Anda di halaman 1dari 59

Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal

By Achmad. A | In: Bisnis
Bagi anda yang ingin ingin memulai melirik dunia bisnis, budidaya ikan lelemerupakan salah
satu pilihan yang cukup menjanjikan. Mengingat pertumbuhan pasar permintaan ikan lele
terus meningkat dari tahun-ketahun. Apalagi saat ini ikan lele juga sangat cocok untuk di
budidayakan di kolam terpal. Bahkan sudah banyak yang sukses menjalankan peternakan lele
di kolam dari terpal ini.

Budi daya umumnya di lakukan di kolam kolam galian konvesional. Namun kendala yang
sering dihadapi adalah ketika kolam ikan dilanda banjir. Nah dengan pembuatan kolam dari
terpal ini kemungkinan tersebut bisa dihindari. Karena kolam terpal ini bisa dibuat dengan
posisi berada di atas tanah dengan dinding dari kayu kemudian dilapis terpal.

Budidaya Ikan Lele

Pertimbangan Teknis Kolam terpal


Kolam terpal ini bisa di jalankan di medan yang tidak memungkinkan untuk
membudidayakan ikan. Misalnya tanah dengan medan propos, tanah pasir, ruang sempit, dan
lain-lain.

Keunggulan:
 Praktis dan mudah
 Investasi kecil
 Tidak mudah terkena banjir
 Kontaminasi dengan tanah yang tidak diketahui kualitasnya dapat dihindari
 Kontrol terhadap kualitas dan kuantitas air lebih mudah
 Mudah melakukan pengeringan dan pembersihan
 Mudah melakukan panen
 Bisa dipindahkan
Jenis budidaya:
a. Budidaya Lele untuk Pembibitan
Bagi anda yang ingin menjalankan bisnis budidaya lele di segmen pembibitan harus
memahami bahwa bisnis ini cukup menjanjikan. Kenapa demikian? karena setelah telur
menetas, bibit lele langsung bisa dijual ke para peternak lele.

Sementara secara teknis bibit lele bisa memiliki ukuran 2-3 cm setelah usia penetasan sudah
sekitar sebulan. Biasanya pengembangan bibit lele dilakukan pada medan kolam yang
berlumpur. Biasanya di sawah dengan ukuran yang luas. Namun hal ini bisa juga di lakukan
namun sebaiknya dilakukan di kolam yang berukuran besar agar bibit cepat besar. Apabila
kolam terpal berukuran kecil, maka sebaiknya bibit yang dimasukan dalam jumlah kecil saja.
Sebagai penunjang pertumbuhan bibit bisa di suplay dengan makanan berupa pelet setiap
harinya.

Waktu yang dibutuhkan agar bibit tumbuh dengan ukuran 5-7 cm sekitar 2 bulan. Bibit yang
telah menjapai ukuran ini memiliki harga jual yang lebih baik dan bisa di pasarkan ke
peternak lele.

b Budidaya Lele untuk Konsumsi


Bagi anda yang membudidayakan ikan lele dengan tujuan untuk di jual sebagai lele konsumsi
maka sebaiknya membeli bibit berukuran 5-7 cm lebih baik lagi bibit jenis lele Dumbo.
Kenapa demikian? dalam hal ini pertimbanganya adalah ukuran bibit yang sebesar itu akan
akan lebih cepat tumbuh. Sehingga panen bisa berlangsung lebih cepat dalam kurun 3-4 bulan
sudah bisa dipanen. Agar hasil lebih baik dan optimal, maka sebaiknya di suplay dengan
memberikan makanan seoptimal mungkin. Budidaya lele untuk konsumsi lebih lebih aman
dibanding pembibitan. Karena ikan dengan usia besar lebih tahan terhadap penyakit yang
menyebabkan kematian.

Persiapan Pembuatan Kolam Terpal


Dalam pembuatan kolam terpal ini yang harus di perhatikan adalah jumlah populasi dan luas
kolam. Untuk populasi 100 ekor lele maka luas kolam terpal yang dibutuhkan adalah (P 2m x
L 1m x T 0,6m) P=panjang l=lebar T=tinggi. Nah jika ingin mengembangkan dalam jumlah
banyak tinggal di kalikan saja dengan lebar tersebut. Contoh (P 4m x L 2m x T 0,6) bisa
menampung 200 ekor lele dan seterusnya, yang perlu di perhatikan adalah panjang dan lebar
kolam.
Bahan:

 Terpal
 Kayu/ batako/ papan/ tanah
 Alat lain penunjang pembuatan kerangka
Kolam bisa dibuat dengan kayu sebagai kerangka, batako, ataupun tanah. Untuk kolam
dengan tanah bisa dengan menggali lobang di tanah kemudian dilapisi terpal. Sedangkan
untuk kolam dengan kerangka kayu/ papan/ batako bisa di buat di atas permukaan tanah.
Sebaiknya kolam diberikan pelindung peneduh di salah satu bagian kolam. Karena lele
merupakan ikan yang suka bersembunyi.

Pemeliharaan dan Perawatan


Sebelum bibit dimasukan ke kolam yang sudah jadi sebaiknya kolam di isi dengan air terlebih
dahulu kemudian membuat air agar kaya akan plankton (sejenis biota air yang bisa menjadi
makanan bibit). Caranya dengan memberikan pupuk kompos dari kotoran sapi kedalam air
secukupnya kemudian biarkan selama tiga hari sehingga plankton bisa hidup dan
berkembang.

Agar cepat berkembang sebaiknya lele juga di suplay dengan makanan berupa palet.


Pemberian palet bisa dilakukan sebanyak 2 kali sehari. Namun akan lebih baik diberikan
lebih dari 2 kali dengan porsi yang lebih sedikit tentunya. SElain palet bisa juga di suplai
dengan makanan alami seperti bekicot, kerang, keoang emas, rayap dan lain-lain jika
memang ada di sekitar kita. Makanan alami ini selain menghemat pengeluaran juga sangat
bermanfaat menunjang kebutuhan gizi lele.
Pergantian air kolam juga diperlukan, meskipun lele termasuk jenis ikan yang tahan terhadap
kondisi berbagai jenis air. Akan tetapi dengan kondisi air yang tidak di ganti dalam jangka
waktu lama akan membuat kualitas air menjadi buruk dan bau. Tentunya akan berdampak
pada munculnya bebagai penyakit yang bisa menyerang lele. Pergantian air sebaiknya
dilakukan dengan membuang 10-30% air di kolam dan menambahkan jumlah yang sama,
setiap seminggu sekali atau 2 minggu sekali, artinya bukan mengganti semua air.

Ketika usia lele sudah mencapai 1 bulan di kolam maka seleksi dan pemisahan harus
dilakukan. Hal ini mengingat pertumbuhan lele tidak sama antara satu dan yang lainya.
Dengan memisahkan lele yang terlam bat tumbuh bertujuan agar mereka tidak kalah bersaing
mendapat makanan dengan lele yang telah tumbuh lebih besar. Demikian tipsbudidaya ikan
lele di kolam terpal agar bisa berhasil dan sukses, semoga bermanfaat.
Panduan lengkap budidaya ikan lele
Dibaca: 173,042 kali

Budidaya ikan lele sangat diminati para peternak karena pasarnya yang terus berkembang.
Pemerintah juga gencar memberikan dukungan melalui riset benih lele unggul dan kampanye
gerakan makan ikan. Sehingga bermunculan sentra-sentra budidaya ikan lele di sejumlah
daerah.
Untuk mendapatkan keuntungan maksimal, budidaya ikan lele sebaiknya tidak dilakukan
secara sampingan atau sekadar kegiatan subsisten. Ikan lele sanggup hidup dalam kepadatan
tebar yang tinggi dan memiliki rasio pemberian pakan berbanding pertumbuhan daging yang
baik. Oleh karena itu, usaha budidaya ikan lele akan memberikan keuntungan lebih apabila
dilakukan secara intensif.
Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen
pembesaran. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas budidaya ikan lele segmen
pembesaran. Berikut kami uraikan tahap-tahap persiapannya.
Penyiapan kolam tempat budidaya ikan lele
Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan sebagai tempat budidaya ikan lele.
Untuk memutuskan kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan dan
ketersediaan tenaga kerja terampil. Lalu, cocokkan dengan sumber dana yang kita miliki.
Perlu diperhatikan bahwa setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya.
Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah, kolam
semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Namun dalam artikel ini kita hanya
membahas kolam tanah saja, mengingat jenis kolam ini paling banyak digunakan oleh para
peternak ikan.
a. Pengeringan dan pengolahan tanah
Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama
pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari. Sebagai patokan,
apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering.
Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme jahat yang
menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari sisa-sisa priode
budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian besar
mikroorganisme patogen akan mati.
Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul. Pembajakan
tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang
tertimbun di dalam tanah. Selain penggemburan, lakukan pengangkatan lapisan lumpur hitam
berbau busuk yang biasanya terdapat di dasar kolam. Karena lumpur hitam tersebut
menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari
tumpukan sisa pakan yang tidak habis pada periode budidaya ikan lele sebelumnya.
b. Pengapuran dan pemupukan
Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas
mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur tohor.
Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di atas permukaan dasar kolam.
Setelah ditebari kapur, balik tanah dengan cangkul agar kapur meresap ke bagian dalam.
Dosis yang diperlukan untuk pengapuran dasar kolam adalah 250-750 gram per meter
persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak
kapur yang dibutuhkan.
Langkah selanjutnya adalah pemupukan. Pupuknya menggunakan paduan pupuk
organikditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organiknya bisa pupuk kandang atau pupuk
kompos, dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sedangkan dosis pupuk
kimianya adalah urea 15 gram per meter persegi dan TSP 10 gram per meter persegi.
Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota seperti fitoplankton
dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele.
c. Pengaturan air kolam
Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian kolam
harus dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40
cm. Pada ketinggian tersebut sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan
memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Kolam yang
sudah ditumbuhi fitoplankton airnya akan berwarna kehijauan. Setelah satu minggu, baru
benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan
pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.

Pemilihan benih ikan lele


Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang ditebar.
Benih yang akan digunakan dalam budidaya ikan lele hendaklah dari jenis benih unggul. Ada
beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia. Silahkan baca lebih lanjut
mengenai jenis-jenis ikan lele budidaya. Dalam artikel ini kami merekomendasikan jenis ikan
lele Sangkuriang yang dikembangkan BBPBAT Sukabumi. Alasannya, ikan lele sangkuriang
merupakan hasil perbaikan dari lele dumbo. Dimana kualitas dari lele dumbo yang saat ini
beredar di masyarakat semakin menurun dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui lebih jauh
mengenai ikan lele sangkuriang silakan baca asal-usul ikan lele sangkuriang.
Benih ikan lele bisa kita dapatkan dengan cara membeli atau melakukan pembenihan ikan
lele sendiri. Untuk membuat pembenihan sendiri silahkan baca cara pembenihan ikan
leledan teknik pemijahan ikan lele. Hal yang paling penting adalah benih unggul yang
digunakan harus benih yang baik dan sehat.
a. Syarat benih unggul
Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Benih yang kualitasnya buruk tidak
bisa menghasilkan dengan maksimal dan rentan terhadap serangan penyakit. Ciri-ciri benih
yang sehat gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas
dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakan renangnya, coba
tempatkan ikan pada arus air, jika ikan tersebut menantang arah arus air berarti gerakan
renangnya normal.
Ukuran benih untuk budidaya ikan lele sebaiknya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Usahakan
ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Dari benih sebesar itu,
dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi
sebesar 9-12 ekor per kilogram.
b. Cara menebar benih
Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terhadap benih. Caranya, masukan benih
yang baru datang dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan selama 15
menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan
barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini
bermanfaat mencegah stres pada benih.
Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi.
Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung.
Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih
ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam
berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.
Menentukan kapasitas kolam
Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ikan lele secara intensif. Asumsi
kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang dianjurkan). Maka kepadatan tebar bibit lele
yang dianjurkan adalah 200-400 ekor per meter persegi. Contoh, untuk kolam berukuran 3 x
4 meter maka jumlah bibit ikannya minimal (3×4) x 200 = 2400 ekor, maksimal (3×4) x 400
= 4800 ekor.
Catatan: kolam tanah kapaistasnya lebih sedikit dari kolam tembok.
Pakan untuk budidaya ikan lele
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada banyak sekali
merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang
menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah
pakan berbanding bertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas
pakan. Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian
pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal, silahkan
coba membuat sendiri pakan lele alternatif.
a. Pemberian pakan utama
Pakan yang baik harus mengandung nutrisi yang diperlukan oleh ikan lele. Sebagai ikan
karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani. Secara umum
kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein (minimal 30%), lemak (4-16%),
karbohidrat (15-20%), vitamin dan mineral. Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata
sudah dilengkapi dengan keterangan kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih
mana yang bisa dipercaya. Ingat, jangan sampai membeli pakan kadaluarsa. Apabila pakan
dirasa terlalu mahal kita juga bisa membuat pakan alternatif, silahkan baca membuat sendiri
pakan lele alternatif.
Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum setiap harinya ikan lele
memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan bobot 50 gram
memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor. Kemudian setiap 10 hari
ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua
minggu menjelang panen, persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot
tubuh.
Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan. Frekuensinya 4-5
kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil harus lebih sering. Waktu
pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari. Harus diingat, ikan lele merupakan
hewan nokturnal, aktif pada malam hari. Pertimbangkan pemberian makan lebih banyak pada
sore dan malam hari. Pakan diberikan dengan ditebar. Si pemberi pakan harus jeli melihat
reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap pakan dan berhenti apabila ikan
sudah terlihat malas untuk menyantapnya.

