Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBESARAN


IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) DI TAMBAK

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA


2020
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBESARAN
IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) DI TAMBAK

1. Tujuan
Sebagai acuan pembudidaya dalam pembesaran ikan kakap putih hingga ukuran 500
gr di tambak.

2. Digram Kerja

Pemilihan Lokasi

Persiapan Tambak

Pemasangan Jaring

Penebaran Benih - Pengelolaan Pakan


- Pengelolaan Jaring
- Pengelolaan Kesehatan Ikan
- Penanganan Ikan Sakit
Proses Pemeliharaan
- Sampling
- Grading
- Monitoring Kualitas Air Media
Panen dan Penanganan - Perbaikan Kualitas Air Media
Hasil Panen

3. Prosedur Kerja

3.1 Persiapan Tambak

3.1.1. Pemilihan Lokasi


A Bebas banjir tetapi mudah untuk sirkulasi ke petakan tambak
B Kondisi tanah mempunyai kemiringan tertentu dan dapat menahan air agar tidak
longsor,dasar tanah liat berpasir
C Salinitas air minimal 15 - 35 ppt, temperature 25 - 32°C,
DO≥5ppm, pH 5-8, ammonia dan Nitrit air < 0,01,
Luas tidak lebih dari 3000 m2, Kedalaman tambak 1 – 1,5 m,
Dasar tambak dibuat miring untuk memudahkan pemanenan, atau dibuat caren
C Bebas dari polutan logam berat, pestisida, minyak, sampah dan limbah industri
D Mudah diperoleh sarana dan prasarana
3.1.2. Persiapan Tambak
A Pengkedapan pematang tambak agar tidak bocor.
B Perbaikan sistem pintu pemasukan dan pembuangan air
C Penataan dasar petakan dan saluran/caren.
D Pemasangan dan perbaikan sarana dan prasarana lapang lainnya.
3.1.2. Pengolahan Tanah Dasar
A Pengurasan air dengan cara mengeluarkan air dari tambak dengan membuka
pintu pengeluaran dan menutup pintu pemasukan dan atau menggunakan pompa
air apabila air dalam petakan tidak tuntas.
B Pengupasan dengan cara mengangkat endapan lumpur ke permukaan pematang
dengan tujuan membuang kandungan bahan organik dan gas-gas beracun seperti
asam sulfida.
C Pengeringan hingga tanah dasar tambak retak retak atau kandungan air tanah
tambak antara 20-30%, dan dibiarkan antara 7-12 hari untuk membantu mikroba
melakukan penguraian bahan organik. Apabila persiapan tanah dasar pada
musim hujan maka dapat dilakukan dengan cara pencucian berulang-ulang (3
kali).
D Pengapuran dengan penambahan kapur pada tanah dasar tambak bila pH < 7
dengan dosis kapur (CaCO3) antara 1.000-1.500 kg/hektar .
E Pengukuran parameter kualitas tanah lainnya, seperti pH tanah > 6 dan bahan
organik 12-15% (Tabel 1).
F Perlakuan khusus untuk tanah pirit : dilakukan pencucian dan pengurasan
berulang-ulang dan pemberian pupuk organik pada saat tanah masih basah,
kemudian pemberian kapur antara 1.500 -3.000 kg/hektar hingga mencapai pH di
atas 6,0.
G Persiapan wadah/tambak yang optimal tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Kisaran parameter kualitas tanah dasar tambak yang optimal pada saat
persiapan
No. Parameter Unit/Satuan Kisaran
1 pH - 5,5 - 7,5
2 Bahan Organik % 12 – 16
3 Tekstur tanah - Liat/liat berpasir, pasir berlumpur
3.1.3. Perlakuan Air pasok dan Penyiapan Media
A Pengisian air tahap awal setinggi antara 10-15 cm dengan sistem pompa air.
B Pemberantasan hama berupa ikan liar menggunakan saponin dengan dosis
antara 50-75 kg/hektar, dan dilakukan pada kondisi air dipetak tambak keadaan
macak-macak.
C Pemupukan untuk menumbuhkan plankton/pakan alami dengan pupuk organik
(kotoran sapi/kerbau) antara 1.500-3.000 kg/hektar, urea antara 100-150
