PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang teknik pemeliharaan larva
udang windu.
Melatih kerjasama antar mahasiswa
Tabel . Fase daur hidup udang windu (Motoh, 1981 dalam Tricahyono ,1995)
Nauplius V Nauplius VI
Zoea II
Zoea I Zoea III
3. Fase Mysis
Setelah fase zoea berakhir, fase berikutnya adalah fase mysis yaitu fase yang
menyerupai udang muda. Pada fase ini larva bersifat planktonis dan yang paling
menonjol adalah gerakannya mundur dengan cara membengkokkan badannya.
Makanan yang paling disukai adalah dari golongan zooplankton, seperti copepoda
atau rotifer. Pada fase ini larva mengalami tiga kali perubahan bentuk selama 2-3
hari, yang dapat dilihat dengan tanda-tanda sebagai berikut :
Mysis I Mysis II
Mysis III
kerikil
Pasir
Ijuk
Pasir
kerikil
Adaptasi
Untuk menghindari kermatian nauplius pada saat penebaran, maka perlu
dilakukan adaptasi terhadap lingkungan yang baru. Sebab, kondisi air pada saat
mengambil nauplius dengan air di dalam bak yang baru, tidak mungkin persis sama.
Baik suhu, kadar garam, pH maupun kualitas air lainnya. Nauplius adalah fase awal
dari kehidupan larva yang paling krisis terhadap perubahan lingkungan, maka
penebarannya harus dilakukan secara bertahap hingga suhu air dan kadar garam sama
atau mendekati sama dengan kualitas air yang baru. Dari sekian banyak faktor
kualitas air yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kehidupan nauplius saat
adaptasi adalah faktor suhu dan kadar garam. Suhu mempunyai pengaruh langsung
pada fisiologi hewan, dalam hal nauplius terutama metabolisme. Sedangkan kadar
garam mempunyai pengaruh langsung terghadap pengaturan cairan tubuh. Sehingga
apabila kedua faktor ini berbeda sangat jauh, maka bisa mengakibatkan nauplius yang
2. Makanan Buatan
Salah satu usaha untuk memacu peningkatan produksi benih udang windu yaitu
memberikan makanan buatan. Makanan buatan untuk memenuhi kebutuhan makanan
yang sangat penting untuk memelihara kesehatan larva dan pertumbuhan sehingga
dapat meningkatkan jumlah larva yang hidup. Makanan buatan diharapkan dapat
menggantikan jenis makanan lainnya. Makanan buatan yang diberikan dimaksudkan
untuk stadia larva dan post larva.
Gizi yang diperlukan oleh udang pada umumnya terdiri dari :
1. Karbohidrat
Merupakan sumber energi yang mempunyai sifat mudah larut dan mudah dicerna,
penggunaannya tergantung pada jenis karbohidrat dan jenis udang.
2. Protein
Merupakan zat yang sangat penting karena dijumpai dalam hampir semua sel hewan.
Berfungsi sebagai zat pembangun tubuh. Protein terdiri dalam 10 asam amino
esensial yang mutlak diperlukan oleh tubuh serta tidak dapat disintesa oleh tubuh
udang pada stadia larva. Dengan demikian kebutuhan akan protein pada pada stadia
larva lebih berdaya guna dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan kebutuhan udang
yang berukuran lebih besar.
ngan
Penya Kit
Penyakit yang biasa menyerang larva udang windu dapat dibedakan menjadi
dua yaitu: (1) penyakit non infeksi dan (2) penyakit infeksi.
Penyakit Non Infeksi
Penyakit non infeksi bisa timbul karena adanya beberapa sebab yang dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Kerusakan fisik, yang diakibatkan oleh perawatan yang kurang baik
seperti sering memindahkan larva dari bak yang satu ke bak yang lain.
2. Kualitas makanan yang kurang memenuhi syarat sep[erti kekurangan
vitamin dan komposisi gizi yang jelek.
3. Kualitas air yang tidak memenuhi syarat bagi kehidupan larva.
Penyakit Infeksi
Penyakit ini timbul karena adanya organisme penyakit yang menyerang larva.
Dari pengamatan di lapangan, sering dijumpai beberapa jenis organisme yang biasa
menyerang larva, baik di pembenihan skala besar maupun skala rumah tangga, yaitu :
1) Laginidium
Organisme ini tergolong jamur yang dapat hidup di air tawar dan air asin.
Organisme ini sering menyerang larva pada stadia nauplius IV sampai dengan Zoea I.
Ciri-ciri larva yang terserang Lagenium adalah :