Mari bergabung
dengan sukarelawan Wikipedia bahasa Indonesia!
Soekarno
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Dr.(H.C) Ir. H.
Soekarno
Presiden Indonesia ke-1
Masa jabatan
18 Agustus 1945 – 12 Maret 1967
Perdana Daftar[tampilkan]
Menteri
Masa jabatan
9 Juli 1959 – 25 Juli 1966
Pengganti Soeharto
(Ketua Presidium Kabinet)
Informasi pribadi
Kebangsaan Indonesia
Partai politik
Partai Nasional
Indonesia (1927–1931)
Pasangan Oetari (1921–1923)
Inggit Garnasih (1923–1943)
Fatmawati (1943–1956)
Hartini (1953–1970)
Kartini Manoppo (1959–1968)
Ratna Sari Dewi (1962–1970)
Haryati (1963–1966)
Yurike Sanger (1964–1968)
Heldy Djafar (1966–1969)
Dari Fatmawati[tampilkan]
Dari Hartini[tampilkan]
Dari Ratna[tampilkan]
Dari Haryati[tampilkan]
Soekemi Sosrodihardjo
Orang tua
Ida Ayu Nyoman Rai
Profesi Insinyur
Politikus
Guru
Tanda tangan
Pra-kemerdekaan
PNI
Partindo
PETA
BPUPKI
o Pancasila
PPKI
Revolusi Nasional Indonesia
o Proklamasi Kemerdekaan
Kabinet
Presidensial
Sjahrir I
II
III
Amir I
II
Hatta I
o Darurat
II
RIS
o Susanto
o Halim
Natsir
Sukiman
Wilopo
Ali I
Burhanuddin
Ali II
Djuanda
Kerja I
Kerja II
III
IV
Dwikora
o Disempurnakan
o Disempurnakan II
Ampera
Presiden Pertama Indonesia
Pemberontakan
APRA
Ambon
Permesta
DI/TII
Domestik
Marhaenisme
Demokrasi Terpimpin
o Dekret 5 Juli
Monas
PKI
o G30S
o Supersemar
Kejatuhan
o De-Soekarnoisasi
MENU
0:00
Pidato Soekarno pada
peringatan Maulud Nabi
Muhammad S.A.W
Dr.(H.C.) Ir. H. Soekarno1 (ER, EYD: Sukarno, nama lahir: Koesno
Sosrodihardjo) (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6
Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun)
[note 1][note 2]
adalah Presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat
pada periode 1945–1967.[5] Ia adalah seorang tokoh perjuangan
:11, 81
Daftar isi
1Nama
o 1.1Achmed Soekarno
2Kehidupan
o 2.1Masa kecil dan remaja
o 2.2Sebagai arsitek
2.2.1Pekerjaan
2.2.2Pengaruh terhadap karya arsitektur
o 2.3Silsilah keluarga
3Kiprah politik
o 3.1Masa pergerakan nasional
o 3.2Masa penjajahan Jepang
o 3.3Masa Perang Revolusi
o 3.4Masa kemerdekaan
o 3.5Masa marabahaya
3.5.1Granat Cikini
3.5.2Penembakan Istana Presiden
3.5.3Pencegatan Rajamandala
3.5.4Granat Makassar
3.5.5Penembakan Idul Adha
3.5.6Penembakan mortir Kahar Muzakar
3.5.7Granat Cimanggis
3.5.8Upaya pembunuhan karakter
o 3.6Masa embargo negara Adi Kuasa
o 3.7Masa keterpurukan
4Sakit hingga meninggal
5Peninggalan
6Penghargaan
o 6.1Gelar Doctor Honoris Causa
o 6.2Lain-lain
7Karya tulis
8Pidato
9Budaya populer
o 9.1Buku
o 9.2Lagu
o 9.3Film, televisi, dan panggung pertunjukan
10Catatan
11Galeri
12Referensi
13Lihat pula
14Pranala luar
Nama
Soekarno lahir dengan nama Kusno yang diberikan oleh
orangtuanya.[5] Akan tetapi, karena ia sering sakit maka ketika berumur
sebelas tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. [5][7] :35-
Achmed Soekarno
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang
ditulis Achmed Soekarno. Hal ini terjadi karena ketika Soekarno
pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan
bertanya-tanya, "Siapa nama kecil Soekarno?"[8] karena mereka tidak
mengerti kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia yang hanya
menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama keluarga.
