Anda di halaman 1dari 31

PEMBESARAN IKAN NILA SALIN

Luqman Saleh, S.Pi.,M.Si

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN


2023
Mahasiswa mampu melakukan pembesaran ikan nila

BAHAN KAJIAN (POKOK BAHASAN)

Ikan Nila SALIN


Mahasiswa mampu :
1. Persiapan wadah dan media

2. Penebaran (memilih benih dan aklimatisasi)

3. Pemeliharaan (manajemen pakan, air, kesehatan ikan dan


sampling )

4. Panen
1. 2 x 110 menit ( 50 menit tatap muka
dan 60 menit tugas terstruktur
2. 6 x 170 menit (melakukan praktik dan
menyusun laporan praktik)
 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tahun 2008
mengembangkan ikan nila yang tahan dengan salinitas tinggi.
Hasilnya adalah ikan nila SALINA yang dapat bertahan dan
tumbuh pada air dengan salinitas 20 ppt.
 Ikan Nila Salin juga memiliki angka pertumbuhan yang lebih
cepat dibandingkan varietas ikan nila lainnya. Ikan nila biasa
membutuhkan waktu 4-5 bulan untuk mencapai ukuran
panen, sedangkan Ikan Nila Salin dapat dipanen dalam waktu
3 bulan
 Tekstur daging Ikan Nila Salin sangat disukai konsumen dunia,
sehingga FAO menyebutnya sebagai “Chicken of the Water”
karena warna dagingnya yang putih.
 Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia sebagai produsen ikan
Nila terbesar kedua dunia, mengekspor tilapia sebanyak 12,29
ribu ton dengan nilai US$ 78,44 juta pada tahun 2020.
• IKAN INI PALING BANYAK DIPRODUKSI SECARA NASIONAL
YAITU 29 %, LELE 20%, BANDENG 18%, MAS 13 % DAN PATIN
13%.
• DIEKSPOR DALAM BENTUK UTUH BEKU, FILLET SEGAR, DAN
FILLET BEKU
• KULIT DI EKSPOR KE PRANCIS DAN ITALIA (560 TON SEBAGAI
BAHAN GELATIN BERMUTU TINGGI); SISIK DI EKSPOR KE
KORSEL (30 TON UNTUK BAHAN KOSMETIK)
• AMERIKA SERIKAT (AS) RATA-RATA IMPOR 124.000 TON
(INDONESIA HANYA MEMASOK 8.000 TON/TAHUN)
• DI LUAR AS NEGERA YANG BUTUH NILA SEPERTI JEPANG,
SINGAPURA, HONGKONG DAN EROPA.
KOMODITAS UTAMA INDUSTRIALISASI

Tuna
Tongkol
Cakalang
Udang
Bandeng
Nila
Lele
Patin
Rumput Laut

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia


Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10041 | www.kkp.go.id
 DIEKSPOR DALAM BENTUK UTUH BEKU, FILLET SEGAR, DAN
FILLET BEKU

 SELAIN DAGING, KULIT DI EKSPOR KE PRANCIS DAN ITALIA


(560 TON SEBAGAI BAHAN GELATIN BERMUTU TINGGI); SISIK
DI EKSPOR KE KORSEL (30 TON UNTUK BAHAN KOSMETIK)

 AMERIKA SERIKAT (AS) RATA-RATA IMPOR 124.000 TON


( INDONESIA HANYA MEMASOK 8.000 TON/TAHUN)

 DI LUAR AS NEGERA YANG BUTUH NILA SEPERTI JEPANG,


SINGAPURA, HONGKONG DAN EROPA.
A. PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA
 Pengeringan dasar kolam
Kolam dikeringkan dengan cara dijemur. Penjemuran biasanya
berlangsung selama 3-7 hari, tergantung kondisi cuaca.
Sebagai indikator, penjemuran sudah cukup bila permukaan
tanah terlihat retak-retak, namun tidak sampai membatu. Bila
diinjak masih meninggalkan jejak kaki sedalam 1-2 cm.macak-
macak
 Pembalikan Tanah
Tanah dicangkul atau menggunak traktor sedalam kurang lebih
10 cm. Sampah, kerikil dan kotoran lainnya dibersihkan dari
dasar kolam. Lumpur hitam yang berbau busuk, biasanya
berasal dari sisa pakan yang tidak habis juga dibersihkan
 Pengapuran Tanah Dasar
Pengapuran dengan dolomit atau kapur pertanian. Dosis
pengapuran disesuaikan dengan keasaman tanah. Untuk pH
tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, untuk pH tanah 5-6 sebanyak
500-1500 kg/ha, untuk pH tanah 4-5 sebanyak 1-3 ton/ha.
Kapur diaduk secara merata. Usahakan agar kapur bisa masuk
ke dalam permukaan tanah sedalam 10 cm. Kemudian
diamkan selama 2-3 hari.
 Pemupukan
Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar. Jenisnya bisa
pupuk kompos atau pupuk kandang. Pemberian pupuk organik
berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah.
Dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebar merata di
dasar kolam. Biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu, bila
dipandang perlu bisa ditambahkan pupuk kimia berupa urea
50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha, diamkan 1-2 hari. Tujuan
pemupukan untuk memberikan nutrisi bagi hewan dan
tumbuhan renik yang ada di lingkungan kolam. Sehingga
hewan atau tumbuhan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai
pakan alami ikan.
 Pengisian Air
Kolam digenangi dengan air. Pengairan dilakukan
secara bertahap. Pertama, alirkan air ke dalam
kolam sedalam 10-20 cm. Diamkan selama 3-5 hari.
Biarkan sinar matahari menembus dasar kolam
dengan sempurna, untuk memberikan kesempatan
pada ganggag atau organisme air lainnya tumbuh.
Setelah itu isi kolam hingga ketinggian air mencapai
60-75 cm.