kg/hektar dan TSP antara 50-75 kg/hektar. Biarkan selama 7-10 hari agar
plankton tumbuh optimal.
D Pengisian air tahap kedua ketinggian air di pelataran tambak mencapai 40 cm.
E Tabel 2. Parameter kualitas air media yang siap tebar untuk ikan Kakap Putih
No. Parameter Air Unit/Satuan Kisaran Nilai
1 pH 7,0 - 8,5
2 Alklinitas ppm > 60
3 Bahan organik ppm Maksimal 90 ppm
4 Kecerahan cm 40
5 Warna air - Hijau kecoklatan
F Setiap langkah dan hasil kegiatan dalam tahapan persiapan lahan/tambak
dicatat/direkam sehingga terdapat dokumentasi yang lengkap dan dapat
ditelusuri.
3.2 Persiapan Rakit
A Persiapan Rakit (Bambu, pipa HDPE)
B Ukuran rakit : bingkai rakit berukuran 8 x 8 meter yang dibagi menjadi empat
kotak dengan ukuran 3 x 3 meter per kotaknya. Dari empat kotak ukuran 3 x 3
meter bisa dibagi lagi menjadi 16 kotak ukuran 1,5 x 1,5 meter yang biasa
digunakan untuk penempatan waring penggelondongan.
C Menyiapkan pelampung: Ada tiga jenis yaitu pelampung dari sterofoam, dari drum
plastik dan drum oli atau minyak : 1 unit (8 x 8 meter) dibutuhkan 15 buah
pelampung
D Menyiapkan jangkar : satu unit rakit diperlukan 4 buah jangkar dengan berat 40 –
75 kg yang terbuat dari besi yang diikatkan pada tiap sudut rakit dengan
menggunakan tali jangkar yang terbuat dari bahan polyetheline (PE) berdiameter
2 - 4 cm dengan panjang 3 kali kedalaman perairan.
E Menyiapkan sarana penunjang : perahu, cool box/frezer, mesin penyemprot jaring
dan peralatan kerja lapangan (Gunting untuk memotong rucah, wadah pakan dan
peralatan sampling yang terdiri dari timbangan, penggaris, skop-net, ember,
gayung dan aerator)
3.3 Persiapan jarring
3.3.1 Perbersihan Waring/Jaring
A Waring/jaring yang kotor dijemur agar kotoran mudah untuk dibersihkan
B Penjemuran bisa dilakukan diareal sekitar tambak selama 1 – 2 hari
(sampai kotoran kering)
C Membersihkan jaring mengunakan pompa semprot jaring diluar areal
tambak
D Jaring bersih yang telah kering ditempatkan dan ditata dengan baik agar
terjaga kebersihannya
3.3.2 Pemasangan Waring/Jaring
A Menyiapkan waring (penggelondongan) ukuran 1 x 1 x 1,5 m3 atau
1,5 x 1 x 1,5 m3, Menyiapkan jaring (pembesaran) ukuran 3 x 3 x 1,5 m3
dengan mata jaring 0,75 – 1,5 inchi
B Memasang Jaring/waring dengan cara mengikatkan tali jaring yang
terdapat di bagian sudut atas pada kayu pancang
C Jarak antar jaring/waring 50-100 cm
D Memeriksa kembali setiap bidang jaring yang telah terpasang untuk
menghindari terpasangnya jaring rusak atau robek
E Apabila ditemukan jaring robek, maka segera lakukan perbaikan dengan
cara mengikat bagian yang robek dengan benang yang sama atau
lakukan pergantian dengan jaring lain
F Menggantungkan pemberat dengan tali pada tiap-tiap sudut bagian bawah
jaring Pemberat dapat digunakan bahan berupa beton atau batu yang
dibungkus jaring dengan berat 1 - 2 kg
3.4 Penebaran Benih : Dalam Waring/Jaring
A Melakukan penebaran benih pada pagi jam sebelum 8.00 WIB atau sore hari
setelah jam 16.00
B Melakukan aklimatisasi dengan cara mengapungkan kantong plastik yang berisi
benih dalam jaring selama kurang lebih 10 - 15 menit agar temperatur air di
kantong sama dengan temperatur di tambak
C Buka pengikat kantong plastik dan masukkan air tambak sedikit demi sedikit
hingga air di kantong bercampur dengan air tambak
D Miringkan kantong, dan keluarkan benih secara perlahan atau benih keluar
dengan sendirinya
E Atur kepadatan sebagai berikut;