b. Pemberian pakan tambahan


Selain pakan utama, bisa dipertimbangkan juga untuk memberi pakan tambahan. Pemberian
pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya pengeluaran pakan yang memang cukup
menguras kantong. Apabila kolam kita dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan
pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dari laut yang tidak layak
dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapannya. Bisa juga dengan
membuat belatung dari campuran ampas tahu.
Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu.
Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan daging keong mas
dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk ayam bersihkan bulu-bulunya sebelum
diumpankan pada lele.
Satu hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pakan ikan lele, jangan sampai telat atau
kurang. Karena ikan lele mempunyai sifat kanibal, yakni suka memangsa sejenisnya. Apabila
kekurangan pakan, ikan-ikan yang lebih besar ukurannya akan memangsa ikan yang lebih
kecil.
Pengelolaan air
Hal penting lainnya dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Walaupun ikan
lele bisa hidup dalam kondisi air yang buruk, untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan
kuantitas air harus tetap terjaga.
Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Timbunan
tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya
bau busuk. Oleh karena itu, apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian
bawah. Kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi pembuangan air sangat tergantung pada
kebiasaan memberikan pakan. Apabila dalam memberikan pakan banyak menimbulkan sisa,
pergantian air akan lebih sering dilakukan. Selain itu, apabila air terlihat berkurang karena
penguapan atau kebocoran kolam, segera tambahkan.
Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator seperti linsang,
ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara lain ikan
mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar
air atau memasang pagar di sekeliling kolam.
Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga
mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa diantaranya
adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor. Untuk mencegah timbulnya
penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga
kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit
infeksi ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin
dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengendalian penyakit silahkan
baca pengendalian hama dan penyakit ikan lele.
Panen budidaya ikan lele
Pemanenan budidaya ikan lele untuk konsumsi dalam negeri biasanya berukuran 9-12 ekor
per kg. Untuk mencapai ukuran konsumsi dari benih sebesar 5-7 cm dibutuhkan waktu sekitar
2,5 sampai 3,5 bulan dari awal benih ditebar. Sedangkan untuk ekspor, berat ikan lele bisa
mencapai 500 gram per ekor.
Pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati. Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya
ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele
dipanen hendaknya disortasi terlebih dahulu untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya.
Pemisahan ukuran ini berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan
ukuran akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.
RAHASIA KEGAGALAN BUDIDAYA IKAN LELE
PENDAHULUAN

Dalam beberapa waktu belakangan ini banyak sekali masyarakat kita yang mencoba
berbudidaya ikan lele baik di pembesaran maupun pembenihannya.Kebanyakan yang dipilih
adalah pembesaran yang “katanya” lebih gampang. Faktor yang melatar belakangi budidaya
di masyarakat kita adalah :
1. Kesulitan ekonomi masyarakat secara global
2. Mendapat informasi dari teman atau keluarga yang telah berkecimpung di budidaya lele
3. Tertarik dengan banyaknya buku buku tentang budidaya ikan lele
4. Adanya lahan kosong yang bisa bermanfaat bila dikembangkan
Pada kenyataannya setelah beberapa waktu berbudidaya ternyata banyak sekali yang
menemui kegagalan.Beberapa kejadian yang sering terjadi dalam budidaya ikan lele adalah:
1. Banyak ikan lele yang hilang/sakit
2. Hasil atau tonase jauh dari harapan
3. Banyaknya kerugian yang dialami
Kalau dilihat dari harga di pasaran jelas sangat menggiurkan.1 kg ikan lele bisa sampai Rp
15.000.00. Inilah yang banyak budidayawan terjebak ingin mencoba budidaya ikan
lele.padahal budidaya ikan lele bukan coba coba. Harga yang melambung tinggi harusnya
bisa disimpulkan kalau budidaya ikan lele tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Karena hal hal tersebut saya ingin meluruskan dan mencoba membantu masyarakat lewat
tulisan yang mungkin secara tampilan tidak terlalu bagus tapi isi dari tulisan ini insyaAllah
bisa bermanfaat bagi masyarakt pada umumnya dan pembudidaya ikan lele pada khususnya.
Didalam tulisan ini insya Allah akan dikupas lebih lanjut beberapa faktor yang menjadi
kendala bagi budidaya ikan lele. Dan bila ada yang berminat dan serius menekuni budidaya
ini bisa menghubungi penulis.

FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI BERBUDIDAYA IKAN LELE

Budidaya ikan lele sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan
masyarakat pulau jawa pada khususnya. Harga benih maupun ikan lele konsumsi melambung
tinggi. Inilah yang menggiurkan sebagian orang untuk berkecimpung dalam usaha budidaya
ikan lele. Ada yang mempunyai modal tinggi maupun modal yang pas pas an mencoba
peruntungan.Sayang sekali tekad yang dipunyai tidak disertai dengan pengetahuan tentang
program budi daya lele dengan benar. Mereka hanya tahu setengah setengah.entah dari buku
atau orang orang yang “katanya”sudah pernah berkecimpung dalam usaha itu awalau
kebenarannya diragukan. Akhirnya budidaya yang dilakukan sekedar pekerjaan yang hanya
membuang tenaga dan uang saja.

Faktor yang membuat masyarakat ingin berbudidaya adalah :


1. KESULITAN EKONOMI MASYARAKAT SECARA GLOBAL
Pada masa sekarang ini tidak dapat dipungkiri ekonomi kita terpuruk. Harga barang pokok
melonjak drastis. Pendapatan sebulan yang dulu bisa untuk keperluan lain lain sekarang
untuk beli lauk telur pun susah apalagi daging. Hal inilah yang memicu sesorang untuk
mendapatkan hasil sampingan selain penghasilan pokok. Salah satu yang bisa diandalkan
adalah budidaya ikan lele. Walaupun sampai sekarang jarang yang berhasil.Hal inilah yang
menyebabkan harga ikan lele melambung tinggi. Barang langka di pasar maka harga barang
akan naik dan permintaan meningkat.
2. MENDAPAT INFORMASI DARI TEMAN ATAU KELUARGA YANG TELAH
BERKECIMPUNG DI BUDIDAYA LELE
Kalau dihitung banyak masyarakat kita yang sudah berkecimpung diusaha budidaya ikan lele.
Sebanyak 80% menggunakan sistem tradisional dan hanya 20 % yang menggunakan sistem
semi intensif dan intensif. Bagi orang awam gagal atau tidaknya budidaya yang tahu hanya
pelaksananya saja. Masyarakat akan memandang bila ada lele yang banyak sekali dikolam
berarti untung.Padahal belum tentu.Dan bila ada yang bertanya tentang hasil panen itu pasti
jawabnya “ UNTUNG”. Kenapa jawabnya seperti itu padahal bila yang melihat orang
budidaya pasti RUGI. Jawabnya: MALU. Inilah yang sering dipakai dimasyarakat kita.kita
percaya omongan orang tanpa tahu kebenarannya.Setelah mengikuti teman kita baru kita tahu
bahwa benar budidaya itu susah sah gampang. Budaya IKUT IKUT an inilah yang
menjadikan banyak budidaya mengalami kegagalan.
3. Tertarik dengan banyaknya buku buku tentang budidaya ikan lele
Bila kita berkunjung ke toko buku baik yang besar maupun kecil banyak sekali dijual buku
buku tentang budidaya ikan lele. Bagi masyarakat yang masih awam dari buku inilah mereka
dapat ilmu tentang program budidaya ikan lele. Tapi patut disayangkan banyak buku buku itu
justru menjerumuskan masyarakat yang baru pertama kali berkecimpung dalam budidaya
ikan lele. Terutama pada bagian analisa usaha serta proses budidaya itu sendiri. Terkesan
program yang ditawarkan terlalu muluk muluk. Keuntungan yang sangat besar hampir tidak
ada resiko. Tetapi kenyataannya banyak yang mengalami kegagalan. Dalam tulisan ini
penulis akan mengupas hal hal yang harusnya ada dalam budidaya
4. Adanya lahan kosong yang bisa bermanfaat bila dikembangkan
Di pedesaan banyak sekali tanah dan lahan kosong yang tidak produktif.Hal ini dimanfaatkan
oleh sebagian orang untuk membuat kolam ikan.Sayang sekali kolam yang digunakan masih
tradisional yaitu dengan cara membuat lubang atau kubangan sehingga bisa menjadi kolam
ikan.Padahal ini sangat tidak efektif untuk budidaya ikan lele.Mengapa? Jawabanya ada
dalam tulisan ini.

BEBERAPA PARADIGMA YANG KELIRU TENTANG BERBUDIDAYA

1. BENIH IKAN
Banyak dari teman teman budidaya kita meremehkan tentang benih ikan lele yang akan di
tebar. Kita kadang “sembarangan” dalam hal memilih dan membeli benih ikan lele.
Mereka menyediakan bibit lele dari 2 kondisi yaitu dari pembenihan dengan kolam tanah dan
tanpa tanah.Banyak yang melakukan pembesaran ikan lele di kolam terpal atau tembok yang
tanpa tanah tapi bibit yang digunakan bibit lele dari kolam tanah. Padahal hal ini salah karena
terdapat 2 kondisi yang berbeda.yaitu dari kondisi yang baik ke kondisi yang lebih ekstrem.
Hasilnya pertumbuhan lambat,banyak yang kena penyakit dan bermuara pada hasil panen
yang merosot tidak sesuai dengan keinginan.
Untuk mengetahui mengapa bisa seperti itu dan bagaimana cara mengatasinya dapat
menghubungi penulis.

2. PAKAN
Banyak pembudidaya dalam mengelola pembesaran ikan lele menggunakan program pakan
sesukanya dengan menghiraukan prosedur yang ada. Ada yang menggunakan pakan pelet
standar tapi hanya sebagian atau malah kurang dari 50%. Mereka menambahkan pakan
dengan daging,kerang,ayam mati,tikus mati dan beberapa daging yang tidak terpakai untuk
porsi pakan ikan lele. Sepintas kalau dilihat memang ekonomis dari biaya pakan yang cukup
mahal. Tetapi sebenarnya hal tersebut jusru akan merugikan petani budidaya. Boleh di cek
yang menggunakan pakan tambahan tersebut diatas pasti mengalami kerugian total.Hasil
panen menurun drastis misalnya harusnya menghasilkan 200 kg yang ada hanya 20 – 40 kg
dengan tambahan adanya ikan lele berukuran super besar 3 – 5 ekor..Benar atau tidak?Setelah
itu petani budidaya akan bingung kenapa bisa terjadi.padahal sudah diberi pakan tambahan
yang kalau dilihat “Lebih bergizi dan berprotein”(Menurut perasaan).
Disini penulis ada jawabannya dan cara mengatasinya.bila berminatdapat menghubungi
penulis untuk mendapatkan jawaban dan cara mengatasinya.
3. JUMLAH TEBAR
Untuk jumlah tebar sebagian besar petani budidaya ikan lele jarang yang menghitung berapa
jumlah yang sesuai dengan kolam yang dipunyai. Tidak jarang untuk kolam denga luas 3 x 5
meter di beri bibit ikan lele lebih dari 10.000 ekor. Hasilnya banyak ikan yang tidak tumbuh.
Muncul pertanyaan “ kok gak besar besar lele yang dipelihara.”. dan setelah dipanen lagi lagi
hasil panen mengecewakan.selain tonase kurang dari yang diharapkan ikan yang dihasilkan
kurus kurus dan tidak disukai pasar.Apa yang terjadi..
Lewat modul yang disusun oleh penulis akan didapat jawabannya dan dapat diketahui cara
mengatasinya. Tertarik? Anda dapat menghubungi penulis.
4. KOLAM
Pemilihan kolam yang dipakai untuk budidaya kadang terlihat sepele.padahal itu menentukan
keberhasilan dan kelangsungan budidaya lele itu sendiri. Banyak petani budidaya yang
gulung tikar atau rugi terus menerus karena salah memilih bentuk kolam.Ada beberapa jenis
kolam yang digunakan dalam budidaya ikan lele dari kolam beton/tembok,kolam tanah,kolam
terpal atau perpaduan dua kolam tersebut.
Masing masing mempunyai kelebihan dan kelemahan masing masing..tetapi ada satu yang
lebih ekonomis,efektif dan efisien..dan kolam itu adalah kolam terpal dengan desain
tertentu.mengapa desain tertentu.karena ada beberapa keunggulan kolam itu dibanding kolam
lain.salah satunya bisa menghemat biaya operasional dan praktis.ada kelebihan lain.
Kelihatan sederhana tapi bisa dibuktikan keefektifan dan keefisiennya
Anda bisa dapatkan model kolam itu dengan menghubungi penulis untuk mendapatkan
modul yang akan mengupas segala persoalan budidaya itu.
5. AREAL KOLAM
Yang dimaksud dengan areal kolam adalah tanah atau lahan yang akan digunakan untuk
budidaya ikan lele.Kadang kita menggunakan areal luas yang seharusnya bisa menghasilkan
8 juta – 10 juta rupiah tetapi banyak yang hanya mendapatkan untung ratusan ribu bahkan
merugi yang akhirnya terbengkalai menjadi lahan yang tidak efektif.
Didalam tulisan atau modul yang disusun penulis anda akan dapatkan cara memanfaatkan
lahan seoptimal mungkin.