Soekarno menyebutkan bahwa nama Achmed didapatnya ketika
menunaikan ibadah haji.[9] Dalam beberapa versi lain, disebutkan
pemberian nama Achmed di depan nama Soekarno, dilakukan oleh
para diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi
luar negeri dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan
negara Indonesia oleh negara-negara Arab.
Dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat
Indonesia (terjemahan Syamsu Hadi. Ed. Rev. 2011. Yogyakarta:
Media Pressindo, dan Yayasan Bung Karno, ISBN 979-911-032-7-9)
halaman 32 dijelaskan bahwa namanya hanya "Sukarno" saja, karena
dalam masyarakat Indonesia bukan hal yang tidak biasa memiliki
nama yang terdiri satu kata.
Kehidupan
Masa kecil dan remaja
Soekarno, Anwari, dan Soetedjo,[13] selain itu ada seorang lagi dari
:167
Masjid Istiqlal 1951
Monumen Nasional 1960
Gedung Conefo [17]
Gedung Sarinah [17]
Wisma Nusantara [17]
Hotel Indonesia 1962 [18]
Tugu Selamat Datang[18]
Monumen Pembebasan Irian Barat[18]
Patung Dirgantara[18]
Tahun 1955 Ir. Soekarno menunaikan ibadah
haji ke Tanah Suci dan sebagai seorang
arsitek, Soekarno tergerak memberikan
sumbangan ide arsitektural kepada
pemerintah Arab Saudi agar membuat
bangunan untuk melakukan sa’i menjadi dua
jalur dalam bangunan dua lantai. Pemerintah
Arab Saudi akhirnya melakukan
renovasi Masjidil Haram secara besar-besaran
pada tahun 1966, termasuk pembuatan lantai
bertingkat bagi umat yang
melaksanakan sa’i menjadi dua jalur dan lantai
bertingkat untuk melakukan tawaf [14]
Rancangan skema Tata Ruang
Kota Palangkaraya yang diresmikan pada
tahun 1957 [14]
Silsilah keluarga
Kembangkan
Silsilah keluarga
Kiprah politik
Artikel atau bagian artikel ini tidak
memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya
tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan
menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber
dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu
oleh Pengurus.
Pergantian tampuk
pimpinan
pemerintahan
Indonesia.
Soekarno tampil pertama kali pada kulit muka majalah Time tanggal 23 Desember 1946
Vol. XLVIII No. 26, ilustrasi karya Boris Chaliapin untuk media asal Amerika tersebut
Masa pergerakan nasional
Soekarno untuk pertama kalinya menjadi terkenal ketika dia menjadi
anggota Jong Java cabang Surabaya pada tahun 1915. Bagi
Soekarno sifat organisasi tersebut yang Jawa-sentris dan hanya
memikirkan kebudayaan saja merupakan tantangan tersendiri. Dalam
rapat pleno tahunan yang diadakan Jong Java cabang Surabaya
Soekarno menggemparkan sidang dengan berpidato
menggunakan bahasa Jawa ngoko (kasar). Sebulan kemudian dia
mencetuskan perdebatan sengit dengan menganjurkan agar surat
kabar Jong Java diterbitkan dalam bahasa Melayu saja, dan bukan
dalam bahasa Belanda.[19]
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club
(ASC)[note 5][21] di Bandung yang merupakan hasil inspirasi
dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo.[5] Organisasi ini
menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada
tahun 1927.[12] Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap
Belanda pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta dan esoknya
dipindahkan ke Bandung, untuk dijebloskan ke Penjara Banceuy.
Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan di pengadilan
Landraad Bandung 18 Desember 1930 ia membacakan pledoinya
yang fenomenal Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali
pada tanggal 31 Desember 1931.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia
(Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali
ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini,
Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun
semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya
kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan.
Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi
Bengkulu, ia baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada
tahun 1942.
Masa penjajahan Jepang
Pada awal masa penjajahan Jepang (1942–1945), pemerintah Jepang
sempat tidak memerhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia
terutama untuk "mengamankan" keberadaannya di Indonesia. Ini
terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr.
Syamsuddin yang kurang begitu populer.
Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memerhatikan
dan sekaligus memanfaatkan tokoh-tokoh Indonesia seperti
Soekarno, Mohammad Hatta, dan lain-lain dalam setiap organisasi-
organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk
Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa
Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh
tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas
Mansyur, dan lain-lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan
akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerja sama dengan pemerintah
pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski
ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan
Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis
yang berbahaya.
Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang
pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski
sebenarnya kita bekerja sama dengan Jepang sebenarnya kita
percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.
Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, di antaranya
adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945, dan dasar dasar
pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi
Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir
ke Rengasdengklok.
Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang
tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Bagoes
Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar Hirohito.
Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada
tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat
pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti
bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang
sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal
Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat
Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri.
Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi
bentukan Jepang membuat Soekarno dituduh oleh Belanda bekerja
sama dengan Jepang, antara lain dalam kasus romusha.
Masa Perang Revolusi
Kunjungan Presiden Soekarno ke Amerika pada 1961 yang disambut oleh Presiden John F.
Kennedy
Peninggalan
Gelanggang Olahraga Bung Karno pada 1962.
Penghargaan
Gelar Doctor Honoris Causa
Semasa hidupnya, Soekarno mendapatkan gelar Doktor Honoris
Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri.[39]
19
Doctor Honoris Causa dalam Universitas Gajah
September
Ilmu Hukum Mada, Yogyakarta, Indonesia
1951
11
Doctor Honoris Causa dalam Lomonosov
September
Ilmu Hukum (Doctor of Law) University, Moskow, Rusia
1956
13
Doctor Honoris Causa dalam Beograd
September
Ilmu Hukum (Doctor of Law) University, Belgrado, Yugoslavia
1956
23
Doctor Honoris Causa dalam Karlova
September
Ilmu Hukum (Doctor of Law) University, Praha, Cekoslovakia
1956
23
Doctor Honoris Causa dalam Universitas
Desember
Ilmu Sejarah Pajajaran, Bandung, Indonesia
1964
Lain-lain
Pada bulan April 2005, Soekarno yang sudah meninggal selama 35
tahun mendapatkan penghargaan dari Presiden Afrika Selatan Thabo
Mbeki.[10] Penghargaan tersebut adalah penghargaan bintang kelas
satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo yang
diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang
semuanya dilapisi emas.[10] Soekarno mendapatkan penghargaan
tersebut karena dinilai telah mengembangkan solidaritas internasional
demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah menjadi
inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan
membebaskan diri dari apartheid.[10] Acara penyerahan penghargaan
tersebut dilaksanakan di Kantor Kepresidenan Union Buildings
di Pretoria dan dihadiri oleh Megawati Soekarnoputri yang mewakili
ayahnya dalam menerima penghargaan.[10] Penghargaan
lainnya Bintang Mahaputera Adipurna (1959),[40] Lenin Peace
Prize (1960),[41] Philippine Legion of Honor (Chief Commander, 3
Februari 1951).[42]
Karya tulis
Sukarno. Pancasila dan Perdamaian Dunia
Sukarno. Kepada Bangsaku : Karya-karya
Bung Karno Pada Tahun 1926-1930-1933-
1947-1957.
Sukarno. Cindy Adams. (1965). Bung Karno:
Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Sukarno. Pantja Sila Sebagai Dasar Negara.
Sukarno. Bung Karno Tentang Marhaen Dan
Proletar.
Sukarno. Negara Nasional Dan Cita-Cita Islam:
Kuliah Umum Presiden Soekarno.
Sukarno. (1933). Mencapai Indonesia
Merdeka.
Sukarno. (1945). Lahirnya Pancasila
Sukarno. (1951). Indonesia Menggugat: Pidato
Pembelaan Bung Karno di Depan Pengadilan
Kolonial.
Sukarno. (1951). Sarinah: Kewajiban Wanita
Dalam Perjuangan Republik Indonesia.
Sukarno. (1957). Indonesia Merdeka.
Sukarno. (1959). Dibawah Bendera
Revolusi Jilid 1. (kumpulan esai)
Sukarno. (1960). Dibawah Bendera
Revolusi Jilid 2. (kumpulan esai)
Sukarno. (1960). Amanat Penegasan Presiden
Soekarno Didepan Sidang Istimewa Depernas
Tanggal 9 Djanuari 1960.
Sukarno. (1964). Tjamkan Pantja Sila ! : Pantja
Sila Dasar Falsafah Negara.
Sukarno. (1964). Komando Presiden/Pemimpin
Besar Revolusi: Bersiap-sedialah Menerima
Tugas untuk Menjelamatkan R.I. dan untuk
Mengganjang "Malaysia"!
Sukarno. (1965). Wedjangan Revolusi.
Sukarno. (1965). Tjapailah Bintang-Bintang di
Langit: Tahun Berdikari.
Sukarno. (1965). Pantja Azimat Revolusi.