Fase Pemeliharaan Ukuran Tebar Ukuran Tebar Padat Tebar


( g) ( cm ) ( ekor/m3)
Penggelondongan 40 – 50 12 - 15 25 - 40
50 - 100 15 – 17 20 - 25

F Setelah benih ditebar sebaiknya waring diberi penutup/cover dari jaring


3.4.1 Penebaran Benih : Langsung di tambak
A Melakukan penebaran benih pada pagi sebelum 8.00 WIB atau sore hari setelah
jam 16.00
B Melakukan aklimatisasi dengan cara mengapungkan kantong plastik yang berisi
benih dalam jaring selama kurang lebih 10 - 15 menit agar temperatur air di
kantong sama dengan temperatur di tambak
C Membuka pengikat kantong plastik dan masukkan air tambak sedikit demi sedikit
hingga air di kantong bercampur dengan air tambak
D Memiringkan kantong, dan keluarkan benih secara perlahan atau benih keluar
dengan sendirinya
kepadatan sebagai berikut;
Fase Pemeliharaan Ukuran Tebar Ukuran Tebar Padat Tebar
( g) ( cm ) ( ekor/m3)
Pembesaran >100 17 up 10 - 15
3.5 Pengelolaan Pakan
3.5.1 Persiapan Pakan
A Pakan yang terdaftar di KKP
B Menyiapkan pakan sesuai dengan kebutuhan (at satiation/sampai
kenyang)
C Jumlah pakan harian berdasarkan dosis presentase berat badan rata-rata
ikan dikalikan jumlah total ikan
D Meletakan pakan dalam wadah tertutup
E Menutup kembali kemasan sisa pakan yang terbuka
F Mencatat pakan yang diberikan
3.5.2 Dosis Pemberian Pakan
Dosis pemberian pakan diatur dengan perhitungan;
Dosis
Ukuran Ukuran butiran Frekuensi
No (% berat biomass /
ikan (gr) (mm) (kali)
hari)
1 10 2 3-4 7
2 50 4 2-3 6
3 100 5 2 4
4 200 6 2 3
5 300 7-10 2 3
3.5.3 Penambahan Suplemen
A Menggunakan vitamin C/multivitamin yang telah terdaftar di KKP
B Menimbang atau ukur kebutuhan vitamin C/multivitamin sesuai kebutuhan
C Mencampurkan vitamin C/multivitamin dengan perekat berupa minyak
cumi (10-15 ml per kg pakan) atau putih telur (2 butir per kg pakan)
kemudian diaduk merata
D Biarkan pencampuran vitamin/multivitamin dengan pakan selama 20 menit
agar dapat meresap
E Melakukan pemberian vitamin/multivitamin minimal 2 kali seminggu
3.6 Pengelolaan Waring/Jaring
A Melakukan penggantian waring atau jaring dilakukan 2 minggu sekali atau apabila
sudah terlihat kotor dan dipenuhi banyak organisme penempel
B Melepaskan pemberat pada jaring yang akan diganti, dengan cara mengangkat
sudut jaring sampai pemberat muncul lalu lepaskan tali pengikat pemberat
C Memasang jaring baru ditempat yang kosong dengan mengikatkan tali jaring pada
kayu pancang
D Menghitung ikan dan pindahkan ke jaring baru yang telah dipasang dengan
mengunakan skop-net yang sesuai pada saat ini bisa dilakukan perendaman air
tawar
E Mengangkat jaring ke darat atau ke tempat khusus untuk penjemuran selama 2-3
hari
F Melakukan pencucian jaring dengan semprot jaring/sikat
G Melakukan penyimpanan jaring yang telah dicuci ke dalam gudang penyimpanan
3.7 Pengelolaan Kesehatan Ikan
A Menggunakan benih berkualitas (bersertifikat) dan bebas penyakit
B Menggunakan pakan yang berkualitas, tidak kadaluwarsa, dan terdaftar di KKP
C Merendam ikan dengan air tawar secara rutin (2 minggu sekali atau bersamaan
dengan pergantian jaring) sesuai kondisi ikan selama 1-2 menit untuk ikan
berukuran kecil dan 10-12 menit untuk ikan berukuran >200gram
D Perendaman ikan dilakukan dengan air tawar yang diberi aerasi
E Bila ikan menunjukkan gejala sakit (luka) perendaman air tawar bisa
ditambahkan dengan obat yang dianjurkan dan terdaftar di KKP
F Ambil ikan yang mati dan musnahkan di luar area budidaya
G Memberikan suplemen pada pakan secara rutin (Vitamin C atau multivitamin)
H Berikan vaksin pada ikan yang dipelihara secara rutin
I Melakukan pengelolaan jaring secara kontinyu
J Melakukan monitoring kualitas air secara kontinyu
K Melakukan Pengamatan pertumbuhan (sampling)
L Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan ikan dan pemeriksaaan di
laboratorium kesehatan ikan
3.8 Penanganan Ikan Sakit
A Memisahkan ikan yang terserang penyakit agar tidak menulari ikan yang lain
B Pengobatan ikan dilakukan atas rekomondasi laboratorium kesehatan ikan
C Mengunakan obat yang terdaftar di KKP
3.9 Sampling
A Mengambil sampel ikan maksimal 10% dari setiap jaring untuk dilakukan
pengukuran berat dan panjang ikan
B Untuk mencegah ikan berontak sebaiknya dilakukan pembiusan
C Menghitung rata-rata berat dan panjang ikan per ekor dengan membagi antara
berat total ikan sampel dengan jumlah ikan sampel, yang dinyatakan dalam
gram/ekor
D Menghitung populasi ikan dari setiap jaring
4.0 Grading
A Grading dilakukan bila dirasakan ukuran ikan mulai bervariasi
B Grading atau pemilahan berdasarkan keseragaman ukuran ikan
C Grading dapat dilakukan bersamaan dengan sampling pertumbuhan
4.1 Monitoring Kualitas Air Media
A Pengamatan kualitas air harian dilakukan pagi atau sore hari untuk parameter
temperatur, salinitas, pH, kecerahan dan warna air.
B Tabel 3. Parameter optimal kualitas air pada pembesaran ikan kakap putih
selama masa pemeliharaan

