Anda di halaman 1dari 3

SOP

VERUKA VULGARIS
No.Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
drg.Sri Rejeki ED,M M Kes
UPT PUSKESMAS
Tanda Tangan : NIP.19770720 200312 2
SUMBERSARI
010

1. Definisi Veruka vulgaris merupakan hiperplasia epidermis yang disebabkan oleh


Human Papilloma Virus (HPV) tipe tertentu. Sinonnim penyakit ini
adalah kutil atau common wart. Penularan melalui kontak langsung
dengan agen penyebab. Veruka ini sering dijumpai pada anak-anak dan
remaja.
.

2. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan pengobatan yang tepat
pada pasien veruka vulgaris.
3. Ruang Lingkup Poli umum PUSKESMAS SUMBERSARI
4. Kebijakan Sebagai pedoman bagi petugas dalam menangani dan mengobati pasien
dengan veruka vulgaris.
5. Prosedur a. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
b. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
Pasien dengan veruka vulgaris akan mengeluhkan adanya kutil pada
kulit atau mukosa.
Faktor resiko veruka vulgaris yaitu : terjadi pada anak dan dewasa sehat,
pekerjaan yang berhubungan dengan daging mentah, dan
imunodefisiensi
c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
 Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
 Petugas mengukur suhu tubuh pasien
 Perugas mengukur nadi pasien
 Petugas mengukur frekuensi nafas
 Petugas periksa kulit pasien (status dermatologi)
Tanda patognomonis
Papul berwarna kulit sampai keabuan dengan permukaan
verukosa. Papul ini dapat dijumpai pada kulit, mukosa dan kuku.
Apabila permukaannya rata, disebut dengan veruka Plana.
Dengan goresan dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan
(fenomena Koebner).

d. Petugas menegakan diagnosa berdasarkan hasil Anamnesa dan


Pemeriksaan fisik status dermatologi
e. Petugas menulis resep untuk pengobatan :
Keluhan dapat diatasi dengan pemberian farmakoterapi, berupa:
Pengobatan topikal dilakukan dengan pemberian bahan kaustik,
misalnya dengan larutan AgNO3 25%, asam trikloroasetat 50% atau
asam salisilat 20% - 40%.

Konseling dan Edukasi


1. Pasien harus menjaga kebersihan kulit.
2. Edukasi pasien bahwa penyakit ini seringkali residif walaupun diberi
pengobatan yang adekuat.

Kriteria Rujukan
Rujukan sebaiknya dilakukan apabila:
1. Diagnosis belum dapat ditegakkan.
2. Tindakan memerlukan anestesi/sedasi.
.
Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam, sembuh tanpa komplikasi.

f. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi pada rekam


medis pasien dan mengentri data di komputer.
g. Petugas mengarahkan pasien untuk mengambil obat di apotek.
6. Diagram Alir
Melakukan
Memanggil Melakukan pemeriksaan fisik
anamnesa pada
pasien sesuai
nomor urut pasien

Menulis resep untuk Menginstruksikan menegakan diagnose


pengobatan simptomatis pasien untuk berdasarkan hasil
menghindari factor pemeriksaan
resiko

Pada Px verruka, jika tidak Menulis hasil anamnesa, Mengambil obat di


membaik dalam waktu 1 pemeriksaan dan apotik
minggu, pasien dianjurkan diagnose di rekam medis
periksa kembali

7. Referensi  Buku Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan


kesehatan tingkat pertama. Keputusan menteri kesehatan republik
indonesia, nomor HK.02.02/MENKES/514/2015. 2016
8. DokumenTerkait  Rekam Medis,
 Register Pasien,
 Blanko Resep,
9. Distribusi  Apotik

10. Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai di


berlakukan

Anda mungkin juga menyukai