6. HILANG ATAU BERKURANGNYA IKAN LELE


Ada anggapan sebagian teman teman budidaya kita hilang atau berkurangnya ikan lele yang
dibudidayakan karena akibat masuknya ikan kelumpur atau ada yang memancing.padahal
anggapan itu belum tentu benar karena hilangnya ikan lele atau berkurangnya hasil itu murni
disebabkan kesalahan prosedur budidaya.
Semua dikupas dalam tulisan di modul yang disusun oleh penulis.

HARAPAN PENULIS
Dengan disusunnya modul yang bisa dipesan diharapkan dapat :
1. Membantu pem budidaya ikan lele yang selama ini selalu rugi dalam budidaya ikan lele.
Dan tidak terjerumus oleh buku buku yang hanya memberikan harapan setinggi langit tetapi
tidak sesuai fakta.
2. Meningkatkan atau menambah penghasilan masyrakat Indonesia pada umumnya dan
masyarakat jawa tengah pada khususnya.
3. Banyak lahan kosong yang dapat digunakan untuk menghasilkan uang untuk meningkatkan
kesejahteraan.
4. Membantu program pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

- JANGAN MELIHAT BENTUK BUKU ATAU MODUL DAN UANG YANG


DIKELUARKAN,TETAPI LIHATLAH ISI DARI BUKU ITU YANG SEHARGA JUTA
AN RUPIAH
- UNTUK MENDAPATKAN PENGHASILAN DAN PENDAPATAN YANG MELIMPAH
SESEORANG HARUS BEKERJA KERAS DAN MEMERLUKAN MODAL.( BOHONG
BILA TANPA MODAL,BEKERJA KERAS BISA MENDAPATKAN HASIL YANG
MELIMPAH)

UNTUK MENDAPATKAN MODUL PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA IKAN LELE


DAPAT MEMESAN PADA PENULIS DENGAN MENGHUBUNGI DI:

DWI AVIANTO
NO.HP : 085229772710
EMAIL : dwiavianto1998@gmail.com
Dengan memesan modul seharga Rp 250.000,00 (sudah  termasuk ongkos kirim)
BILA ANDA MERASA HARGA MODUL TERLALU MAHAL SILAHKAN CARI
BUKU YANG LEBIH MURAH YANG HASIL NYA BELUM TENTU BISA DI
HARAPKAN.
BUKU HANYALAH KUMPULAN KERTAS YANG HARGANYA MURAH DAN
TERJANGKAU.
TETAPI TEKNOLOGI HAMPIR TIDAK BISA DIBELI DENGAN HARGA YANG
MURAH.
HASILNYA BISA DIBANDINGKAN!!!!!.

Untuk yang ragu ragu disarankan untuk tidak usah memesan dan silahkan mencari
penghasilan yang lain.
Hanya untuk yang berpikiran maju dan ingin berkembang

Diposkan oleh Dwi Avi1998 di 21.50 7 komentar: Link ke posting ini

Jumat, 01 Januari 2010


PENDAHULUAN

Dalam beberapa waktu belakangan ini banyak sekali masyarakat kita yang mencoba

berbudidaya ikan lele baik di pembesaran maupun pembenihannya.Kebanyakan yang dipilih

adalah pembesaran yang “katanya” lebih gampang. Faktor yang melatar belakangi budidaya

di masyarakat kita adalah :

1. Kesulitan ekonomi masyarakat secara global

2. Mendapat informasi dari teman atau keluarga yang telah berkecimpung di budidaya

lele

3. Tertarik dengan banyaknya buku buku tentang budidaya ikan lele

4. Adanya lahan kosong yang bisa bermanfaat bila dikembangkan

Pada kenyataannya setelah beberapa waktu berbudidaya ternyata banyak sekali yang

menemui kegagalan.Beberapa kejadian yang sering terjadi dalam budidaya ikan lele adalah:

1. Banyak ikan lele yang hilang/sakit

2. Hasil atau tonase jauh dari harapan

3. Banyaknya kerugian yang dialami

Kalau dilihat dari harga di pasaran jelas sangat menggiurkan.1 kg ikan lele bisa sampai Rp

15.000.00. Inilah yang banyak budidayawan terjebak ingin mencoba budidaya ikan

lele.padahal budidaya ikan lele bukan coba coba. Harga yang melambung tinggi harusnya

bisa disimpulkan kalau budidaya ikan lele tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Karena hal hal tersebut saya ingin meluruskan dan mencoba membantu masyarakat lewat

tulisan yang mungkin secara tampilan tidak terlalu bagus tapi isi dari tulisan ini insyaAllah

bisa bermanfaat bagi masyarakt pada umumnya dan pembudidaya ikan lele pada khususnya.

Didalam tulisan ini insya Allah akan dikupas lebih lanjut beberapa faktor yang menjadi

kendala bagi budidaya ikan lele. Dan bila ada yang berminat dan serius menekuni budidaya

ini bisa menghubungi penulis.

FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI BERBUDIDAYA IKAN LELE

Budidaya ikan lele sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan
masyarakat pulau jawa pada khususnya. Harga benih maupun ikan lele konsumsi melambung
tinggi. Inilah yang menggiurkan sebagian orang untuk berkecimpung dalam usaha budidaya
ikan lele. Ada yang mempunyai modal tinggi maupun modal yang pas pas an mencoba
peruntungan.Sayang sekali tekad yang dipunyai tidak disertai dengan pengetahuan tentang
program budi daya lele dengan benar. Mereka hanya tahu setengah setengah.entah dari buku
atau orang orang yang “katanya”sudah pernah berkecimpung dalam usaha itu awalau
kebenarannya diragukan.Akhirnya budidaya yang dilakukan sekedar pekerjaan yang hanya
membuang tenaga dan uang saja.

Faktor yang membuat masyarakat ingin berbudidaya adalah :

1. KESULITAN EKONOMI MASYARAKAT SECARA GLOBAL

Pada masa sekarang ini tidak dapat dipungkiri ekonomi kita terpuruk. Harga barang
pokok melonjak drastis. Pendapatan sebulan yang dulu bisa untuk keperluan lain lain
sekarang untuk beli lauk telur pun susah apalagi daging. Hal inilah yang memicu
sesorang untuk mendapatkan hasil sampingan selain penghasilan pokok. Salah satu yang
bisa diandalkan adalah budidaya ikan lele. Walaupun sampai sekarang jarang yang
berhasil.Hal inilah yang menyebabkan harga ikan lele melambung tinggi. Barang langka
di pasar maka harga barang akan naik dan permintaan meningkat.

2. MENDAPAT INFORMASI DARI TEMAN ATAU KELUARGA YANG TELAH


BERKECIMPUNG DI BUDIDAYA LELE

Kalau dihitung banyak masyarakat kita yang sudah berkecimpung diusaha budidaya ikan
lele. Sebanyak 80% menggunakan sistem tradisional dan hanya 20 % yang
menggunakan sistem semi intensif dan intensif. Bagi orang awam gagal atau tidaknya
budidaya yang tahu hanya pelaksananya saja. Masyarakat akan memandang bila ada lele
yang banyak sekali dikolam berarti untung.Padahal belum tentu.Dan bila ada yang
bertanya tentang hasil panen itu pasti jawabnya “ UNTUNG”. Kenapa jawabnya seperti
itu padahal bila yang melihat orang budidaya pasti RUGI. Jawabnya: MALU. Inilah
yang sering dipakai dimasyarakat kita.kita percaya omongan orang tanpa tahu
kebenarannya.Setelah mengikuti teman kita baru kita tahu bahwa benar budidaya itu
susah sah gampang. Budaya IKUT IKUT an inilah yang menjadikan banyak budidaya
mengalami kegagalan.

3. Tertarik dengan banyaknya buku buku tentang budidaya ikan lele

Bila kita berkunjung ke toko buku baik yang besar maupun kecil banyak sekali dijual
buku buku tentang budidaya ikan lele. Bagi masyarakat yang masih awam dari buku
inilah mereka dapat ilmu tentang program budidaya ikan lele. Tapi patut disayangkan
banyak buku buku itu justru menjerumuskan masyarakat yang baru pertama kali
berkecimpung dalam budidaya ikan lele. Terutama pada bagian analisa usaha serta
proses budidaya itu sendiri. Terkesan program yang ditawarkan terlalu muluk muluk.
Keuntungan yang sangat besar hampir tidak ada resiko. Tetapi kenyataannya banyak
yang mengalami kegagalan. Dalam tulisan ini penulis akan mengupas hal hal yang
harusnya ada dalam budidaya

4. Adanya lahan kosong yang bisa bermanfaat bila dikembangkan

Di pedesaan banyak sekali tanah dan lahan kosong yang tidak produktif.Hal ini dimanfaatkan
oleh sebagian orang untuk membuat kolam ikan.Sayang sekali kolam yang digunakan masih
tradisional yaitu dengan cara membuat lubang atau kubangan sehingga bisa menjadi kolam
ikan.Padahal ini sangat tidak efektif untuk budidaya ikan lele.Mengapa? Jawabanya ada
dalam tulisan

BEBERAPA PARADIGMA YANG KELIRU TENTANG BERBUDIDAYA

1. BENIH IKAN

Banyak dari teman teman budidaya kita meremehkan tentang benih ikan lele yang akan di
tebar. Kita kadang “sembarangan” dalam hal memilih dan membeli benih ikan lele.

Mereka menyediakan bibit lele dari 2 kondisi yaitu dari pembenihan dengan kolam tanah
dan tanpa tanah.Banyak yang melakukan pembesaran ikan lele di kolam terpal atau
tembok yang tanpa tanah tapi bibit yang digunakan bibit lele dari kolam tanah. Padahal
hal ini salah karena terdapat 2 kondisi yang berbeda.yaitu dari kondisi yang baik ke
kondisi yang lebih ekstrem. Hasilnya pertumbuhan lambat,banyak yang kena penyakit
dan bermuara pada hasil panen yang merosot tidak sesuai dengan keinginan.

Untuk mengetahui mengapa bisa seperti itu dan bagaimana cara mengatasinya dapat
menghubungi penulis.
2. PAKAN

Banyak pembudidaya dalam mengelola pembesaran ikan lele menggunakan program


pakan sesukanya dengan menghiraukan prosedur yang ada. Ada yang menggunakan
pakan pelet standar tapi hanya sebagian atau malah kurang dari 50%. Mereka
menambahkan pakan dengan daging,kerang,ayam mati,tikus mati dan beberapa daging
yang tidak terpakai untuk porsi pakan ikan lele. Sepintas kalau dilihat memang ekonomis
dari biaya pakan yang cukup mahal. Tetapi sebenarnya hal tersebut jusru akan merugikan
petani budidaya. Boleh di cek yang menggunakan pakan tambahan tersebut diatas pasti
mengalami kerugian total.Hasil panen menurun drastis misalnya harusnya menghasilkan
200 kg yang ada hanya 20 – 40 kg dengan tambahan adanya ikan lele berukuran super
besar 3 – 5 ekor..Benar atau tidak?Setelah itu petani budidaya akan bingung kenapa bisa
terjadi.padahal sudah diberi pakan tambahan yang kalau dilihat “Lebih bergizi dan
berprotein”(Menurut perasaan).

Disini penulis ada jawabannya dan cara mengatasinya.bila berminatdapat menghubungi


penulis untuk mendapatkan jawaban dan cara mengatasinya.

3. JUMLAH TEBAR

Untuk jumlah tebar sebagian besar petani budidaya ikan lele jarang yang menghitung
berapa jumlah yang sesuai dengan kolam yang dipunyai. Tidak jarang untuk kolam
denga luas 3 x 5 meter di beri bibit ikan lele lebih dari 10.000 ekor. Hasilnya banyak
ikan yang tidak tumbuh. Muncul pertanyaan “ kok gak besar besar lele yang
dipelihara.”. dan setelah dipanen lagi lagi hasil panen mengecewakan.selain tonase
kurang dari yang diharapkan ikan yang dihasilkan kurus kurus dan tidak disukai
pasar.Apa yang terjadi..

Lewat modul yang disusun oleh penulis akan didapat jawabannya dan dapat diketahui
cara mengatasinya. Tertarik? Anda dapat menghubungi penulis.

4. KOLAM

Pemilihan kolam yang dipakai untuk budidaya kadang terlihat sepele.padahal itu
menentukan keberhasilan dan kelangsungan budidaya lele itu sendiri. Banyak petani
budidaya yang gulung tikar atau rugi terus menerus karena salah memilih bentuk
kolam.Ada beberapa jenis kolam yang digunakan dalam budidaya ikan lele dari kolam
beton/tembok,kolam tanah,kolam terpal atau perpaduan dua kolam tersebut.

Masing masing mempunyai kelebihan dan kelemahan masing masing..tetapi ada satu
yang lebih ekonomis,efektif dan efisien..dan kolam itu adalah kolam terpal dengan
desain tertentu.mengapa desain tertentu.karena ada beberapa keunggulan kolam itu
dibanding kolam lain.salah satunya bisa menghemat biaya operasional dan praktis.ada
kelebihan lain. Kelihatan sederhana tapi bisa dibuktikan keefektifan dan keefisiennya

Anda bisa dapatkan model kolam itu dengan menghubungi penulis untuk mendapatkan
modul yang akan mengupas segala persoalan budidaya itu.
5. AREAL KOLAM

Yang dimaksud dengan areal kolam adalah tanah atau lahan yang akan digunakan untuk
budidaya ikan lele.Kadang kita menggunakan areal luas yang seharusnya bisa
menghasilkan 8 juta – 10 juta rupiah tetapi banyak yang hanya mendapatkan untung
ratusan ribu bahkan merugi yang akhirnya terbengkalai menjadi lahan yang tidak efektif.

Didalam tulisan atau modul yang disusun penulis anda akan dapatkan cara
memanfaatkan lahan seoptimal mungkin.

6. HILANG ATAU BERKURANGNYA IKAN LELE

Ada anggapan sebagian teman teman budidaya kita hilang atau berkurangnya ikan lele yang
dibudidayakan karena akibat masuknya ikan kelumpur atau ada yang memancing.padahal
anggapan itu belum tentu benar karena hilangnya ikan lele atau berkurangnya hasil itu murni
disebabkan kesalahan prosedur budidaya.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Proses Budidaya Ikan Lele

 CAK SANDI NOVEMBER 15, 2013 BISNIS

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Proses Budidaya Ikan Lele. Ikan lele
merupakan salah satu agrobisnis yang banyak digeluti saat ini. Permintaan akan ikan lele
semakin meningkat tajam karena masyarakat sudah sangat menyukai ikan dengan tekstur
daging ikan yang halus ini. Protein yang cukup tinggi dalam ikan lele membuat orang
ketagihan untuk mengkonsumsinya. Membudidayakan ikan lele memang susah- susah
gampang. Anda harus telaten dalam merawat ikan lele ini, jika tidak ikan tidak akan bisa
berkembang biak secara maksimal.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Proses Budidaya Ikan Lele

Berikut ada beberapa cara yang bisa


anda lakukan jika anda ingin memulaibisnis budidaya ikan lele:

1. Pengairan kolam

Untuk menghasilkan ikan lele yang maksimal, anda harus memperhatikan bagian yang satu
ini yaitu kolam ikan. Kolam lele tidak harus besar dan bersih karena lele lebih menyukai air
yang keruh oleh karena itu jangan sering- sering mengganti air kolam tersebut. kolam lele
bisa menggunakan kolam yang dilapisi dengan terpal sehingga anda tidak perlu menambah
biaya untuk membuat kolam lele yang bagus. Jika air yang digunakan terlalu bersih, lele
justru tidakakan bisa berkembang biak dengan baik.

2. Memilih bibit ikan lele

Ikan lele yang akan anda pelihara haruslah dari bibit yang kualitasnya baik sehingga akan
menghasilkan ikan- ikan lele yang baik pula. Pastikan bahwa ikan lele yang anda pilih benar-
benar sehat dan juga bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Banyak para peternak
lele ini kurang memperhatikan kualitas dari bibit lele yang kan diternakan sehingga hasil
yang didapatkan oleh peternak tersebut tidak maksimal.

3. Memberi makan yang rutin

Lele merupakan hewan yang cukup rakus dan bisa memakan apa saja. Anda bisa memberi
makan ikan lele secara rutin 2 kali sehari, hal ini dilakukan agar lele tidak terlalu banyak
makan yang bisa menyebabkan kematian mendadak selain itu juga untuk menghindari
kanibalisme antar lele.

4. Berikan makanan tambahan atau vitamin

Pemberian nutrisi dan vitamin bagi lele sangat penting karena selain bisa menghindari lele
terserang penyakit juga bisa menjaga agar tubuh lele tersebut tidak berbeda dalam
perkembangannya.

Demikian informasi yang bisa disampaikan tentang proses budidaya ikan lele.


Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal

Ditulis : Khamid Qurays | Pada : 2:24 PM

Budidaya Ikan Lele - Jika anda berminat untuk menjadi pengusaha lele yang sukses dan
mampu bersaing, simak ulasan dan tips langkah langkah membangun bisnis ternak lele
dengan mudah dan benar dibawah ini.

Budidaya lele dewasa ini merupakan salah satu peluang bisnis yang sangat menjanjikan.
banyaknya pengusaha ternak ikan lele saat ini lebih dikarenakan permintaan pasar dan
kebutuhan akan Lele yang terus meningkat setiap tahunnya. dalam hal ini ikan lele yang
paling mudah dibudidayakan adalah ikan lele dumbo. hal ini dikarenakan ikan lele jenis
dumbo merupakan jenis lele yang cepat besar dan perawatannya juga sangat mudah
dilakukan dibandingan Lele jenis lain.

Tips Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal  juga tidak membutuhkan lokasi usaha yang
terlalu luas, waktu menghasilkan lebih cepat, pelaku usaha juga masih bisa membuka usaha
lainnya karena lele tidak membutuhkan perawatan yang begitu ekstra dan dan menyita waktu
anda. Nah, untuk Anda yang tertarik untuk memulai usaha tersebut, berikut detail penjelasan
dan Teknik budidaya Lele di kolam terpal . . .

Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal Terbaru :

1. Persiapan Kolam Terpal


Hal yang paling utama dilakukan ketika ingin membudidayakan ikan lele untuk tujuan
konsumsi adalah mempersiapakan tempat budidaya. Dalam hal ini dilakukan di kolam terpal,
sehingga pembuatan kolam terpal adalah hal yang paling penting untuk dilakukan.

2. Pemupukan kolam

Untuk menciptakan kondisi air yang ideal bagi tempat hidup lele, kita harus membuat
pemupukan terlebih dahulu, ini demi mencapai PH air yg sesuai dg kebutuhan lele. Caranya
dengan menggunakan kotoran kambing, pertama kita masukan kotoran kambing pada karung
sebanyak 15 kg, sebaiknya dibagi dua masing-masing 7,5 kg lalu cemplungkan kedalam
kolam, biarkan menggantung dalam air jangan diberi pemberat. biarkan kolam selama 3-7
hari agar mikroorganisme air tumbuh, dan supaya bau residu (zat kimia) dari terpal hilang.

3. Manajemen Air

Air sangat berpengaruh dan berperan vital dalam pertumbuhan lele. jika air keruh dan kotor
maka pertumbuhan lele akan terhambat dan begitu juga sebaliknya jika air bersih dan sesuai
kadar yang dianjurkan maka lele akan cepat panen. 

4. Pemilihan Induk

Induk jantan mempunyai tanda :


- tulang kepala berbentuk pipih
- warna lebih gelap
- perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
- alat kelaminnya berbentuk runcing.

Induk betina bertanda :


- tulang kepala berbentuk cembung
- warna badan lebih cerah
- perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.

5. Cara Pemberian Pakan


Berikan makan lele 3 kali sehari secara teratur :

1)      jam 6 pagi
2)      jam 4 sore
3)      jam 10 malam

6. Pemeliharaan Ikan Lele 

Pembesaran lele hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan
harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok
atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah
stress. hal ini juga dikarenakan lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah
tertutup. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam
pendederan ini. Bila lingkungan tersedia pakan alami seperti bekicot, kerang, keong emas,
rayap dan lain-lain, dapat dilakukan untuk menambah makanan alami untuk lele. Makanan
alami ini selain menghemat pengeluaran juga bisa memberi kandungan protein yang tinggi,
ini akan membuat pertumbuhan lele lebih cepat dan siap panen.

Khusus untuk ikan lele pada usia 1 bulan, perlu dilakukan seleksi dan pemisahan yang
memiliki ukuran yang berbeda. Meski Lele dumbo tahan terhadap kondisi air yang buruk
namun ada baiknya perlu diganti air sekitar 10-30% setiap minggu, agar kolam tidak terlalu
kotor dan berbau. Selain itu pisahkan jika ada ikan yang terindikasi terserang penyakit agar
tidak menular.

Tips dan trik budidaya lele diatas semestinya diterapkan dengan baik untuk hasil yang
maksimal. meski Budidaya Lele tidak begitu sulit namun masih banyak ditemui mereka yang
mengalami kegagalan. kebanyakan mereka gagal dalam budidaya ikan lele dikarenakan
beberapa faktor dibawah ini .

Faktor Penyebab Kegagalan Budidaya Lele :


1.      Tidak di perhatikan setingan kolam
2.      Pemula/pemain baru
3.      Terburu buru akan hasil yang besar tanpa mempertimbangkan resiko
4.      Kurang matangnya informasi bagai mana cara budidaya yang benar

Sumber : http://infotercepatku.blogspot.com/2013/06/cara-budidaya-ikan-lele-di-kolam-
terpal.html#ixzz2t5r9oaSg
Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal

Tuesday, April 30, 2013

Cara budidaya ikan lele di kolam terpal hampir sama saja dengan membudidayakan lele di
kolam tanah, perbedan hanya terletak pada media dan teknik pemupukan kolam lele. Kolam
lele yang paling baik adalah kolam yang sesuai antara lebar kolam dengan populasi bibit lele
yang ditebar. Standart kapasitas kolam lele adalah 100 ekor / m3 (1 meter panjang x 1 m
lebar x 1 m tinggi air). Semua jenis lele (sangkurinag, dubo dan lainnya) dapat dipelihara di
kolam terpal. 

Kelebihan memelihara ikan lele di kolam terpal antara lain:

 Terpal mudah didapatkan, dan harganya cukup murah


 Kontaminasi dengan tanah yang tidak diketahui kualitasnya dapat dihindari.
 Kontrol air mudah diatur baik dari segi kualitas maupun kuantitas air
 Meminimalisir hama yang sering terdapat di permukaan tanah seperti berang-berang
dan sejenis bakteri.
 Praktis dalam pemanenan lele.

Cara membuat kolam terpal budidaya lele.

Sebelumnya kita harus membuat perencanaan terutama mengenai jumlah bibit lele yang akan
kita tebar, hal ini untuk menyesuaikan luas kolam yang akan kita buat. Jangan membuat
kolam ikan lele terlalu besar ataupun terlalu kecil. Setelah kita memastikan jumlah ikan lele
yang akan kita pelihara kita sudah bisa membuat kolam terpal dengan perosedur berikut.

Pertama gali tanah setinggi 1,5 m dengan luas 1 m untuk 100 ekor lele. Setelah tanah tersebut
digali tekan-tekan permukaan galian hingga rata, jauhkan kerikil, bebatuan dan benda keras
lainnya dari permukaan galian kolam tanah. Semprot galian tanah tersebut dengan disinfektan
sebagai tindakan sanitasi. Setalah disanitasi biarkan galian kolam tersebut selama tiga hari. 
Pasang terpal seluaas galian yang kita buat, lebihkan terpal selebar 50 cm di setiap sisi galian.
Untuk menahan terpal yang akan diisi air menjadi kolam bisa menimbunnya dengan tanah
atau dipancang dengan kayu. Terpal yang digunakan adalah terpal yang dapat bertahan
selama tiga bulan dalam rendaman air contohnya; terpal tenda atau terpal plastik kaca tebal.

Untuk membuat air awal kolam terpal ini ada dua cara yakni:

1. Air awal yang mengandung banyak plankton didapatkan dari kolam khusus untuk
pembuatan air plankton, caranya selain membuat galian untuk kolam terpal kita juga
membuat satu kolam tanah khusus untuk membuat air yang mengandung banyak
plankton dengan cara pemupukan. Adapun langkah-langkahnya: buat galian kolam
dari tanah seluas yang diperlukan, isi kolam tersebut dengan kompos sapid an biarkan
selama 3 hari. Selanjutnya isi kolam tersebut dengan air bersih (jangan air PDAM)
dan biarkan kurang lebih selama seminggu hingga air berubah menjadi kehijauan
(artinya duah banyak plankton untuk pakan ikan lele nantinya). Air inilah yang
dikuras dan dipindahkan ke kolam terpal.
2. Cara kedua, membuat air plankton langsung di kolam terpal ikan lele. Caranya setelah
terpal dipasang isi dengan kompos sapi (feces sapi), biarkan selama 3 hari,
selanjutnya isi air bersih. Biarkan kolam terpal selama seminggu baru
dimasukkan bibit lele.

Dari kedua cara pemupukan kolam terpal diatas maka untuk ikan lele cara yang paling baik
adalah cara pertama yakni melakukan pemupukan air di kolam terpisah. Hal ini mungkin
karena plankton hanya baik untuk konsumsi bibit ikan lele, sedangkan untuk lele yang sudah
besar lebih baik menggunakan pakan pelet. Memberi atap pada kolam ikan lele sangat
dianjurkan, hal ini untuk menghindari kontaminasi air hujan yang tidak baik untuk
pertumbuhan ikan lele karena air hujan mengandung asam.
Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal

Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal - Budidaya lele adalah salah satu bisnis yang
cukup menjanjikan. Betapa tidak permintaan pasar akan ketersediaan ikan lele semakin besar
dari tahun ke tahun. Dalam hal ini ikan lele yang paling mudah dibudidayakan adalah ikan
lele dumbo. Selain memiliki tekstur daging yang renyah sehingga diminati banyak orang,
ikan lele dumbo juga merupakan jenis lele yang cepat besar, dan dalam perawatannya juga
sangat mudah dilakukan.

Meski kondisi air tempat memelihara ikan lele dumbo tidak terlalu bersih, tetapi ikan ini
terbukti dapat bertahan hidup dan berkembang dengan baik. Oleh sebab itu memelihara ikan
lele di kolam terpal juga sangat layak dilakukan.

Dengan membudidayakan iklan lele melalui terpal, maka salah satu keuntungan yang bisa
didapatkan adalah usaha ini dapat dijalankan meski modal yang tersedia tidak terlalu besar.
Dalam budidaya ikan lele di kolam terpal dapat dijalani dengan dua tujuan, yaitu sebagai
pembibitan dan juga sebagai konsumsi. Bila kita memilih budidaya ikan lele sebagai
pembibitan juga merupakan pilihan yang sangat tepat, sebab kebutuhkan akan bibit ikan lele
juga selalu semakin meningkat setiap saat. Selain itu budidaya ikan lele dengan tujuan
konsumsi juga merupakan pilihan yang tidak salah, sebab kebutuhan akan ikan lele untuk
bahan konsumsi juga semakin hari semakin meningkat pula.

Budidaya Iklan Lele Untuk Pembibitan

Hal yang perlu diketahui bila ingin membudidayakan ikan lele, khusus pada bidang
pembibitan adalah saat pemijahan dan penetesan telur lele. Setelah menetas bibit ikan lele
dapat dijual kepada peternak lain untuk dibesarkan atau dipelihari kembali hingga besar.
Karena bibit lele langsung bisa dijual ketika menetas, sehingga merupakan salah satu peluang
usaha yang cukup menjanjikan.

Penyediaan bibit ikan lele dengan ukuran 2-3 cm dapat tercapai ketika usia penetasan sudah
mencapai sebulan. Umumnya pemeliharaan bibit dilakukan di kolom berlumpur atau sawah
yang memerlukan lahan yang relatif lebih luas. Tetapi pemeliharaan bibit ikan lele juga
sebenarnya bisa dilakukan di kolam terpal, meski hal ini tidak bisa dilukan dalam jumlah
polulasi bibit yang terlalu besar. Agar bibit ikan lele cepat besar ketika memiliharanya pada
kolam terpal, maka hal yang harus dilakukan adalah memberikan makanan berupa pelet yang
cukup setiap harinya.

Untuk menjadikan bibit ikan lele hingga ukuran 5-7 cm, maka perlu waktu hingga 2 bulan.
Setelah bibit mencapai ukuran ini, maka sejatinya sudah bisa dijual sebagai bibit yang
mendatangkan profit bagi peternak.

Budidaya Ikan Lele Untuk Konsumsi

Lele untuk keperluan konsumsi dapat dipelihara ketika mencapai ukuran 5-7 cm. Ukuran
bibit yang lebih besar, akan lebih baik pula untuk dibudidayakan. Agar panen berlangsung
dengan cepat, yaitu sekitar 3-4 bulan masa budidaya, maka ikan harus diberi makanan ekstra
dan optimal. Budidaya ikan lele untuk konsumsi dinilai cukup mudah, sebab ikan dengan
ukuran lebih besar akan lebih tahan terhadap penyakit.

Persiapan Pembuatan Kolam Terpal

Hal yang paling utama dilakukan ketika ingin membudidayakan ikan lele untuk tujuan
konsumsi adalah mempersiapakan tempat budidaya. Dalam hal ini dilakukan di kolam terpal,
sehingga pembuatan kolam terpal adalah hal yang paling penting untuk dilakukan.

Dalam persiapan kolam terpal dibutuhkan material berupa terpal dan persiapan perangkat
pendukung lainnya. Untuk 100 ekor ikan lele, maka kolam yang harus dipersiapkan adalah
dengan ukuran 2 x 1x 0.6 meter. Pembuatan kolam bisa dilakukan dengan menggali tanah
dan kemudian diberi terpal atau dengan membuat rangka dari kayu dan kemudian diberi
terpal. Cara menggali tanah yang kemudian diberi terpal adalah cara yang paling tepat karena
akan membuat kondisi terpal lebih tahan lama.

Pemeliharaan Ikan Lele 

Kolam terpal yang sudah tersedia, kemudian diisi dengan air yang tidak terlalu dalam terlebih
dahulu. Untuk bibit ikan lele yang berukuran 5-7 cm bisi diisi dengan air 40 cm. Hal ini
dilakukan agar anakan ikan tidak merasa capek naik turun dari dasar kolam untuk mengambil
oksigen. Seiring dengan pertambahan usia dan juga ukuran tubuh ikan lele, maka kedalaman
air kolam juga bisa dilakukan. Perlu disediakan pula rumpon atau pelindu untuk lele. Karena
lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah tertutup.

Pemberian pakan pelet dilakukan 2 kali sehari. Lebih bagus dilakukan pemberian makanan
lebih dari dua kali sehari, tetapi dengan jumlah yang lebih sedikit. Bila lingkungan tersedia
pakan alami seperti bekicot, kerang, keoang emas, rayap dan lain-lain, dapat dilakukan untuk
menambah makanan alami untuk lele. Makanan alami ini selain menghemat pengeluaran juga
bisa memberi kandungan protein yang tinggi sehingga pertumbuhan lele akan lebih cepat.

Penggantian air kolam terpal juga perlu dilakukan 10-30 persen setiap minggu. Meski ikan
lele dianggap tahan terhadap kondisi air, tetapi bila air kolam terpal tidak diganti akan
membuat kondisi air menjadi bau. Dengan kondisi air yang berbau akan membuat ikan lele
mudah diserang penyakit.

Khusus untuk ikan lele pada usia 1 bulan, perlu dilakukan seleksi dan pemisahan yang
memiliki ukuran yang berbeda.Meski Lele dumbo tahan terhadap kondisi air yang buruk ada
baiknya perlu diganti air sekitar 10-30% setiap minggu, agar kolam tidak terlalu kotor dan
berbau. Penyakit pada ikan lele mudah menyerang pada air dengan kondisi yang kotor. Pada
usia satu bulan atau lebih, maka jika diperlukan perlu dilakukan seleksi dan pemisahan lele
yang memiliki ukuran yang berbeda. Biasanya lele mengalami pertumbuhan yang tidak sama,
sehingga jika tidak dipisahkan lele dengan ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut
makanan. Selain itu pisahkan jika ada ikan yang terindikasi terserang penyakit agar tidak
menular.
Cara Budidaya Ikan Lele Di Kolam Terpal
Friday, October 11th 2013. | Budidaya

Budidaya ikan lele di kolam terpal pertama kali diperkenalkan oleh Bapak Mujarob, seorang
petani di Bekasi pada tahun 1999. Tujuannya tidak lain agar saat banjir, ikan tidak hanyut
terbawa arus banjir tersebut. Namun sekarang inicara budidaya ikan lele di kolam
terpal sudah berkembang luas, tidak hanya itu, penggunaan terpal untuk budidaya di kolam
tidak hanya sebatas untukbudidaya lele sangkuriang, budidaya lele organik, atau budidaya
lele dumbo, melainkan dapat untuk budidaya belut, budidaya lobster, dan budidaya gurame.

Cara Budidaya Ikan Lele Di Kolam Terpal

Cara budidaya lele di kolam terpal terbilang mudah dilakukan. Hanya memerlukan tanah
beberapa meter dan rencana budidaya ikan lele siap dijalankan meskipun masih dalam skala
kecil. Untuk pasar, pada tahun 80an ikan lele kurang digemari oleh masyarakat Indonesia,
namun mulai tahun 2010an, ikan ini sudah sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia
karena rasanya yang gurih dan harga yang murah. Permintaan ikan lele di kota besar seperti
Surabaya sering diatasi dengan mendatangkan dari luar kota seperti Lamongan dan Gresik.
Inilah indikasi bahwa permintaan lele terus meningkat, sehingga usaha budidaya ikan
lele sangat menjanjikan.

Keuntungan Memelihara Ikan Lele di Kolam Terpal

 Fleksibel. Apalagi kolam sudah tidak digunakan lagi, tinggal menggulung terpal dan
membereskan bambu atau kayunya.
 Kontrol kualitas dan kuantitas air lebih terjaga.
 Modal yang rendah. Diluar berbicara harga lahan, modal yang dibutuhkan untuk budidaya
ikan lele di kolam terpal cukup murah, anda hanya memerlukan terpal, dan kayu atau bambu.
 Terhindar dari hewan pemangsa seperti ular yang sering memangsa bibit lele.
 Mudah untuk memanen, serta hasil panen tidak berbau tanah.

Faktor Kegagalan Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal

 Pemain baru yang masih minim pengalaman


 Tergiur dengan keuntungan yang besar tanpa mempertimbangkan resiko yang bisa saja
terjadi.
 Tidak memperhatikan setingan kolam terpal.
 Tidak telaten, mudah menyerah, dan cepat bosan untuk belajar.
 Setting kolam yang tidak diperhatikan.

Perencanaan Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal


Terpal

Terpal dapat dengan mudah dijumpai di toko bangunan, dengan harga berkisar antara Rp
45.000 – Rp. 75.000 anda sudah dapat terpal yang tebal dan bertahan lebih dari 3 bulan.
Panjang dan lebar terpal disesuaikan dengan panjang dan lebar kolam yang akan anda buat.
Kayu

Kayu ini sebagai kerangka kolam yang berfungsi untuk menyangga tepi kolam. Anda juga
dapat menggunakan bambu untuk menghemat biaya.

Pipa Paralon

Pipa paralon disini berfungsi untuk mengatur ketinggian air dan memudahkan pengeringan
kolam, dan sebaiknya dilengkapi dengan bengkokan paralon. Ukuran diameter pipa tidak
perlu terlalu besar,cukup berukuran sedang selama keluar masuk air lancar.
Air

Untuk budidaya ikan lele di kolam terpal, air sangat berperan penting untuk kesuksesan
budidaya. Sangat disarankan anda menggunakan air yang sehat, dalam arti tidak tercampur
berbagai limbah apapun. Air untuk budidaya lele dapat berasal dari air sumur, air PDAM,
tetapi lebih baik lagi jika kolam terpal anda dapat pasokan dari sungai, saluran irigasi atau
danau.