Wikisource memiliki
naskah sumber yang
berkaitan dengan artikel
ini:
Pengarang:Soekarno
Pidato
Hari dan tanggal Rangka Judul pidato
Jumat, 17 Agustus
Proklamasi Kemerdekaan RI Tudjuhbelas Agustus 1945
1945
Budaya populer
Buku
M. Yuanda Zara. Ratna Sari Dewi Sukarno.
Sukarno, Iman Toto K. Rahardjo (Editor),
Herdianto WK (Editor). (2001). Bung Karno dan
Wacana Islam: Kenangan 100 tahun Bung
Karno.
John Beilenson. Sukarno.
Cindy Adams. Sukarno: My Friend.
Adams, C. (2011). Bung Karno Penyambung
Lidah Rakyat Indonesia. Penerjemah Syamsu
Hadi. Ed. Rev. Yogyakarta: Media Pressindo,
dan Yayasan Bung Karno, ISBN 979-911-032-
7-9.
Guntur Sukarno. Sukarno: Bapakku, Kawanku,
Guruku.
Peter Polomka. Indonesia Since Sukarno .
Clifford Geertz, Benedict Anderson, Wim F.
Wertheim. Sukarno di Panggung Sejarah
Justus Maria van der Kroef. Indonesia After
Sukarno.
Peter Kasenda. Sukarno Muda: Biografi
Pemikiran 1926–1933.
Ayub Ranoh. Kepemimpinan Kharismatis:
Tinjauan Teologis-Etis Atas Kepemimpinan
Kharismatis Sukarno.
Books LLC. Sukarno: Indonesia-Malaysia
Confrontation, Transition to the New Order,
Mohammad Hatta, Megawati Sukarnoputri,
Constitution of Indonesia.
Anonim. (1956). Presiden Sukarno di Tiongkok.
Maslyn Williams. (1965). Five Journeys from
Jakarta: Inside Sukarno's Indonesia.
John Hughes. (1967). The End of Sukarno: A
Coup That Misfired: A Purge That Ran Wild.
Bernhard Dahm. (1969). Sukarno dan
Perjuangan Kemerdekaan.
John D. Legge (1972) Sukarno: A Political.
Christiaan Lambert Maria Penders (1974). The
Life and Times of Sukarno.
Lambert J. Giebels, 1999, Soekarno.
Nederlandsch onderdaan. Biografie 1901–
1950. Deel I, uitgeverij Bert Bakker
Amsterdam, ISBN 90-351-2114-7
Lambert J. Giebels, 2001, Soekarno.
President, 1950–1970, Deel II, uitgeverij Bert
Bakker Amsterdam, ISBN 90-351-2294-
1 geb., ISBN 90-351-2325-5 pbk.
Lambert J. Giebels, 2005, De stille genocide:
de fatale gebeurtenissen rond de val van de
Indonesische president Soekarno, ISBN 90-
351-2871-0
Rex Mortimer. (1974). Indonesian Communism
Under Sukarno: Ideology and Politics, 1959–
1965.
Bambang S. Widjanarko, Antonie C.A. Dake
(Introduction), Rahadi S. Karni (Ed.). (1974).
The Devious Dalang: Sukarno and the So-
Called Untung-Putsch.
Hal Kosut (Ed.). (1976). Indonesia: The
Sukarno Years.
Franklin B. Weinstein. (1976). Indonesian
Foreign Policy and the Dilemma of
Dependence: From Sukarno to Soeharto.
Masashi Nishihara, Dean Praty R. (Translator).
(1976). Sukarno, Ratna Sari Dewi, dan
Pampasan Perang: Hubungan Indonesia-
Jepang 1951–1966.
Ganis Harsono. (1977). Recollections of an
Indonesian Diplomat in the Sukarno Era.
Fatmawati Sukarno. (1978). Fatmawati:
Catatan Kecil Bersama Bung Karno (Book, #1).
Guntur Sukarno. (1981). Bung Karno &
Kesayangannya.
Rosihan Anwar. (1981). Sukarno, Tentara,
PKI : Segitiga Kekuasaan sebelum Prahara
Politik 1961–1965.
Ramadhan Kartahadimadja. (1981). Kuantar ke
Gerbang: Kisah Cinta Inggit dengan Sukarno.
Marshall Green. (1990). Dari Sukarno ke
Soeharto: G30 S-PKI dari Kacamata Seorang
Duta Besar.
Willem Oltmans. (1995). Mijn vriend Sukarno.
John Subritzky. (2000). Confronting Sukarno:
British, American, Australian and New Zealand
Diplomacy in the Malaysian-Indonesian
Confrontation, 1961–65.