 Siap untuk ditebar 


PENEBARAN BENIH

PA R A M E T E R P E N E BA R A N B E N I H
1. MEMELIHIN BENIH
2 . A K I L M AT I S A S I
3 . M E N E BA R B E N I H
 Bibit dengan warna yang jelas dengan ukuran
kurang lebih 12 cm;
 Bibit yang lincah dan fisiknya nya tidak ada
yang cacat; dan
 Pastikan bibit memiliki warna yang sama dan
setiap bibit memiliki berat kurang lebih 30
gram.
 Benih ikan berjenis kelamin jantan. Karena
pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih
cepat dari pada ikan nila betina.
 Gunanya agar benih ikan terbiasa dengan kondisi
kolam, sehingga resiko kematian benih bisa ditekan.
 Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan nila
ke dalam air kolam. Biarkan selama beberapa jam.
Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut.
Biarkan ikan keluar dan lepas dengan sendirinya
 Aklimatisasi terhaadap suhu air, salinitas dan pH air.
 Padat tebar kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak
15-30 ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran benih sebesar 10-
20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300
gram/ekor
 Untuk target panen ukuran 500 gram/ekor (+ 6 bulan
pemeliharaan), padat penebaran sebanyak 4 ekor/m2.
Parameter yang diamati pada pemeliharaan ikan nila :
1. Manajemen pemberian pakan
2. Pertumbuhan ikan nila selama proses pemeliharaan
3. Tingkat kelangsungan hidup Survival Rate (SR) dan Feed
Convertion Ratio (FCR)
4. Kualitas Air
5. Pengelolaan kesehatan ikan
 Jumlah pakan/dosis per hari
 Dosis 3-5 % dari biomass
 5kg x 5% = 0,25 kg =250 gr/hari
 Waktu pemberian pagi, siang sore ex. Pukul 07
 Ukuran/jenis pakan  crumble, pellet
 Biomassa kg
 Umur 1 bulan  bertambah
 Sampling 10%  ditimbang (kg) diukur panjang (cm)
 Perhitungan dosis pakan budidaya ikan nila:
Dalam satu kolam terdapat 1.500 ekor ikan
nila berukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15
gram/ekor.
Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% =
675 gram = 6,75 kg per hari
1. Pengukuran kualitas air  suhu, oksigen, pH air,
kecerahan, salinitas ada hasil pengukuran disesuaikan
dengan SNI atau standar lain
2. Tidak sesuai  pengolahan/pengelolaan air
3. Oksigen tidak sesuai
4. Terjadi guncangan pH (turun naik)
5. Pathogen, inang, lingkungan penyakit
6. Stress  imunitas turun infeksi
1. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai
panen.
2. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
3. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas
4. Pemberian pakan tepat baik kualitas maupun kuantitasnya.
5. Menjaga kualitas air
1. Pertumbuhan mutlak ikan (Kg)

Wm = Wt – Wo
Keterangan:
Wm = Pertumbuahan mutlak
Wt = Biomassa akhir (kg)
Wo = Biomassa awal (kg)
2. Laju pertumbuhan harian

𝐖𝐭 − 𝐖𝐨
LPH = 𝐭
Keterangan:
LPH = Laju pertumbuhan harian ikan (gram/hari)
Wt = Biomassa akhir (kg)
Wo = Biomassa awal (kg)
t = Lama pemeliharaan (hari)
Tingkat kelangsungan hidup ikan (SR)

𝐍𝐭
SR = 𝐍𝐨 x 100%
Keterangan:
SR = Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah ikan akhir (ekor)
No = Jumlah ikan awal (ekor
4. Feed Convertion Ratio (FCR)
𝑭
FCR = (4)
𝑾𝒕−𝑾𝟎
Keterangan:
F = Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan (kg)
Wo = Berat total ikan saat awal penebaran (kg)
Wt = Berat total ikan saat panen (kg)
Fcr = 1.1  1,5kg pakan menghasilkan 1 kg daging ikan
Tabel Manajemen pemberian pakan ikan nila

No Umur Sampling Ke- Jenis Pakan Dosis Pakan Frekuensi Jumlah Pakan
(Hari) (%) Pemberian (gr/hari)
Pakan/Hari
(Kali)
1 1 0 Pelet 5 2 800

2 33 1 Pelet 5 2 7.200

3 69 2 Pelet 3 2 7.290

4 91 3 Pelet 3 2 9.360
TABEL…Pertumbuhan ikan nila selama proses pemeliharaan
No Umur Sampling LPH Wm Frekuensi Panjang Bobot
(Hari) Ke- (gr) (gr) pemberian ikan Rata-
pakan (cm) Rata
(%) (gr)
1 1 0 2 2 5 3-5 2

2 33 1 3,8 20 5 5-8 20

3 69 2 1,4 37,5 3 8-12 37,5

4 91 3 0,7 53,5 3 12-17 53,5


PANEN
• Panen dilakukan pada saat ikan berumur 4 -6 bulan
dengan berat 500 gr/ekor  ekspor
• Cara panen dengan pengeringan dan menggunakan
jala
• Jika ada ikan yang ukurannya tidak sesuai akan
dipelihara kembali
PANEN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai