Anda di halaman 1dari 5

budidaya cacing sutera

Kali ini admin akan berbagi cara mendulang rupiah dari budidaya cacing sutera yg merupakan
salah satu peluang usaha modal kecil bisa menghasilkan untung berlimpah. Perlu diketahui akhir
akhir ini permintaan pasar cacing sutera sangat tinggi, apa lagi bila musim penghujan harga
cacing sutera bisa naik dua kali lipat, dikarenakan banjir hingga ketersediaan cacing di got
saluran air menghilang. Padahal cacing sutera amat dibutuhkan oleh para peternak lele dan ikan
hias. Selamat mencoba semoga sukses.

Di Indonesia cacing sutra dikenal dengan nama cacing rambut yang merupakan cacing kecil
seukuran rambut berwarna kemerahan dengan panjang sekitar 1-3 cm. Dewasa ini budidaya ikan
semakin berkembang, kebutuhan akan pakan menjadi salah satu masalah yang menjadi perhatian
serius dari akuakulturis yang bergerak di bidang ini. Salah satu pakan yang menjadi kebutuhan
bagi kegiatan budidaya adalah pakan alami dan yang paling banyak digunakan maupun diperjual
belikan adalah cacing rambut atau cacing sutera.
cacing sutra

KLASIFIKASI CACING SUTRA / CACING RAMBUT


Berikut dari klasifikasi cacing sutra :
1. Filum : Annelida
2. Kelas : Oligochaeta
3. Ordo : Haplotaxida
4. Famili : Tubifisidae
5. Genus : Tubifex
6. Spesies : Tubifex sp.
SYARAT HIDUP CACING SUTRA

Cacing ini hidup pada subtrat lumpur dengan kedalaman 0 – 4 cm. Sama seperti hewan air
lainnya, air memegang fungsi pentinh untuk kelangsungan hidup cacing ini. Berikut ini
merupakan parameter kualitas air agar cacing sutra / cacing rambut tumbuh optimal :
 pH : 5. 5 – 8. 0
 Suhu : 25 – 28 c

 DO( oksigen terlarut ) : 2, 5 – 7, 0 ppm


 Sebaiknya terdapat air mengalir dengan debit yang tidak terlalu besar.

Cacing sutra tergolong hewan hermaprodit yang berkembang biak melalui telur dengan
pembuahan secara eksternal. telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah jadi dua sebelum
saat menetas.

TEKNIK BUDIDAYA CACING SUTRA

1. Persiapan Bibit Cacing Sutra


Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam dengan catatan sebaiknya bibit cacing
di karantina terlebih dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen. Cacing dikarantina 2-3
hari dengan dialiri air bersih dengan debit yang kecil dan memiliki kandungan oksigen yang
cukup.
2. Persiapan Media Tumbuh Cacing Sutra
Media tumbuh dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi
saluran pemasukan dan pengeluaran air. Setiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20
x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan
diameter 1 cm. Atau wadah budidaya dapat dibuat dari bahan terpal.

3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan
pupuk kandang sebanyak 300 gr/ M2 untuk sumber makanan cacing. Cacing sutra sangat
menyukai bahan organik sebagai bahan makanannya.

Cara pembuatan pupuk :


1. Siapkan kotoran ayam, jemur 6 jam agar kering dan gas berbahaya dapat menguap.
2. Siapkan bakteri EM4 atau fermentor lainnya untuk fermentasi kotoran ayam tersebut.
Fermentor banyak terdapat di toko pertanian, perikanan, dan peternakan.
3. Aktifkan bakterinya dengan cara menambahkan ¼ sendok makan gula pasir + 4ml EM4
+ dalam 300 ml air terus diamkan kurang lebih 2 jam.
4. Campur cairan itu ke 10 kg kotoran ayam yang sudah di jemur tadi, aduk hingga rata.
5. Selanjutnya masukkan ke wadah yang tertutup rapat selama 5 hari agar kotoran ayam
dapat terfermentasi dengan benar.

Fermentasi
Bertujuan untuk menaikkan kandungan N-organik dan C-organik hingga 2 kali lipat. Caranya
adalah lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
Penebaran Bibit
Bibit ditebarkan secara merata. Diusahakan selama proses budidaya lahan dialiri air dengan debit
2-5 Liter/detik (arus lamban)

Pemeliharaan Cacing Sutra


 Lahan uji coba berupa kolam tanah/terpal berukuran 8 x 1,5 m dengan kedalaman 30 cm.
 Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur (gunakan lumpur bebas
limbah kimia).
 Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu,
kolamdibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama
bagi cacing sutra, seperti keong mas atau kijing.
 Pipa Air Keluar (Pipa Pengeluaran/Outlet)dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi
dengan baik.Pipa Pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2 inci
dengan panjangsekitar 15 cm.
 Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan
danbenda-benda keras lainnya. Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau
tidak bergelombang.
 Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang
dianggapbanyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10
cm.
 Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat rata
dantidak terdapat lumpur yang keras.
 Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur
tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di
semuabagian.
 Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan,
kemudiansebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
 Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm,
sesuaipanjang pipa pembuangan.
 Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
 Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang
dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.
 Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di
dalambaskom agar gumpalannya buyar.
 Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke
seluruhpermukaan kolam secara merata.
 Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.

Pakan Cacing Sutra

Karena cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut juga membutuhkan
makan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau sedimen di dasar
perairan. Cara makan cacing sutra adalah dengan cara menelan makanan bersama sedimennya
dan karena cacing sutra mempunyai mekanisme yang dapat memisahkan sedimen dan makanan
yang mereka butuhkan. Jadi kita juga harus menyediakan makanannya tersebut.
Panen Cacing Sutera

Panen cacing sutera dilakukan setelah budidaya berlangsung beberapa minggu dan berturut-turut
bisa dipanen setiap dua minggu sekali. Cara pemanenan cacing sutera dengan menggunakan
serokhalus/lembut. Cacing sutera yang didapat dan masih bercampur dengan media budidaya
dimasukkan kedalam ember atau bak yang diisi air, kira –kira 1 cm diatas media budidaya agar
cacing rambut naik ke permukaan media budidaya. Ember ditutup hingga bagian dalam menjadi
gelap dan dibiarkan selama enam jam. Setelah enam jam, cacing rambut yang menggerombol
diatas media diambil dengan tangan. Dengan cara ini didapat cacing sutera sebanyak 30 – 50
gram/m2 per dua minggu. Untuk mendapatkan cacing rambut yang cukup dan
berkesinambungan, panjang parit perlu dirancang sesuai dengan keperluan setiap harinya.

Anda mungkin juga menyukai