Angus McIntyre, David Reeve. (2002). Sukarno
in Retrospect: Annual Indonesia Lecture Series
# 24.
Victor M. Fic. (2004). Anatomy of the Jakarata
Coup: October 1, 1965: The Collusion with
China Which Destroyed the Army Command,
President Sukarno and the Communist Party of
Indonesia.
Antonie C.A. Dake. (2005). Sukarno File:
Berkas-berkas Soekarno 1965–1967 –
Kronologi Suatu Keruntuhan.
Wijanarka. (2006). Sukarno dan Desain
Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya.
Reni Nuryanti. (2007). Perempuan dalam Hidup
Sukarno: Biografi Inggit Garnasih.
Reni Nuryanti. (2007). Istri-istri Sukarno.
Helen-Louise Hunter. (2007). Sukarno and the
Indonesian Coup: The Untold Story.
M. Yuanda Zara. (2008). Sakura Di Tengah
Prahara: Biografi Ratna Sari Dewi Sukarno.
Wawan Tunggul Alam. (2008). Demi Bangsaku:
Pertentangan Sukarno vs Hatta.
Arifin Suryo Nugroho. (2009). Srihana-
Srihani:Biografi Hartini Sukarno.
Onghokham. (2009). Sukarno, Orang Kiri, &
Revolusi G30S 1965.
Rushdy Hoesein. (2010). Terobosan Sukarno
Dalam Perundingan Linggarjati.
Tim Buku TEMPO. (2010). Sukarno: Paradoks
Revolusi Indonesia.
Arifin Surya Nugraha. (2010). Fatmawati
Sukarno : The First Lady.
M. Ridwan Lubis (2010). Sukarno dan
Modernisme Islam.
Books LLC. (2010). People From Blitar, East
Java: Sukarno.
Bücher Gruppe. (2010). Nationalheld
Indonesiens: Tan Malaka, Liste Indonesischer
Nationalhelden, Sukarno, Mohammad Hatta,
Abdul Muis, Diponegoro, Iskandar Muda.
Hong Liu. (2011). Sukarno, Tiongkok, &
Pembentukan Indonesia (1949–1965).
Hephaestus Books. (2011). National Heroes Of
Indonesia, including: Tuanku Imam Bonjol,
Sukarno, Wage Rudolf Supratman,
Diponegoro, Mohammad Hatta, Adam Malik,
Yos Sudarso, Sudirman, Hamengkubuwono Ix,
Sutan Sjahrir, Kartini, Sultan Agung Of
Mataram, Abdul Muis, Rizal Nurdin.
Peter Kasenda. (2012). Hari – Hari Terakhir
Sukarno.
Jesse Russell (Editor), Ronald Cohn (Editor).
(2012). Rukmini Sukarno.
Joseph H. Daves. (2013). The Indonesian Army
from Revolusi to Reformasi Volume 1: The
Struggle for Independence and the Sukarno
Era.
Joseph H Daves. (2013). The Indonesian Army
from Revolusi to Reformasi: Volume 1 – The
Struggle for Independence and the Sukarno
Era.
Stefan Seefelder. (2014). Die Bedeutung Der
Fruhen Komintern Fur Die Kommunistischen
Antikolonialen Bewegungen Asiens. Maos Und
Sukarnos.
Peter Kasenda. (2014). Sukarno, Marxisme &
Leninisme: Akar Pemikiran Kiri & Revolusi
Indonesia.
Walentina Waluyanti de Jonge. (2015).
Sukarno-Hatta Bukan Proklamator Paksaan.
Dr. Syafiq A. Mughnie,M.A.,PhD. Hassan
Bandung, Pemikir Islam Radikal. PT. Bina Ilmu,
1994, pp 110–111.
Leslie H. Palmier. Sukarno, the
Nationalist. Pacific Affairs, vol. 30, No, 2 (Jun.
1957), pp 101–119.
Bob Hering, 2001, Soekarno, architect of a
nation, 1901–1970, KIT Publishers
Amsterdam, ISBN 90-6832-510-
8, KITLV Leiden, ISBN 90-6718-178-1
Stefan Huebner, Pan-Asian Sports and the
Emergence of Modern Asia, 1913–
1974.Singapore: NUS Press, 2016, 174-201.
Lagu
Lagu berjudul "Untuk Paduka Jang Mulia
Presiden Soekarno" ditulis pada awal dekade
1960-an oleh Soetedjo dan dipopulerkan
oleh Lilis Suryani, solis perempuan terkenal
Indonesia era itu. Liriknya penuh dengan puja-
puji untuk Presiden seumur hidup tersebut.