Pembuatan Kolam Terpal Untuk Budidaya Ikan Lele

Sebelum memulai membuat kolam, sebaiknya kita membuat rencana setting kolam dahulu.
Kolam lele dari terpal sebaiknya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, sebanding dengan
jumlah lele yang akan dibudidayakan.

Kolam Terpal Untuk Budidaya Bibit Ikan Lele

Apabila anda berencana untuk budidaya lele dari bibt / benih, anda dapat membuat kolam
sedalam 60cm dengan panjang x lebar adalah 1m x 1m, karena benih lele cocok dipelihara
pada kedalaman 30cm – 40cm. Ukuran kolam ini dapat menampung bibit ikan lele sebanyak
100 ekor.

Setelah digali sekitar 60cm, jangan lupa untuk meratakan dasar kolam dengan cara
membuang batu, kerikil, dan benda lainnya. Biarkan selama 3 hari hingga tanah di kolam
kering.

Buatlah kerangka kolam dari bambu atau kayu di pinggir kolam untuk memancang terpal.
Anda sudah dapat memasang terpal dengan dipancang tepi terpal dengan kerangka dari
bambu tadi.
Setelah kolam jadi, jangan langsung mengisi kolam dengan air, tetapi masukkan kotoran sapi
secukupnya dan biarkan selama 3 hari. Setelah 3 hari, isi kolam terpal tersebut dengan air
sumur. Anda masih harus menunggu hingga air di kolam bewarna kehijauan (kurang lebih 1
minggu), dan anda baru bisa memasukkan bibit lele ke kolam. Air kehijauan itu berarti sudah
ada plankton di kolam tersebut sebagai pakan bibit ikan lele nantinya.

Setelah ikan tumbuh besar, anda dapat membuat kolam seperti diatas dengan ukuran panjang
4m x lebar 3m x tinggi 1,5m dengan kedalaman air 1m. dan memindahkan semua bibit lele ke
kolam baru. Pakan lelenya sudah tidak plankton lagi, tetapi sudah pallet butiran.

Untuk anda yang ingin memulai budidaya lele di kolam terpal dari
bibit,Berwiraswasta.com sarankan untuk membuat kolam bibit lele seperti diatas sebanyak 5
kolam, sehingga bibit ikan lele yang anda perlukan sebanyak kurang lebih 500 ekor.

Tertarik untuk memulai berternak ikan lele? Semoga cara budidaya ikan lele di kolam
terpal diatas bermanfaat untuk anda yang telah bosan menjadi karyawan.
EKNOLOGI TEPAT GUNA
WARINTEK - Menteri Negara Riset dan Teknologi

Alat Pengolahan | Budidaya Pertanian | Budidaya Perikanan | Budidaya Peternakan | 


Pengelolaan dan Sanitasi | Pengolahan Pangan

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

BUDIDAYA IKAN LELE


( Clarias )

1. SEJARAH SINGKAT

Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di
Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang),
ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi
(Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali
(Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang
(Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai
dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele
bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari,
ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada
musim penghujan.

2. SENTRA PERIKANAN

Ikan lele banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia. Dibudidayakan di Thailand, India,
Philipina dan Indonesia. Di Thailand produksi ikan lele ± 970 kg/100m2/tahun. Di India
(daerah Asam) produksinya rata-rata tiap 7 bulan mencapai 1200 kg/Ha.

3. JENIS

Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al (1986)


adalah:
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Klas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias

Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan:

1. Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat),
ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
2. Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang).
3. Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa
Tengah), wiru (Jawa Barat).
4. Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat),
kaleh (Kalimantan Selatan).
5. Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang
(Kalimantan Timur).
6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish,
berasal dari Afrika.

4. MANFAAT

1. Sebagai bahan makanan


2. Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan pajangan atau
ikan hias.
3. Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi
berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan lele.
4. Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati
penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing
darah dan lain-lain.

5. PERSYARATAN LOKASI

1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak
berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele
dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolamkebun, dan blumbang.
2. Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya
maksimal 700 m dpl.
3. Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
4. Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan
sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.
5. Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak berada
di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.
6. Ikan lele dapat hidup pada suhu 20°C, dengan suhu optimal antara 25-28°C.
Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-
30°C dan untuk pemijahan 24-28 ° C.
7. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun
kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2.
8. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau
mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikan
ikan.
9. Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan
alami. Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir. 
10. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup,
seperti enceng gondok.
11. Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100 ppm dan
optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60
cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang
dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari
12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter.
12. Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba :
1. Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
2. Dekat dengan rumah pemeliharaannya.
3. Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.
4. Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah
dipasang.
5. Kedalaman air 30-60 cm.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

1. Penyiapan Sarana dan Peralatan


Dalam pembuatan kolam pemeliharaan ikan lele sebaiknya ukurannya tidak terlalu
luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan. Bentuk
dan ukuran kolam pemeliharaan bervariasi, tergantung selera pemilik dan lokasinya.
Tetapi sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibuat permanen.
Pada minggu ke 1-6 air harus dalam keadaan jernih kolam, bebas dari pencemaran
maupun fitoplankton. Ikan pada usia 7-9 minggu kejernihan airnya harus
dipertahankan. Pada minggu 10, air dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan.
Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayang dalam air (plankton). Alat
untuk mengukur kekeruhan air disebut secchi. Prakiraan kekeruhan air berdasarkan
usia lele (minggu) sesuai angka secchi :
o Usia 10-15 minggu, angka secchi = 30-50
o Usia 16-19 minggu, angka secchi = 30-40
o Usia 20-24 minggu, angka secchi = 30
2. Penyiapan Bibit

1. Menyiapkan Bibit
1. Pemilihan Induk
1. Ciri-ciri induk lele jantan:
 Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.
 Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan
lele betina.
 Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol,
memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus,
dan warna kemerahan.
 Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak
gepeng (depress).
 Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk
ikan lele betina.
 Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut
ke arah ekor akan mengeluarkan cairan putih kental
(spermatozoa-mani).
 Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.
2. Ciri-ciri induk lele betina
 Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.
 Warna kulit dada agak terang.
 Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat
daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan
terletak di belakang anus.
 Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak
cembung. 
 Perutnya lebih gembung dan lunak.
 Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian
perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-
kuningan (ovum/telur).
3. Syarat induk lele yang baik:
 Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
 Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam
kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam.
 Berat badannya berkisar antara 100-200 gram,
tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-
5 cm.
 Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak
luka, dan lincah.
 Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk
betina berumur satu tahun.
 Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan
sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali
dengan syarat apabila makanannya
mengandung cukup protein.
4. Ciri-ciri induk lele siap memijah adalah calon induk terlihat
mulai berpasang-pasangan, kejar-kejaran antara yang jantan
dan yang betina. Induk tersebut segera ditangkap dan
ditempatkan dalam kolam tersendiri untuk dipijahkan.
5. Perawatan induk lele:
 Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk
ikan lele diberi makanan yang berkadar protein tinggi
seperti cincangan daging
bekicot, larva lalat/belatung, rayap atau makanan buatan
(pellet). Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar
protein yang relatif
tinggi, yaitu ± 60%. Cacing sutra kurang baik untuk
makanan induk lele, karena kandungan lemaknya tinggi.
Pemberian cacing sutra
harus dihentikan seminggu menjelang perkawinan atau
pemijahan.
 Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan
jumlah 5-10% dari berat total ikan.
 Setelah benih berumur seminggu, induk betina
dipisahkan, sedangkan induk jantan dibiarkan untuk
menjaga anak-anaknya. Induk jantan baru bisa
dipindahkan apabila anak-anak lele sudah berumur 2
minggu.
 Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah atau
yang terserang penyakit untuk segera diobati.
 Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun
kecepatan aliran tidak perlu deras, cukup 5-6
liter/menit.
2. Pemijahan Tradisional
1. Pemijahan di Kolam Pemijahan

1. Kolam induk:
 Kolam dapat berupa tanah seluruhnya atau
tembok sebagian dengan dasar tanah.
 Luas bervariasi, minimal 50 m2.
 Kolam terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian
dangkal (70%) dan bagian dalam (kubangan) 30
% dari luas kolam. Kubangan ada di bagian
tengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm,
berfungsi untuk bersembunyi induk, bila kolam
disurutkan airnya.
 Pada sisi-sisi kolam ada sarang peneluran
dengan ukuran 30x30x25 cm3, dari tembok
yang dasarnya dilengkapi saluran pengeluaran
dari pipa paralon diamneter 1 inchi untuk
keluarnya banih ke kolam pendederan.
 Setiap sarang peneluran mempunyai satu lubang
yang dibuat dari pipa paralon (PVC) ukuran ± 4
inchi untuk masuknya induk-induk lele.
 Jarak antar sarang peneluran ± 1 m.
 Kolam dikapur merata, lalu tebarkan pupuk
kandang (kotoran ayam) sebanyak 500-750
gram/m2.
 Airi kolam sampai batas kubangan, biarkan
selama 4 hari. Kolam Rotifera (cacing bersel
tunggal):
 Letak kolam rotifera di bagian atas dari kolam
induk berfungi untuk menumbuhkan makanan
alami ikan (rotifera).
 Kolam rotifera dihubungkan ke kolam induk
dengan pipa paralon untuk mengalirkan rotifera.
 Kolam rotifera diberi pupuk organik untuk
memenuhi persyaratan tumbuhnya rotifera.
 Luas kolam ± 10 m2. 
2. Pemijahan:
 Siapkan induk lele betina sebanyak 2 x jumlah
sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak
jumlah sarang; atau satu pasang per sarang; atau
satu pasang per 2-4 m2 luas kolam (pilih salah
satu).
 Masukkan induk yang terpilih ke kubangan,
setelah kubangan diairi selama 4 hari.
 Beri/masukkan makanan yang berprotein tinggi
setiap hari seperti cacing, ikan rucah, pellet dan
semacamnya, dengan dosis (jumlah berat
makanan) 2-3% dari berat total ikan yang
ditebarkan .
 Biarkan sampai 10 hari.
 Setelah induk dalam kolam selama 10 hari, air
dalam kolam dinaikkan sampai 10-15 cm di atas
lubang sarang peneluran atau kedalaman air
dalam sarang sekitar 20-25 cm. Biarkan sampai
10 hari. Pada saat ini induk tak perlu diberi
makan, dan diharapkan selama 10 hari
berikutnya induk telah memijah dan bertelur.
Setelah 24 jam, telur telah menetas di sarang,
terkumpullah benih lele. Induk lele yang baik
bertelur 2-3 bulan satu kali bila makanannya
baik dan akan bertelur terus sampai umur 5
tahun.
 Benih lele dikeluarkan dari sarnag ke kolam
pendederan dengan cara: air kolam disurutkan
sampai batas kubangan, lalu benih
dialirkan melalui pipa pengeluaran. 
 Benih-benih lele yang sudah dipindahkan ke
kolam pendederan diberi makanan secara
intensif, ukuran benih 1-2 cm, dengan
kepadatan 60 -100 ekor/m2. 
 Dari seekor induk lele dapat menghasilkan ±
2000 ekor benih lele. Pemijahan induk lele
biasanya terjadi pada sore hari atau malam hari.
2. Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Berpasangan
1. Penyiapan bak pemijahan secara berpasangan:
 Buat bak dari semen atau teraso dengan ukuran
1 x 1 m atau 1 x 2 m dan tinggi 0,6 m.
 Di dalam bak dilengkapi kotak dari kayu ukuran
25 x 40x30 cm tanpa dasar sebagai sarang
pemijahan. Di bagian atas diberi lubang dan
diberi tutup untuk melihat adanya telur dalam
sarang. Bagian depan kotak/sarang pemijahan
diberi enceng gondok supaya kotak menjadi
gelap.
 Sarang pemijahan dapat dibuat pula dari
tumpukan batu bata atau ember plastik atau
barang bekas lain yang memungkinkan.
 Sarang bak pembenihan diberi ijuk dan kerikil
untuk menempatkan telur hasil pemijahan.
 Sebelum bak digunakan, bersihkan/cuci dengan
air dan bilas dengan formalin 40 % atau KMnO4
(dapat dibeli di apotik); kemudian bilas lagi
dengan air bersih dan keringkan.
2. Pemijahan:
 Tebarkan I (satu) pasang induk dalam satu bak
setelah bak diisi air setinggi ± 25 cm. Sebaiknya
airnya mengalir. Penebaran dilakukan pada jam
14.00–16.00.
 Biarkan induk selama 5-10 hari, beri makanan
yang intensif. Setelah ± 10 hari, diharapkan
sepasang induk ini telah memijah, bertelur dan
dalam waktu 24 jam telur-telur telah menetas.
Telur-telur yang baik adalah yang berwarna
kuning cerah.
 Beri makanan anak-anak lele yang masih kecil
(stadium larva) tersebut berupa kutu air atau
anak nyamuk dan setelah agak besar
dapat diberi cacing dan telur rebus.
3. Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Masal
1. Penyiapan bak pemijahan secara masal:
 Buat bak dari semen seluas 20 m2 atau 50 m2,
ukuran 2x10 m2 atau 5x10 m2.
 Di luar bak, menempel dinding bak dibuat
sarang pemijahan ukuran 30x30x30 cm3, yang
dilengkapi dengan saluran pengeluaran benih
dari paralon (PVC) berdiameter 1 inchi. Setiap
sarang dibuatkan satu lubang dari paralon
berdiameter 4 inchi.
 Dasar sarang pemijahan diberi ijuk dan kerikil
untuk tempat menempel telur hasil pemijahan.
 Sebelum digunakan, bak dikeringkan dan dibilas
dengan larutan desinfektan atau formalin, lalu
dibilas dengan air bersih; kemudian keringkan.
2. Pemijahan:
 Tebarkan induk lele yang terpilih (matang telur)
dalam bak pembenihan sebanyak 2xjumlah
sarang , induk jantan sama banyaknya dengan
induk betina atau dapat pula ditebarkan 25-50
pasang untuk bak seluas 50 m2 (5x10 m2),
setelah bak pembenihan diairi setinggi 1 m.
 Setelah 10 hari induk dalam bak, surutkan air
sampai ketinggian 50- 60 cm, induk beri makan
secara intensif.
 Sepuluh hari kemudian, air dalam bak dinaikkan
sampai di atas lubang sarang sehingga air dalam
sarang mencapai ketinggian 20-25 cm.
 Saat air ditinggikan diharapkan induk-induk
berpasangan masuk sarang pemijahan, memijah
dan bertelur. Biarkan sampai ± 10 hari. 
 Sepuluh hari kemudian air disurutkan lagi, dan
diperkirakan telur-telur dalam sarang pemijahan
telah menetas dan menjadi benih lele.
 Benih lele dikeluarkan melalui saluran
pengeluaran benih untuk didederkan di kolam
pendederan.
3. Pemijahan Buatan
Cara ini disebut Induced Breeding atau hypophysasi yakni merangsang
ikan lele untuk kawin dengan cara memberikan suntikan berupa cairan
hormon ke dalam tubuh ikan. Hormon hipophysa berasal dari kelenjar
hipophysa, yaitu hormon gonadotropin. Fungsi hormon gonadotropin:

