Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas Kintamani 1 sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Puskesmas
Kintamani 1 dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang
ditetapkan dan memenuhi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat. Pemenuhan kebutuhan
masyarakat dimulai dari proses identifikasi kebutuhan masyarakat, baik terhadap upaya
pelayanan puskesmas berorientasi pasien dan upaya kesehatan masyarakat. Melalui proses
identifikasi kebutuhan masyarakat diharap Puskesmas Kintamani memiliki gambaran
menyeluruh tentang kondisi masyarakat yang menjadi sasaran program pelayanannya dan
mampu memberikan pelayanan yang bermutu dan berkesinambungan.

B. Tujuan
Secara umum tujuan identifikasi kebutuhan masyarakat sasaran program pelayanan
Puskesmas Kintamani 1 adalah tersedianya data dan informasi yang valid sebagai dasar
menejemen Puskesmas Kintamani 1 untuk mengambil keputusan dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program dan peningkatan mutu pelayanan serta respon
terhadap kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.

1
BAB II
TATA LAKSANA KEGIATAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN MASYARAKAT

A. Rencana Kegiatan
Kegiatan Identifikasi disesuaikan dengan kebutuhan periode waktu pertemuan lintas
sector dan lintas program. Dapat dilakukan 3 bulan sekali sesuai dengan laporan kegiatan
semester dengan time line sebagai berikut :
Bulan
Kegiatan Ju
Jan Feb Mar Apr Mei Jul Ags Sep Okt Nov Des
n
Mempersiapkan
kebutuhan dan
instrument
identifikasi
Mengumpulkan data
hasil identifikasi
Analisis data

B. Teknis Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah pelaksanaan identifikasi harapan dan kebutuhan masyarakat
adalah sebagai berikut :
1. Menilai kebutuhan identifikasi
2. Menentukan sasaran untuk survey identifikasi harapan dan kebutuhan masyarakat.
Sasaran kegiatan identifikasi kebutuhan masyarakat adalah wakil masyarakat yang dalam
hal ini adalah aparat pemerintah desa, kader posyandu, dan … (lihat panduan minilok)
3. Melakukan pengumpulan data awal dengan pengisian angket kuesioner oleh masing-
masing sasaran.
4. Melakukan penilaian data awal hasil survey identifikasi harapan dan kebutuhan
masyarakat dengan tujuan menyusun bahan pembahasan secara lebih mendalam dalam
sesi diskusi kelompok.
5. Melakukan diskusi mendalam tentang harapan masyarakat oleh masing-masing
penanggung jawab UKP dan UKM dengan pendamping dari Tim Mutu Puskesmas.
6. Melakukan koreksi apabila unsur datanya tidak sama, alasan-alasannya (misalnya,
definisi data yang tidak jelas) harus dicatat dan tindakan korektif harus
didokumentasikan.
7. Mengidentifikasi tindakan korektif, dengan mereview kembali teknis pengukuran yang
telah dilaksanakan.

2
C. Input, Interpretasi Data dan Pelaporan
Data hasil validasi internal akan diinput dan dinterpretasikan dengan teknis deskripsi
berdasarkan acuan statistik dasar standar validasi internal oleh Staf Validasi Data Mutu
UPM. Hasil validasi data akan dibuat laporan secara resmi kepada unit area yang dipantau,
Ka. UPM, Ka. Bid Pelayanan medis, Ka. Bid Keperawatan dan Direksi.

D. Validator
Tim validator diharapkan dengan kondisi sebagai berikut :
1. Merupakan staf Unit Penjaminan Mutu
2. Mendapatkan pelatihan pengumpulan data secara formal atau non formal
3. Memiliki kemampuan menganalisis dan menginterpretasikan data

E. Unit Pemantauan
Merupakan seluruh unit di Puskesmas Rawat Inap Banjarsari yang berjumlah 10 Desa
sesuai dengan area pemantauan indikator mutu yang akan divalidasi.

F. Kebutuhan
Adapun kebutuhan setiap validator adalah sebagai berikut : papan kerja, format
pemantauan rangkap 3 lembar (terlampir), alat tulis, alat dokumentasi foto.

3
BAB III
DOKUMENTASI HASIL VALIDASI DATA

A. Indikator yang Dilakukan Validasi


Validasi data hanya dapat dilakukan pada data indikator mutu Puskesmas Rawat Inap
Banjarsari dan untuk data mutu yang telah masuk JCI Library of Measurement tidak
dilakukan validasi data. Penggunaan 100% sampel hanya diperlukan apabila jumlah rekor,
kasus, atau data lainnya sangat kecil, dimungkinkan untuk memakai 10% jika sampel besar.
Hitungan keakuratan dilakukan dengan membandingkan hasil data orang pertama dengan
orang kedua. Hasil data orang kedua harus ≥ 90% dari hasil data orang petama untuk
dikatakan sebagai data valid.
Berikut ini adalah indikator yang dilakukan validasi sebagai berikut :