No Parameter Air Unit/Satuan Kisaran Optimal


1 Salinitas ppt 5 – 35
2 Temperatur 0
C 27,5 – 31,5
3 pH - 7,5 – 8,5
4 Kecerahan Cm 20 – 30
5 Warna air - Hijau atau hijau kecoklatan

C Setiap langkah dan hasil kegiatan dalam tahapan monitoring kualitas air pada
media pemeliharaan ikan kakap putih dicatat/direkam sehingga terdapat
dokumentasi yang lengkap dan dapat ditelusuri.
4.2 Perlakuan Kualitas Air Media
A Melakukan perbaikan air media pemeliharaan apabila terjadi kondisi parameter
sudah tidak optimal
B Tabel 4. Perlakuan untuk perbaikan beberapa parameter kualitas air media pada
pemeliharaan ikan Kakap Putih
No Parameter Metoda Perbaikan
1 Temperatur Pengaturan ketinggian air, menumbuhkan
plankton.
2 Salinitas :
- Lebih tinggi Menambahkan air tawar
- Lebih rendah Menambahkan air masuk dari air sumber (laut).
3 pH :
- Lebih tinggi Menambahkan molase/tetes tebu
- Lebih rendah Aplikasi kapur (CaCO3) dan atau dolomit.
4 Kecerahan air :
- Lebih tinggi Penumbuhan plankton dengan pemupukan
susulan.
- Lebih rendah Pengenceran/penambahan air masuk.