 Gametogenesis: memacu kematangan telur dan sperma, disebut


Follicel Stimulating Hormon. Setelah 12 jam penyuntikan, telur
mengalami ovulasi (keluarnya telur dari jaringan ikat indung
telur). Selama ovulasi, perut ikan betina akan membengkak
sedikit demi sedikit karena ovarium menyerap air. Saat itu
merupakan saat yang baik untuk melakukan pengurutan perut
(stripping). 
 Mendorong nafsu sex (libido)
2. Perlakuan dan Perawatan Bibit
1. Kolam untuk pendederan:

1. Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang 200 cm,
dan tinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan
licin, sehingga apabila bergesekan dengan tubuh benih lele
tidak akan melukai. Permukaan lantai agak miring menuju
pembuangan air. Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara kedua
ujung lantai, di mana yang dekat tempat pemasukan air lebih
tinggi. Pada lantai dipasang pralon dengan diameter 3-5 cm dan
panjang 10 m. 
2. Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan yang
dijepit dengan 2 bingkai kayu tepat dengan permukaan dalam
dinding kolam. Di antara 2 bingkai dipasang selembar kasa
nyamuk dari bahan plastik berukuran mess 0,5-0,7 mm,
kemudian dipaku. 
3. Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan dan pipa air
untuk mengeringkan kolam. Pipa pengeluaran dihubungkan
dengan pipa
plastik yang dapat berfungsi untuk mengatur ketinggian air
kolam. Pipa plastik tersebut dikaitkan dengan suatu pengait
sebagai gantungan.
4. Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang
lain. Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring, tetapi
dengan mengatur ketinggian pipa plastik.
5. Kolam pendederan yang baru berukuran 100 x 200 x 50 cm,
dengan bentuk dan konstruksi sama dengan yang sebelumnya.
2. Penjarangan:
1. Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran yang
dilakukan karena ikan lele berkembang ke arah lebih besar,
sehingga volume
ratio antara lele dengan kolam tidak seimbang.

 Apabila tidak dilakukan penjarangan dapat


mengakibatkan :
 Ikan berdesakan, sehingga tubuhnya akan luka.
 Terjadi perebutan ransum makanan dan suatu saat dapat
memicu mumculnya kanibalisme (ikan yang lebih kecil
dimakan oleh ikan
yang lebih besar).
 Suasana kolam tidak sehat oleh menumpuknya CO2 dan
NH3, dan O2 kurang sekali sehingga pertumbuhan ikan
lele terhambat.
2. Cara penjarangan pada benih ikan lele :
 Minggu 1-2, kepadatan tebar 5000 ekor/m2
 Minggu 3-4, kepadatan tebar 1125 ekor/m2
 Minggu 5-6, kepadatan tebar 525 ekor/m2
3. Pemberian pakan:
1. Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat makanan dari
kantong kuning telur (yolk sac) yang dibawa sejak menetas.
2. Hari keempat sampai minggu kedua diberi makan zooplankton,
yaitu Daphnia dan Artemia yang mempunyai protein 60%.
Makanan tersebut diberikan dengan dosis 70% x biomassa
setiap hari yang dibagi dalam 4 kali pemberian. Makanan
ditebar disekitar tempat pemasukan air. Kira-kira 2-3 hari
sebelum pemberian pakan zooplankton berakhir, benih lele
harus dikenalkan dengan makanan dalam bentuk tepung yang
berkadar protein 50%. Sedikit dari tepung tersebut diberikan
kepada benih 10-15 menit sebelum pemberian zooplankton.
Makanan yang berupa teoung dapat terbuat dari campuran
kuning telur, tepung udang dan sedikit bubur nestum.
3. Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap
hari.
4. Minggu keempat dan kelima diberi pakan sebanyak 32% x
biomassa setiap hari.
5. Minggu kelima diberi pakan sebanyak 21% x biomassa setiap
hari.
6. Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap
hari.
7. Minggu keenam sudah bisa dicoba dengan pemberian pelet
apung.
4. Pengepakan dan pengangkutan benih
1. Cara tertutup:
 Kantong plastik yang kuat diisi air bersih dan benih
dimasukkan sedikit demi sedikit. Udara dalam plastik
dikeluarkan. O2 dari tabung dimasukkan ke dalam air
sampai volume udara dalam plastik 1/3–1/4 bagian.
Ujung plastik segera diikat rapat.
 Plastik berisi benih lele dimasukkan dalam kardus atau
peti supaya tidak mudah pecah.
2. Cara terbuka dilakukan bila jarak tidak terlalu jauh:
 Benih lele dilaparkan terlebih dahulu agar selama
pengangkutan, air tidak keruh oleh kotoran lele. (Untuk
pengangkutan lebih dari 5 jam).
 Tempat lele diisi dengan air bersih, kemudian benih
dimasukkan sedikit demi sedikit. Jumlahnya tergantung
ukurannya. Benih ukuran
10 cm dapat diangkut dengan kepadatan maksimal
10.000/m3 atau 10 ekor/liter. Setiap 4 jam, seluruh air
diganti di tempat yang teduh.
3. Pemeliharaan Pembesaran
1. Pemupukan
1. Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud untuk
menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan
alami bagi benih lele.
2. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan
dosis 500-700 gram/m 2 . Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, TSP
20 gram/m 2 , dan amonium nitrat 15 gram/m 2 . Selanjutnya dibiarkan
selama 3 hari.
3. Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan
dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam berubah
menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-
jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele.
4. Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.
2. Pemberian Pakan
1. Makanan Alami Ikan Lele
1. Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-
cacing, dan serangga air.
2. Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol.
Diatome), Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol.
Diatome),
ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta).
3. Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.
4. Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.
2. Makanan Tambahan
1. Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan tambahan
berupa sisa-sisa makanan keluarga, daun kubis, tulang ikan,
tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam, dan bangkai.
2. Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul,
jagung, dan bekicot (2:1:1).
3. Makanan Buatan (Pellet)
1. Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil
kacang kedele=20,00; tepung terigu=10,50; bungkil kacang
tanah=18,00;
tepung kacang hijau=9,00; tepung darah=5,00; dedak=9,00;
vitamin=1,00; mineral=0,500;
2. Proses pembuatan:
Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan
seperti pasta, dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya
kurang dari 10%.
Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk minyak yang
dilumurkan pada pellet sebelum diberikan kepada lele.
Lumuran minyak
juga dapat memperlambat pellet tenggelam.
3. Cara pemberian pakan:
 Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6
minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15 menit
sebelum pemberian makanan
yang berbentuk tepung.
 Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung
diberi makanan yang berbentuk pellet.
 Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari,
karena suhu tinggi dapat mengurangi nafsu makan lele.
3. Pemberian Vaksinasi
Cara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan:
1. Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan, lele
yang berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin
dengan
dosis 200 ppm selama 10-15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut
akan kebal selama 6 bulan.
2. Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan dengan
menyutik dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.
3. Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam
lele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30
menit. 
4. Pemeliharaan Kolam/Tambak
1. Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200 gram/m2
untuk memberantas hama dan bibit penyakit.
2. Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan cara
mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih yang telah
diendapkan 2
malam.
3. Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan
dilakukan pengapuran dengan dosis 200 gram/m 2 selama satu minggu.
Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian
dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.

7. HAMA DAN PENYAKIT

1. Hama dan Penyakit


1. Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu
kehidupan lele.
2. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara
lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan
gabus dan belut.
3. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang
hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak
banyak diserang hama. Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh
organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang
berukuran kecil.
1. Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas
hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang
terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak,
berukuran 0,7–0,8 x 1–1,5 mikron. Gejala: iwarna tubuh menjadi
gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di
permukaan air. Pengendalian: memelihara lingkungan perairan agar
tetap bersih, termasuk kualitas air. Pengobatan melalui makanan antara
lain: (1) Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan
selama 7–10 hari berturut-turut. (2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg
ikan/hari selama 3–4 hari.
2. Penyakit Tuberculosis
Penyebab: bakteri Mycobacterium fortoitum). Gejala: tubuh ikan
berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati,
ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau
miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Pengendalian:
memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. Pengobatan: dengan
Terramycin dicampur dengan makanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari
selama 5–15 hari.
3. Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau
ikan yang kondisinya lemah. Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan
benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah
lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya.
Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti
kapas. Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam
pada Malachyte Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur
direndam Malachyte Green Oxalate 0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–
10 ppm selama 15 menit.
4. Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-
kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut
Ichthyophthirius multifilis. Gejala: (1) ikan yang diserang sangat
lemah dan selalu timbul di permukaan air; (2) terdapat bintik-bintik
berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; (3) ikan sering
menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya. Pengobatan:
dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran
larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate
0,1 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar.
Pengobatan diulang setelah 3 hari.
5. Penyakit Cacing Trematoda 
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing
Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus
menyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-
luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan
terganggu. Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m 3 air selama
15 menit; (2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) mencelupkan
tubuh ikan ke dalam larutan Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01%
selama ± 30 menit; (4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit;
(5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ± 10 menit.
6. Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.
Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit,
sehingga
menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada
saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
2. Hama Kolam/Tambak
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya,
kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
1. Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti
dengan yang suhunya lebih dingin.
2. Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air. 
3. Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
4. Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.

