.
Tanda bahan yang sudah kering adalah hancur ketika digenggam.

Campurkan bahan cacahan diatas dengan bahan pokok lainnya dan aduk hingga
merata.

Campurkanlah bahan ini sedikit demi sedikit tetapi jangan terlalu basah.

Tutup media dengan karung goni atau terpal selama 4-7 hari. Bolak balik campuran
agar tidak membusuk.
D. Mencampur Media Tanah dan Media Bokashi
Untuk mencapur media tanah dan media bokashi dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut:

Masukkan media Bokashi kedalam tong dan aduk hingga merata.

Masukkan air kedalam tong hingga ketinggian 5 cm dan diamkanlah hingga terdapat
plankton atau cacing (sekitar 1 minggu) selama proses ini berlangsung tong tidak perlu
ditutup.

Keluarkan air dari tong dan ganti dengan air baru dengan ketinggian yang sama.

Masukkkan tumbuhan air yang tidak terlalu besar sebanyak 3/4 bagian dan ikan-ikan
kecil.

Masukkan vetsin secukupnya sebagai perangsang nafsu makan belut dan diamkan
selama 2 hari.
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah ketinggian seluruh media, kecuali media
tumbuhan air tidak lebih dari 50 cm.
E. Masukkan bibit belut
Setelah seluruh media budidaya diatas dipersiapkan, maka tahapan selanjutnya adalah
menebarkan bibit belut. Bibit yang ditebar sebaiknya sebanyak 2 kg atau dengan jumlah bibit
sebanyak 160-200 ekor.
3. Perawatan
Perawatan belut yang dibudidayakan didalam tong relatif lebih mudah karena pemantauan
budidaya juga relatif kecil. Tetapi demikian perawatan harus tetapi diperhatikan, diantaranya
adalah:
a. Pemberian Pakan
Sebenarnya tidak ada aturan baku tentang volume pemberian pakan. Tetapi sebaiknya pakan
diberikan 5 persen dari jumlah bibit yang ditebarkan. Pakan yang diberikan sebaiknya terdiri
dari cacing, kecebong, ikan-ikan kecil, dan cacahan keong mas atau bekicot. Pemberian
pakan diberikan pada hari ke-3 setelah bibit ditebar didalam tong. Pemberian pakan
sebaiknya dilakukan pada sore hari seperti kebiasaan belut makan dialam bebas, yaitu sore
dan malah hari.
b. Pengaturan Air
Pengaturan air sangat diperlukan untuk membuang sisa makanan agar tidak menumpuk dan
menimbulkan penyakit bagi belut. Pengaturan air ini dapat dilakukan dengan cara
mengalirkan air bersih kedalam tong. Sebaiknya air yang masuk berupa percikan air, dan hal
ini sangat cocok dilakukan dengan menggunakan pipa paralon sebagai media aliran.
Sementara untuk saluran pembuangan dapat dilakukan dengan membuat lobang pada tong di
ketinggian 8 cm dari genangan air pada media. Selain itu untuk mengatur pembuangan sisa
kotoran percikan air juga sangat bermanfaat untuk menambah oksigen.
c. Perawatan Tanaman Air
Tanaman air ini juga digunakan sebagai penjaga kelembaban tempat budidaya dan juga

menjaga belut dari kepanasan.


d. Pemberian EM4
EM4 berfungsi untuk menetralisir sisa-sisa pakan. Selain itu juga berfungsi untuk
mengurangi bau. EM4 diberikan 2-3 kali sehari dengan dosis 1/2 sendok makan yang terlebih
dilarutkan dalam 1 liter air.
e. Perawatan Disekitar Lokasi
Perawatan di sekitar lokasi ini dilakukan untuk menjaga tong dari tanaman liar, lumut, dan
hama maupun predator pemangsa seperti ayam.
4. Pemanenan
Pemanenan belut sudah dapat dilakukan setelah 34 bulan masa budidaya dilakukan atau
sesuai dengan keinginan kita dan keinginan (permintaan) pasar. Pemanenan untuk media
drum / tong tentunya lebih mudah , dan belut hasil budidaya siap dipasarkan.

Cara Budidaya Belut di Kolam dan Drum


Cara beternak belut di kolam dan drum. Beternak atau budidaya belut saat ini mulai
digemari seiring dengan banyaknya permintaan akan belut dan ketersediaan belut dipasar dari
hasil penangkapan secara alami semakin sedikit.
Beternak belut sebenarnya tidak begitu susah karena belut dapat dibudidayakan baik itu
dalam kolam ataupun drum.
Cara Budidaya Belut didalam kolamadalah dengan cara membuat kolam sedangkan jika
beternak dalam drum maka wadah untuk pemeliharaan yang digunakan adalah drum itulah
perbedaan keduanya sedangkan dalam tehnis budidaya sama saja. Perlu diingat bahwa belut
akan cepat besar jika medianya cocok sehingga dalam budidaya belut dalam kolam dan drum
media harus menjadi perhatian yang utama.
Media yang baik untuk beternak belut di kolam dan drum adalah lumpur kering, kompos,
jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Peletakkannya diatur: bagian dasar
kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami disiramkan 1 liter mikroorganisma stater.
Berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang
sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg.

Cara Budidaya Belut di Kolam dan Drum


Karena belut tetap memerlukan air maka dalam beternak belut dalam kolam dan drum ini
sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas.
Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus
menutupi

besar

kolam.

Bibit belut yang ingin diternakkan tersebut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam
kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah
terfermentasi akan menyediakan sumber pakan tambahan untuk ternak belut nantinya secara
alami seperti jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit
belut

yang

akan

diternakkan

dimasukkan.

Sifat kanibalisme dalam beternak belut di kolam dan drum yang dimiliki Monopterus albus
itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan dalam budidaya belut tersebut tersedia
dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal
muncul saat belut berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan
bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m x 1 m,
saya dapat memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya.

Pakan yang diberikan agar budidaya belut haruslah segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan
impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan diberikan minimal sehari
sekali

di

atas

pukul

17.00.

Untuk menambah nafsu makan dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g
temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke
kolam

pembesaran.

Pilih

tempat

yang

biasanya

belut

bersembunyi,

Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan belut yang
dibudidayakan. Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit
biasanya anakan belut segera menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu.
Dosisnya 5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikan
sekitar

kg.

Hama utama dalam budidaya belut di kolam dan drum adalah kehadiran hama seperti burung
belibis, bebek, dan berang-berang perlu diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk jika
kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak turut mendongkrak
naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat
kondisi

kolam

rapi

dan

pengontrolan

rutin

sehari

sekali,

Perlu diingat selain pakan, yang perlu diperhatikan dalam budidaya belut di kolam atau drum
adalah kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi
basa

sering

terjadi

di

kolam.

Air

basa

akan

tampak

merah

kecokelatan.

Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan
dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan cepat mati. Untuk
mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi perubahan, segera beri penetralisir.
Suhu air optimal untuk beternak belut perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak
di daerah panas bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, perlu hujan
buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Hanya dalam tempo 4 bulan sudah siap panen.

Anda mungkin juga menyukai