C Setiap langkah dan hasil kegiatan dalam tahapan ini dicatat/direkam sehingga
terdapat dokumentasi yang lengkap dan dapat ditelusuri.
4.3 Panen
4.3.1 Waktu Panen
A Melakukan panen berdasarkan ukuran sesuai permintaan pasar dan lama
pemeliharaan
B Melaksanakan panen pada pagi atau sore hari, agar dapat mengurangi
stress ikan selama proses panen berlangsung
4.3.2 Persiapan Panen
A Melakukan sampling sebelum dilakukan pemanenan untuk mengetahui
kondisi ikan dan estimasi hasil panen
B Memuasakan ikan dengan cara tidak diberi pakan minimal 1 – 2 hari
sebelum dilakukan pemanenan agar pada saat penimbangan dan
pengangkutan ikan tidak muntah yang akan menyebabkan kematian
C Bila ikan ditebar langsung di tambak, tambak dikeringkan hingga tersisa
air didalam caren
4.3.3 Panen Parsial/Sebagian
A Melakukan panen dengan mengambil sebagian ikan yang telah masuk
ukuran permintaan pasar, dan pisahkan sisanya untuk dipelihara lagi
B Melepas tali pemberat jaring untuk memudahkan pengangkatan hingga
kedalaman air dalam jaring sekitar 40 cm
C Mengambil dan seleksi mengunakan skoop-net dan dimasukan ke dalam
jaring dengan hati-hati
D Menimbang ikan yang sudah masuk ukuran permintaan, penimbangan
dilakukan setiap 10-20 ekor setiap kali penimbangan, ikan yang belum
masuk ukuran panen dipelihara lagi dengan menjaga kondisi ikan tetap
sehat dan tidak stres
E Mencatat/rekam panen dan pembeli
4.3.4 Panen Total
A Melakukan panen total jika ikan telah mencapai ukuran permintaan pasar
B Melepaskan pemberat jaring untuk memudahkan pengangkatan hingga
kedalaman air dalam jaring sekitar 40 cm
C Mengambil ikan dengan skop-net secara hati-hati lalu masukan ke dalam
jaring/skop-net untuk dilakukan penimbangan
D Menggiring ikan dalam caren menuju ke pintu pembuangan, setelah ikan
terkumpul ikan dapat diserok (tebar langsung di tambak)
E Menimbang ikan sebanyak 10-20 ekor setiap kali penimbangan
F Mencatat/rekam hasil panen dan pembeli
4.4 Penanganan Hasil Panen
4.4.1 Pengemasan/ Packing Terbuka (ikan konsumsi/hidup)
A Mempersiapkan palka kapal/wadah pengangkutan dengan air laut yang
cukup dan dilengkapi dengan aerasi
B Hasil panen ditimbang dan dimasukan ke dalam wadah pengangkutan
C Kepadatan dalam 1000 liter air sebaiknya tidak lebih dari 600 ekor.
D Hasil panen siap dikirim/diangkut
4.4.2 Pengemasan/ Packing Tertutup (benih )
A Menyiapkan air media air dalam wadah/ember dengan menurunkan suhu
air mencapai 200C dengan penambahan es
B Hasil panen ditimbang dan dimasukan dalam wadah/ember
C Untuk pengemasan ikan mati fresh, ikan panen ditunggu sampai ikan
mati kemudian dimasukan dan disusun dalam wadah/box pengangkutan
(styrofoam box)
D Menambahkan pecahan es (suhu 0-50C) hingga ikan tertutup es dan
diikat dengan lakban agar tdak terkontaminasi suhu luar. Ikan siap
dikirim/diangkut
E Untuk pengemasan ikan hidup, ikan hasil panen setelah dimasukan
dalam wadah/box ditunggu sampai tenang
F Memasukan air media pengangkutan yang suhunya sama dalam kantong
plastik dan ikan panen dimasukan
G Menambahkan oksigen murni dengan perbandingan 1 : 3 lalu diikat
kencang dengan karet
H Kantong plastik dimasukan ke dalam sterefom/box, setelah itu masukan
es kantong plastik kecil dan kemudian direkatkan tutupnya dengan
lakban. Ikan siap dikirim

Anda mungkin juga menyukai