Film, televisi, dan panggung pertunjukan
Artikel utama: Aktor pemeran Bung Karno
Di kancah perfilman, hiburan televisi, dan panggung teater Indonesia
dan negara lain, ada beberapa aktor yang memerankan sosok Bung
Karno. Semua aktor tersebut, tentu saja bermain dalam film dan
panggung pertunjukan dan judul yang berbeda. Kebanyakan aktor itu,
ketika mendapatkan tawaran main, merasa bangga karena
memerankan tokoh besar, pahlawan proklamator, bapak pendiri
bangsa, sekaligus presiden pertama Republik Indonesia.
Catatan
1. ^ Dalam autobiografi Sukarno, An Autobiography as
Told to Cindy Adams (Bobbs-Merrill Company Inc, New
York, 1965) Sukarno menyebutkan lahir di
Surabaya, "Bapak dipindah ke Surabaya dan di
sanalah aku dilahirkan" (halaman 26), selanjutnya "Aku
dilahirkan pada tahun 1901... Hari lahirku ditandai oleh
angka serba enam. Tanggal 6 Juni." (halaman 21).
Namun dalam beberapa dokumen mencantumkan
tanggal 6 Juni 1902 di antaranya "Dalam Buku
Induk TH Bandoeng yang sekarang masih tersimpan
di ITB terbaca bahwa tanggal lahir Soekarno adalah 6
Juni 1902."[1] [2] Pendapat lain adalah "Dari Buleleng, ia
:37 :16
Galeri
Referensi
1. ^ a b c d e (Indonesia) Goenarso (1995). Riwayat
perguruan tinggi teknik di Indonesia, periode 1920–
1942. Bandung: Penerbit ITB.
2. ^ (Indonesia) Sakri, A. (1979a). Dari TH ke ITB:
Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979. Jilid
I: Selintas Perkembangan. Bandung: Penerbit ITB.
3. ^ Iswidodo (ed.), Surya (Minggu, 29 Agustus 2010
20:28 WIB). "Antropolog UGM: Bung Karno Lahir di
Surabaya". tribunnews.com. Diakses tanggal 11
September 2015.
4. ^ "Soekarno – biografi". Kepustakaan Presiden-
Presiden Republik Indonesia. Diakses tanggal 6
Juni 2015.
5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s (Indonesia) Kasenda, Peter
(2010). Sukarno Muda: Biografi Pemikiran 1926–1933.
Jakarta: Komunitas Bambu. ISBN 979-373-177-X.
6. ^ a b c d e f g h (Indonesia) Warman, Asvi
(2009). Membongkar Manipulasi Sejarah. Jakarta:
Kompas Media Nusantara. ISBN 979-709-404-1.
7. ^ a b c d e (Indonesia) Adams, Cindy (1984). Bung Karno
Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta: Gunung
Agung. ISBN 979-96573-2-6.
8. ^ "Soekarno tanpa achmad".
9. ^ (Inggris) Adams, Cindy (1965). Sukarno, an
autobiography as told to Cindy Adams. New York: The
Bobs Merryl Company Inc. ASIN B0007DFFFK.
10. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t Kisah Istimewa Bung Karno.
Kompas Media Nusantara. 2010. ISBN 978-979-709-
503-1.
11. ^ "Oost Indië". 15 Jul 1921 – via KB NBM Mfm MMK
0030 [Microfilm].
12. ^ a b c d e (Inggris) Brown, Colin (2007). Sukarno.
Microsoft ® Student 2008 [DVD]. Redmond, WA:
Microsoft Corporation.
13. ^ a b (Indonesia) Sakri, A. (1979b). Dari TH ke ITB:
Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979. Jilid
II: Daftar lulusan ITB. Bandung: Penerbit ITB.
14. ^ a b c "Menguak Sisi Artistik Bung Karno". Arsip
Sunjayadi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal March
10, 2007. Diakses tanggal 18 September 2015.
15. ^ Zein, Abdul Baqir (1999). Masjid-Masjid Bersejarah di
Indonesia. Jakarta: Gema Insani Press.
16. ^ Santi Widhiasih (Senin, 11 September 2006). "Jejak
Arsitektur Sang Presiden". Pikiran Rakyat. Diakses
tanggal 11 September 2015. Resensi atas buku Bung
Karno Sang Arsitek – Kajian Artistik Karya Arsitektur,
Tata Ruang Kota, Interior, Kria, Simbol, Mode Busana,
dan Teks Pidato 1926 – 1965
17. ^ a b c d Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho
Notosusanto (1992). Sejarah nasional Indonesia:
Jaman Jepang dan Jaman Republik Indonesia. PT
Balai Pustaka.