No Standar PMKP Indikator

Kelengkapan Asesmen Awal Keperawatan


1 PMKP 3.1. IAK 1 : Assesmen Pasien
dalam 24 jam

2 PMKP 3.1. IAK 2 : Layanan Laboratorium Waktu tunggu hasil pelayanan Laboratorium

PMKP 3.1. IAK 3 : Pelayanan Radiologi dan


3 Waktu tunggu hasil pelayanan thoraks foto
pencitraan diagnostik

4 PMKP 3.1. IAK 4 : Prosedur Bedah Infeksi Luka Operasi

PMKP 3.1. IAK 6 : Kejadian salah obat dan Kesalahan Penulisan Resep ( Prescription
5
Kejadian Nyaris Cedera Errors )
Pengkajian pre anestesi dilaksanakan untuk
PMKP 3.1. IAK 7 : Penggunaan anestesi dan
6 pasien pra – operasi elektif dengan anestesi
sedasi
umum
PMKP 3.1. IAK 8 : Penggunaan darah dan Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan
7
produk darah transfusi
Ketidak Lengkapan pengisian rekam medis 24
PMKP 3.1. IAK 9 : Ketersediaan, isi dan
8 jam sejak setelah pasien selesai pelayanan
penggunaan rekam medis
rawat inap
Jumlah Rekap Informed Concent yang
kembali ke Bidang Diklat Puskesmas
9 PMKP 3.1. IAK 11 : Penelitian klinis
Kintamani 1, untuk seluruh subyek penelitian
klinis
Persentase pelaksanaan prosedur identifikasi
PMKP 3.3. SKP 1 : Mengidentifikasi pasien
10 pada pemberian transfusi darah atau produk
dengan benar
darah
11 PMKP 3.3. SKP 2 : Meningkatkan Verifikasi pelaporan hasil kritis pemeriksaan
komunikasi yang efektif Laboratorium dengan teknis Readback dari
petugas rawat inap kepada DPJP dan ditanda

4
No Standar PMKP Indikator

tangani dalam 24 jam


PMKP 3.3. SKP 3 : Meningkatkan keamanan Persentase pemantauan penggunaan KCl 7,64
12
obat-obatan yang harus diwaspadai % yang diencerkan
PMKP 3.3. SKP 4 : Memastikan lokasi
Kelengkapan pengisian format check list
13 pembedahan yang benar, prosedur yang
keselamatan pasien operasi
benar, pembedahan pada pasien yang benar
Persentase kepatuhan petugas kesehatan
PMKP 3.3. SKP 5 : Mengurangi resiko
14 dalam melakukan kebersihan tangan dengan
infeksi akibat perawatan kesehatan
metode enam langkah dan lima momen
PMKP 3.3. SKP 6 : Mengurangi resiko cedera Insiden pasien jatuh selama perawatan rawat
15
pasien akibat terjatuh inap di rumah sakit

B. Format Dokumentasi
Parameter setiap elemen indikator mutu yang akan dilakukan validasi data
didokumentasikan dalam format pemantauan masing – masing indikator mutu (terlampir).

5
BAB IV
BENCHMARKING DATA PEMANTAUAN INDIKATOR MUTU

A. Definisi
Benchmark dilakukan dengan tujuan membantu rumah sakit dalam memahami
perubahan dan penyebab perubahan yang tidak diinginkan serta membantu memfokuskan
upaya perbaikan. Upaya membandingkan data dilakukan dengan membandingkan data
dengan rumah sakit sejenis, dengan standar-standar, serta dengan praktik-praktik yang
menurut literatur digolongkan sebagai best practice. Rumah sakit Sanglah melakukan
benchmark dengan cara:
1. Membandingkan dengan BRSUD Tabanan
2. Membandingkan dengan RSUD Badung
3. Membandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh WHO dan Departemen Kesehatan
RI

B. Dokumentasi
Adapun format tabel yang digunakan sebagai acuan benchmarking adalah sebagai
berikut :
Data Data
Data
Puskesmas BRSUD
No. Indikator Judul Indikator RSUD Standar
Kintamani 1 Tabana
Badung
Kota Denpasar n
PMKP Klinik 1
PMKP Klinik 2
PMKP Klinik 3
PMKP Klinik 4
PMKP Klinik 5
PMKP Klinik 6
PMKP Klinik 7
PMKP Klinik 8
PMKP Klinik 9
PMKP Klinik 10
PMKP Klinik 11
PMKP Manajemen
1
PMKP Manejemen
2
PMKP Manejemen
3
PMKP Manejemen
4
PMKP Manejemen

6
Data Data
Data
Puskesmas BRSUD
No. Indikator Judul Indikator RSUD Standar
Kintamani 1 Tabana
Badung
Kota Denpasar n
5
PMKP Manejemen
6
PMKP Manejemen
7
PMKP Manejemen
8
PMKP Manejemen
9
SKP 1
SKP 2
SKP 3
SKP 4
SKP 5
SKP 6

Anda mungkin juga menyukai