8. PANEN

1. Penangkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
1. Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu
dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 200 gram/ekor.
2. Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan 3-4
bulan dengan berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu pemeliharaan
ditambah 5-6 bulan akan mencapai berat 1-2 kg dengan panjang 60-70 cm.
3. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu
kepanasan.
4. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan
seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
5. Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.
6. Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan
dengan pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.
7. Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1-2
hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.
8. Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali. 
2. Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
1. Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur
sebanyak 20-200 gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.
2. Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan
permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama.
3. Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar
matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang
ada di kolam. 
9. PASCAPANEN

1. Setelah dipanen, lele dibersihkan dari lumpur dan isi perutnya. Sebelum dibersihkan
sebaiknya lele dimatikan terlebih dulu dengan memukul kepalanya memakai muntu
atau kayu.
2. Saat mengeluarkan kotoran, jangan sampai memecahkan empedu, karena dapat
menyebabkan daging terasa pahit.
3. Setelah isi perut dikeluarkan, ikan lele dapat dimanfaatkan untuk berbagai ragam
masakan.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

1. Analisis Usaha Budidaya


Analisis Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun,
Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut:
1. Biaya produksi
1. Lahan
 Tanah 123 m 2 Rp. 123.000,-
 Kolam 9 buah Rp. 1.230.000,-
 Perawatan kolam Rp. 60.000,-
2. Bibit/benih
 betina 40 ekor @ Rp. 12.000,- Rp. 480.000,-
 jantan 10 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 100.000,-
3. Pakan
 Pakan benih Rp. 14.530.300,-
 Pakan induk Rp. 4.818.000,-
4. Obat-obatan Rp. 42.000,-
5. Peralatan
 pompa air3 bh @ Rp. 110.000,- Rp. 330.000,-
 diesel 1 bh @ Rp. 600.000,- Rp. 600.000,-
 sikat 1.bh @.Rp. 25.000,- Rp. 25.000,-
 jaring 1 bh @.Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-
 bak 5 bh @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-
 timba 7 bh @.Rp. 3.000,- Rp. 21.000,-
 alat seleksi 6 bh @.Rp. 4.000,- Rp. 24.000,-
 ciruk 5 bh @. Rp. 1.500,- Rp. 7.500,-
 gayung 5 bh @. Rp.1.000,- Rp. 5.000,-
 selang Rp. 90.000,-
 paralon Rp. 70.000,-
 Perawatan alat Rp. 120.000,-
6. Tenaga kerja Rp. 420.000,-
7. Lain-lain Rp. 492.000,-
8. Biaya tak terduga 10% Rp. 2.522.800,-
Jumlah biaya produksi Rp. 5.045.600,-
2. Pendapatan Rp. 2.220.000,-
3. Keuntungan Rp. 7.174.400,-
4. Parameter kelayakan usaha 25%
5. BEP dalam unit (ekor)

 ukuran 1 1.138
 ukuran 2 325.049
 ukuran 3 65.010
 ukuran 4 6.501
 ukuran 5 11.377
 ukuran 6 260
2. Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan lele, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai
prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan
ikan lele semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan
diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen.
Tips Ternak Lele Kolam Terpal

Budidaya ikan lele kolam terpal saat ini cukup banyak diminati oleh petani ikan lele dari
berbagai kalangan. Seakan-akan penggunaan kolam terpal sebagai media beternak ikan lele
sudah menjadi trendsetter. Dengan semakin meningkatnya permintaan lele konsumsi dari
tahun ke tahun, tentunya menuntut para peternak ikan lele harus berinovasi dan muncullah
ide ternak lele kolam terpal yang mulai populer di setiap peternakan ikan lele. 

Umumnya para peternak ikan lele menggunakan kolam lele konvensional, yaitu dengan
kolam semen atau kolam tanah. Namun kedua jenis kolam lele tersebut cukup rawan beresiko
dan kurang fleksibel. Dengan pengadaan kolam terpal lele, berbagai jenis ikan lele akan
semakin mudah diternak dan dikembangbiakkan. Selain itu penggunaan kolam terpal sangat
tepat untuk tempat dengan lahan yang sempit, tanah berpasir, dan cuaca tidak teratur.  

Beberapa keuntungan penggunaan kolam terpal untuk ternak lele antara lain:
- Praktis dan mudah dibuat
- Biaya lebih murah
- Dapat menghindari pencemaran oleh tanah
- Lebih tahan pada faktor alam
- Fleksibel dan mudah dibersihkan
- Lebih mudah mengontrol terhadap suhu, kualitas, dan kuantitas air

Kolam terpal, salah satu bentuk inovasi beternak lele


Dalam cara pembuatan kolam terpal lele ada beberapa hal standar yang harus di perhatikan,
antara lain jumlah populasi ikan lele dan luas kolam terpal. Standar yang tepat ntuk 100 ekor
lele luas ukuran kolam terpal yang dibutuhkan adalah (Panjang 2m x Lebar 1m x Tinggi
0,6m). Jika anda ingin mengembangkan lele di kolam terpal dalam jumlah lebih banyak
tinggal dikalikan saja dengan lebar tersebut. Sehingga dalam pembibitan lele kolam terpal
yang perlu di perhatikan adalah panjang dan lebar kolam terpal.

Hal yang juga perlu diperhatikan adalah sebelum menebar bibit ke dalam kolam sebaiknya
kolam terpal ternak bibit lele di isi dengan air yang sudah kaya alga/plankton (biasanya
berwarna hijau) sebagai sumber makanan utama bibit ikan lele. Agar lebih cepat berkembang
sebaiknya bibit ikan lele juga diberi palet khusus lele sebanyak 2 kali sehari.

Pergantian air kolam terpal budidaya lele juga diperlukan, meskipun lele termasuk jenis ikan
yang tahan pada berbagai kondisi dan jenis air, tetapi dengan kondisi air yang tidak di ganti
dalam jangka waktu lama akan membuat kualitas air menjadi buruk dan bau yang tidak
sedap. Pergantian air sebaiknya dilakukan dengan mengganti sekitar 10-30% air setiap
seminggu sekali atau 2 minggu sekali sehingga kualitas air dan kesehatan bibit ikan lele
budidaya semakin terjaga. Hingga usia lele mencapai 1 bulan, maka seleksi dan pemisahan
ikan lele berdasar kualitas dan ukuran sudah harus dilakukan. Hal ini dilakukan agar
pertumbuhan lele sama rata baik dari segi ukuran dan kualitas ikan lele.
Jenis Pakan Lele dan Aturan Pemberian Yang Benar

Pakan Adalah Kunci Sukses Ternak Lele


Dalam ternak lele, sudah merupakan hal yang wajib untuk mengerti dan memahami jenis
pakan lele yang beredar di pasaran. Pakan merupakan hal terpenting dalam hal budidaya ikan
lele dan ternak apapun itu. Jika kita sembrono dalam pemberian pakan yang baik bagi lele,
kita tidak akan mencapai target produksi yang kita inginkan, meskipun benih yang kita ternak
adalah benih lele kualitas super maupun lele konsumsi. Disamping pemilihan lokasi budidaya
dan kondisi air, pakan adalah faktor penentu utama dalam pertumbuhan ikan lele. Pakan lele
yang baik yang dibarengi dengan frekuensi aturan pemberian pakan yang tepat akan sangat
menguntungkan bagi siapapun yang membudidayakan. Untuk itu, akan kami jelaskan
beberapa jenis pakan lele yang banyak digunakan oleh para pembudidaya.

Jenis Pakan Lele


 Pelet - Jenis pakan pertama dan paling banyak digunakan adalah pakan berbentuk
pelet. Pelet adalah pakan buatan yang diproduksi oleh pabrik. Dan komposisinya
mengandung campuran dari berbagai macam tepung (terigu, ikan, tulang, daging)
bungkil kedelai dan kelapa, mineral, dedak, minyak dan tambahan macam - macam
vitamin yang dibutuhkan ikan lele. Ada dua jenis pelet yang beredar di pasaran dan
sudah dikenal luas oleh masyarakat, yaitu pelet apung dan pelet tenggelam. Keduanya
mempunyai sifat yang berbeda namun sangat disukai lele. Banyak perusahaan
pertanian di Indonesia yang memproduksi pelet ikan lele. Kita dituntut untuk lebih
selektif dalam memilih pelet yang paling cocok untuk budidaya ikan lele milik kita
sendiri. Pelet yang diberikan haruslah mengandung protein yang tinggi. Biasanya
pelet apung mengandung lebih banyak protein daripada pelet tenggelam. Nah, itulah
mengapa dalam budidaya ikan lele pelet tenggelam hanya diberikan menjelang akhir
masa panen.
 Pakan Tambahan - Pakan jenis ini banyak digunakan untuk pembesaran dan
meminimalisir biaya produksi. Pakan tambahan tidak disarankan untuk diberikan
terlalu banyak. Pakan tambahan diberikan paling tidak sepuluh hari menjelang masa
panen. Dengan memberikan pakan tambahan, banyak peternak lele berpengalaman
yang mengurangi takaran pelet tenggelam di pekan terakhir saat panen. Adapun jenis
pakan tambahan sangat bervariasi, itu juga tergantung pada sulit tidak nya pakan
tersebut didapatkan oleh peternak lele. Pakan tambahan yang sering digunakan oleh
para peternak adalah ayam tiren, ikan runcah dll. Hal yang terpenting adalah pakan
tersebut tetap memiliki kandungan protein yang tinggi dan memiliki gizi yang cukup
sehingga dapat memaksimalkan pertumbuhan ikan lele. Namun kita juga tidak boleh
lupa mengenai kebersihan pakan. Pakan tambahan juga banyak mengandung
penyakit, sehingga wajib untuk dibersihkan terlebih dahulu.
 Pakan Alami - Pakan alami adalah pakan yang berasal dari alam yang mengandung
banyak protein tinggi. Sangat sesuai untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele.
Berbagai jenis pakan alami lele antara lain cacing sutera. Cacing sutera sangat cocok
untuk lele dalam proses pembenihan.Sangat baik untuk digunakan sebagai pakan lele /
benih lele umur 4 hari sampai 13 hari. Sedangakan pakan alami yang lain yang dapat
diberikan adalah plankton, uget-uget/cuk, kutu air dan mikroorganisme lain yang
dapat hidup dan berkembang di dalam media kolam lele. Karena pertumbuhan
mikroorganisme ini tidaklah mudah, maka perlu dilakukan pengomposan/kultur pada
kolam perawatan benih tujuannya adalah agar pembesaran agar pertumbuhan
mikroorganisme tersebut bisa lebih banyak. Sebaiknya kita tidak mengganti air kolam
hingga saat panen selesai, kecuali terjadi hal-hal yang mutlak diperlukan seperti jika
air mengandung racun atau zat berbahaya bagi ikan. Terutama ikan lele
sangkuriang yang sekarang banyak dibudidayakan.
Aturan Pemberian Pakan Lele
 Pakan Apung
1. Kita semprotkan sedikit air ke dalam pakan, cukup sampai basah dan tidak becek.
Setelah itu kita aduk merata dan kita biarkan sekitar 20 menit sampai pakan
menjadi agak kenyal dan siap tebar.
2. Kita tebar pakan secara merata di media ikan lele sedikit demi sedikit sehingga
kita dapat mengetahui seberapa cepat lele menghabiskan pakana tersebut.
3. Kita tebar terus pelet hingga ikan lele kenyang
4. Kita hentikan pemberian pakan jika ikan terlihat melambat dan terlihat kenyang.
 Pakan Tenggelam
1. Pakan tidak perlu kita basahi
2. Kita sebarkan pakan di satu titik hingga ikan kenyang dan kita hentikan saat ikan
terlihat lambat saat makan.
Waktu Pemberian Pakan
 Pemberian pakan yang benar dan disarankan adalah 4 sampai 6 kali sehari
1. 4x sehari yaitu pukul : 09.00, 13.00, 17.00, 21.00
2. 6x sehari yaitu pukul : 09.00, 12.00, 15.00, 17.00, 19.00, 21.00
3. Pemilihan jam terserah pada kita, namun setelah kita memilih salah satu,
sebaiknya kita konsisten untuk menggunakan pilihan tersebut seterusnya.
Larangan Dalam Pemberian Pakan
 Jangan terlalu banyak memberikan pakan. Pakan yang tersisa akan menyatu dengan
air menjadi amoniak dan dapat meracuni lele.
 Jangan mengobok - obok kolam saat lele makan atau sesaat setelah ikan lele
menghabiskan makanannya. Lele yang stress akan memuntahkan kembali pakan dan
menjadi amoniak di media kolam.
 Jangan memberi makan lele saat hujan.
 Jangan memberi makan pada pagi sekali karena insang rawan terkena radang jika
terlalu pagi.
Demikian jenis pakan lele dan aturan pemberian pakan yang benar (menurut saya). Terakhir,
untuksukses ternak lele sebenarnya kuncinya adalah pakan. Dengan memperhatikan pola
makan yang benar maka ikan lele akan selalu sehat dan dapat tumbuh sesuai dengan
keinginan kita. Namun sebaliknya, jika kita meremehkan pola pemberian pakan, maka kita
juga akan merasakan akibatnya. Walaupun lele tergolong ikan yang kuat bertahan di berbagai
media dan pakan, jika kita lalai akan merugikan kita sendiri, terutama bagi anda yang sedang
getol budidaya ikan lele untuk konsumsi maupun pembenihan.

Anda mungkin juga menyukai