18. ^ a b c d Yuke Ardhiati, JJ. Rizal (ed.), Edi Sedyawati
(pengantar) (Juni 2005). Bung Karno Sang Arsitek -
Kajian Artistik Karya Arsitektur, Tata Ruang Kota,
Interior, Kria, Simbol, Mode Busana, dan Teks Pidato
1926-1965. Depok: Komunitas Bambu.
19. ^ Dahm, Bernhard (1987). Soekarno dan Perjuangan
Kemerdekaan. Penerbit LP3ES Jakarta. hlm. 47–48.
20. ^ Yudi Latif (2008). "Indonesian Muslim Intelligentsia
and Power". ISEAS Publishing.
21. ^ Kasenda, Peter (2013). "SOEKARNO: Membongkar
Sisi-sisi Hidup Putra Sang Fajar". Jakarta Selatan:
Jurnal Prisma. hlm. hal 2 & 3. Membaca kembali
Sukarno. Sumber lain menyebut tahun 1924 dan 11 Juli
1925 sebagai hari kelahiran organisasi kuliah umum
tersebut
22. ^ a b c d e f g h Anwar Khumaini (Jumat, 1 Juni 2012
06:12). "7 Percobaan pembunuhan terhadap Bung
Karno". Merdeka.com. Diakses tanggal 9
September 2015.
23. ^ a b c Ramadhian Fadillah (Kamis, 11 September 2014
01:02). "CIA bikin film porno Presiden Soekarno &
pramugari cantik Rusia". www.merdeka.com. Diakses
tanggal 15 September 2015.
24. ^ a b c Yudi Anugrah Nugroho. "Film Porno Mirip
Sukarno". historia.id. Diakses tanggal 15
September 2015.
25. ^ Kurnia Illahi (Minggu, 16 Agustus 2015−06:39
WIB). "Kecerdikan Soekarno Manfaatkan Soviet dan
Amerika". Nasional.sindonews.com. Diakses tanggal 15
September 2015.
26. ^ "Ketika Alutsista Diembargo ..." (ryi/bur/fan).
Kompas.com. Diarsipkan dari versi aslitanggal Wed Oct
04 2000 – 16:46:34 EDT. Diakses tanggal 15
September 2015.
27. ^ Peter N. Nemetz (1990). The Pacific Rim:
Investment, Development and Trade: Second Revised
Edition. Vancouver BC: University of British Columbia
Press. hlm. 16–20.
28. ^ Kawin Wilairat. "Singapore's Foreign Policy".
Singapore: The Institute of Southeast Asean Studies.
29. ^ a b c d e f g h i (Inggris) Aji, Achmad Wisnu
(2010). Kudeta Supersemar: Penyerahan atau
Perampasan Kekuasaan?. Garasi House of Book. ISBN
978-979-25-4689-7. Halaman 36, 145.
30. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q Huda M., Nurul (2010). Benarkah
Soeharto Membunuh Soekarno?. Starbooks. ISBN 978-
979-25-4724-5. Halaman 5, 57, 84-89.
31. ^ Nama Jalan Proklamasi Akan Dikembalikan
32. ^ Merrillees, Scott (2015). Jakarta: Portraits of a Capital
1950-1980. Jakarta: Equinox Publishing.
hlm. 44. ISBN 9786028397308.
33. ^ Farrel M. Rizqy, ed. (2009). Bung Karno – Di Antara
Saksi dan Peristiwa [Bung Karno – Between Witnesses
and Events]. Jakarta: Kompas.
hlm. 64. ISBN 9789797094096.
34. ^ Roy (3 Juni 2008). "Kuba Terbitkan Prangko Bung
Karno dan Fidel Castro". Kompas Cyber Media.
Diakses tanggal 3 Juni 2008.
35. ^ Nurdin Saleh (15 Januari 2001). "Gelora Senayan
Siap Berubah Menjadi Gelora Bung Karno". Tempo
Interaktif. Diakses tanggal 5 Juni 2010.
36. ^ Info UBK, Universitas Bung Karno. Diakses pada 5
Juni 2010.
37. ^ a b Profil Yayasan, Yayasan Bung Karno. Diakses
pada 3 Agustus 2010.
38. ^ "Satria Piningit Mengaku Temukan Harta Karun Bung
Karno". Suara Merdeka. 17 Mei 2003. Diakses
tanggal 3 Agustus 2010.
39. ^ Apa dan Siapa Ir. Sukarno, Yayasan Bung Karno.
Diakses pada 3 Agustus 2010.
40. ^ "Awards". kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Oct 2015 02:05:58
UTC. Diakses tanggal 17 Oct 2015 02:05:58 UTC.
41. ^ Yearbook of the Great Soviet Encyclopedia. Moscow.
Russian: Sovetskaya Entsyiklopediya. 1961.
42. ^ "Briefer on the Philippine Legion of Honor". Official
Gazette of the Republic of the Philippines. Gov.ph.
Diakses tanggal 2013-04-13.
Lihat pula
Algemeene Studie Club (ASC), (1926).
Marhaenisme, (1926–1927).
Perserikatan Nasional Indonesia, 4 Juli (1927).
Fikiran Ra'jat, (1932).
Pancasila, (1945).
Nasonalisme, Agama, Komunisme, (1956).
Demokrasi terpimpin (1959).
Manifesto politik, Undang-Undang Dasar 1945,
Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin,
Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia
(Manipol-Usdek), (1959).
Operasi Trikora, 19 Desember 1961).
Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak/Pasukan
Rakyat Kalimantan Utara, (1962–1966).
Ganyang Malaysia, (1962–1966).
Games of the New Emerging Forces (Ganefo) ,
(1962).
Sarinah, (1963)
Unifikasi Indonesia Raya (Indonesia dengan
rumpun Melayu), 1920-1950-an.
Unifikasi Mafilindo (Malaya, Filipina dan
Indonesia), 1963.
Vivere pericoloso, (1964).
Trisakti, (1964).
Berdikari, (1965).
Conference of The New Emerging Forces
(Conefo), 7 Januari (1965)
Gerakan 30 September, 1 Oktober (1965)
Nawa Aksara, 22 Juni (1966).
Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah, 17
Agustus (1966).
Surat Perintah Sebelas Maret, 11 Maret (1966).
De-Soekarnoisasi, (1967–1998).
Pranala luar
Wikimedia Commons
memiliki media
mengenai Soekarno.
Wikiquote memiliki koleksi
kutipan yang berkaitan
dengan
Soekarno.
Wikisource memiliki
naskah sumber yang
berkaitan dengan artikel
ini:
Soekarno
Portal Indonesia
Portal Sejarah
Portal Politik
Portal Biografi
Portal Sosialisme
Jabatan baru
Kemerdekaan Indonesia Presiden Indonesia Diteruskan oleh:
Lihat: Daftar Gubernur- 1945–1967 Soeharto
Jenderal Hindia Belanda
Diteruskan oleh:
Didahului oleh: Perdana Menteri Indonesia Soeharto
Djuanda Kartawidjaja 1959–1966 sebagai Ketua Presidium
Kabinet
Kembangkan
Pranala ke artikel terkait
90665252
2410857h (data)
8619985
0 0001 2126 349X
50010422
0580892
458043
0057075
405697
6sq91fv
033220387
329774
Identities (via VIAF): 30329774
Kategori:
Tanggal kelahiran 6 Juni
Kelahiran 1901
Tanggal kematian 21 Juni
Kematian 1970
Artikel yang tidak memiliki referensi September
2020
Anggota BPUPKI
PPKI
Pahlawan nasional Indonesia
Meninggal usia 69
Soekarno
Politikus Partai Nasional Indonesia
Presiden Indonesia
Menu navigasi
Belum masuk log
Pembicaraan
Kontribusi
Buat akun baru
Masuk log
Halaman
Pembicaraan
Baca
Lihat sumber
Versi terdahulu
Pencarian
Cari Lanjut
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Artikel pilihan
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
Wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Hubungi kami
Bak pasir
Bagikan
Facebook
Twitter
Perkakas
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Informasi halaman
Kutip halaman ini
Item di Wikidata
Pranala menurut ID
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh versi PDF
Versi cetak
Dalam proyek lain
Wikimedia Commons
Wikikutip
Wikisumber
Bahasa lain
Acèh
Basa Bali
Banjar
Bahasa Hulontalo
Jawa
Minangkabau
Bahasa Melayu
Sunda
中文
80 lagi
Sunting interwiki
Proyek lain
Wikiquote
Wikisource
Halaman ini terakhir diubah pada 6 September 2020, pukul 01.40.
Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku.
Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.
Kebijakan privasi
Tentang Wikipedia
Penyangkalan
Tampilan seluler
Pengembang
Statistik
Pernyataan kuki